SISTEM INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI KAYU LAPIS PADA PT. KTC Afifah Dosen Teknik Informatika STMIK Kharisma Makassar Email: ABSTRAK PT. KTC merupakan salah-satu perusahan yang memproduksi kayu lapis yang mencoba melakukan perhitungan bahan pokok produksi kayunya dengan menggunakan Sistem Informasi. Tujuan dari sistem tersebut untuk mengetahui apakah sistem yang selama ini diterapkan sudah optimal dan untuk mengetahui sejauh mana keakuratan perhitungan harga pokok produksi pada industri kayu lapis PT. KTC. Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai sistem yang diterapkan pada PT. KTC, maka dilakukan wawancara dan observasi langsung pada lokasi. Kemudian dilakukan analisis kebutuhan sistem dan dirancang menggunakan Data Flow Diagram (DFD), selanjutnya diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan diuji menggunakan metode pengujian Whitebox dan Black-box. Penelitian ini menghasilkan sebuah program berupa sistem informasi harga pokok produksi kayu lapis yang diharapkan mampu mengetahui harga produksi dengan menggunakan metode Harga Pokok Proses maka penghitungan Harga Pokok Produksi dapat menjadi lebih akurat karena memperhitungkan barang dalam proses yang walaupun tidak selesai tetapi telah menyerap biaya produksi pada periode yang bersangkutan dan dapat membantu manajemen PT. KTC dalam mengantisipasi kekurangan yang dimiliki oleh sistem penghitungan harga pokok produksinya. Kata Kunci : Visual Basic 6.0 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong kemajuan dalam teknologi produk dan proses serta terbentuknya masyarakat informasi. Dunia usaha dituntut untuk tampil adaptif terhadap berbagai perubahan yang terjadi dengan perbaikan strategi perusahaan agar dapat bertahan dalam kompetisi dunia usaha yang semakin ketat. Pengaruh teknologi informasi yang begitu besar dalam berbagai segi kehidupan baik secara individual maupun institusional. Pada tingkat institusi, Perkembangan teknologi informasi tidak hanya berpengaruh pada bidang komunikasi, namun juga pada segi pembuatan keputusan melalui kecepatan dalam pengelolahan data yang selanjutnya akan berpengaruh dalam segala aspek kehidupan terutama dalam dunia usaha. Pada umumnya kegiatan badan usaha bertujuan untuk menciptakan laba. Dari laba yang diperoleh, perusahaan dapat survive dan tumbuh. Survive dalam arti mampu bertahan (tidak merugi) dan bertumbuh berarti berkembang (ekspansi). Dalam situasi bisnis yang kompetitif, laba merupakan sesuatu yang sangat sulit diperoleh. Sifat kompetitif ini mengharuskan perusahaan mampu bersaing. Untuk dapat bersaing di pasar bebas, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola seluruh potensi yang ada pada perusahaan secara efektif dan efisien. Untuk itu manajemen membutuhkan informasi biaya yang paling lengkap yang dapat dikumpulkan. 1031 Usaha mengatasi masalah tersebut bukanlah perkerjaan yang mudah, tetapi sebaliknya banyak menyita perhatian, waktu, tenaga dan lain-lain, karena perolehan laba banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari luar, yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh manajemen, maupun dari dalam perusahaan itu sendiri. Mungkin usaha yang lebih mudah ditempuh oleh perusahaan adalah dengan mengendalikan faktor-faktor di dalam perusahaan, seperti mengurangi dan mengendalikan biaya, tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang telah ditetapkan. Disamping itu dapat saja terjadi kemungkinan dalam suatu perusahaan terdapat hal-hal yang penting untuk diketahui pengeolanya justru diabaikan. Hal tersebut misalnya pengklasifikasian atas biaya-biaya yang dikeluarkan di dalam pengelolaan usahanya untuk menetapkan atau menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan dalam suatu perusahaan yang aktifitasnya mengelolah bahan baku untuk menghasilkan bahan jadi. Sebagai pengelolah proses pengelolahan masukan menjadi keluaran dalam hal ini barang jadi yang dapat dijual ke pasaran dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan, dalam kaitannya dengan hal tersebut maka salah satu permasalahan yang dihadapi oleh manajemen perusahaan adalah bagaimana menetapkan harga pokok produksi secara teliti atas produk yang merupakan output dari suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena harga pokok produksi berpengaruh secara langsung terhadap perhitungan harga pokok penjualan pada laporan rugi-laba, demikian halnya
