Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

dokumen-dokumen yang mirip
Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

ABSTRAKSI. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif yaitu mengukur berupa angka - angka. Jenis penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 Juni karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. PALU BATU MADU. Oleh : Firza Umar Salim *) ABSTRAK

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2016 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA CREDIT UNION KELING KUMANG HEAD OFFICE BERDASARKAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR BUDAYA ORGANISASI PADA PT MILLENNIUM PENATA FUTURES PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT PARU PROVINSI JAWA BARAT DI KABUPATEN CIREBON

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. daterwujudnya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA KARYAWAN PADA SUPERMARKET KAISAR CABANG SIANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL KEWIRAUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia. Sesuai dengan identifikasi masalah yang diuraikan, maka

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

Pelaksanaan Pengawasan oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai di Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Erwin Nugraha ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENYEBAB STRES KERJA PADA KARYAWAN PD JAYA PRATAMA DI PONTIANAK

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan norma-norma atau aturan-aturan yang telah ditetapkan. Menurut Siagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEDISIPLINAN, KONFLIK, KEPUASAN KERJA, STRESS & FRUSTASI DALAM PERKERJAAN. Pertemuan 9. 10/9/2016 Nova Yanti Maleha,S.E.MM 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

ANALISIS DISIPLIN KERJA PADA PT. BARAT SEJAHTERA MEDAN. Sri Aprianti Tarigan, SE, ME Dosen Program Studi Manajemen STIE Informasi Teknologi dan Bisnis

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting studi tentang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

Stephan Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

Bisma, Vol 1, No. 10, Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR LOYALITAS ANGGOTA PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP BELITANG BERSATU

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT Irman herman.file@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Faktor kedisiplinan merupakan hal yang sangat berperan penting dalam perilaku karyawan dan yang akan berpengaruh pada proses keberhasilan Credit Union Keling Kumang dalam meningkatkan aset. Aset yang optimal ditentukan oleh efektivitas dan efisiensi pengelolaan faktor-faktor seperti produk pelayanan, Sumber Daya Manusia, teknologi dan modal. Dari semua faktor-faktor yang ada faktor Sumber Daya Manusia yang paling menentukan keberhasilan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebijakan dalam meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan dan bagaimana tanggapan responden terkait dengan penerapan kedisiplinan kerja karyawan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sebagai alat untuk pengumpulan data studi kasus, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumenter, populasi seluruh karyawan di CU Keling Kumang TP Kantor Pusat yang berjumlah 24 orang, sampel menggunakan metode sensus dimana sampel adalah seluruh populasi dengan berbagai kriteria, sedangkan analisis data dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan melihat dari jawaban responden melalui kuesioner yang telah disebarkan, untuk memperjelas analisis setiap jawaban diberikan bobot dengan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, lama masa kerja, dan berdasarkan jumlah anggungan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari lima faktor kedisiplinan mendapat tanggapan yang positif dari responden dengan tingkat rata-rata kepentingan dengan rentang tingkat kinerja berada pada level baik. Kata kunci: Analisis Faktor-faktor Kedisiplinan Kerja Karyawan Pendahuluan Di era globalisasi sekarang ini, faktor kedisiplinan merupakan hal yang sangat berperan penting dalam perilaku karyawan dan yang akan berpengaruh pada proses keberhasilan Credit Union Keling Kumang dalam meningkatkan aset. Aset yang optimal ditentukan oleh efektivitas dan efisiensi pengelolaan faktor-faktor seperti produk pelayanan, Sumber Daya Manusia, teknologi dan modal. Dari semua faktor-faktor yang ada faktor Sumber Daya Manusia yang paling menentukan keberhasilan Credit Union Keling Kumang. Menerapkan disiplin kerja yang baik bertujuan agar karyawan bersedia mematuhi peraturan dan melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun keadaan terpaksa. Dengan adanya disiplin kerja yang baik maka karyawan akan memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Para karyawan sendiri juga mulai memikirkan bahwa kerja bukan hanya untuk memperoleh imbalan yang tinggi, penghargaan yang baik, tetapi juga memikirkan untuk menyatakan dirinya (self actulization). Banyak indikasi yang dapat dipakai untuk melihat 1660

