EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH

dokumen-dokumen yang mirip
281 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

Larassati Purwandrini Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda ABSTRACT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya

PERANAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI LEISA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS PADA TINGKAT KELUARGA TANI (Studi Kasus di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kertanegera)

EPP. Vol.8 No :

Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Kampus Gn.Kelua Jl. Pasir Balengkong PO BOX 1040 Samarinda

EPP. Vol. 9 No :

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna jasa penyuluhan

PERSEPSI DAN REAKSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KEBERADAAN RICE PROCESSING UNIT (RPU) DI KUTAI KARTANEGARA

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PENERAPAN SAPTA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BUNGA JADI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

Persepsi dan Reaksi Masyarakat Terhadap Keberadaan KUD Serba Usaha 41 (Kaspul Anwar, M. Najib dan Mursidah)

PERANAN PRIMA TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi Kasus Pada Usahatani Padi sawah di Desa Suliliran Baru)

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

BAB I PENDAHULUAN. giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satu diantaranya adalah bidang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

EPP. Vol. 10 No :

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

EPP.Vol.7.No :

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM UPSUS PAJALE DI DESA SRI AGUNG KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017)

DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

Dina Dwirayani, Tety Suciati. Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati. korespondensi:

STUDI TENTANG PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN ) DI KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

SKRIPSI KASEH LESTARI

KECENDERUNGAN PENELITI DALAM MEMILIH MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH SEBAGAI PUBLIKASI HASIL LITBANG

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERAN KELOMPOK TANI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI DESA PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISA KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DAN VARIETAS IR

EPP. Vol. 8 No :

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI USAHA TANI KARET KE USAHA TANI KELAPA SAWIT DI DESA BATIN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXVIII Nomor 3 Desember 2013 ( ) ISSN

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI LOA GAGAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

116 ZIRAA AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman ISSN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 17. (1) 2014 ISSN

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah trofis dengan luas

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

PERANAN PRIMA TANI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI DESA SULILIRAN BARU KECAMATAN PASIR BELENGKONG KABUPATEN PASER

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot Padi Sawah 37 (Dina Lesmana dan Suci Wulandari) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP TINGKAT PRODUKSI PADI DI DESA BUKIT PARIAMAN KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (The effectivity of the using of Oryza sativa L. plot demonstration to rice productivity level in Bukit Pariaman village, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara) Dina Lesmana dan Suci Wulandari Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123 Telp : (0541) 749312 ABSTRACT The result of this research shows that the using of the plot demonstration affect to the product ivity level by using Chi Square analyze with the result of X 2 is 26,000 > 0,05, then to know the intensity of the relation between the using of plot demonstration and the productivity level using the same analyze, Chi Square analyze with the result of X 2 is 53,798 > 0,05. Which means that there is an intense relation between the effectivity of the using of Oryza sativa L. plot demonstration and the rice productivity level. Keyword : Plot Demonstration, Rice Productivity. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari orde lama sampai era reformasi sekarang ini, dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan. Peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian. Sektor pertanian sampai saat ini masih dan akan menjadi salah satu sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Lebih dari separuh penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sementara itu kontribusi utama sektor pertanian terhadap pembangunan nasional telah berhasil secara nyata meningkatkan penyediaan beras, menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menunjang sektor non pertanian melalui penyediaan bahan baku untuk industri pengolahan. (Daniel, 2002). Demonstrasi Plot (demplot) dapat merubah perilaku pemikiran petani dan keluarganya yaitu seperti sebelum adanya demplot petani dalam melakukan usaha taninya secara tradisional dan belum menerapkan teknologi pertanian yang baik dan benar, setelah adanya demplot petani diharapkan memberikan perbaikan produksi, memperbaiki mutu gabah padi sawah dan pengenalan teknologi baru. Desa Bukit Pariaman Kecamatan Tenggarong Seberang merupakan yaitu lumbung padi bagi Kabupaten Kutai Kartanegara, di samping itu Desa Bukit Pariaman merupakan juga daerah pertanian yang sangat cocok untuk budidaya padi sawah. Dalam meningkatkan produksi padi sawah di desa tersebut masih ada beberapa petani yang menggunakan demplot untuk pengadaan beras. Desa Bukit Pariaman yang mempunyai luas wilayah 12.061 km dan tanaman padi sawah yang biasa dihasilkan dengan percontohan demplot seluas 560 ha, produksinya 2.240 ton dan produktifitasnya 4 ton ha-1. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Cabang Kecamatan Tenggarong Seberang 2008 dan 2009 yaitu pada tahun 2008 tanaman padi sawah yang dihasilkan dengan percontohan demplot seluas 1.308 ha, produksinya 5.886 ton dan produktifitasnya 4,5 ton ha-1. Serta pada tahun 2009 tanaman padi sawah yang dihasilkan dengan percontohan demplot seluas 1.100 ha, produksinya 5.170 ton dan produktifitasnya 4,7 ton ha-1. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot

EPP. Vol.7 No.2. 2010: 37 42 38 Padi Sawah Oryza sativa L. Terhadap Padi di Desa Bukit Pariaman Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang penelitian, maka permasalahan yang dihadapi penulis adalah : Bagaimana efektivitas penggunaan demplot Padi Sawah dalam usahatani padi di Desa Bukit Pariaman? Apakah ada hubungan antara efektivitas penggunaan demplot padi sawah terhadap tingkat produksi padi di Desa Bukit Pariaman? Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui efektivitas penggunaan demplot padi sawah di Desa Bukit Pariaman. Untuk mengetahui hubungan antara efektivitas penggunaan demplot padi sawah terhadap tingkat produksi padi di Desa Bukit Pariaman. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : Sebagai bahan informasi tentang penggunaan dan manfaat demplot padi sawah bagi petani. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi instansi terkait dalam mengambil dan menempuh kebijakan. Sebagai bahan perbandingan bagi pihak yang berminat dan ingin meneliti lebih lanjut masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. KERANGKA PEMIKIRAN Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik material maupun spiritual. Salah satu kebijakan yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu melalui peningkatan kehidupan ekonomi, diantaranya dilakukan melalui sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian dan tinggal di pedesaan (Mubyarto, 1994) Upaya untuk memudahkan dan membantu petani dalam meningkatkan produksi usahatani harus ditunjang dengan mempersiapkan sumber daya manusianya. Adanya Penyuluh Pertanian Lapangan merupakan salah satu upaya untuk memudahkan dan meningkatkan produksi usahatani salah satunya yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan demplot. Keberhasilan dalam pencapaian suatu produksi usahatani yang maksimal baik secara kualitas maupun kuantitasnya dapat dilihat dari perhitungan skor untuk tingkat produksi yang dicapai atau dihasilkan petani tersebut. Untuk skor dari tingkat efektivitas menggunakan 5 indikator yaitu daya serap informasi, proses perencanaan, kerjasama dalam melaksanakan rencana, kemampuan melakukan kegiatan demplot, dan hubungan melembaga dengan Lembaga Terkait. Untuk selanjutnya, perhitungan hasil dari tingkat produksi dan tingkat efektivitas penggunaan demplot dihubungkan sehingga akan diketahui apakah penggunaan demplot yang ada di Desa Bukit Pariaman Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara efektif dan berpengaruh terhadap hasil produksi padi. METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2010, dengan lokasi penelitian di Desa Bukit Pariaman Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai apa yang diteliti sehubungan dengan konsep yang telah dikemukakan, maka secara operasional dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Efektivitas adalah keefektifan penggunaan demplot padi sawah terhadap petani yang melakukan kegiatan demplot tersebut. 2. produksi adalah tingkat hasil panen responden yang diperoleh selama satu kali musim tanam. 3. Responden adalah beberapa kelompok tani di Desa Bukit Pariaman yang melakukan kegiatan demplot padi sawah. 4. Kegiatan Demonstrasi Plot adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan petani, karena dalam pelaksanaanya petani dapat belajar sambil berbuat yang dihitung dengan memberikan skor berdasarkan bobot masing-masing indikator yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut : a. Daya serap informasi adalah informasi tentang cara demplot padi sawah yang baik didapatkan dari penyuluhanpenyuluhan, balai penyuluh dan media cetak seperti majalah tani. b. Proses perencanaan adalah suatu kegiatan demplot padi sawah memiliki tujuan yang diinginkan atau dicapai, agar tujuan tersebut tercapai perlu adanya proses perencanaan. c. Kerjasama dalam melaksanakan rencana adalah sebuah rencana dapat terlaksana dengan baik jika ada kerjasama berkesinambungan antara petani.

Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot Padi Sawah 39 (Dina Lesmana dan Suci Wulandari) d. Kemampuan melakukan kegiatan demplot dan mengharapkan adanya perubahan sikap petani terhadap penyerapan dan penerapan teknologi demplot tersebut pada tanaman padi sawah. e. Hubungan melembaga dengan Lembaga terkait adalah terjalinnya kerjasama yang melembaga antara petani dengan Lembaga-lembaga yang terkait. Untuk mengetahui banyaknya interval kelas yang diperlukan maka tingkat efektivitas penggunaan demplot padi sawah dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu tidak efektif, efektif dan sangat efektif. Untuk menentukan interval kelas dapat menggunakan rumus (suparman, 1996) sebagai berikut : c = X X k 80 16 c = = 21,33 3 Dimana : c = Interval kelas X n = Skor Max X i = Skor Min k = Jumlah Kelas Untuk mengetahui banyaknya interval kelas yang diperlukan maka tingkat produksi dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : rendah, sedang, tinggi. Untuk menentukan interval kelas dapat menggunakan rumus (Suparman, 1996) sebagai berikut : c = X X k 50 20 c = = 10 3 Untuk mengetahui peranan penggunaan demplot padi sawah terhadap produksi padi digunakan analisis Chi Kuadrat ( χ ) dengan rumus Siegel (1994), yaitu : 2 r k Oij Eij Eij i1 j1 Dimana : Oij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j. Eij = Banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan dalam baris ke-i kolom ke-j. 2 Kelompok Jumlah Rukun Jaya Mekar Cisedani Tinggi O 11 O 12 O 13 O 14 O E 11 E 12 E 13 E 14 E 1 Sedang O 21 O 22 O 23 O 24 O E 21 E 22 E 23 O 24 E 2 Rendah O 31 O 32 O 33 O 34 O E 31 E 32 E 33 E34 E 3 Jumlah E A E B E c E d E Setelah χ hitung didapat, maka dapat dibandingkan dengan χ tabel (db ; α = 0,05) dengan kaidah keputusan : - Jika χ hitung χ tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti penggunaan demplot padi sawah tidak berpengaruh terhadap tingkat produksi. - Jika χ hitung χ tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti penggunaan demplot padi sawah berpengaruh terhadap tingkat produksi. Untuk mengetahui hubungan efektivitas penggunaan demplot padi sawah terhadap peningkatan produksi digunakan analisis yang sama yaitu Chi Kuadrat ( χ ) dengan kaidah keputusan : - Jika χ hitung χ tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti efektivitas penggunaan demplot padi sawah tidak berperan terhadap tingkat produksi. - Jika χ hitung χ tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti efektivitas penggunaan demplot padi sawah berperan terhadap tingkat produksi. - HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Efektivitas Demplot Padi Sawah efektivitas demplot Padi Sawah dapat diukur melalui peranan kelompok tani menggunakan 5 indikator yang merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam tingkat kemampuan demplot sehingga dapat mempengaruhi perilaku petani untuk mencapai tujuan bersama. 1. Daya Serap Informasi Daya serap informasi meliputi inisiatif untuk mencari informasi baru, kegiatan pengurus dalam mencari dan mendapatkan informasi, siapa yang mencari informasi dari luar untuk kepentingan demplot, cara penyampaian informasi baru dan apa pernah menerima kesulitan dalam menerima informasi tersebut. Informasi baru yang didapat biasanya terkait dengan teknik budidaya dan

