BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. ini hanya membuka 1 jurusan saja yaitu MO (mekanik otomotif) dan sampai

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

TES POWER VERTIKAL JUMP. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok. 1 kelompok terdiri dari 6 orang. voli merupakan kegiatan fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSETUJUAN DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Jenis Kelamin. Alamat

BAB I PENDAHULUAN. tehnik dasar dalam bola voli yaitu ; servis, passing atas, passing bawah, smash,

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola Voli adalah salah satu cabang olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

TESIS. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. Dr.Atrub, M.Pd.,MM. SYKLES WANTINA HAQQI NIM : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP ATLET BOLA VOLI DI UKM BOLA VOLI PUTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. bola dengan tangan dan disebrangkan melalui atas net dan berusaha

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah tanpa memandang derajat atau status ekonomi peminatnya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga.menurut Harsuki dalam

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun olahraga beregu. Biasanya jenis olahraga yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

PERSETUJUAN DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Jenis Kelamin. Alamat

BAB I PENDAHULUAN. Melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan keterampilan kerja, kesegaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

III. METODOLOGI PENELITIAN. faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi PENJASKESREK FKIP UNP KEDIRI.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto(2010:7) smash adalah pukulan keras menukik

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

MENGENAL LATIHAN PLIOMETRIK

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB IV HASIL PENELITIAN

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga voli merupakan salah satu cabang olahraga yang memasyarakat di Indonesia. Permainan ini sudah sangat populer dan digemari oleh masyarakat, dapat dibuktikan dengan sering dijumpai di desa maupun di kota karena permainan ini dapat dilakukan oleh orang dewasa maupun anakanak. Dapat dikatakan sampai saat ini permainan voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis (1). Permainan voli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari enam orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu. Dalam sebuah tim, terdapat empat peran penting, yaitu tosser, spiker, libero, dan defender. Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola atau service kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan atau melakukan smash. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang melakukan block untuk bertahan menerima serangan dari lawan (2). Untuk dapat menguasai permainan voli dengan baik dan sempurna, maka diperlukan penguasaan teknik dasar secara baik pula. Adapun teknik dasar dalam permainan voli adalah: service, passing, smash, dan block. Smash adalah tindakan pukulan terhadap bola yang lurus ke bawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring atau net menuju ke lapangan atau daerah lawan. Sedangkan block merupakan suatu pertahanan untuk menghalau serangan atau smash dari lawan (2). Agar dapat melakukan kedua teknik tersebut dengan baik maka pemain diharuskan mempunyai lompatan yang tinggi. Jadi kemampuan lompatan ke atas sangat penting dalam permainan voli. Saat ini orang yang memiliki tinggi badan dan kemampuan melompat yang tinggi banyak dipilih untuk bermain voli. Sebab dengan tinggi badan 1

2 dan lompatan tinggi, seseorang bisa mudah menjangkau bola jauh diatas net sehingga memungkinkan pemain tersebut lebih mudah untuk melakukan teknik smash dan block jauh di atas net. Artinya ketika melakukan teknik smash, bola yang dipukul dapat melewati block karena posisi bola yang dipukul lebih tinggi dari block lawan.. Sebaliknya, dengan block yang tinggi maka posisi bola tidak dapat ditembus oleh smash lawan karena posisi block lebih tinggi dari pada bola yang akan di smash lawan. Dengan tinggi net 8 kaki atau 2,43 meter (3), maka pemain voli dituntut untuk memiliki kemampuan lompatan yang tinggi bahkan mampu melompat lebih tinggi daripada tinggi net. Meskipun tidak dalam semua teknik bermain dibutuhkan kemampuan lompatan yang tinggi, namun seluruh pemain dituntut untuk dapat melakukannya. Kemampuan melompat dapat ditingkatkan jika daya ledak otot-otot tungkai juga meningkat. Daya ledak adalah kombinasi dari kecepatan dan kekuatan otot untuk dapat merespon gerakan explosive dari aktifitas melompat. Maka untuk memperoleh prestasi yang bagus dalam olahraga voli ini sangat diperlukan daya ledak otot tungkai yang baik. Daya ledak adalah kombinasi optimal dari kekuatan (strength) dengan kecepatan (speed), semakin cepat kita dapat memindahkan objek, maka dapat dikatakan semakin powerful (4). Faktor utama dalam latihan untuk meningkatkan daya ledak adalah mula-mula memusatkan pada pembentukan kekuatan kemudian beralih pada beban lebih ringan dan gerakan lebih cepat. Sehingga pemberian latihan dengan tujuan peningkatan daya ledak pada tungkai sangat baik untuk peningkatan kemampuan melompat. Metode latihan beban dan latihan pliometrik merupakan alternatif yang sering digunakan oleh pelatih dalam penyusunan program latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Beberapa bentuk latihan untuk mengembangkan daya ledak otot diantaranya adalah dengan melakukan latihan beban, atau latihan kekuatan dan dilanjutkan dengan latihan kecepatan. Dapat pula melakukan latihan pliometrik, yaitu latihan yang dilakukan dengan cara meregangkan atau memanjangkan otot tertentu sebelum mengkontraksikannya atau memendekkan secara eksplosif. Banyak

