BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB I PENDAHULUAN. Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) ini menjadi trend global seiring

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan. menyediakan layanan InfoCom, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. pasti membawa dampak negatif,meskipun memiliki kemanfaatan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya kewajiban kepada pemegang saham melainkan kewajiban kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhinya pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat pasti terjadi. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan

BAB I PENDAHULUAN. kesejaterahan pemegang saham (maximization wealth of stakeholder). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bisnis seperti sebuah perusahaan juga ikut terpengaruh dalam pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. maksimalisasi laba atau memperoleh profitabilitas sebesar - besarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Sejarah Singkat PT. TELKOM INDONESIA. jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator bagi para stakeholder untuk menilai sejauh mana kinerja manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Selain menyangkut kesinambungan perusahaan, laba sering digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.


BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilihat dari harga

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. operasinya untuk mencapai laba yang maksimal, yang semakin lama dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan meninjau ulang fungsi-fungsi manajemen yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Permanasari, 2010). Apabila suatu perusahaan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Septiana dkk (2012:71-84) Booth-Haris Trust Monitor (2001)

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan bisnisnya. Namun terdapat indikator lain selain. diperlukan perusahaan untuk bertahan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat


BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan perusahaan dibutuhkan untuk memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dunia yang semakin maju menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan semakin ketat pada setiap sektor bisnis dan organisasi perusahaan. Oleh karena itu, strategi perusahaan untuk menunjang proses bisnis nya yaitu memanfaatkan sistem informasi dan teknologi sebagai salah satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Namun bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, tujuan utamanya adalah memperoleh laba semaksimal mungkin diharapkan dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan sehari-hari serta memperkuat struktur permodalan dan memperbesar investasi perusahaan, Sehingga keberlanjutan atau kelangsungan hidup perusahaan dapat terjaga. Agar perusahaan dapat mencapai tingkat laba yang memuaskan semua pihak maka salah satu cara yang ditempuh perusahaan adalah dengan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosial perusahaan yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility. Corporate Social Responsibility merupakan klaim agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tetapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders dalam praktik bisnis yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen dan lingkungan. CSR merupakan wujud aktivitas 1

2 perusahaan dalam mencapai tujuannya saat ini dan jangka panjang, perusahaan harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan fakor keuangan, tetapi juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka tanggung jawab sosial perusahaan berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan. Dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007: tentang Perseroan Terbatas yang mengatur tentang laporan tahunan, disebutkan bahwa direksi harus menyampaikan laporan tahunan yang sekurangkurangnya memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Lebih jauh lagi, dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007: bab V tentang Tanggung Jawab Sosial pada pasal 74, disebutkan bahwa: Perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu berupa biaya yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Apabila perusahaan tidak melakukan kewajiban tersebut maka akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997; tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan: Barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah.

3 Selanjutnya, Pasal 42 ayat (1) menyatakan: Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah (Sutopoyudo, 2009). Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) sering dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban kewajiban di atas (ekonomi dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate Social Responsibility) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Dalam CSR terdapat pemahaman dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Dahli dan Siregar, 2008). Pengembangan program-program sosial perusahaan dapat berupa bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community development), outreach, beasiswa dan sebagainya. Dalam perkembangannya, terdapat terobosan baru mengenai gagasan CSR yang terkenal dengan sebutan The Triple Botton Line. Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada singgle botton line, yaitu nilai perusahaan