adanya gejala indispliner karyawan di antaranya tingginya absensi, tingginya pelanggaran disiplin kerja. Salah satu indikasi indisipliner adalah tingginya tingkat absensi. Tingkat absensi tenaga kerja pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat dapat dilihat pada Tabel 1: Tahun TABEL 1 CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT TINGKAT ABSENSI KARYAWAN TAHUN 2011 s.d. 2013 Hari kerja Jumlah Karyawan Hari Kerja Normal Absensi Sakit Ijin Alpa Jumlah Absensi Persentase Absensi 2011 296 20 5.920 28 87 16 121 0,41 2012 299 27 8.073 25 98 14 137 0,46 2013 300 25 7.500 24 23 18 155 0,18 Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kebijakan CU Keling Kumang TP Kantor Pusat dalam meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan dan bagaimana tanggapan responden terkait dengan penerapan kedisiplinan kerja karyawan. Kajian Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan fungsi operasional dari manajemen personalia. Salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen dalam mengelola CU Keling Kumang dapat dilihat dari tingkat disiplin kerja karyawan. Pengembangan karyawan diperhatikan secara terencana dan berkesinambungan, agar dapat dilaksanakan dengan baik. Program pengembangan karyawan disusun secara teliti dan didasarkan pada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan CU Keling Kumang saat ini maupun untuk masa depan. Menurut Handoko (2012: 3) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pengakuan terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai Sumber Daya Manusia yang vital bagi pencapaian tujuan organisasi dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu organisasi dan masyarakat. CU Keling Kumang menghendaki agar karyawan memiliki kinerja yang baik. Oleh sebab itu karyawan didorong dengan berbagai cara untuk terus meningkatkan prestasinya. Namun demikian, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tanpa didukung oleh kedisiplinan dalam perusahaan. Menurut Fathoni (2006: 126): Kedisiplinan adalah fungsi operatif 1661

keenam dari Manajemen Sumber Daya Manusia, kedisiplinan ini merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Sedangkan menurut Handoko (2012: 208): Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Dari definisi kedisiplinan di atas, jelas pada dasarnya disiplin merupakan fungsi operatif dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong semangat kerja karyawan serta mendukung tercapainya tujuan CU Keling Kumang. Tipe kegiatan pendisiplinan menurut Handoko (2012: 208-211): 1. Disiplin Preventif Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan dapat dicegah. 2. Disiplin Korektif Kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut. 3. Disiplin Progresif Memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Contoh sistem disiplin progresif, yaitu: a. Teguran lisan oleh penyelia, b. Teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia, c. Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari, d. Skorsing satu minggu atau lebih lama, e. Diturunkan pangkatnya (demosi), dan f. Dipecat. Pendisiplinan perlu dijalankan dengan memperhatikan beberapa pedoman menurut Heidjrachman dan Husnan (2002: 241-242): 1. Pendisiplinan hendaknya dilakukan secara pribadi Tidak seharusnya memberikan teguran kepada bawahan di hadapan orang banyak. 2. Pendisiplinan hendaknya bersifat membangun Memberikan teguran hendaknya juga disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya berbuat untuk tidak mengulangi kesalahan. 3. Pendisiplinan hendaknya dilakukan oleh atasan langsung dengan segera jangan menunda-nunda pemberian pendisiplinan sebagai masalahnya terlupakan. 1662

