LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS) KEMENTERIAN DALAM MEGERI SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2013

dokumen-dokumen yang mirip
birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (AD-PPK) KOTA JAMBI TAHUN 2014

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata. Pendaftaran. Prosedur.

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hari/Tanggal : Senin/24 September 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2007 (31/2007) TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No otonom baru sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dengan memperhatikan aspira

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 737, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Perjalaann Wisata. Pendaftaran.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.742, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Daya Tarik Wisata. Pendaftaran.Prosedur.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NIAS UTARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 30 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NIAS BARAT DI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.741, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Transportasi Wisata. Pendaftaran.

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2014

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-ktp) Secara Massal Tahun 2011; BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 35 TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Disusun

BUPATI MALUKU TENGGARA

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 21 TAHUN 2000 T E N T A N G

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Satu Milyar Untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

Transkripsi:

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS) KEMENTERIAN DALAM MEGERI SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2013 I. Pendahuluan 1. Dalam rangka implementasi kebijakan nasional reformasi birokrasi, telah ditetapkan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam negeri Tahun 2010-2014, yang memuat 10 (sepuluh) program reformasi birokrasi, yakni: a. Program Percepatan (Quick Wins); b. Program Manajemen Perubahan; c. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan; d. Program Penataan dan Penguatan Organisasi; e. Program Penataan Ketatalaksanaan; f. Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur; g. Program penguatan Pengawasan; h. Program Penguatan Akuntabilitas kinerja; i. Program peningkatan Kualitas Pelayanan Publik j. Program Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. 2. Khusus mengenai "Program Percepatan (Quick Wins)", Kementerian Dalam Negeri menetapkan 9 (sembilan) program operasional, yakni: a. Fasilitasi Pelayanan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)/e-Procurement di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; b. Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai Kemendagri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD; c. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Tromol Pos 888; d. Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian; e. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi; f. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi; g. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggung-jawaban dan Pelaksanaan APBD Provinsi; h. Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; dan i. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-ktp). 3. Sembilan Program Percepatan (quick wins) tersebut ditetapkan melalui: a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2011 tentang Percepatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; dan b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional. 4. Substansi utama yang diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut berupa "Standar Operasional Prosedur (SOP)" dalam rangka memperoepat prosedur pelayanan Untuk Sembilan jenis pelayanan publik dalam Prooram Pejceoatan (quick wins) tersebut.

II. Perkembangan Capaian Program Percepatan (Quick Wins) Sampai Tahun 2013. A. Fasilitas Pelayanan Pengadaan Barang/JasaSecara Elektronik (e-procurement) 1. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Fasilitasi Pelayanan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e-procurement), ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 175 menit (2 jam 45 menit), sehingga memberikan kepastian waktu bagi Pihak Ketiga dalam memanfaatkan jasa layanan e-procurement yang diberikan oleh pegawai Kementerian Dalam Negeri. 2. Pelaksanaan Pelayanan Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e- Procurement) mulai Tahun 2010 s/d Tahun 2013 sebagai berikut: a. Tahun 2010: 1) Mengembangkan program e-procurement melalui kerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP); 2) Melaksanakan Bimbingan Teknis bagi pegawai dalam pengelolaan program e- Procurement melalui kerjasama dengan LKPP; b. Tahun 2011: 1) Membentuk unit kerja "Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)" yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 027.05-91 Tahun2011 tentang Pembentukan Layanan Pengadaan secara Elektronik di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; 2) Memulai penerapan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri yakni 24 pengadaan, dengan total anggaran sebesar Rp.5,98 Trilyun (terutama Pengadaan Program Pelayanan e-ktp). c. Tahun 2012: Menerapkan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri, yakni 278 Paket Pengadaan, dengan total anggaran sebesar Rp.649,68 Miliard. d. Tahun 2013: Menerapkan e-procurement dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri, yakni 2798 Paket Pengadaan, dengan total anggaran sebesar Rp.1,196 Triliun. 3. Implikasi dari Penerapan e-procurement: a. Terjadi penurunan secara bertahap jumlah paket pengadaan barang/jasa yang tidak melalui e-procurement (non e-procurement), yakni: 1) Tahun 2011 sebanyak 277 Paket Pengadaan non e-procurement, dengan total angaran sebesar Rp.999,214 Miliard. 2) Tahun 2012 sebanyak 145 Paket Pengadaan non e-procurement, dengan total angaran sebesar Rp. 108,361 Miliard. 3) Tahun 2013 sebanyak 42 Paket Pengadaan non e-procurement, dengan total angaran sebesar Rp.32,449 Miliard. b. Terjadi penghematan anggaran negara (sisa kontrak) dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah melalui e-procurement, yakni: 1) Tahun 2011 terjadi penghematan anggaran negara sebesar Rp.3,157 Miliard. 2) Tahun 2012 terjadi penghematan anggaran negara sebesar Rp.39,624 Miliard. 3) Tahun 2013 terjadi penghematan anggaran negara sebesar Rp.57,093 Miliard. B. Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai Kemendagri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD

1. Berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri, Menteri Dalam negeri telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman perjalanan Dinas ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daeranh, dan Pimpinan serta Anggota DPRD. b. Menerbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri kepada Para Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia nomor 99/4770/SJ tanggal 23 Nopember 2012 perihal Perjalanan Dinas Luar Negeri. c. Melaksanakan sosialisi kebijakan perjalanan dinas luar negeri bagi aparatur Pemerintah Daerah yang menangani adnministrasi perjalanan dinas luar negeri. d. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan Perjalanan Dinas ke Luar Negeri yang dilakukan oleh pejabat/pegawai Pmerintah Daerah, serta pimpinan dan anggota DPRD. 2. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai Kemendagri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 7 hari 14 jam (9 hari), sehingga memberikan kepastian waktu kepada para pejabat/pegawai dalam memanfaatkan Pelayanan Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri yang diberikan oleh pegawai Kementerian dalam Negeri. 3. Pelaksanaan Pelayanan administrasi perjalanan dinas luar negeri pada tahun 2011 s/d Juni 2013 adalaha sebagai berikut: a. Permohonan izin perjalanan dinas luar negeri sejumlah 1.675 surat, dengan peserta sejumlah 2.928 orang; b. Rekomendasi izin perjalanan dinas luar negeri sejumlah 1.395 surat; c. Penolakan izin perjalanan dinas luar negeri sejumlah 280 surat. d. Jenis kegiatan: (1) promosi sebanyak 1.006 orang; (2) Seminar sebanyak 537 orang; (3) kerjasama luar negeri sebanyak 417 orang; (4) Studi banding sebanyak 581 prang; dan (5) Pelatihan di luar negeri sebanyak 387 orang. e. Negara tujuan yang paling banyak dikunjungi berdasarkan 5 besar, yaitu Malaysia, China, Australia, Jepang, dan Korea Selatan; f. Penyampaian laporan perjalanan dinas diterima sejumlah 457 laporan atau 33% dari 1.395 surat izin perjalanan dinas luar negeri; g. Komposisi pejabat yang melakukan perjalanan dinas: (1) Gubernur sebanyak 29 orang; (2) Wakil Gubernur serta Walikota/Wakil Walikota sebanyak 161 orang; (3) Pejabat Kemendagri sebanyak 179 orang; dan (5) Pejabat Pemerintah Daerah sebanyak 2.530 orang. h. Jumlah peserta 5 (lima) besar yang paling banyak melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri: (1) Provinsi Jawa Timur sebanyak 572 orang; (2) Provinsi Bali sebanyak 280 orang; (3) Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 255 orang; (4) Provinsi DKI Jakarta sebanyak 253 orang; dan (5) Provinsi Jawa Barat sebanyak 199 orang. 4. Sejumlah pejabat Pemerintah Daerah memberikan penilaian "baik' terhadap pelayanan administrasi perjalanan dinas luar negeri yang dilaksanakan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri. C. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Tromol Pos 888 1. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat dan tromol Pos 888, ditetapkan lama waktu penanganan pengaduan masyarakat, agar dapat memberikan kepastian kepada masyarakat dalam menerima jawaban dari aparatur Kementerian Dalam negeri atas materi yang diadukan, yakni: a. Penanganan pengaduan masyarakat yang dilimpahkan kepada Gubernur, waktu pelaksanaannya selama 13 hari;

