Bab 2. Kerangka Pendekatan dan Teori

dokumen-dokumen yang mirip
I.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan

Bab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan

44 Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang dihadapi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat sungai. Hal ini perlu dijadikan acuan untu

C. SOSIOLOGI BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Kegiatan Pembelajaran

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL LULUSAN CALON GURU IPA MELALUI PENGINTEGRASIAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERKULIAHAN

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VISI, MISI DAN PROGRAM POKOK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI. A. Identitas Program Studi

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

PROGRAM STUDI D4 KETEKNIKAN SIKAP

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan suatu lembaga khususnya disekolah. Di Indonesia sendiri

PEREMPUAN DALAM PEMANFAATAN AIR SUNGAI KAPUAS KOTA PONTIANAK TUGAS AKHIR

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

Gerakan Nasional Revolusi Mental

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

LEARNING OUTCOME PRODI S1 MANAJEMEN FEB UNPAD

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

1 ( atau

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Komunitas IBRA : Profil singkat. Profil Komunitas IBRA : Latar Belakang Kegiatan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

II. PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN. A. Identitas Program Studi

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia. Berdasarkan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PENJELASAN ATAS QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG KEHUTANAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Karawang tahun ,

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

2 memperoleh pembelajaran. Karena belajar itu adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Metode y

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

PROGRAM STUDIS1 TEKNIK KOMPUTER SIKAP

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

Transkripsi:

Bab 2 Kerangka Pendekatan dan Teori

15 II.1. Pengantar Kurikulum 2013 dikembangkan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui praktik pendidikan nasional agar peserta didik mampu menjadi warga negara yang mandiri dan berperanserta melestarikan budaya dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Sebagai penyempurnaan dari kurikulum yang digunakan sebelumnya, Kurikulum 2013 memberikan tekanan khusus pada pembentukan karakter peserta didik menjadi warga negara mandiri yang religius, memiliki etika sosial yang bertanggungjawab serta mampu mempraktikkan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangan Kurikulum 2013 memberikan harapan tersendiri bagi perbaikan praktik pendidikan dan pembelajaran di sekolah di Indonesia. Hal itu dilakukan bukan hanya bertujuan untuk mengurangi beban tekanan penduduk akibat pertumbuhan penduduk atau mendayagunakannya menjadi sumberdaya produktif secara ekonomi. Lebih dari itu, dimaksudkan untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa menjadi warga negara yang mandiri dalam meniti masa depan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan bangsa Indonesia ke depan dihadapkan pada berbagai masalah, tantangan, dan perubahan sosial serta segala dampak yang ditimbulkan akibat globalisasi yang ditandai oleh keterikatan dan saling ketergantungan hubungan antar bangsa. Hal ini membawa dampak perubahan tersendiri di masyarakat, tidak hanya akan membawa kebaikan bersama, tetapi juga bisa memperlemah posisi bangsa Indonesia. Pengaruh dan dampak globalisasi terhadap perubahan lingkungan hidup, perkembangan teknologi dan informasi, kehidupan sosial-ekonomi, politik dan kebudayaan, penting dicermati sejauhmana memperkuat posisi bangsa Indonesia. Hal itu penting dilakukan, terutama untuk mendorong kemandirian bangsa. Menjawab tantangan ini, perlu dilakukan perubahan praktik pendidikan dan pembelajaran nasional. Bukan hanya untuk mengejar ketertinggalan atau mencapai tingkat kurang lebih sejajar dengan negara-negara lain, melainkan lebih dari itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan bekal kepada generasi penerus

