BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Banyak sekali penemuan-penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi


BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Coklat berasal dari kata xocoatl (bahasa suku Aztec) yang memiliki arti minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses pengolahan biji kakao akan menentukan cita rasa khas dari kakao (Chan, 2012). Biji kakao memiliki rasa sepat dan rasa pahit yang khas karena disebabkan oleh senyawa polifenol (Prawoto, et al. 2008). Polifenol dalam kakao sebagian besar termasuk dalam kelompok flavonoid (Haryadi & Supriyanto, 2012). Pada coklat hitam kandungan biji kakao lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis coklat lainnya, hal tersebut yang mengakibatkan coklat hitam kaya akan senyawa polifenol yang berkontribusi besar memberikan rasa pahit dan warna hitam pekat pada coklat hitam (Chan, 2012). Coklat hitam mengandung bahan-bahan alkaloid seperti polifenol, teobromin, dan phenylethylamine yang memiliki efek fisiologis bagi tubuh (Chan, 2012). Vitamin yang terdapat pada coklat hitam diantaranya vitamin A, vitamin B1, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Coklat hitam juga memiliki kandungan zat atau nutrisi yang penting bagi tubuh seperti zat besi, kalium, kalsium dan merupakan sumber magnesium alami tertinggi (Martha, 2012). Polifenol dalam coklat hitam yang mempunyai efek terhadap kesehatan adalah flavanols yang terdiri dari catechin, epicatechin dan procyanidins (Egan, et al. 2010). Zat yang terkandung di dalam flavanols tersebut dapat menurunkan tekanan darah. Mekanisme flavanols dalam menurunkan tekanan darah yaitu dapat meningkatkan pembentukan nitrit oksida endotel yang menyebabkan 1

2 vasodilatasi yang kemudian akan menurunkan tekanan darah (Nurrahmani, 2012). Flavanols juga mampu memperbaiki elastisitas pembuluh darah dan sirkulasi darah, dimana kedua hal ini berperan penting dalam menurunkan tekanan darah (Ide, 2008). Hal tersebut yang menjadikan salah satu patofisiologi coklat hitam dapat menurunkan tekanan darah, khususnya pada penderita hipertensi. Pada perkembangannya saat ini coklat hitam tidak hanya menjadi minuman, akan tetapi coklat hitam juga menjadi makanan ringan bagi anak-anak, remaja, maupun orang dewasa (Soeria, 2013). Coklat hitam dapat dikreasikan dengan berbagai macam olahan seperti kue coklat, susu coklat, dan puding coklat. Mendapatkan coklat hitam sangat mudah dan murah bagi penderita hipertensi sebagai bahan alternatif tambahan dalam menjaga tekanan darahnya (Nisa, 2012). Pertambahan usia menyebabkan tekanan darah meningkat dan berpotensi mengalami tekanan darah tinggi (Lingga, 2012). Hal ini dikarenakan oleh perubahan struktural normal dari penuaan yang terjadi pada jantung dan sistem vaskular sehingga mengakibatkan kemampuannya untuk berfungsi secara efisien menurun (Brunner & Suddarth, 2002). Tekanan darah dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg (Muttaqin, 2009). Berdasarkan data prevalensi hipertensi di Indonesia terakhir yaitu pada tahun 2007 sebanyak 32,2%, sedangkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan rutin mengonsumsi obat antihipertensi sebanyak 7,8% atau hanya 24,2% dari kasus hipertensi di masyarakat. Data ini membuktikan bahwa sebanyak 75,8% kasus belum terdiagnosis dan terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Sedangkan risiko hipertensi menurut faktor sosio-demografi, kelompok usia 55 tahun sampai 75 tahun ke atas sebanyak 29,8%. Faktor risiko yang mengakibatkan tingginya

3 prevalensi hipertensi di Indonesia adalah umur, jenis kelamin, pendidikan rendah, kebiasaan merokok, konsumsi minuman berkafein lebih dari satu kali per hari, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, obesitas dan obesitas abdominal (Rahajeng & Tuminah, 2009). Pada lanjut usia, laki-laki memiliki kecenderungan tekanan darah tinggi lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan hal ini disebabkan karena sebagian besar laki-laki memiliki kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan kepekaan yang tinggi terhadap makanan yang mengandung garam khususnya pada lansia yang tinggal di pedesaan (Lingga, 2012). Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang. Bila tekanan darah tinggi tidak dikontrol dengan baik, maka dapat menyebabkan komplikasi serius dan penyakit kardiovaskular (Palmer & Williams, 2007). Rendahnya pengetahuan lansia mengenai pentingnya menjaga tekanan darah dan menurunnya fungsi kognitif pada lansia menyebabkan lansia tersebut tidak dapat mengingat secara pasti jadwal pengobatan yang bertujuan untuk mencegah komplikasi berbahaya dari hipertensi. Kewaspadaan hendaknya perlu kita tingkatkan pada golongan lanjut usia yang mengalami hipertensi dengan cara meningkatkan edukasi untuk menurunkan tekanan darah, mencegah terjadinya tekanan darah tinggi dengan mengubah pola hidup dan rutin dalam menjalankan pengobatan. Dari hasil observasi pendahuluan di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang didapatkan data bahwa panti tersebut memiliki pengasuh lansia sebanyak 17 orang, beberapa perawat yang rutin melakukan pengukuran tekanan darah 3 hari sekali dan pemeriksaan kesehatan setiap 1 minggu sekali oleh seorang dokter.