4 yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja. Tanggungjawab perusahaan harus berpijak pada triple botton line, yaitu tidak hanya pada aspek keuangan saja melainkan juga pada sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (Eklington, 2004). Menurut (Nurkhin, 2009) Eksistensi perusahaan di tengah lingkungan berperan mengubah dua kondisi, yaitu positif (positive externalities) dan negatif (negative externalities). Positive externalities, perusahaan memberi manfaat peningkatan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam bentuk peningkatan kesejahteraan, infrasturktur, tata sosial, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dampak negatif (negative externalities), keberadaan perusahaan memunculkan ketimpangan sosial, adanya diskriminasi, pencemaran lingkungan dengan adanya pemasangan jaringan kabel di area pemukiman, global warming dan sejenisnya. Keseluruhan dari dampak negatif tersebut merupakan kesalahan pada pengalokasian sumber daya manusia dan alam. Oleh karena itu perusahaan perlu berkontribusi untuk menjaga lingkungan dan masyarakat sekitar melalui Program Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility dewasa ini sangat berperan di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena banyak timbulnya dampak negatif dari kegiatan produksi sebuah perusahaan. Beberapa kasus berskala nasional dan internasional, seperti : global warming, pencemaran lingkungan adalah sederetan negative externalities. Dalam kasus tersebut pihak yang dirugikan adalah masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah karena mereka tidak secara langsung memperoleh kontra prestasi langsung dari industrialisasi ataupun perusahaan jasa, namun mereka yang menanggung dampak sosial dan lingkungan.

5 Secara yuridis formal, pemerintah memberikan pengakuan dan anjuran terhadap partisipasi pengelolaan lingkungan bagi semua pihak lewat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab IV pasal 66 ayat 2b dan Bab V pasal 74 yang menjelaskan bahwa laporan tahunan perusahaan harus mencerminkan tanggung jawab sosial, bahkan perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan CSR. Secara lebih operasional, Menteri BUMN mengeluarkan Surat Keputusan Nomor KEP- 04/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dengan demikian menunjukkan keseriusan dan perhatian pemerintah terhadap dunia bisnis, khususnya BUMN dan perusahaan yang pengoperasiannya berkaitan dengan eksploitasi sumber daya alam agar melaksanakan praktik CSR. Selain itu, melalui PKBL Perusahaan memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi secara Nasional. Suatu perusahaan jasa telekomunikasi didorong untuk maju, hal ini dikarenakan adanya persaingan-persaingan dari perusahaan jasa telekomunikasi yang sejenis. Kemampuan bersaing dan agar mencapai laba yang maksimal, faktor-faktor kritis dalam perusahaan seperti strategi dan keputusan yang dibuat harus optimal dan efektif. Laba yang dilaporkan perusahaan dalam tahun tertentu merupakan refleksi dari keberhasilan suatu strategi dan keputusan yang dibuat oleh manajer selama tahun tersebut dan pada tahun sebelumnya. Keputusan seorang manajer hari ini akan berimbas pada laba perusahaan di tahun berikutnya. Tujuan utama dari kegiatan yang dilakukan perusahaan adalah laba. Laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup dan berkembang. (Permanasari, 2009). Namun untuk memperoleh laba yang

6 maksimal maka perusahaan harus menjalankan kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan suatu produk dengan menggunakannya secara efektif dan efisien. Laba digunakan untuk modal dan pembagian dividen kepada pemilik saham, laba atau profit sebaiknya dianggarkan untuk melakukan kegiatan CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Di tengah masyarakat yang semakin kritis dan peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dalam jangka panjang dan menjunjung nilai estetika, CSR merupakan suatu bentuk kewajiban bagi perusahaan (Nurkhin, 2009). Dari CSR, perusahaan memperoleh manfaat yang sangat berkaitan dengan manajemen reputasi. Peneliti memilih topik ini dikarenakan sistem penerapan CSR melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang menarik untuk diteliti. Setting penelitian yang digunakan adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ( TELKOM atau Perusahaan ) di Surabaya merupakan perusahaan InfoComm yang memiliki layanan paling lengkap dan jaringan terbesar di Indonesia, saat ini telah memperluas portofolio bisnisnya menjadi Telekomunikasi, Informasi, Media dan Edutainment (TIME). Dengan meningkatkan infrastruktur, memperluas teknologi Next Generation Network (NGN) dan memobilisasi sinergi di seluruh jajaran TELKOM Group, TELKOM dapat mewujudkan dan memberdayakan pelanggan ritel dan korporasi dengan memberikan kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan pelanggan yang lebih baik. Selama 2009, pertumbuhan pelanggan TELKOM adalah sebesar 21,2%, yang mencapai 105,1 juta pelanggan, terdiri dari 8,4 juta pelanggan telepon tidak bergerak kabel, 15,1 juta pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel, dan 81,6 juta

