Available online at Website

dokumen-dokumen yang mirip
Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KETINGGIAN PANEL SURYA TERHADAP DAYA LISTRIK UNTUK MENEKAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN MODUL SURYA 50 WATT PEAK DENGAN POSISI MEGIKUTI PERGERAKAN ARAH MATAHARI

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WATT PEAK DENGAN PENAMBAHAN SUDUT REFLEKTOR 50, 60, 70, DAN 80 DERAJAT TUGAS AKHIR

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

PERKEMBANGAN SEL SURYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN MODUL SURYA 50 WATT PEAK DENGAN POSISI MEGIKUTI PERGERAKAN ARAH MATAHARI

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR IDA BAGUS KADE SURYA NEGARA

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

BAB II DASAR TEORI. Peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Syaffarudin Ch yang mengkaji

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN

PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

Rancang Bangun Reflektor Surya Untuk Meningkatkan Efisiensi Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya 60 Watt

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

BAB II LANDASAN TEORI

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Fotovoltaik Menggunakan Respon Dinamika Induksi pada Lilitan Kawat Tembaga

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

PENGARUH PENAMBAHAN REFLEKTOR (CERMIN DATAR) TERHADAP KELUARAN DAYA POLYCRYSTALLINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar. Abstract

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Energi Matahari di Wilayah Sulawesi Selatan Berbasis Perhitungan RETScreen International

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

PENGUJIAN SISTEM SIRKULASI AIR UNTUK TANAMAN HIDROPONIK MENGGUNAKAN LISTRIK DARI PANEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG

Utomo et al., Optimalisasi Daya dan Eneri Listrik pada Panel Surya Polikristal... 45

BAB II Tinjauan Pustaka. yang dipancarkan ke permukaan bumi terhadap lapisan atmosfer diestimasikan sekitar 342

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP TEGANGAN KELUARAN MODUL SOLAR CELL

SOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

Teknologi Plasma. dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik. (Bagian II) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS KARAKTERISTIKPHOTOVOLTAIC BERDASARKAN DATA HASIL PENGUKURAN SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN ARDUINO ENERGI METER JOSUA D NAPITUPULU

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

MEMAKSIMALKAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN CERMIN PEMANTUL SINAR MATAHARI (REFLECTOR)

ANALISIS PENGARUH REDUKSI SUHU TERHADAP EFISIENSI PHOTOVOLTAIC MODULE

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Tegangan Keluaran Solar Cell Type Monocrystalline Sebagai Dasar Pertimbangan Pembangkit Tenaga Surya

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Riau Jl. Tuanku Tambusai, Pekanbaru