EPP. Vol.7 No.2. 2010: 37 42 40 penanggulangan hama penyakit yang diperoleh dari dinas-dinas terkait. 2. Proses Perencanaan Proses perencanaan meliputi rencana kerja kelompok tani, isi rencana kerja petani dalam menampung permasalahan, serta tujuan rencana kerja. Rencana kerja dalam petani pada umumnya berisi teknik budidaya yang akan diadakan seperti jadwal penanaman, pola tanam, jadwal panen sehingga pencapainya juga dapat terlihat dalam hal produksi dan keuntungan. 3. Kerjasama Dalam Melaksanakan Rencana Kerjasama dalam melaksanakan rencana meliputi pembagian tugas di dalam petani, kerjasama dalam pengadaan saprodi, keterkaitan dalam rencana kerja yang telah ditetapkan dan peran serta dalam petani. Pembagian tugas petani sebaiknya dilakukan secara teratur (ketua, pengurus dan anggota) seperti untuk kelompok tani yang ada di Desa Bukit Pariaman. Pembagian tugas yang dilakukan seperti mencari informasi baru tentang pertanian, mengundang petugas, menentukan jadwal pertemuan, kerjasama dalam pemasaran. 4. Kemampuan Melakukan Kegiatan Demplot Kemampuan melakukan kegiatan demplot ini meliputi perubahan sikap petani terhadap penyerapan dan penerapan teknologi demplot tersebut pada tanaman padi sawah. 5. Hubungan Melembaga dengan Lembaga Terkait Hubungan melembaga dengan lembaga terkait meliputi menjadi bagian dari lembaga terkait tersebut, pemanfaatan pelayanan lembaga terkait dalam bidang sarana produksi, keikutsertaan dalam menyusun rencana kerja di lembaga terkait dan keikutsertaan dalam kegiatan yang diadakan oleh lembaga terkait. Lembaga terkait yang sebenarnya bertujuan untuk memperkokoh pengetahuan masyarakat desa yang belum banyak berperan. Petani di Desa tersebut tidak memanfaatkan lembaga terkait tersebut untuk mengetahui pengetahuan pertanian yang sedang berkembang. Kegiatan demplot disesuaikan dengan pengetahuan dan kemajuan yang telah dicapai dari masing-masing petani. Pengetahuan dan kemampuan didapat dengan mencari informasi baru dari luar untuk kepentingan semua anggota petani dan mengembangkan petani secara efektif. Tabel Efektivitas Penggunaan Demplot Padi Sawah No Penggunaan Demplot Terhadap Padi 1 Kelompok Rukun 2 Kelompok Jaya 3 Kelompok 4 Kelompok Cisadane Efektivitas Jumlah (Petani) Persentase (%) Sangat 7 20,58 Sangat 8 23,53 Sangat 9 26,47 Sangat 10 29,41 Sumber : Data Primer (diolah) 34 100 Berdasarkan Lampiran 8 diperoleh hasil tingkat efektivitas penggunaan demplot padi sawah menunjukkan bahwa jumlah responden pada kelompok tani yang melakukan dengan percontohan demplot yaitu Kelompok Rukun, Kelompok Jaya, Kelompok dan Kelompok Cisadane yang mempunyai tingkat efektivitas yang sangat efektif di Rukun sebanyak 7 responden atau 20,58%, tingkat efektivitas di Jaya yang sangat efektivitas sebanyak 8 responden atau 23,53%, tingkat efektivitas di yang sangat efektif 9 responden atau 26,47%, dan tingkat efektivitas di Cisadane yang sangat efektif 10 responden atau 29,41%. Keempat kelompok tani yang melakukan percontohan demplot mempunyai tingkat efektivitas yang sangat efektif. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan kelompok tani pada usaha demplot padi sawahnya dapat dikatakan tinggi tingkat efektivitas, meskipun masih ada sebagian anggota kelompok tani yang tidak aktif dalam kegiatan kelompok tani. Pertemuan kelompok diadakan rutin setiap bulan dan sudah terjadwal. Penyusunan Rencana Usaha Kelompok

Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot Padi Sawah 41 (Dina Lesmana dan Suci Wulandari) disesuaikan dengan kondisi pertanian di daerah tersebut. Kerjasama antar anggota kelompok tani sudah baik dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam usahataninya. Untuk penyediaan saprodi masih belum dapat dilakukan namun sudah ada dalam rencana untuk melakukan kerjasama dalam penyediaan sarana produksi. Kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh masing-masing kelompok tani berupa arisan dan yasinan yang bertujuan untuk mempererat hubungan dalam berkelompok tani. Dilihat dari indikator-indikator penggunaan demplot padi sawah terdapat dua unsur yang sangat berperan yaitu daya serap informasi dan proses perencanaan sehingga para anggota kelompok tani dapat menerima informasi tentang cara berusahatani yang baik sehingga dapat menghasilkan produksi yang baik. Demplot Padi sawah produksi padi sawah di ukur berdasarkan metode penilaian skor rata-rata produksi yang dihasilkan responden dalam usahataninya. Berdasarkan data statistik Dinas Pertanian Tanaman Pangan Cabang Tenggarong Seberangtahun 2009 produksi padi sawah dengan luas 1.100 ha adalah 5.170 ton dan produktivitas sebesar 4,7 ton ha-1. Berdasarkan Lampiran 4 diperoleh skor hasil tingkat produksi usahatani padi sawah yang ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel Padi Sawah di Desa Bukit Pariaman Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara No Penggunaan Demplot Terhadap Padi 1 Kelompok Rukun 2 Kelompok Jaya 3 Kelompok 4 Kelompok Cisadane Jumlah (Petani) Persentase (%) Tinggi Sedang 3 8,83 Rendah 4 11,76 Tinggi Sedang 4 11,76 Rendah 4 11,76 Tinggi Sedang 5 14,70 Rendah 4 11,76 Tinggi Sedang 4 11,76 Rendah 6 17,65 Jumlah 34 100 Sumber : Data Primer (diolah) Berdasarkan data pada Tabel 16, menunjukkan bahwa produksi untuk masingmasing kelompok tani yang melakukan percontohan demplot berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah). Dan diketahui juga produksi padi sawah untuk Kelompok Rukun dan Kelompok Jaya pada umumnya termasuk Kelompok tani yang melakukan percontohan demplot dan untuk Rukun tingkat produksi sedang sebanyak 3 responden atau 8,83%, untuk tingkat produksi rendah sebanyak 4 responden atau 11,76%. Sedangkan Jaya untuk tingkat produksi sedang sebanyak 4 responden atau 11,76%, untuk tingkat produksi rendah sebanyak 4 responden atau 11,76%. Dan untuk Kelompok Mekar dan kelompok Cisadane termasuk kelompok tani yang melakukan percontohan demplot dimana untuk tingkat produksi sedang sebanyak 5 responden atau 14,70%, untuk tingkat produksi rendah sebanyak 4 responden atau 11,76%. Sedangkan Cisadane tingkat produksi sedang sebanyak 4 responden atau 11,767% dan produksi rendahnya sebanyak 6 responden atau 17,65%. Hal tersebut karena selain efektivitas penggunaan demplot yang sudah baik produksi yang dihasilkan oleh masing-masing anggota kelompok tani juga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat produksi antara lain faktor biologi yang meliputi seperti lahan pertanian di daerah tersebut yang subur, penggunaan bibit yang unggul, penggunaan pupuk sesuai dosis pemupukan, dan faktor sosial ekonomi yang meliputi biaya produksi, tenaga kerja dan harga, tetapi tidak ada motivasinya setiap anggota untuk meningkatkan hasil produksinya. Hubungan Efektivitas Penggunaan Demplot Padi Sawah dan Padi Efektivitas petani merupakan upaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Berdasarkan data dan lampiran perhitungan efektivitas penggunaan demplot dan produksi maka dapat menunjukkan bahwa ke empat kelompok tani tersebut yang memiliki tingkat efektivitas penggunaan demplot yang berada pada kategori sangat efektif dengan tingkat produksi untuk Kelompok Rukun dan Kelompok Jaya berada pada kategori rendah. Serta untuk Kelompok Mekar dan Kelompok Cisadane berada pada kategori sedang, sehingga terlihat adanya perbedaan antara produksi yang dihasilkan oleh masing-masing petani walaupun tidak berbeda jauh namun itu dapat menunjukkan bahwa