3 penelitian yang telah membuktikan bahwa pemberian latihan pliometrik terbukti dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai (5). Terminologi Pliometrik pertama kali muncul pada tahun 1975 oleh Fred Wilt, yang merupakan salah seorang pelatih atletik warga negara Amerika. Istilah Plyometrics merupakan sebuah kombinasi kata dari bahasa latin, yaitu Plyo yang mengandung arti peningkatan dan Metrics yang berarti ukuran, maka pliometrik memiliki arti peningkatan yang dapat diukur (6). Latihan pliometrik adalah latihan otot yang memungkinkan untuk mencapai kekuatan dan waktu yang semaksimal mungkin. Latihan pliometrik merupakan salah satu usaha yang ditujukan untuk mengembangkan daya ledak eksplosif, istilah lainnya adalah Stretch-Shortening Cycle. Latihan pliometrik didasari pada pengertian latihan concentrics (memendek) dan diikuti segera dengan latihan eccentrics (memanjang) (6). Sebagai metode latihan fisik, latihan pliometrik dapat dibedakan menjadi tiga kelompok latihan, yaitu latihan untuk anggota gerak bawah, latihan untuk batang tubuh, dan latihan untuk anggota gerak atas. Beberapa bentuk latihan pliometrik yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ledak anggota gerak bawah antara lain bounds, hops, jumps, leaps, skips, ricochets, jumping-in place, standing jumps, multiple hop and jump, box drills, bounding dan depth jump (6). Namun dalam penelitian ini diterapkan latihan pliometrik depth jump. Depth jump adalah bentuk latihan dari pliometrik yang bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai dengan cara melompat dari bangku kemudian mendarat, disusul dengan melompat setinggi tingginya (6). Dalam latihan depth jump, fokus latihan dengan 60% kekuatan dan 40% kecepatan. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa latihan pliometrik dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai dengan hasil pada depth jump 87% (7). Depth jump dalam pelaksanaannya mempunyai aturan sendiri, depth jump adalah latihan yang memerlukan boks yang tingginya kira-kira 25-45 inchi. Permukaan pendaratan agak lunak seperti rumput atau matras. Latihan ini dilakukan dalam suatu rangkaian loncatan eksplosif yang cepat. Otot-otot