OPTIMALISASI TEGANGAN KELUARAN DARI SOLAR CELL MENGGUNAKAN LENSA PEMFOKUS CAHAYA MATAHARI

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH SUHU PERMUKAAN PHOTOVOLTAIC MODULE 50 WATT PEAK TERHADAP DAYA KELUARAN YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR DENGAN VARIASI SUDUT REFLEKTOR 0 0, 50 0, 60 0, 70 0, 80 0 Muchammad* dan Eflita Yohana Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro *E-mail: m_mad5373@yahoo.com ABSTRAK Energi matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang potensial karena energinya yang sangat besar serta ramah lingkungan. Alat yang dapat dapat digunakan untuk mengkonversi secara langsung cahaya matahari menjadi listrik disebut photovoltaic. Pada penelitian ini diujikan Photovoltaic module tanpa reflektor pada posisi yang tetap/horizontal terhadap bumi, dan pengukuran terhadap Photovoltaic module yang diberi reflector dengan variasi sudut 50 0, 60 0, 70 0, 80 0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kenaikan suhu diikuti dengan kenaikan daya dan efisiensi. Daya maksimal yang dicapai yaitu pada pengujian menggunakan reflektor sudut 70 derajat sebesar 53,67 Watt dengan Efisiensi 15,66% pada pukul 11:45 WIB. Kata kunci: modul surya, photovoltaic module, temperatur solar cel PENDAHULUAN Energi matahari bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang potensial, terutama dilihat dari sumbernya yang memancarkan energi yang sangat besar serta waktunya yang panjang. Selain itu diharapkan energi matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan, sehingga apabila energi ini dapat dikelola dengan baik, diharapkan kebutuhan masyarakat akan energi dapat terpenuhi. Alat yang dapat mengkonversi secara langsung cahaya matahari menjadi listrik disebut photovoltaic. Material utama yang digunakan dalam pembuatan photovoltaic yaitu silikon, tetapi material yang lain juga dikembangkan dengan tujuan mereduksi (meminimalkan) harga dan untuk meningkatkan efisiensi[9]. Photovoltaic dapat bekerja secara optimum dalam kondisi tertentu. Pengoperasian maksimum sel surya sangat tergantung pada temperatur panel surya, radiasi solar, keadaan atmosfir bumi, orientasi panel surya atau array PV, serta letak panel surya (array) terhadap matahari (tilt angle)[4]. Pada paper ini penulis hanya melakukan penelitian tentang pengaruh suhu terhadap titik daya maksimum yang dihasilkan panel surya 50 WP menggunakan reflector dengan variasi sudut reflector 50 0, 60 0, 70 0 dan 70 0. Energi Matahari DASAR TEORI Matahari memasok energi ke bumi dalam bentuk radiasi. Tanpa radiasi dari matahari, maka kehidupan di bumi tidak akan berjalan[6]. Setiap tahunnya ada sekitar 3.9 x 10 24 Joule ~ 1.08 x 10 18 kwh energi matahari yang mencapai permukaan bumi, ini berarti energi yang diterima bumi dari matahari adalah 10.000 kali lebih banyak dari permintaan energi primer secara global tiap tahunnya dan lebih banyak dari cadangan ketersediaan keseluruhan energi yang ada di bumi. Intensitas radiasi matahari diluar atmosfir bumi tergantung pada jarak antara bumi dengan matahari. sepanjang tahun, jarak antara matahari dengan bumi bervariasi antara 1,47 x 10 8 km sampai 1,52 x 10 8 km. Akibatnya, irradiance E 0 berfluktuasi antara 1.325 W/m 2 sampai 1412 W/m 2. Nilai rata-rata dari irradiance ini disebut dengan solar constant (konstanta surya)[6]. Konstanta Surya E 0 = 1.367 w/m2 Nilai konstan ini bukanlah besarnya radiasi yang sampai dipermukaan bumi. Atmosfir bumi mereduksi/ mengurangi radiasi matahari tersebut melalui proses pemantulan, penyerapan (oleh ozon, uap air, oksigen dan karbondioksida) dan penghamburan (oleh molekul-molekul udara, partikel debu atau polusi). Untuk cuaca yang cerah pada siang hari, irradiant yang mencapai permukaan bumi adalah 1.000 w/m 2. Nilai ini relatif terhadap lokasi. Insolasi (energi radiasi) maksimum terjadi pada hari yang cerah namun berawan sebagian. Ini karena pemantulan radiasi matahari oleh awan sehingga insolasi (energi radiasinya) dapat mencapai 1.400 W/m 2 untuk periode yang singkat[6]. Photovoltaic Photovoltaic adalah alat yang dapat mengkonversi cahaya matahari secara langsung untuk diubah menjadi listrik. Kata photovoltaic biasa disingkat dengan PV[10]. Bahan semikonduktor seperti silicon, gallium arsenide, dan cadmium telluride atau - 14 -

