Drs. Rudi Susilana, M.Si. -

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 6 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

JENIS-JENIS PENELITIAN

ILMU DAN PENELITIAN Sub Pembahasan : 1) Ilmu dan Penalaran 2) Penelitian ilmiah 3) Proposisi dan Teori Dalam Penelitian 4) Metode Penelitian

Dengan menyebut asma Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahiem.

Metode ilmiah dan Teori ilmiah

Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015

MAKALAH FILSAFAT ILMU. Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif. Patricia M D Mantiri Pend. Teknik Informatika. Tema: Disusun oleh:

METODE, PROSES, SIKAP DAN IMPLIKASI ILMIAH. Topik ke-3

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

ANDRI HELMI M, SE., MM.

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

janganlah kamu mengikuti sesuatu tanpa ilmu, sebab pendengaran, penglihatan dan hati /akal akan dimintai pertanggung jawabannya (Q.

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Konsep, Jenis dan Tahapan Penelitian

9/14/2011. Dosen : Prof. Dr. Abdul Hakim, Drs. MSi FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Karakteristik Berpikir Filsafat

Pertemuan Keempat Landasan Teori dan Rumusan Hipotesis. Metode Riset Dr. Muhamad Yunanto, MM. Fak. Ekonomi Universitas Gunadarma

VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Desain Penelitian

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

PENGUMPULAN DATA AWAL wawancara dan survei literatur

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Dr. BUDIYONO SAPUTRO, M.Pd

Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah. Sulistyani, M.Si.

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

BAHAN AJAR : Metode Penelitian Sosial Ekonomi

BAB II METODE ILMIAH

ILMU ALAMIAH DASAR. Pendekatan Ilmiah Dini Rohmawati

METODE ILMIAH. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Metodologi Penelitian Pertemuan 1 Disampaikan oleh: Budi Setiawan

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

RESUME KAJIAN TEORI DALAM PENELITIAN

KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PROF. DR. NURFINA AZNAM NUGROHO, SU., APT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN. Oleh: Tina Rahmawati, M.Pd

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN

Buka Untuk melihat materi yang menyangkut matematika dan fisika

Ilmu pengetahuan. himpunan pengetahuan yang diperoleh secara terorganisisr melalui prosedur dan metode tertentu yang kemudian disistema-tisasi

Telaah Pustaka dan Hipotesis DOSEN : DIANA MA RIFAH

MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR

Proses berfikir ilmiah

IN062 -MetodePenelitianInformatika. 2. Proposal Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di perguruan tinggi membutuhkan

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

RAGAM / JENIS PENELITIAN

PERENCANAAN PENELITIAN (Rancangan Penelitian)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

Kerangka Pemikiran. Kerangka pemikiran merupakan dukungan dasar teoritis terhadap pendekatan pemecahan masalah yang akan diteliti,

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

Penelitian di Bidang Manajemen

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

KAJIAN TEORI DALAM PENELITIAN

PENELITIAN KUANTITATIF Langkah demi langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

BAB 6 ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH & PENELITIAN. Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017

TEORI Himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara va

MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY Prof. Dr. Sucherly, SE., MS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

MATERI 1 PENDAHULUAN (PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI-TA) 2/28/2013. Bandi,

SOSIALISASI PEDOMAN PENULISAN USULAN PENELITIAN DAN TESIS

INDUKSI MATEMATIKA A. Penalaran Induktif dan Deduktif Penalaran dalam matematika ada dua jenis, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. 1.