16 bangsa untuk mendapatkan pengetahuan yang layak dan mampu mempraktikannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi bangsa. Rancangan model pembelajaran Kurikulum 2013 ini secara khusus dimaksudkan untuk itu, digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan praktek pendidikan dan pembelajaran di sekolah menengah untuk mencapai kemandirian siswa sebagai warga negara. II.2. Kontekstualisasi Kurikulum Berlandaskan prinsip pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas, menghargai perbedaan dan potensi, bersikap religius, memiliki etika sosial tinggi, menguasai pengetahuan dan praktik pengetahuan untuk pemecahan masalah, model pembelajaran kurikulum ini menekankan pada perlunya kontekstualisasi kurikulum. Ini artinya kurikulum sesuai kebutuhan masyarakat sehingga siswa mampu beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, dalam perkembangannya sebagai warga negara yang mandiri. Namun, perlu ditekankan bahwa selain diharapkan memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan kebutuhan di masyarakat, kontektualisasi kurikulum juga dilakukan dengan pertimbangan bahwa hal itu tidak mengabaikan standar kualitas pendidikan yang hendak dicapai secara umum di tingkat nasional. Khusus model ini, kurikulum dikontekstualisasikan dengan kebutuhan pengembangan masyarakat sungai, sebagai salah satu komunitas sumberdaya pembangunan yang sangat potensial di Indonesia. Model pembelajaran kurikulum ini menekankan pada kontekstualisasi kurikulum sesuai kebutuhan masyarakat setempat dan kemampuan peserta didik melakukan adaptasi dan pengembangan dalam menjawab berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi. Masyarakat sungai merupakan komunitas masyarakat yang menjadikan sumberdaya sungai sebagai penopang keberlangsungan hidup dan kebutuhan serta perkembangan hidup dalam keseharian aktivitas mereka. Termasuk di dalamnya, komunitas masyarakat di pedalaman dan pinggiran sungai, dari hulu sampai hilir, yang memanfatkan sumberdaya sungai untuk menopang aktivitas kehidupan mereka.

17 Gambar 2.1 Bentuk rumah panggung menjadi ciri khas masyarakat yang bermukim di lingkungan sungai Pendayagunaan sumberdaya di masyarakat sungai ini penting dilakukan, selain untuk kelestarian dan perbaikan lingkungan, juga penting untuk peningkatan kualitas hidup; kesejahteraan sosial-ekonomi dan kemajuan kehidupan sosial, politik dan budaya. Dalam pendayagunaan sumberdaya sungai ini, pengembangan sarana-sarana penting seperti teknologi lingkungan, ketersediaan air bersih, transportasi perkapalan, baik ketersediaan kapal-kapal kecil di sungai maupun kapal besar di muara dan pinggiran laut, dan teknologi komunikasi sangat diperlukan. Contoh pengembangan di lingkungan sungai-sungai besar yang selama ini sudah didayagunakan, seperti di Kalimantan Selatan menjadi pembelajaran bagi masyarakat sungai lainnya. Pengembangan sungai yang bermuara di lingkungan pedesaan, pelabuhan dan perkotaan, atau di tempattempat strategis dan terbuka bagi pengembangan komunitas pedesaan, pelabuhan dan perkotaan, yang selama ini masih belum terperhatikan dan didayagunakan. Hal ini penting dilakukan untuk kemajuan sosial-ekonomi, budaya dan peradaban bangsa. Model pembelajaran yang secara khusus dirancang untuk pengembangan masyarakat sungai, setidaknya mencakup tujuan dan harapan ideal berikut. Pertama, perlu dilakukan kontekstualisasi kurikulum dalam praktik pendidikan dan pengajaran di

18 komunitas masyarakat sungai. Kedua, hal itu penting dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas lembaga sekolah, guru, dan kemampuan peserta didik belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar. Ini diperlukan dalam perkembangannya menjadi warga negara mandiri. Ketiga, oleh karena itu identifikasi masalah, kebutuhan dan potensi sumberdaya kearifan lokal dan nasional untuk mengatasi masalah dan mendorong kemajuan masyarakat sungai perlu dilakukan. Keempat, semua itu dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas, kepedulian dan praktik pendidikan dan pembelajaran di lingkungan sekolah, guru dan peserta didik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pengembangan masyarakat sungai. Gambar 2.2 Deretan pemukiman penduduk yang membuang limbah rumah tangga ke sungai menyebabkan pencemaran sungai