copper indium deselenide biasanya digunakan sebagai bahan bakunya. Solar cell crystalline biasanya digunakan secara luas untuk pembuatan solar cell [6]. Jenis-jenis solar cell antara lain: 1. Single crystalline Yaitu kristal yang mempunyai satu jenis macamnya, tipe ini dalam perkembangannya mampu menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi. Jenis single crystalline antara lain: a. Gallium Arsenide Cell Gallium arsenide cell sangat efisien dari semua sel, tetapi harganya sangat mahal. Efisiensi dari sel ini mampu mencapai 25 persen b. Cadmium Sulfide Cell Cadmium sulfide cell ini merupakan suatu bahan yang dapat dipertimbangkan dalam pembuatan sel surya, karena harga yang murah dan mudah dalam proses pembuatannya 2. Polycrystalline cell Polycristalline cell merupakan kristal yang banyak macamnya, terbuat dari kristal silikon dengan efisiensi 10-12 persen. 3. Amorphous Silikon Cell Amorphous berarti tidak memakai kristal struktur atau non kristal, bahan yang digunakan berupa proses film yang tipis dengan efisiensi sekitar 4-6 persen 4. Copper indium diselenide (CIS) cells Bahan semikonduktor yang aktif dalam sel surya CIS adalah copper indium diselenide. Senyawa CIS sering juga merupakan paduan dengan gallium dan / atau belerang[7]. Efisiensi 9 persen sampai 11 persen. 5. Cadmium telluride (CdTe) cells Sel surya CdTe diproduksi pada substrat kaca dengan lapisan konduktor TCO transparan biasanya terbuat dari indium tin oxide (ITO) sebagai kontak depan. Efisiensi 1 persen hingga 8,5 persen per efisiensi modul. 6. Dye sensitized Prinsip kerja Dye sensitized yaitu menyerap cahaya dalam pewarna organik mirip dengan cara di mana tanaman menggunakan klorofil untuk menangkap energi dari sinar matahari dengan fotosintesis[7]. Perhitungan Daya Masukan dan Daya Keluaran Sebelum mengetahui berapa nilai daya sesaat yang dihasilkan kita harus mengetahui daya yang diterima (daya input), di mana daya tersebut adalah perkalian antara intensitas radiasi matahari yang diterima dengan luas area PV module dengan persamaan[10]: P in = Ir x A (2.1) P in : Daya Input akibat irradiance matahari (Watt) Ir : Intensitas radiasi matahari ( Watt/m 2 ) A : Luas area permukaan photovoltaic module (m 2 ) Sedangkan untuk besarnya daya pada solar cell (Pout) yaitu perkalian tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus hubung singkat (Isc), dan Fill Factor (FF) yang dihasilkan oleh sel Photovoltaic dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : P out = V oc x I sc x FF (2.2) P out : Daya yang dibangkitkan oleh solar cell (Watt), V oc : Tegangan rangkaian terbuka pada solar cell (Volt) I sc : Arus hubung singkat pada solar cell (Ampere) FF : Fill Factor Nilai FF dapat diperoleh dari rumus: FF = V oc ln (V oc + 0.72) / V oc + 1 (2.3) Efisiensi yang terjadi pada sel surya adalah merupakan perbandingan daya yang dapat dibangkitkan oleh sel surya dengan energi input yang diperoleh dari irradiance matahari. Efisiensi yang digunakan adalah efisiensi sesaat pada pengambilan data[10]. (2.4) η = x 100% Sehingga efisiensi yang dihasilkan: (2.5) η sesaat = x 100% η sesaat : Efisiensi solar cell (%) I r : Intensitas radiasi matahari (Watt/m 2 ) P : Daya output yang dibangkitkan oleh solar cell (Watt) A : Luas area permukaan module photovoltaic (m 2 ) METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini ditempatkan variabel pengumpulan data meliputi intensitas cahaya matahari (I r ), arus hubung singkat (I sc ), tegangan rangkaian terbuka (Voc), suhu modul surya (T sc ), suhu udara (T s ), kelembaban udara (RH), kondisi cuaca (cerah, mendung, gerimis). Sedangkan variabel bebasnya yaitu waktu pengukuran (t), dan besar perubahan sudut dari reflektor. ROTASI Vol. 12, No. 4, Juli 2010: 14 18 15