4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan. Suatu kesalahan yang sama hendaknya diberikan hukuman yang sama pula jangan melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih. 5. Pimpinan tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan sedang absen. 6. Setelah pendisiplinan, sikap dari pimpinan harus lah wajar kembali Tidak dibenarkan apabila setelah melakukan pendisiplinan pimpinan telah bersikap membenci bawahan yang telah melakukan kesalahan. Disiplin dibutuhkan saat salah satu dari aturan atau peraturan dalam organisasi tersebut dilanggar. Aturan dan perilaku memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencapai tujuan organisasi. Pendisiplinan perlu dijalankan dengan memperhatikan beberapa pedoman menurut Heidjrachman dan Husnan (2002: 241-242): 7. Pendisiplinan hendaknya dilakukan secara pribadi Tidak seharusnya memberikan teguran kepada bawahan di hadapan orang banyak. 8. Pendisiplinan hendaknya bersifat membangun Memberikan teguran hendaknya juga disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya berbuat untuk tidak mengulangi kesalahan. 9. Pendisiplinan hendaknya dilakukan oleh atasan langsung dengan segera jangan menunda-nunda pemberian pendisiplinan sebagai masalahnya terlupakan. 10. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan. Suatu kesalahan yang sama hendaknya diberikan hukuman yang sama pula jangan melakukan pendisiplinan dengan pilih kasih. 11. Pimpinan tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan sedang absen. 12. Setelah pendisiplinan, sikap dari pimpinan harus lah wajar kembali Tidak dibenarkan apabila setelah melakukan pendisiplinan pimpinan telah bersikap membenci bawahan yang telah melakukan kesalahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin karyawan dalam suatu organisasi menurut Hasibuan (2009: 195-198): a. Tujuan dan Kemampuan Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan akan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. b. Teladan Pimpinan 1663

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. c. Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaannya. Semakin besar balas jasa yang diberikan maka semakin baik kedisiplinan karyawan. d. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlukan sama dengan manusia lainnya, perasaan bahwa ia diperlakukan adil dan tidak adil merupakan pemikiran subjektif tentang apa yang telah ia berikan kepada pegawainya dan apa yang ia peroleh dari pegawainya itu. e. Waskat Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena dengan adanya waskat ini, berarti atasan harus ikut aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. f. Sanksi dan Hukuman Sanksi dan hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplian karyawan, karena dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan merasa takut untuk melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku karyawan yang indisipliner karyawan akan berkurang. g. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus mampu dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang ditetapkan. h. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antaranya sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal di antara karyawannya, jika tercipta human relationship yang serasi, maka terwujudnya lingkungan dan suasana kerja yang nyaman, hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. 1664

Metode Penelitian 1. Bentuk Penelitian Penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti sesuai dengan keadaan pada saat penelitian dilakukan. Menurut Suryabrata (2013: 75): Metode deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, fuktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini, penulis mewawancarai karyawan CU Keling Kumang TP Kantor Pusat untuk dimintai data yang diperlukan dalam penelitian ini. b. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket atau daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang diteliti. c. Studi Dokumenter Studi dokumenter adalah mempelajari laporan dan dokumen lainnya pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat yang relevan dengan masalah yang diteliti. d. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data melalui buku-buku untuk memperoleh teori-teori yang mendukung penelitian ini. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat yang berjumlah 24 orang. b. Sampel Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sensus sehingga seluruh populasi dijadikan sampel yakni sebanyak 24 orang. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu dengan melihat jawaban dari responden melalui kuesioner yang telah disebarkan, kemudian jawaban-jawaban dari kuesioner tersebut dikelompokkan 1665