b. Penanganan pengaduan masyarakat yang ditangani sendiri oleh Kementerian Dalam Negeri, waktu pelaksanannya adalah: (1) Kasus Ringan selama 43 hari; (2) Kasus Sedang selama 436 hari; dan (3)) Kasus Berat selama 61 hari. 2. Selama ini, belum pernah ada pengaduan masyarakat secara tertulis kepada Kementerian Dalam Negeri melalui Tromol Pos 888. 3. Pengaduan masyarakat yang disampaikan secara lisan melalui unjuk rasa, antara lain disampaikan oleh unsur Organisasi Kemasyarakatan, senantiasa diterima langsung oleh pejabat Kementerian Dalam Negeri yang berkompeten. Materi pengaduan secara lisan diselesauikan dalam dua pola, yakni: (a) Penjelasan langsung kepada perwakilan peserta unjuk rasa; dan (b) Penjelasan melalui surat kepada pihak yang menyampaikan pengaduan. 4. Semua masalah pengaduan masyarakat dapat direspons secara baik oleh Kementerian Dalam Negeri. D. Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP) 1. Di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP), ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 335 menit (3 jam 35 menit), sehingga memberikan kepastian waktu kepada para peneliti (orang asing dan/atau lembaga asing) dalam menggunakan jasa pelayanan ijin penelitian yang diberikan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri. 2. Tujuan pelaksanaan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian bagi Orang Asing dan Lembaga Asing adalah: (a) Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap orang/lembaga asing yang melakukan penelitian, dengan tetap mempertimbangkan aspek keamanan dan kepentingan nasional; (b) Mengoptimalisasi pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap keberadaan para peneliti asing (orang/lembaga asing) di Indonesia; dan (c) Meningkatkan citra Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan tertib administrasi penelitian bagi orang/lembaga asing. 3. Selama bulan Januari s.d Juli 2013, telah diterbitkan 256 Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP) dengan perincian: (a) Bulan Januari sebanyak 22 SPP; (b) Bulan Februari sebanyak 40 SPP; (c) Bulan Maret sebanyak 31 SPP; (d) Bulan April sebanyak 49 SPP; (e) Bulan Mei sebanyak 44 SPP; (f) Bulan Juni sebanyak 46 SPP; dan (g) Bulan Jul! sebanyak 24 SPP. 4. Dalam pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP), para penerima layanan (orang asing dan lembaga asing) menilai baik atas prosedur pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian (SPP) yang diberikan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri. E. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi 1. Di dalam ketentuan Pasal 185 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, d.etapkan bahwa hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi, disampaikan oleh Menteri Dalam negeri kepada Gubernur paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. 2. Dalam rangka percepatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai Penetapan Keputusan Menteri dalam Negeri tentang Evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 11 hari dan 910 menit (13 hari), sehingga lebih cepat dua hari dari waktu yang drtetapkan di dalam undang-undang. 3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan percepatan pelaksanaan Evaluasi Rancangan Peraturan daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur

tentang Penjabaran APBD Provinsi, dengan kinerja evaluasi terhadap 33 APBD Provinsi sebagai berikut: APBD Provinsi Tahun 2011: a. Waktu penyelesaian rata-rata 13 hari; b. Sebanyak 6 APBD Provinsi yang penetapannya di atas tanggal 30 Desember 2010, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi. c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri : (1) Paling Awal tanggal 22 September 2010 (Papua); dan (2) Paling akhir tanggal 21 April 2011 (Aceh). APBD Provinsi Tahun 2012: a. Waktu penyelesaian rata-rata 11 hari; b. Sebanyak 4 APBD Provinsi yang penetapannya di atas tanggal 30 Desember 2011, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi. c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 28 Oktober 2011 (Jambi); dan (2) Paling akhir tanggal 28 Pebruari 2012 (Papua). APBD Provinsi Tahun 2013: a. Waktu penyelesaian rata-rata 11 hari; b. Sebanyak 6 APBD Provinsi yang penetapannya di atas tanggal 30 Desember 2012, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi. c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 14 November 2012 (Gorontalo); dan (2) Paling akhir tanggal 18 Februari 2013 (DKI Jakarta dan Aceh). 4. Dengan demikian, melalui Program Percepatan (Quick Wins), telah terjadi percepatan waktu pelayanan dalam Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi. F. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi 1. Di dalam ketentuan Pasal 185 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dietapkan bahwa hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri kepada Gubemur paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. 2. Dalam rangka percapatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 11 hari dan 910 menit (13 hari), sehingga lebih cepat dua hari dari waktu yang ditetapkan di dalam undang-undang. 3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan percepatan pelaksanaan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, dengan k.nerja evaluasi terhadap 33 Perubahan APBD Provinsi sebagai berikut: Perubahan APBD Provinsi Tahun 2011: a. Waktu penyelesaian rata-rata 12 hari;