Pengumpulan data dilakukan terhadap: Pengukuran terhadap PV modul tanpa reflektor pada posisi yang tetap/ horizontal terhadap bumi, dan pengukuran terhadap PV modul yang diberi reflector. Sudut reflector diubah menurut variasi sudut perubahan reflektor yang ditentukan dengan tujuan untuk mengetahui sudut reflektor yang memberikan peningkatan daya dan efisiensi terbesar. Sudut reflector yang dicobakan yaitu 0 0, 50 0, 60 0, 70 0, 80 0. Data Teknis Peralatan dan Alat Ukur yang Dipakai 1. Alat Penyangga Solar Cell dan Reflektor Digunakan sebagai penyangga photovoltaic module dan juga reflektor 2. Photovoltaic Module PV modul yang dipakai pada percobaan ini adalah PV modul dengan tipe ST-50-5M buatan cina yang diproduksi pada tahun 2009. Tipe modul surya ini merupakan tipe monocrystalline. 3. Multimeter Multimeter yang digunakan pada pengukuran ini adalah multimeter digital (elektronik) yang dapat digunakan untuk mengukur Ampere, Voltase, dan Ohm (Resistansi). Dalam pengujian ini hanya dibutuhkan teganga dan arus searah 4. Thermocouple dan Interface Thermocouple berfungsi mengubah suhu menjadi beda potensial listrik dan dalam hal ini digunakan untuk mengukur suhu modul surya. Interface digunakan untuk akuisisi data dari thermocouple yang dibaca oleh sebuah transduser menuju PC/laptop sehingga datanya dapat terbaca 5. Solar Power Meter Solar power meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari. ANALISA DAN PEMBAHASAN Hubungan Suhu Terhadap Irradiance Dari Gambar 1. terlihat bahwa kecenderungan grafik suhu naik seiring dengan kenaikan irradiance. Naik Turunnya data ini disebabkan karena kenaikan irradiance tidak langsung diikuti kenaikan suhu begitu pula sebaliknya, penurunan irradiance tidak langsung diikuti dengan penurunan suhu. Hal ini dikarenakan irradiance dapat berubah dengan sangat cepat sedangkan suhu permukaan panel surya butuh waktu untuk turun ataupun naik. Gambar 1. Suhu Terhadap Irradiance Hubungan Suhu Terhadap Arus Hubung Singkat Gambar 2. Suhu Terhadap Arus Dari grafik tersebut di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan grafik untuk semua variasi sudut reflektor menunjukkan bahwa kenaikan suhu diikuti dengan kenaikan arus. Pada pengujian ini semua variabel seperti arus, tegangan, dan suhu permukaan sangat tergantung pada irradiance sehingga apabila persebaran data irradiance berfluktuasi, maka variabel yang lain juga ikut berfluktuasi. Hubungan suhu Terhadap Tegangan Rangkaian Terbuka Dari Gambar 3. dapat dilihat bahwa kenaikan suhu mengakibatkan kecenderungan peenurunan tegangan. Terlihat pula bahwa kecenderungan penurunan suhu paling ekstrim terjadi pada pengujian tanpa menggunakan reflektor dan dengan menggunakan reflektor sudut 70 derajat. Ini dapat dilihat pada hubungan suhu terhadap irradiance dimana irradiance tertinggi dicapai pada pengujian 16 ROTASI Vol. 12, No. 4, Juli 2010: 14 18

