Peran Serangga dalam Kedoktera 1.Tularkan penyakit (Vektor dan Hospes perantara). 2. Entomofobia 3. Toksin, menimbulkan kelaian 4. Alergi 5. Penyakit Nyamuk sebagai vektor Vektor Biologi (vektor malaria, filariasis, DBD, chikungunya, Japhanis Enchephalitis) Kelas : Insekta Ordo : Diptera Famili : Culicidae Tribus : Anophelini ( Genus : Anopheles) Toxorhinchitini( Genus toxorhinchites), Culicini ( Genus : Culex, Aedes,Mansonia) Nyamuk yang berperan sebagai vektor DBD dan Chikungunya adalah 1
Morfologi Nyamuk Aedes aegypti Morfologi Telur : lonjong, dinding spt anyaman kain kasa. Larva : sifon pendek, lebih gemuk, mempunyai satu rumpun rambut sifon, gigi sisir berduri lateral. Pupa : terompet pernapasan lebih pendek Dewasa : warna dasar hitam dgn bintik-bintik putih pada bagianbagian badan,gambaran lira (lyre form) putih pada punggungnya (mesonotum) pada Ae. aegypti. Siklus Hidup Aedes aegypti Metamorfosis sempurna Pertumbuhan telur sampai dewasa lk. 9 hari Tempat perindukan : tempat-tempat berisi air jernih dalam/di luar rumah,container buatan(tempayan, bak mandi, kaleng, dll) container alamiah (tempurung, tonggak bambu,dll). Sering ditemukan bersama-sama larva Ae. Albopictus Nyamuk betina mengisap darah siang hari (pagi sampai petang) dengan puncak setelah matahari terbit (8.00-10.00) dan sebelum matahari terbenam (15.00-17.00) Endofagik dan eksofagik Tempat istirahat : di tempat 2 gelap dalam rumah serta semak-semak disekitar rumah. Jarak terbang : ± 40 meter, mampu sampai 2 km. 2
Umur nyamuk jantan adalah 1 minggu sedangkan nyamuk betina 10 hari dan dilaboratorium bisa 1 2 bulan Nyamuk ini melakukan perkawinan setelah 24 jam setelah menetas Tersebar di seluruh Indonesia Terutama di kota-kota pelabuhan, sampai ke desa sekitar kota pelabuhan bahkan sekarang di kota kota yang ketingiannya sampai 1000 meter dpl. Hal ini terjadi melalui transfortasi yang mengangkut benda-benda berisi air hujan dan melalui alat transportasi itu sendiri. Pengendalian Vektor Pengendalian vektor adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk : 1. Menurunkan populasi vektor serendah mgkn sehingga tidak beresiko sebagai penular di suatu wilayah. 2. Menghindari kontak dengan vektor. 3. PVT pendekatan dgn kombinasi bbrp metode yg berdasarkan azas REESA (rasional,efektif, efisien,sustainabel, acceptable dan affortable ) Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 Tentang Pengendalian Vektor Konsep pengendalian vektor adalah : Pengendalian Vektor Terpadu (PVT), dengan Prinsip : 1.Harus berdasarkan data ttg bioekologi vektor setempat, dinamika penularan penyakit dan perilaku masayarakat yang bersifat spesifik lokal (evidence based) Metode Pengendalian Vektor 1. Pengendalian fisik dan mekanis ( menghilangkan habitat tmpt perkembang biakan nyamuk ) spt :modifikasi dan msnipulasi lingkungan tmpt perindukan. 2.Pengendalian menggunakan agen biotik ( spt :predator pemakan jentik, menggunakan bakteri, virus, manipulasi gen) 3. Pengendalian secara kimia ( kelambu celup, Larvisida) 3
Pengendalian Vektor (mekanik, fisika, kimiawi, Biologi Pengendalian secara Genetik (PG) PG bertujuan mengganti serangga yang berbahaya dengan yang baru, bbrp cara yang dilkakukan seperti : (a) Cytoplasmic incompatibility (mengawinkan nyamuk antar strain shg telur tidak di tembus sperma) sehingga pembuahan tidak terjadi. (b) Hybrid sterility ( mengawinkan serangga dengan sp terdekat), suatu proses biologi reproduksi, yang turunannya (yang jantan) lebih banyak yang steril daripada yang fertil). c. teknik jantan mandul (sterile-male technique). Cara kimiawi dengan bahan kemosterilan; misalnya thiotepa dan hempa dan cara fisik dengan radiasi; pupa dengan dosis tertentu (Krad), disebut bahan radiosterilant. d. Chromosome translokasion, mengubah letak kromosom dengan radiasi yang merusak DNA kromosom tanpa mengganggu pematangan. Pengendalian Legislatif Adanya peraturan pemerintah untuk mencegah tersebarnya vektor penyakit dari suatu negara ke negara lain. Contohnya Kerantina (Penyemprotan kapal yang berlabuh atau pesawat terbang 4
Pendekatan molekuler dlm PV 1. Pengkajian Variasi genetik nyamuk dan hubungannya dengan Kompetensi vektor. 2. Kajian tentang gen-gen yang berperan dalam pertahanan serangga. 3. Merekayasa resistensi pathogen secara genetik dalam tubuh nyamuk 4. Mengidentifikasi mekanisme baru yang mengganggu perkembangan pathogen dalam tubuh nyamuk Pemantauan kepadatan populasi Ae.aegypti Merupakan upaya membantu evaluasi dalam tindakan pengendalian vektor Pengukuran kepadatan populasi nyamuk: Angka rumah (house index = HI),% rumah yg positif larva dari 100 rumah Angka tempat perindukan (container index = CI),% tempat perindukan yang positif dari 100 wadah yang diperiksa Angka Breteau (Breteau index = BI),jumlah tempat perindukan yang yang positif larva dari 100 rumah Selamat Belajar 5