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

Pendahuluan Syarat agar dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik : 1. Paham konsep dasar ilmu pengetahuan (IP) 2. Menguasai metodologi penelitian

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

METODE RISET (Research Method)

RESUME METODOLOGI PENELITIAN BAB 1 (KONSEP DASAR RISET) BUKU KARANGAN JOGIYANTO

Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. METODOLOGI RISET KONSEP DASAR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain masalah yang timbul dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

PENELITIAN KUANTITATIF MAGISTER PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA JUNI-2012

PENGERTIAN DAN WAWASAN DASAR TEORI PERENCANAAN

KONSEP PENELITIAN ILMIAH. Imam Gunawan

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS DALAM METODE PENELITIAN *)

SIL/PKP241/01 Revisi : 00 Hal. 1 dari 5 Gasal Judul praktek: - Jam: SILABUS. Menjelaskan epistemologi sebagai bagian dari cabangcabang

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Metodologi Penelitian. Pristiana Widyastuti, S.AB.,M.AB.,MBA

RISET AKUNTANSI. Materi 2 RISET ilmiah

BAHAN AJAR MATA KULIAH METODE PENELITIAN PENDIDIKAN*)

BAB III METODE PENELITIAN

POLA BERFIKIR DALAM METODE ILMIAH SECARA SISTEMATIS DAN PRAGMATIS

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori

Modul 2 Permasalahan dan Proposisi Penelitian

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

Transkripsi:

Keterkaitan antara Masalah, Teori dan Hipotesis Kegiatan penelitian dimulai dari adanya masalah, dan penelitian itu sendiri merupakan salah satu upaya menemukan jawaban atau pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam pengertian umum, masalah adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Pertanyaan itu bisa muncul karena: 1) keingintahuan terhadap sesuatu, 2) adanya kesenjangan antara kenyataan dan apa yang seharusnya, atau 3) adanya hambatan, rintangan, atau kesulitan yang muncul dalam suatu sistem. Keberadaan masalah bisa bersifat sederhana dan bisa kompleks. Upaya penemuan jawabannya pun ada yang hanya memerlukan proses berpikir sederhana dan ada juga yang memerlukan analisis, baik dengan menggunakan logika semata-mata atau analisis yang ditunjang oleh bukti-bukti empirik yang dikumpulkan melalui penelitian (Ali, 1992). Dalam upaya menemukan jawaban terhadap masalah melalui penelitian diperlukan kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam strategi pelaksanaannya. Kerangka berpikir ini diturunkan dari teori ilmiah utama (grand theory) dari suatu cabang ilmu pengetahuan yang relevan dengan masalah yang diteliti yang digunakan sebagai pijakan dasar. Berpijak diatas teori yang digunakan selanjutnya dirumuskan asumsi-asumsi dan hipotesis-hipotesis. Karena hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang akan diuji dengan data maka hipotesis merupakan pemandu bagi kesimpulan penelitian. Atas dasar ini antara masalah penelitian, teori ilmiah dan hipotesis penelitian terdapat keterkaitan fungsional sebagaimana dibahas pada uraian berikut. Masalah Penelitian Di atas telah dijelskan bahwa secara umum masalah adalah pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Dalam konteks penelitian, masalah adalah pertanyaan mengenai keterkaitan antara dua atau lebih variabel yang dalam upaya menemukan jawabannya dilakukan dengan menemukan bukti-bukti empirik.

Adapun yang dimaksud dengan variabel ialah segala sesuatu yang ada, dan keberadaannya diasumsikan berbeda satu sama lain, baik dalam nilai maupun kuantitinya. Setiap variabel dapat berubah-ubah nilai dan kuantitinya sesuai dengan kondisi lingkungan yang mempengaruhi (MacGuigan, 1983). Perlu dicatat, bahwa dalam melakukan pengujian tentang hubungan kausal metode eksperimental dipandang mampu membuat pengujian dengan data empirik, apakah kedua variabel itu mempunyai hubungan kausal. Meskipun demikian kemungkinan bukan hanya satu variabel yang menjadi penyebab munculnya variabel akibat itu terbuka lebar. Dalam penelitian eksperimental peneliti dapat melakukan kontrol yang ketat dan teliti. Artinya, pelaksanaan penelitian dapat mengontrol pengaruh variabel-variabel lain yang mungkin mencemari kesahihan kesimpulan tentang hubungan kausal. Sebaliknya, metode perbandingan kausal dan eks-pos fakto dipandang lemah dalam mengontrol pengaruh variabel luar yang mungkin dapat mencemari kesahihan kesimpulan hubungan kausal sebagaimana halnya dalam pelaksanaan penelitian eksperimental. Dari contoh-contoh di atas dapat kita lihat bagaimana pertanyaan dalam suatu masalah menuntun pelaksanaan dan hasil penelitian yang diharapkan. Teori Ilmiah Teori merupakan penjelasan umum tentang fenomena alam. Penjelasan itu adakalanya diperoleh semata-mata dengan menggunakan penalaran, dan adakalanya didasarkan atas bukti-bukti empirik. Teori yang dirumuskan sematamata atas dasar penalaran adalah teori filosofis. Teori semacam ini biasanya merupakan pernyataan-pernyataan hipotetis yang berkenaan dengan hubungan antar konsep-konsep. Bila bukti-bukti yang ditemukan mendukung kebenarannya maka teori itu dapat dikonfirmasikan. Sebaliknya, bila bukti-bukti yang ditemukan tidak mendukungnya, maka kebenaran teori itu pun dapat ditolak. Teori ilmiah dibangun atas dasar atas fakta atau bukti-bukti empirik. Penjelasan