4 yang dikembangkan adalah flexors pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps dan hamstrings (6). Keunggulan dari latihan ini selain terbukti dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai ialah hanya memerlukan alat-alat yang berada disekitar kita seperti kotak atau bangku yang digunakan untuk melompat serta gerakan yang mudah untuk dilakukan. Karena latihan ini memadukan antara kekuatan dan kecepatan dalam satu jenis latihan, maka waktu yang dibutuhkan juga lebih sedikit dibandingkan dengan latihan kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara terpisah. Selain latihan pliometrik, untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, penelitian ini juga menggunakan latihan beban. Latihan beban yang digunakan antara lain menggunakan latihan squat dan lunges. Squat merupakan jenis latihan closed chain exercise. Latihan ini merupakan bentuk latihan statik yang dilakukan saat otot berkontraksi tanpa gerakan anggota tubuh (8). Squat disini dilakukan dengan beban dari berat badan tubuh sendiri. Latihan ini dilakukan dengan posisi awal menekuk lutut kurang lebih 90 dengan kaki terbuka selebar bahu, posisi kepala menghadap ke depan, tangan lurus kedepan dan punggung tetap lurus tidak membungkuk. Lalu selanjutnya secara perlahan kembali ke posisi berdiri. Latihan ini memiliki keuntungan antara lain hanya dengan menggunakan sepatu olahraga serta pakaian yang nyaman dipakai, dapat dilakukan dimana saja seperti dirumah atau outdoor, tidak memerlukan tempat yang luas dan khusus karena gerakan ini mengadaptasi dari gerakan seperti akan duduk. Latihan kedua yang diberikan adalah lunges. Lunges merupakan salah satu latihan beban yang dilakukan dengan beban dari berat badan tubuh sendiri. Latihan ini terbukti dalam sebuah penelitian dapat meningkatkan kekuatan dan daya ledak otot tungkai (9). Latihan lunges dilakukan dengan posisi awal berdiri tegak dan tulang belakang dalam kondisi netral dengan kedua kaki diposisikan selebar bahu. Kemudian langkahkan satu kaki kedepan dengan posisi lutut fleksi 90 dan menempatkan ujung kaki satunya sebagai tumpuan dengan posisi ankle dan lutut yang vertikal dan lutut hampir

5 menyentuh lantai, tahan beberapa saat dan kemudian kembali keposisi awal dan dapat dilakukan dengan pegangan satu tangan ke dinding atau kursi yang stabil untuk menjaga keseimbangan. Tetap jaga agar tulang belakang tetap netral selama latihan (9). Sama seperti hal nya latihan squat, latihan lunges pun memiliki keuntungan dapat dilakukan dimana saja tanpa memerlukan tempat yang luas. Dalam menilai daya ledak otot tungkai, dapat dilakukan pemeriksaan antara lain dengan vertical jump test, squat jump, standing broad jump, loaded jump test, running-vertical jump test dan lain-lain. Penilitian ini menggunakan alat ukur running-vertical jump test. Pengukuran ini dipilih dalam pengukuran daya ledak otot tungkai dalam penelitian ini, selain mudah dilakukan, alat-alat yang digunakan juga sangat sederhana, yakni serbuk kapur, meterline, dan dinding yang tinggi. Pengukuran running-vertical jump test ini dimulai dengan cara menukur tinggi raihan saat berdiri dalam satuan centimeter (cm) lalu sampel diminta untuk mengambil langkah 3-5 langkah dari tempat yang akan dilakukan untuk melompat, kemudian berlari ke arah tempat tersebut lalu menekuk kedua kaki seperti akan jongkok dan melompat setinggi mungkin dengan kedua kaki secara bersamaan dan tangan yang diayunkan keatas setinggi-tingginya untuk meraih ke dinding. Pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali. Dan yang diambil adalah hasil lompatan yang paling tinggi. Kemudian diambil selisih dari hasil tinggi raihan saat melompat dengan tinggi raihan saat berdiri (10). Penyusunan tes ini memiliki validitas sebesar 0.78 dan reliabilitas sebesar 0.93 (11). Tes ini telah banyak digunakan untuk mengukur daya ledak otot dalam berbagai penelitian (5,12,13,14) sehingga tes ini dipilih untuk mengukur daya ledak otot dalam penelitian ini. B. Identifikasi Masalah Dalam permainan voli, pemain dituntut untuk memiliki kecepatan, ketepatan, daya ledak, koordinasi, dan kerjasama tim yang baik. Daya ledak dari masing-masing pemain dilatih sesuai dengan posisi pemain tersebut. Namun saat ini, peningkatan daya ledak otot tungkai para pemain hanya