19 II.3. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Model pembelajaran ini menekankan pentingnya praktik pendidikan dan pembelajaran untuk pengembangan komunitas masyarakat sungai. Setidaknya untuk itu, termuat didalamnya prinsip-prinsip, strategi dan metode pembelajaran kurikulum untuk pengembangan komunitas masyarakat sungai di lingkungan perkotaan. Desain pengembangan model kurikulum menekankan kaitan prinsip, strategi dan praktik pembelajaran secara koheren sehingga diperoleh hasil capaian siswa mampu memecahkan masalah dan menjawab tantangan dan kebutuhan pengembangan komunitas masyarakat sungai menjadi masyarakat maju dan berdaya. Menjawab masalah, tantangan dan kebutuhan ini, praktik pendidikan dan pembelajaran penting dijalankan dengan mengedepankan praktik pengetahuan yang mampu menumbuhkan sikap religiusitas, etika sosial dan menjunjung tinggi keberlanjutan hidup dan kelestarian lingkungan alam. Selain diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, model pembelajaran berdasar Kurikulum 2013 penting diarahkan untuk mendorong praktek pengetahuan. Hal itu diharapkan mampu menumbuhkan etika sosial dan sikap bertanggungjawab di kalangan peserta didik dalam memecahkan masalah sosial di lingkungan sekitar dan yang dihadapi bangsa serta memelihara kelestarian lingkungan alam. Praktik pendidikan dan pembelajaran dilakukan tidak hanya untuk menghasilkan penguasaan pengetahuan bersifat kognitif, atau positivistik atau bertujuan hanya untuk mengetahui dan memahami semata. Tetapi, lebih dari itu mampu menumbuhkan kemandirian, kreativitas, inovasi, imajinasi, inisiatif, kepedulian, tanggung jawab etika sosial, dan emansipasi dalam memecahkan masalah serta mendorong kemajuan masyarakat dan bangsa. Untuk itu, strategi pendidikan dan pembelajaran dirancang secara khusus dengan mengedepankan pentingnya peran lembaga sekolah dan guru. Strategi itu diharapkan mampu memfasilitasi berlangsungnya pembelajaran dan partisipasi peserta didik dalam penguasaan pengetahuan dan praktek pengetahuan berorientasi pada pemecahan masalah.

20 Gambar 2.3 Praktik penjernihan air sebagai bentuk penerapan konsep yang sudah dipelajari dan untuk menjawab permasalahan masyarakat Strategi pendidikan dan pembelajaran ini penting dikembangkan tidak hanya dengan menekankan penguasaan pengetahuan positivistik, prosedural dan instrumental, melainkan lebih dari itu mampu menumbuhkan pengetahuan kritis dan emansipatoris berorientasi pada kemampuan memecahkan masalah dan mengajukan alternatif atau menumbuhkan inisiatif untuk melakukan perubahan dan mendorong kemajuan masyarakat. Berlandaskan pada sikap religiusitas dan tanggung jawab etika sosial yang tinggi, sebagaimana ditekankan dalam Kurikulum 2013, penguasaan dan pengembangan pengetahuan kritis dan emansipatoris akan membuahkan perubahan berarti bagi kemajuan publik dan perkembangan komunitas masyarakat sungai. II.4. Kelembagaan Sekolah dan Komunitas Kelembagaan sekolah, sebagai lembaga yang berperan menyelenggarakan praktik pendidikan dan pembelajaran, penting untuk berinteraksi dan berhubungan secara baik dengan lingkungan masyarakat sekitar. Termasuk disini memahami

21 karakteristik lingkungan masyarakat sekitar dan memecahkan masalah serta ikut bertangung jawab dalam menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Kontekstualisasi Kurikulum 2013 penting dilakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan peran lembaga sekolah dalam mendorong kemajuan masyarakat. Gambar 2.4 Sekolah sebagai bagian dari masyarakat, selalu melibatkan masyarakat dalam program sekolah Masyarakat Indonesia memiliki keragaman ekologi budaya, lingkungan alam dan sosial. Selain memiliki masyarakat pertanian di dataran rendah yang begitu luas, lembahlembah dan daerah pegunungan, perladangan dan kelautan, juga memiliki sumberdaya sungai, yang perannya selama ini masih relatif terabaikan. Padahal, secara lokal perannya bervariasi dan sejarah peradaban nasional di masa lalu mencatat peran yang begitu besar dalam mendorong kemajuan peradaban. Praktik pendidikan dan pembelajaran nasional penting diarahkan untuk mendayagunakan potensi sumberdaya lokal dan nasional dalam mengembangkan masyarakat sungai dan kelautan, memajukan perannya dan mendorong peradaban bangsa ke depan. Dalam realitas dan keadaan terkini, masyarakat sungai masih banyak menghadapi masalah. Selain masalah erosi di sepanjang hilir yang sering menghambat