berdasarkan kriteria yang ada. Untuk memudahkan penulis dalam mengelompokkan jawaban kuesioner, penulis menggunakan skala instrumen yaitu Skala Likert. Menurut Sugiyono (2012: 93): Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Menurut Supranto (2006: 240) penelitian untuk tingkat kepentingan atau harapan dan tingkat kinerja dapat diberikan lima penelitian dengan bobot: Tingkat Kepentingan Bobot Tingkat Kinerja Sangat Penting (SP) 5 Sangat Baik (SB) Penting (P) 4 Baik (B) Ragu-ragu (RG) 3 Ragu-ragu (RG) Tidak Penting (TP) 2 Tidak Baik (TB) Sangat Tidak Penting (STP) 1 Sangat Tidak Baik (STB) Menurut Sudjana (2000: 77): untuk mengetahui kriteria kepentingan maka dapat menggunakan rumus statistik tentang nilai: n = jumlah bobot penilaian Di dalam penelitian ini jumlah bobot penilaian adalah lima nilai. Dengan demikian rentang penilaian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Dengan rentang = 0,8 bobot dan penilaian kepentingan interval berkisar dari angka 1 hingga 5, maka diperoleh tentang kepentingan seperti berikut ini: Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Rentang Sangat Penting (SP) Sangat Baik (SB) 4,20-5,00 Penting (P) Baik (B) 3,40-4,19 Cukup Penting (CP) Cukup Baik (CB) 2,60-3,39 Kurang Penting (KP) Kurang Baik (KB) 1,80-2,59 Tidak Penting (TP) Tidak Baik (TB) 1,00-1,79 Hasil Analisis Data Penelitian dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan CU Keling Kumang TP Kantor Pusat yang berjumlah 24 orang, sedangkan sampel mengambil metode sensus dengan demikian maka semua populasi adalah menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut karakteristik responden dalam penelitian ini adalah seperti dikemukakan berikut ini: 2. Analisis Tanggapan Responden Terhadap Kebijakan Kedisiplinan 1666

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Jadi dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan pembuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. Hasil analisis tingkat kepentingan, tingkat kinerja dan tingkat kesesuaian disajikan dalam bentuk rekapitulasi seperti dalam Tabel 2 berikut ini: No TABEL 2 CU KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT REKAPITULASI HASIL ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA DALAM MENINGKATKAN Indikator Penelitian Rata-rata Tingkat Kepentingan Rata-rata Tingkat Kinerja A Tujuan dan Kemampuan Karyawan 1 1 4,00 3,96 2 2 4,21 4,17 3 3 3,96 3,79 4 4 4,21 4,00 B Teladan Pimpinan 5 5 4,33 4,25 6 6 4,25 4,17 7 7 4,25 4,08 8 8 4,13 4,08 C Balas Jasa 9 9 4,33 3,83 10 10 4,21 4,00 11 11 4,13 4,04 12 12 4,13 3,92 D Keadilan 13 13 4,21 4,08 14 14 4,13 3,83 15 15 4,13 3,88 E Pengawasan Melekat (Waskat) 16 16 3,83 3,83 17 17 4,08 4,08 18 18 4,04 3,96 19 19 4,04 4,00 F Sanksi 20 20 4,13 3,88 21 21 4,04 3,71 22 22 3,96 3,75 23 23 4,29 3,96 G Ketegasan 24 24 4,13 3,96 25 25 4,25 4,13 26 26 4,25 4,04 H Hubungan Kemanusiaan 27 27 4,42 4,29 1667

28 28 4,33 4,04 29 29 4,08 4,13 30 30 4,35 4,26 Sumber: Data olahan, 2014 Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden atas faktor-faktor yang bisa meningkatkan disiplin kerja karyawan pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat adalah: 1. Faktor Tujuan dan Kemampuan Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan akan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor tujuan dan kemampuan memiliki skor rata-rata tingkat kepentingan antara 3,96-4,21 berada pada level penting dan sangat penting, artinya sebagian besar responden menganggap faktor tujuan dan kemampuan karyawan penting dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. 2. Faktor Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor teladan pimpinan memiliki skor rata-rata tingkat kepentingan berkisar antara 4,13-4,33 berada pada penting dan sangat penting, jadi sebagian besar responden menilai bahwa faktor teladan pimpinan penting dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. 3. Faktor Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaannya. Semakin besar balas jasa yang diberikan maka semakin baik kedisiplinan karyawan. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor teladan pimpinan memiliki skor rata-rata tingkat kepentingan berkisar antara 4,13-4,33 angka ini berada pada level penting dan sangat penting, jadi sebagian besar responden menilai bahwa faktor balas jasa sangat penting dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. 4. Faktor Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlukan sama dengan manusia lainnya, perasaan bahwa ia diperlakukan adil dan tidak adil merupakan pemikiran subjektif tentang apa yang telah ia berikan kepada pegawainya dan apa yang ia peroleh dari pegawainya itu. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor teladan keadilan skor rata-rata tingkat kepentingan berkisar antara 4,13-4,33 angka ini berada level penting 1668