6 dilakukan dengan latihan-latihan yang sangat umum, padahal para pemain dituntut dengan banyak tugas dengan posisi masing-masing. Misalnya pada spiker yang bertugas men-smash bola ke arah lawan yang dituntut memiliki tinggi lompatan melebihi tinggi dari bola yang datang dari pukulan lawan, dan defender yang bertugas mem-block smash dari lawan yang menggunakan kemampuan lompatan tidak lebih tinggi dari bola untuk membendung bola dari lawan. Pemain yang baik tidak hanya harus memiliki lompatan yang tinggi, namun juga mampu menggapai ketinggian dengan sangat cepat. Maka dari itu, pemain harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan daya ledak otot dalam waktu singkat. Daya ledak otot tungkai bawah dapat dilatih dengan berbagai metode latihan. Daya ledak otot merupakan hasil perkalian antara kekuatan (force) dengan kecepatan (speed). Latihan yang paling banyak dan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai antara lain latihan Pliometrik depth jump, karena latihan ini memadukan antara kekuatan dan kecepatan. Latihan ini melatih otot untuk bergerak eccentric dan concentric dengan cepat, sehingga terbukti efektif untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Namun pada saat pemberian latihan pliometrik depth jump, latihan ini mudah membuat atlet merasa jenuh karena gerak maupun tempatnya tetap, sehingga motivasi pemain yang akan dilatih tersebut kurang terangsang. Latihan lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan tingginya lompatan pada pemain voli antara lain adalah latihan beban pada otot yang dilatih sehingga otot dapat beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kekuatan otot dapat meningkat. Latihan beban disini dilakukan tanpa mesin, tetapi beban yang diperoleh dari berat badan sendiri. Latihan-latihan tersebut adalah latihan squat dan latihan lunges. Latihan squat merupakan bentuk latihan statik yang dilakukan saat otot berkontraksi tanpa adanya gerakan anggota tubuh. Tidak semua orang bisa melakukan gerakan squat dengan baik, biasanya seseorang akan menaikkan bokongnya karena gerakan ini terhitung sulit dan mengkontraksikan hampir seluruh otot tubuh sehingga konsentrasi terpecah karena seseorang hanya fokus untuk dapat melakukan gerakan tersebut, tapi tidak fokus untuk

7 melakukan gerakan yang benar. Sedangkan latihan lunges merupakan salah satu latihan beban yang dilakukan dengan beban dari berat badan tubuh sendiri. Namun pada orangorang yang tidak memiliki keseimbangan yang baik, mereka akan sulit melakukan gerakan ini karena pada saat dilakukan dengan sisi kaki yang lemah maka posisi lunges yang dilakukan akan tidak stabil dan mereka akan sulit mengatur pergerakannya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dibahas diatas, maka beberapa masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah latihan squat pada latihan pliometrik depth jump efektif meningkatkan daya ledak otot pada pemain voli? 2. Apakah latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump efektif meningkatkan daya ledak otot pada pemain voli? 3. Adakah perbedaan efektifitas antara latihan squat dengan latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot pada pemain voli? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara latihan squat dengan latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efektifitas latihan squat pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai pemain voli. b. Untuk mengetahui efektifitas latihan lunges pada latihan pliometrik depth jump dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai pemain voli.

8 E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis a. Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian ke depan, khususnya bagi para pemerhati peningkatan prestasi bola voli maupun seprofesi dalam membahas peningkatan kemampuan peningkatan daya ledak otot tungkai atlet mengunakan latihan pliometrik dan latihan beban. b. Untuk mengembangkan teori-teori yang hasilnya berguna untuk mencapai daya ledak otot tungkai pada pemain voli. 2. Praktis a. Bagi pihak pelatih agar dapat merencanakan program latihan dengan porsi yang tepat dan menambah pengetahuan tentang bentuk latihan pliometrik dan latihan beban. b. Bagi atlet agar dapat meningkatkan daya ledak otot. c. Bahan referensi dalam memberikan materi latihan kepada atlet di lingkungan tempat latihan.