yang disajikannya meliputi konsep-konsep, variabel-variabel, pernyataan-- pernyataan, dan paradigma yang disajikan secara sistematis sehingga tampak jelas kesalingterkaitannya. Kejelasan itu dapat memungkinkan teori berfungsi bukan hanya sekedar memberi penjelasan, tetapi juga berfungsi memprediksi. Atas dasar ini, teori ilmiah dapat didefinisikan sebagai suatu penjelasan yang sistematis tentang fakta yang terobservasi dan hukum-hukum yang bertalian dengan segi-segi prilaku tertentu. Dalam kaitannya dengan teori ilmiah, fakta adalah fenomena yang terobservasi, sedangkan hukum adalah generalisasi yang universal tentang himpunan fakta yang sejenis. Hukun seringkali disebut dengan prinsip (principle) atau aturan (rule). Abstraksi dari unsur-unsur yang terkandung dalam serangkaian fakta yang sejenis disebut dengan konsep. Dalam suatu teori terdapat pula pernyataan-pernyataan yang memperjelas maksud teori itu. Penjelasan itu menyangkut berbagai unsur yang terkait. Keterkaitan itu seringkali digambarkan dalam suatu model yang disebut dengan paradigma. Suatu paradigma yang menggambarkan interrelasi antar unsur-unsur yang terkandung di dalamnya disebut dengan paradigma interrelasi. Adapun yang menggambarkan hubungan fungsional antar unsur-unsur disebut dengan paradigma fungsional (Babbie, 1983). Suatu teori dirumuskan dengan dua macam cara, yaitu: 1) deduksi, dan 2) induksi. Teori deduktif dirumuskan dengan melalui proses berpikir deduktif, yakni dengan mengemukakan proposisi yang bersifat umum, kemudian membuat kesimpulankesimpulan yang dipandang sebagai konsekuensi berlakunya kebenaran dalam proposisi umum tadi. Proposisi yang diajukan seringkali didasarkan atas postulate, yakni suatu asumsi dasar yang dipegang kebenarannya dalam melakukan proses penalaran. Teori deduktif pada umumnya bersifat subjektif. Ini berarti rumusan teori yang dikemukakan banyak tergantung pada penilaian perumus teori itu sendiri. Oleh sebab itu, keandalannya seringkali dipertanyakan, bahkan seringkali teori itu tumbang setelah ditemukan bukti-bukti empirik yang tidak mendukung kebenarannya. Adapun teori induktif dirumuskan berdasarkan data hasil observasi.