7 pelanggan telepon selular. TELKOM memiliki visi dan misi dalam penerapan CSR, visi nya yaitu untuk menjadi pelopor dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Asia dan misi (1) mengambil peran aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas melalui pendidikan teknologi InfoComm, (2) mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dalam kehidupan masyarakat, (3) mengambil peran aktif dalam memelihara keseimbangan alam. (http:// www.telkom-csr.com). Pada sebuah perusahaan, sebelum melakukan investasi, investor perlu memastikan apakah modal yang ditanam mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan atau tidak, yaitu dengan cara mengetahui kinerja perusahaan. Perusahaan yang berkinerja baik akan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih diharapkan daripada berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja tidak baik. Untuk itu diperlukan suatu penilaian kinerja pada perusahaan yang dijadikan sebagai tempat investasi. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan dapat diukur menggunakan salah satunya Return On Equity (ROE) yang merupakan salah satu indikator penting bagi investor untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan, sehingga investor dapat melihat tingkat pengembalian atas investasi yang diukur dengan membandingkan laba bersih terhadap penjualan dan laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. (Mawarni, 2010).

8 Penggunaan Return On Equity digunakan untuk mengukur apakah perusahaan telah efisien dalam memanfaatkan ekuitas atau modalnya pada kegiatan operasional perusahaan, selain itu ROE dianggap memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh pendapatan (Permanasari, 2009). Dalam penelitian (Marpaung, 2010) menuliskan bahwa manfaat yang diperoleh perusahaan dalam pelaksanaan CSR antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. CSR dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Penelitian pada PT Telekomunikasi Indonesia dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem penerapan CSR melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Dengan melaksanakan CSR, nilai perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen semakin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka pertumbuhan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat. Memperhatikan latar belakang tersebut, dalam penelitian ini diangkat judul penelitian Penerapan Corporate Social Responsibility Dalam Meningkatkan Nilai serta Kinerja Perusahaan ( studi pada PT Telekomunikasi Indonesia ). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena latar belakang yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan

9 sebagai berikut: (1) Bagaimana penerapan dan pelaporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud tanggung jawab sosial PT Telekomunikasi Indonesia? (2) Bagaimana pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap peningkatan Nilai PT Telekomunikasi Indonesia? (3) Bagaimana pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan dan pertumbuhan pada PT Telekomunikasi Indonesia?. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis bentuk penerapan dan pelaporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud tanggung jawab sosial PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. 2. Menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap peningkatan nilai perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. 3. Menganalisis pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility terhadap kinerja perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian ini secara terperinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

10 1. Manfaat bagi perusahaan Penelitian ini dapat memberikan suatu masukan bagi perusahan dalam penyusunan laporan keuangan lingkungan dan mengukur keberhasilan penerapan CSR perusahaan dalam meningkatkan nilai serta kinerja perusahaan. 2. Manfaat bagi penulis Sebagai penerapan ilmu dari teori ke praktik sehingga dapat digunakan penulis untuk memperdalam pengetahuan tentang penerapan CSR dan sistem pelaporannya. 3. Manfaat bagi pihak lain Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan mengenai penerapan CSR perusahaan dan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Batas-batas masalah dalam penelitian ini adalah dilakukan di perusahaan jasa PT Telekomunikasi Indonesia dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus dengan menjabarkan bentuk Corporate Social Responsibility melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berdasarkan sudut pandang penerapan dan tingkat keberhasilannya serta pengaruhnya terhadap profitabilitas, nilai, kinerja dan tingkat pertumbuhan perusahaan.