tanpa menggunakan reflektor dan dengan menggunakan reflektor 70 derajat. Hal ini berpengaruh terhadap suhu maksimum yang dicapai panel surya. dikonversi menjadi daya maka efisiensinya semakin tinggi. Grafik 5. Suhu terhadap Efisiensi Gambar 3. Suhu Terhadap Tegangan Hubungan Suhu Terhadap Daya Keluaran Terlihat disini bahwa pada suhu antara 30 0 C sampai dengan 50 0 C efisiensi cenderung meningkat seiring dengan peningkatan suhu, namun pada suhu diatas 50 0 C sampai dengan 58 0 C efisiensi cenderung menurun. Hal ini dikarenakan kenaikan suhu akan menurunkan tegangan output namun menaikkan arus outputnya. Akan tetapi apabila suhu permukaan panel surya terus naik maka arusnya cenderung konstan namun tegangannya tetap turun sehingga daya keluarannyapun akan turun. Apabila daya keluarannya turun maka dengan sendirinnya efisiensinya juga akan turun. Gambar 4. Suhu Terhadap Daya Keluaran Dari grafik tersebut di atas dapat dilihat bahwa kenaikan suhu mengakibatkan Daya Keluarannya naik. Kenaikan suhu adalah akibat dari kenaikan irradiance, dimana tiap kali irradiance meningkat, maka variabel yang lain seperti suhu, arus dan tegangan juga ikut meningkat sehingga dengan sendirinya apabila irradiance meningkat maka Daya keluarannya juga meningkat. Hubungan Suhu Terhadap Efisiensi Dari grafik tersebut di atas dapat dilihat bahwa kenaikan suhu mengakibatkan kenaikan efisiensi. Efisiensi panel surya dihitung berdasarkan berapa daya keluaran dibandingkan dengan daya yang masuk ke panel surya. Jadi semakin banyak energi radiasi yang Kesimpulan PENUTUP Kenaikan Suhu mengakibatkan Tegangan rangkaian terbuka (V oc ) turun, namun arus hubung singkat (I sc ) meningkat. Kenaikan suhu adalah akibat dari kenaikan irradiance, dimana tiap kali irradiance meningkat, maka variabel yang lain seperti suhu, arus dan tegangan juga ikut meningkat sehingga dengan sendirinya apabila irradiance meningkat maka Daya keluarannya juga meningkat. Daya keluaran tertinggi dicapai saat pengujian menggunakan reflektor dengan sudut 70 derajat yaitu sebesar 53,67 Watt dengan suhu 46,41 0 C pada jam 11:45 WIB. Secara umum, semakin banyak radiasi yang dikonversi menjadi daya, maka efisiensinya akan meningkat. Karena peningkatan suhu diikuti oleh peningkatan daya keluaran, maka semakin meningkatknya suhu juga akan meningkatkan efisiensi. Efisiensi tertinggi dicapai pada pengujian menggunakan reflektor sudut 70 derajat yaitu sebesar 15,65% dengan irradiance 1047 Watt/m 2 dengan suhu 46,41 0 C pada jam 11:45 WIB. ROTASI Vol. 12, No. 4, Juli 2010: 14 18 17

Saran Pada saat pengujian, perlu diambil data kecepatan angin dan juga kelembaban agar ada parameter pembanding apabila ada beberapa data yang tidak sesuai dengan dasar teori. Saat pengujian Photovoltaic module menggunakan reflektor sebaiknya posisi letak photovoltaic tegak lurus terhadap arah matahari karena irradiance yang didapatkan dapat maksimal. DAFTAR PUSTAKA 1. Butai, F Daniel., Michael T Miller.2008. Maximum Peak Power Tracker.Wiley Press. New York 2. Duffie, A William, William A Beckman.2008. Solar Engineering Of Thermal Processes. John Wiley & sons. Newyork 3. Lotsch, H.K.V.,2005.Photovoltaic Solar Energy Generation.Springer.Berlin 4. Markvart, Thomas.2000. Solar Electricity.John wileys & sons, LTD. United Kingdom. 5. Mintorogo, Danny Santoso.2000. Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells) Pada Perumahan dan Bangungan Komersial Univesitas Kristen Petra. Surabaya 6. Naville, Richacard C. 1995. Solar Energy Conversion. Elsevier. USA 7. Planning And Installing Photovoltaic System. 2008. Earthscan. London 8. Quaschning, Volker.2005. Understanding Renewable Energy Systems. Earthscan. London. 9. Sen, Zekai.2008. Solar Energy Fundamentals And Modeling Techniques. Springer. Istanbul 10. Wibowo, Riyanto. 2009. Studi Penggunaan Solar Reflector Untuk Optimalisasi Output Daya Pada Photovoltaic Modul. Skripsi universitas Kristen petra. Surabaya. 18 ROTASI Vol. 12, No. 4, Juli 2010: 14 18