Teori semacam ini biasanya dicapai melalui penelitian lapangan, sehingga lebih obyektif. Teori induktif tidak tergantung pada perumus teori, melainkan pada data yang ditemukan. Teori-teori ilmiah pada umumnya bersifat induktif. Itu sebabnya teori ilmiah bersifat obyektif dan andal. Hipotesis Penelitian Secara umum hipotesis adalah suatu pernyataan terkaan yang menggambarkan tentang keberadaan fenomena. Dalam sejarah ilmu pengetahuan, upaya para filosof memahami fenomena alam dimulai dari hipotesis. Ini berlaku baik dalam ilmu pengetahuan normatif, seperti ilmu-ilmu yang bertalian dengan matematika, maupun dalam ilmu pengetahuan empirik, yaitu yang bertalian dengan sesuatu yang ada atau diasumsikan ada secara empirik. Karena pernyataan-pernyataan dalam hipotesis itu bersifat terkaan atau conjecture, maka kebenaran yang diasumsikannya bersifat tentatif. Dalam dunia ilmu pengetahuan, kebenaran hipotesis itu selanjutnya diuji dengan data. Bila hasil pengujian menunjukkan bahwa kebenaran yang terkandung dalam hipotesis itu sesuai dengan bukti yang ditemukan apa yang dihipotesiskan menjadi fakta. Fakta yang telah ditemukan itu dapat juga dijadikan asumsi dasar atau postulat yang berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis-hipotesis lain yang menuntuk kepada upaya penemuan lebih lanjut (Herrick, 1961). Dalam konteks penelitian, hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang pemecahan masalah. Masalah penelitian yang baik sepatutnya mencerminkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel. Demikian pula pernyataan dalam suatu hipotesis sepatutnya menyimpulkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel. Dengan demikian, pemecahan masalah melalui pengujian berdasarkan data dapat dilakukan secara tepat. Suatu teori merupakan penjelasan umum tentang fenomena. Penjelasan itu meliputi. berbagai segmen yang terkait. Dalam penjelasan segmen-segmen itu,

adakalanya secara jelas digambarkan hubungan variabelnya, adakalanya tidak. Terhadap segmen-segmen tertentu yang kurang jelas penggambaran hubungan variabelnya, dapat dimunculkan masalah, dan berpijak di atas masalah itu dapat dirumuskan hipotesis. Di samping itu, suatu teori mengimplikasikan adanya konsekuensi-konsekuensi deduktif. Banyak di antara konsekuensi-konsekuensi deduktif itu yang bersifat hipotesis. Untuk menguji kebenaran deduksi hipotesis tadi dapat dilakukan penelitian. Hasil-hasil penelitian ini dapat mendukung atau menolak teori tersebut. Karena suatu hipotesis adalah pernyataan terkaan, dan suatu terkaan seringkali dapat melampaui batas-batas suatu teori yang menjadi dasar pembuatan terkaan itu, maka hipotesis dapat menjadi sarana untuk memperluas jangkauan suatu teori. Berdasarkan uraian di atas, dapat diintisarikan bahwa masalah, teori dan hipotesis mempunyai keterkaitan sebagai berikut : 1. Masalah dapat muncul dari teori, dan dapat pula dari hipotesis-hipotesis. 2. Masalah dapat memunculkan hipotesis, dan pengujian berbagai hipotesis dapat dijadikan dasar untuk merumuskan teori. 3. Masalah dan hipotesis dapat memperluas daya jangkau keberlakuan teori. Antara masalah dan hipotesis juga menentukan temuan penelitian yang dihasilkan (generalisasi hasil penelitian), sedangkan sejumlah generalisasi hasil penelitian bisa dijadikan dasar dalam perumusan teori. Hubungan antara masalah, teori, hipotesis dan generalisasi tercermin dalam bagan yang ditampilkan pada Gambar 3.

Teori Masalah Generalisas Hipotesis Gambar 3: Keterkaitan antara masalah, teori, hipotesis, dan generalisasi Gambar 3 menjelaskan bahwa masalah penelitian bisa dikenali berdasarkan penelaahan terhadap berbagai teori. Teori itu sendiri selain menjadi acuan dalam pengenalan masalah juga menjadi acuan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis yang telah dirumuskan selanjutnya dijadikan dasar dalam perumusan generalisasi dengan memperhatikan rumusan masalahnya. Sejumlah generalisasi hasil penelitian bisa dijadikan dasar dalam perumusan teori ilmiah, dan dari teori yang berhasilkan dirumuskan itu dapat diidentifikasi masalah untuk penelitian yang lain.