22 perkembangannya, juga masalah kerusakan lingkungan yang disebabkan berbagai aktivitas penduduk sekitar. Namun, di sisi lain, sungai memiliki sumberdaya potensial untuk memajukan kehidupan sosial-ekonomi, seperti aktivitas sosial dan ekonomi pasar serta keberadaan sarana transportasi sungai, pelabuhan dan kelautan. Meskipun keadaannya masih jauh dari tingkat perkembangan yang diperlukan untuk mencapai kemajuan bangsa ke depan. Lembaga pendidikan, dalam hal ini penting untuk mengembangkan penguasaan pengetahuan, praktek pendidikan dan pembelajaran, serta pelayanan pendidikan untuk mendorong kemajuan masyarakat sungai dan kelautan. Perbaikan pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, pelayanan pendidikan, pembukaan akses pendidikan, pemberdayaan komunitas, ketersediaan sarana transportasi perkapalan, baik kecil maupun kapal besar, disertai teknologi komunikasi dan informasi pelayaran, disini penting dikedepankan. Melalui kontekstualisasi Kurikulum 2013 ini. Praktik pendidikan dan pembelajaran di sekolah penting dikembangkan untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dan tantangan serta kebutuhan memajukan masyarakat sungai. Utamanya untuk mengatasi masalah lingkungan hidup, keterbelakangan sosial-ekonomi, pemberdayaan komunitas dan mendorong kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi serta informasi yang diperlukan. Melalui pendayagunaan dan pengembangan sumberdaya manusia ini, potensi sumberdaya lokal yang ada sekarang, seperti aktivitas sosial-budaya dan ekonomi pasar, misal yang terdapat di Kalimantan Selatan, penting lebih diberdayakan. Selain pengembangan, diperlukan untuk mencapai kemajuan dan peradaban sungai, pelabuhan dan kelautan di masa yang akan datang. Penggalian pengetahuan dan pembelajaran atas praktik kearifan lokal dan nasional dalam peradaban kota-kota sungai dan pelabuhan di Indonesia di masa lalu, dan juga perbandingan dengan kamajuan peradaban kota sungai di negara-negara lain, seperti peradaban sungai Mekong, sungai kota di Bangkok, Adeleide dan sebagainya, penting dijadikan acuan dalam pengembangan praktik pendidikan dan pembelajaran.

23 II.5. Alur Proses dan Metode Pembelajaran Kaitan dan keterikatan hubungan secara koheren antara prinsip, strategi dan metode pembelajaran dalam pelaksanaannya penting ditekankan. Hal ini untuk memastikan pencapaian hasil kemandirian peserta didik sebagai warga negara yang bertanggungjawab memajukan masyarakat sungai, pelabuhan dan kelautan. Memastikan berlangsungnya konsistensi antara pencapaian tujuan, strategi dan metode pembelajaran, maka model pembelajaran Kurikulum 2013 dijalankan melalui tahapan dan alur proses sebagai berikut. Pertama, praktik pendidikan dan pembelajaran di sekolah dijalankan berdasarkan prinsip kritis-emansipatoris, menumbuhkan sikap religius, etika sosial, kemandirian, kreativitas, imajinasi, inovasi dan inisiasi, serta kepedulian dan tanggung jawab etik memecahkan masalah dan mendorong kemajuan masyarakat. Kedua, strategi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dijalankan dengan mengedepankan pentingnya peran lembaga sekolah dan guru memfasilitasi proses pembelajaran di kelas dan mendorong partisipasi aktif peserta didik dalam penguasaan pengetahuan dan praktik pengetahuan berorientasi pemecahan masalah. Ketiga, metode pembelajaran dijalankan dengan mengedepankan pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, pelayanan pendidikan, keterbukaan akses, kearifan lokal dan nasional, serta kepedulian sekolah dan peserta didik terhadap pemberdayaan komunitas dan kemajuan teknologi transportasi, komunikasi dan informasi yang diperlukan untuk memajukan masyarakat sungai. Melalui tahapan dan alur proses ini, kontekstualisasi Kurikulum 2013 dilakukan dengan menekankan pentingnya keterkaitan ketiganya secara koheren, dijalankan lembaga sekolah dalam hubungan dengan masyarakat sekitar, dalam pengelolaan bersama, memecahkan masalah dan menjawab kebutuhan memajukan masyarakat dan peradaban sungai dan kelautan. Terutama dalam mengatasi masalah lingkungan hidup, peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi, pemberdayaan komunitas, penggunaan sarana dan teknologi transportasi, komunikasi dan informasi yang diperlukan, seperti teknologi perkapalan, bagi perkembangan dan tumbuhnya peradaban masyarakat sungai di Indonesia di masa yang akan datang.