4 Untuk dapat mempertahankan kondisi kesehatannya, para lansia rutin melaksanakan olahraga dan berjemur di pagi hari. Jumlah lansia di Panti Werdha Pangesti saat ini yang tercatat 30 orang laki-laki dan 45 orang perempuan, dengan 20 diantaranya mengalami hipertensi. Selama ini upaya yang telah dilakukan oleh pengasuh lansia dengan mengontrol diet makanan seperti mengurangi konsumsi garam dan mengajak lansia untuk berjemur di pagi hari, tetapi upaya tersebut masih belum memberikan hasil yang maksimal. Pengobatan dan perawatan pada lansia penderita hipertensi saat ini bisa dengan menggunakan panganan yang murah dan mudah didapat sebagai alternatif tambahan dalam hal menurunkan tekanan darah, disamping tetap menggunakan pengobatan utama dengan obat anti hipertensi. Salah satunya adalah dengan cara mengonsumsi makanan ringan seperti coklat hitam, karena didalam coklat hitam terkandung flavanols yang dianggap mampu meningkatkan nitrit oksida endotel, memperbaiki keelastisitasan pembuluh darah, dan sirkulasi darah dengan harapan mampu menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Menanggapi permasalahan seperti ini sebagai seorang perawat gerontik wajib mengemban tugas dan fungsinya dengan baik, yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan lanjut usia secara komprehensif dan terpadu yang mencakup pelayanan biologis, psikologis, spiritual dan kultural. Menjalankan peran perawat sebagai edukator, dengan meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan lansia dengan cara memberikan informasi, penyuluhan kesehatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit hipertensi ataupun permasalahan lainnya yang terjadi pada lansia. Disamping itu juga memotivasi lansia untuk menggunakan pengobatan komplementer seperti mengonsumsi coklat hitam, sebagai alternatif

5 tambahan dalam hal menurunkan tekanan darah disamping tetap menggunakan pengobatan utama yaitu obat antihipertensi. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Efektivitas Pemberian Coklat Hitam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia penderita hipertensi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah pemberian coklat hitam efektiv dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. 2. Mengidentifikasi tingkat hipertensi sebelum diberikan coklat hitam pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang.

6 3. Mengidentifikasi tingkat hipertensi setelah diberikan coklat hitam pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. 4. Mengidentifikasi efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam memecahkan masalah secara ilmiah dan analitik. 2. Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengaplikasikan riset untuk mengetahui efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. 1.4.2 Bagi Layanan Kesehatan Setelah dilakukan penelitian diharapkan petugas kesehatan dapat memotivasi masyarakat agar mengonsumsi coklat hitam sebagai alternatif untuk menurunkan tekanan darah tinggi. 1.4.3 Bagi Lansia Sebagai masukan bagi lansia, terutama lansia penderita hipertensi agar mengonsumsi coklat hitam sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah. 1.4.4 Bagi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan yang dapat digunakan sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia dan dapat digunakan sebagai referensi

7 penelitian selanjutnya yang terkait dengan pemberian coklat hitam untuk menurunkan tekanan darah tinggi. 1.5 Batasan Penelitian a. Fokus penelitian dilakukan di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. b. Responden yang diteliti berfokus pada lansia di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang yang menderita hipertensi. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan terkait Efektivitas Pemberian Coklat Hitam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya (Grassi, D., Lippi, C., Necozione, S., Desideri,G., & Ferri,C., 2005) dengan judul penelitian Short-Term Administration of Dark Chocolate Is Followed By A Significant Increase In Insulin Sensitivity And A Ecrease In Blood Pressure In Healthy Persons. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut meneliti jangka pendek pemberian coklat hitam yang diikuti oleh peningkatan sensitivitas insulin dan penurunan tekanan darah, sementara penelitian saya meneliti efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah saja. Perbedaan lainnya terletak pada subjek penelitian yang berbeda yaitu coklat hitam diberikan kepada subjek yang sehat, sementara penelitian saya coklat hitam diberikan kepada subjek lansia penderita hipertensi.