b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi Tahun 2011, ditetapkan seluruhnya pada Tahun 2011 (tidak ada keterlambatan waktu penetapan). c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 10 Agustus 2011 (Jambi); dan (2) Paling akhir tanggal 19 Desember2011 (Maluku Utara). Perubahan APBD Provinsi Tahun 2012: a. Waktu penyelesaian rata-rata 11 hari; b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi Tahun 2012, ditetapkan seluruhnya pada Tahun 2012 (tidak ada keterlambatan waktu penetapan). c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 27 Juli 2012 (Kalimantan Selatan); dan (2) Paling akhir tanggal 3 Desember2012 (Aceh). Perubahan APBD Provinsi Tahun 2013: belum dilaksanakan. 4. Dengan demikian, melalui Program Percepatan (Quick Wins), telah terjadi percepatan waktu pelayanan dalam Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi. G. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggung-jawaban dan Pelaksanaan APBD Provinsi 1. Di dalam ketentuan Pasal 185 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dietapkan bahwa hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi, disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. 2. Dalam rangka percepatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 11 hari dan 910 menit (13 hari), sehingga lebih cepat dua hari dari waktu yang ditetapkan di dalam undang-undang. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian kepada Pemerintah Daerah Provinsi dalam menerima pelayanan dari aparatur Kementerian Dalam Negeri. 3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan percepatan pelaksanaan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi, dengan kinerja evaluasi terhadap 33 sebagai berikut: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2010: a. Waktu penyelesaian rata-rata 13 hari; b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2010 adalah: (1) Sebanyak 32 APBD Provinsi ditetapkan pada Tahun 2011 (tidak terjadi keterlambatan waktu penetapan); dan (2) Sebanyak 1 APBD Provinsi yang ditetapkan pada bulan Januari 2012, karena Pemerintah Daerah Provinsi terlambat menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2011. c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 27 Juli 2011 (Kalimantan Selatan); dan (2) Paling akhir tanggal 4 Januari 2012 (Maluku). Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2011: a. Waktu penyelesaian rata-rata 12 hari;

b. Hasil evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2011 adalah sebanyak 33 APBD Provinsi ditetapkan pada Tahun 2012 (tidak ada keterlambatan waktu penetapan). c. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri: (1) Paling awal tanggal 13 Juli 2012 (Jawa Tengah); dan (2) Paling akhir tanggal 3 Desember2012 (Aceh). Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Tahun 2012: belum dilaksanakan. 4. Dengan demikian, melalui Program Percepatan (Quick Wins), telah terjadi percepatan waktu pelayanan dalam Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi. H. Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 1. Di dalam ketentuan Pasal 109 UU. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ditetapkan bahwa: (1) Pengesahan pengangkatan pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur terpilih dilakukan oleh Presiden selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari; dan (b) Pengesahan pengangkatan pasangan calon bupati dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota terpilih dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari. 2. Dalam rangka percepatan pelayanan, maka di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, ditetapkan lama waktu pelayanan adalah 10 hari dan 330 menit (11 hari), sehingga lebih cepat sembilan belas hari dari waktu yang ditetapkan di dalam undangundang. 3. Berdasarkan SOP tersebut, telah dilakukan Percepatan Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sehingga Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati, serta Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Walikota dan Wakil Walikota dapat ditetapkan tepat waktu. Sebagai contoh: Selama Tahun 2013 (sempai dengan awal Juli 2013), telah ditetapkan: (a) Sebanyak 5 (lima) Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur; (b) Sebanyak 21 (dua puluh satu) Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati; (c) Sebanyak 7 (tujuh) Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Walikota dan Wakil Walikota. 4. Melalui instrumen evaluasi mengenai kinerja aparatur Kementerian Dalam Negeri dalam memberikan pelayanan atas Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pejabat Pemerintah Daerah memberikan nilai "baik" atas pelayanan yang diberikan oleh aparatur Kementerian Dalam Negeri. I. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-ktp). 1. Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional, telah ditetapkan prosedur pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-ktp). 2. Dalam rangka pelaksanaan pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik, terdapat 3 (tiga) program utama yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, yakni: a. Pemutakhiran Data Kependudukan di semua Kabupaten/Kota (selesai diselesaikan pada Tahun 2010); b. Penerbitan Nomor Induk Kependudukan atau NIK (diselesaikan pada tahun 2011); c. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk secara Elektronik (e-ktp).

3. Khusus mengenai pelayanan Kartu Tanda Penduduk Secara Elektronik (e-ktp), target yang akan dicapai pada tahun 2013 adalah perekaman dan pengadaan Fisik e-ktp secara kumulatif sejumlah 176 juta. Realisasi hingga Juni 2013 (sebagaimana telah dilaporkan kepada Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan atau UKP4) adalah: a. Perekaman sebanyak: 175.237.768 orang; b. Pengadaan Fisik e-ktp: (1) Blangko chip sebanyak 168.515.000; (2) Personalisasi sebanyak 146.447.524; serta (3) Penerbitan dan distribusi sebanyak 141.356.324. Demikianlah laporan mengenai "Perkembangan Pelaksanaan Program Percepatan (Quick Wins) Kementerian Dalam Negeri sampai dengan Bulan Juni 2013.