dengan nilai persediaan barang jadi, barang dalam proses yang tercantum dalam neraca perusahaan. Sebagai objek penelitian, penulis memilih perusahaan industri pengolahan kayu lapis. Adapun alasan penulis untuk mengadakan penelitian pada perusahaan industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu lapis adalah karena adanya beberapa masalah yang timbul. Kayu lapis adalah salah satu kebutuhan pokok yang dapat menunjang pembangunan nasional, sehingga kelangsungan hidup perusahaan akan merupakan jaminan bagi tersedianya kayu lapis di pasaran dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Perhitungan harga pokok produksi yang salah disebabkan karena adanya pembebanan biaya yang tidak relevan turut diperhitungkan sebagai harga pokok produksi. Hal ini dapat menyebabkan harga pokok produksi menjadi lebih tinggi atau rendah. Akibat dari perhitungan harga pokok produksi yang tinggi dapat mempengaruhi kelanjutan hidup perusahaan sebab harga pokok produksi yang tinggi dapat menyebabkan harga jual yang tinggi pula. Harga jual yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan sejenis di dalam memasarkan produknya. Sedangkan harga pokok produksi yang rendah menyebabkan laba kotor yang diakui lebih tinggi dari yang semestinya. Dari sekian banyak permasalahan yang ada tersebut dapat diselesaikan dengan membuat sebuah rancangan sistem informasi mengenai perhitungan harga pokok produksi dengan harapan bahwa nantinya dapat mempermudah pihak manajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan, agar kinerja perusahaan dapat berjalan sesuai tuntutan era teknologi informasi. Perusahaan dapat semakin unggul dalam persaingan kancah pasar bebas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka ada beberapa masalah yang timbul, yaitu : 1. Bagaimana memperoleh data mengenai keadaan yang berjalan pada saat ini. 2. Bagaimana menganalisis keadaan yang mengakibatkan masalah-masalah saat ini, sehingga diketahui kelemahan-kelemahan yang terjadi. 3. Bagaimana membangun suatu sistem pengolahan data sehingga permasalahan dapat diatasi. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah sistem yang selama ini diterapkan sudah optimal. b. Untuk mengetahui sejauh mana keakuratan perhitungan harga pokok produksi pada industri kayu lapis PT. KTC. c. Mendapatkan sebuah sistem yang terkomputerisasi agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas 1032 penggunaan waktu, tenaga dan biaya dalam penghitungan harga pokok produksi. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat penelitian Peneliti melakukan penelitian pada Industri kayu lapis PT. KTC dengan pertimbangan data-data yang diperlukan telah ada. Waktu penelitian dan penulisan dilakukan selama dua bulan lamanya yaitu mulai bulan April 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. 2.2 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: Penelitian kepustakaan (Library Research) Penelitian ini lakukan dengan jalan mengumpulkan data mengenai laporan produksi dan biaya-biaya lainnya yang penulis peroleh dari laporan ilmiah mahasiswa Unhas yang pernah mengadakan penelitian di PT. KTC. Penelitian ini juga dilakukan dengan mengumpulkan data yang bersifat ilmiah yang penulis peroleh dari catatan kuliah, buku-buku akuntansi serta literatur lainnya yang relevan. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah : a. Data kuantitatif Yaitu data biaya-biaya dalam bentuk angkaangka dan dapat digunakan untuk menghitung harga pokok produksi. b. Data Kualitatif Yaitu data yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan dan data yang ada dalam bentuk tulisan. 2. Sumber Data Yang mejadi sumber data adalah sebagai berikut : a. Data primer Yaitu data yang diperoleh dari laporan ilmiah mahasiswa Unhas yang pernah melakukan penelitian secara langsung dilapangan. b. Data Sekunder Yaitu data yang berupa literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2.3 Teknik Analisis Adapun teknik analisis data dalam penelitian yang dilakukan adalah metode pengujian langsung dengan metode White Box Testing. Teknik pengujian White Box atau biasa disebut Glass Box Test (struktural test) adalah perancangan kasus pengujian dengan meramalkan cara kerja software secara terinci dengan
cara menguji komponen khusus pada sistem baik itu prosedur program ( basis path ) ataupun perulangan (looping). 2.4 Teknik Pengujian Teknik pengujian White Box meliputi Basis Path Testing dan Loop Testing. Adapun teknik yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah Basis Path Testing yang diajukan oleh Tom McCabe. Metode Basis Path memungkinkan perancang kasus test (design test case) akan mendapatkan suatu ukuran kompleksitas logikal dari design prosedural dan menggunakan ukuran sebagai petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur pengerjaan. Test case yang didapat digunakan untuk mengerjakan basis yang menjamin pengerjaan setiap perintah sekurangkurangnya satu kali selama uji coba. 3.1.2 Flow Chart Salah satu cara melakukan test case, adalah menerjemahkan program-program sumber ke bentuk flowchart. PEMBAHASAN 3.1 Metode Pengujian Pengujian sistem dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa kekompakkan antar komponen sistem yang diimplementasikan apakah telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian perlu dilakukan untuk mencari kesalahan-kesalahan atau kelemahankelemahan yang mungkin dapat terjadi. Metode pengujian yang digunakan adalah metode white box testing. Teknik pengujian white box atau biasa disebut glass box test (struktural test) adalah perancangan kasus pengujian dengan meramalkan cara kerja software secara terinci dengan cara menguji komponen khusus pada sistem, baik itu prosedur program (basis path) ataupun perulangan (looping). Teknik pengujian white box meliputi basis