EPP. Vol.7 No.2. 2010: 37 42 42 adanya hubungan antara efektivitas penggunaan demplot padi sawah terhadap tingkat produksi dalam memproduksikan usahatani padinya. Untuk mengetahui adanya hubungan Penggunaan demplot terhadap tingkat produksi padi dalam memproduksikan usahatani padi sawahnya dapat dilihat pada Lampiran 12 yang menunjukkan bahwa χ di dapat 26,000 > 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima berarti penggunaan demplot padi sawah berpengaruh terhadap tingkat produksi padi. Efektivitas penggunaan demplot padi sawah terhadap tingkat produksi padi mempunyai hubungan yang erat dapat dilihat pada Lampiran 13 yang menunjukkan bahwa χ di dapat 53,798 > 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima berarti efektivitas penggunaan demplot padi sawah berpengaruh terhadap produksi padi. Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat adanya perbedaan produksi antara penggunaan demplot pada Kelompok Rukun, Jaya,, Cisadane sehingga menunjukkan adanya efektivitas dari masing-masing kelompok tani tersebut yang mampu meningkatkan produksi dimana melalui kelompok-kelompok tani yang efektif dalam kegiatan kelompok tani dan motivasi para petani untuk memperbaiki taraf hidupnya dengan meningkatkan produksi usahataninya. KESIMPULAN 1. Penggunaan demplot padi sawah yang baik dan efektif berpengaruh terhadap tingkat produksi padi seperti yang diperoleh dari hasil perhitungan χ di dapat P > α sehingga Ho ditolak dan Ha diterima berarti penggunaan demplot padi sawah berpengaruh terhadap tingkat produksi padi. 2. Bahwa adanya hubungan antara efektivitas penggunaan demplot padi sawah terhadap tingkat produksi padi seperti yang diperoleh dari hasil perhitungan χ di dapat P > α sehingga Ho ditolak dan Ha diterima berarti efektivitas penggunaan demplot padi sawah berpengaruh terhadap produksi padi. DAFTAR PUSTAKA Battie, B. R, dan C. R. Taylor. 1996. Ekonomi produksi diterjemahkan oleh Soeratno Josohardjono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Daniel, M. 2002. Pengantar ekonomi pertanian, Bumi Aksara. Jakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Cabang. 2008 dan 2009. Kecamatan Tenggarong Seberang. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Cabang. 2008. Definisi demonstrasi plot. Kecamatan Tenggarong Seberang. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Timur. 1994. Petunjuk Pelaksanaan pembinaan Petani. James, A.T dan Dean. 1992. Metode dan masalah penelitian sosial. Terjemahan E.Koeswara. Eresco. Bandung. Aksi Agraris Kanisius. 2006. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta. Litbang. Sulut. 2009. Metode kegiatan Demonstrasi Plot. Sulawesi Utara. Monografi Desa. 2008. Desa Bukit Pariaman. Mubyarto. 1994. Pengantar ekonomi pertanian. LP3ES. Jakarta. Najir, M. 1999. Metode penelitian. Ghalia. Jakarta. Rakhmat, J. 1997. Metode penelitian komunikasi. Remaja. Bandung. Rosyidi, S. 2001. Pengantar teori ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Siegel, S. 1994. Statistik non parametrik untuk untuk ilmu-ilmu sosial. Gramedia. Jakarta. Sumarni, M & J, Soeprihanto. 2000. Pengantar bisnis. Liberty. Yogyakarta. Suparman, IA. 1996. Statistik sosial. Rajawali Pers. Jakarta. Steers, R. 1980. Efektivitas organisasi. Erlangga. Jakarta. Wikipedia Indonesia, 2008. Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. http://www.id.wikipedia.org/wiki/padi. diakses tgl 08 Februari 2010.