path testing dan looping testing. Adapun teknik yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah basis path testing. Metode basis path memungkinkan perancang kasus akan mendapatkan suatu ukuran kompleksitas logikal dari design prosedural dan menggunakan ukuran sebagai petunjuk untuk mendefenisikan basis set dari jalur pengerjaan. Test case yang dapat digunakan untuk mengerjakan basis yang menjamin pengerjaan setiap perintah sekurangkurangnya satu kali selama uji coba. 3.1.1 Test Case Pengujian program-program individual melibatkan suatu upaya untuk meyakinkan bahwa jalur logika (logical path) yang mungkin terjadi telah bekerja dengan semestinya. karenanya jalur logika perangkat lunak akan ditest dengan menyediakan test case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi atau pengulangan secara spesifik. Salah satu cara melakukan test case, adalah menerjemahkan program-program sumber ke bentuk flowchart. Gambar 3.1 Flowchart Input Biaya Produksi Untuk penginputan biaya bahan menggunakan flowchart seperti pada gambar di bawah ini Gambar 3.2 Flowchart Input Biaya Bahan Untuk penginputan biaya tenaga kerja menggunakan flowchart seperti pada gambar di bawah ini 1033
1 2 5 3 Gambar 3.3 Flowchart Input Biaya Tenaga Kerja Untuk penginputan biaya overhead pabrik menggunakan flowchart seperti pada gambar di bawah ini 4 Gambar 3.5 Flowgraph Input Biaya Produksi Gambar 3.4 Flowchart Input Biaya Tenaga Kerja 3.2.1 Flowgraph Flowchart program yang telah diproleh kemudian ditransformasi ke dalam notasi flowgraph (aliran kontrol). Proses pemetaan flowchart ke dalam flowgraph dapat dilihat pada gambar : 1034 Dari gambar 3.2 Flowgraph pengolahan data pelanggan dapat dilakukan proses perhitungan sebagai berikut : 1. Flowgraph mempunyai 4 region 2. Untuk menghitung Cyclometic Complexity V(G) E (Edge) = 7 dan N (Node) = 5, maka V(G) = E - N + 2 = 7 5 + 2 = 4 3. Untuk menghitung Cyclometic Complexity V(G) P (Predicate Node) =V(G) = P+1 = 3 + 1 = 4 4. Path-path yang terdapat pada flowgraph yaitu : a. Path 1 = 1-2-3-4 b. Path 2 = 1-2-5-1 c. Path 3 = 1-2-3-1 d. Path 4 = 1-2-3-4-1 Flowgraph yang sama juga berlaku untuk input biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan bop. 3.2 Teknik Pengujian Pengujian sistem yang dilakukan dengan menggunakan metode pengujian langsung berdasarkan teknik pengujian white Box dapat dihasilkan sistem dan proses perulangan pada flowchart yang membuat sistem menjadi efektif dan efisien. Menguji hasil penelitian menggunakan teknik pengujian white Box pada alur program atau kendali program / struktur logika dan prosedur programnya dengan cara pemetaan flowchart kedalam flowgraph kemudian menghitung besarnya jumlah edge dan node dimana jumlah edge dan node ini menentukan besarnya Cyclometic complexcity. Dari flowgraph pengolahan input biaya produksi di peroleh hasil : - Jumlah Region = 4
- Jumlah VG berdasarkan Edge dan Node = 4 - Besaranya Cyclometic complexcity berdasarkan predicate node = 4 Hasil yang sama juga ditemukan pada input biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan bop. Supriyono, RA. 1990. Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE-UGM. Zinsari, MM.1999. Pedoman Microsoft Visual FoxPro 6.0. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 3.3 Analisa Pengujian Analisa Pengolahan Biaya Produksi Dari hasil perhitungan yang diperoleh dimana jumlah Cyclomatic complexity (VG) dan jumlah region = 4 maka dianalisis bahwa pengolahan biaya produksi telah efektif dan efisien. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan pada PT. KTC dalam usaha untuk membangun suatu aplikasi sistem informasi Harga Pokok Produksi, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor yang menyebabkan adanya selisih dalam penghitungan harga pokok produksi adalah karena metode yang digunakan perusahaan tidaklah sesuai. 2. Dengan menggunakan metode Harga Pokok Proses maka penghitungan Harga Pokok Produksi dapat menjadi lebih akurat karena memperhitungkan barang dalam proses yang walaupun tidak selesai tetapi telah menyerap biaya produksi pada periode yang bersangkutan. 3. Oleh karena itu, untuk membantu manajemen PT. KTC dalam mengantisipasi kekurangan yang dimiliki oleh sistem penghitungan harga pokok produksinya maka dibutuhkan suatu sistem informasi pengolahan data untuk menghitung harga pokok produksi yang terkomputerisasi. 4.2 Saran-Saran Diharapkan dengan adanya program aplikasi sistem komputerisasi penghitungan harga pokok produksi ini dapat menjadi landasan untuk pengembangan sistem yang lebih lanjut dan lebih baik sehingga dapat mendukung kegiatan selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Horgren, C T. 1988. Suatu Pendekatan Manajerial. Jakarta: Erlangga. Jogiyanto H.M. 1999. Pengenalan Komputer: Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta : Penerbit ANDI Yogyakarta. Kristanto, H. 1993. Konsep dan Perancangan Database.Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta Matz, A. 1993. Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta :Erlangga. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: YKPN- UGM. 1035