dan sangat penting, jadi secara umum responden menilai bahwa faktor balas jasa sangat penting dalam meningkatkan disiplin kerja pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. 5. Faktor Pengawasan Melekat (Waskat) Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena dengan adanya waskat ini, berarti atasan harus ikut aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor teladan pimpinan memiliki skor rata-rata tingkat kepentingan sebesar 3,83-4,08 angka ini berada pada level penting, jadi secara umum responden menilai bahwa faktor pengawasan melekat (waskat) sangat penting dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. 6. Faktor Sanksi dan Hukuman Sanksi dan hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplian karyawan, karena dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan merasa takut untuk melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku karyawan yang indisipliner karyawan akan berkurang. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor teladan pimpinan memiliki skor rata-rata tingkat kepentingan berkisar antara 3,96-4,29 angka ini berada pada level penting dan sangat penting, jadi secara umum responden menilai bahwa faktor sanksi dan hukuman sangat penting dalam meningkatkan disiplin kerja pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. 7. Faktor Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus mampu dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang ditetapkan. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor ketegasan memiliki skor rata-rata tingkat kepentingan berkisar antara 4,13-4,25 angka ini berada pada level penting dan sangat penting, jadi secara umum responden menilai bahwa faktor ketegasan penting dalam meningkatkan disiplin kerja pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. 8. Faktor Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antaranya sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal di antara karyawannya, jika 1669

tercipta human relationship yang serasi, maka terwujudnya lingkungan dan suasana kerja yang nyaman, hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Berdasarkan tanggapan responden pada faktor hubungan kemanusiaan memiliki skor rata-rata tingkat kepentingan berkisar antara 4,08-4,42 angka ini berada pada level penting dan sangat penting jadi secara umum responden menganggap hubungan kemanusiaan penting dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat. Kesesuaian antara kepentingan dan kinerja berdasarkan skor rata-rata tingkat kinerja dan tingkat kepentingan responden yang diperoleh, digambarkan dalam Diagram Kartesius dengan titik koordinat perpotongan sumbu X (3,40) dan sumbu Y (3,40). Adapun Diagram Kartesius disajikan dalam Gambar 3.1: GAMBAR 3.1 CU KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT y DIAGRAM KARTESIUS 3,40 A C B D 3,40 x Sumber: Data olahan, 2014 Dari Gambar 3.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 indikator dalam penelitian semuanya masuk dalam kuadran B pada Diagram Kartesius, ini menunjukkan bahwa kinerja lembaga dan kepentingan karyawan pada suatu variabel sama-sama berada pada tingkat tinggi dan sesuai, sehingga perusahaan cukup mempertahankan kinerja variabel tersebut. 1670

Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada Credit Union CU Keling Kumang TP Kantor Pusat, maka penulis dapat menarik kesimpulan terhadap tanggapan responden atas faktor-faktor yang bisa meningkatkan kinerja karyawan diketahui bahwa dari berbagai faktor-faktor adalah antara faktor tujuan dan kemapuan memiliki skor rata-rata baik. 2. Saran-saran Menyimak uraian yang telah dikemukakan pada hasil analisis, maka penulis memberikan saran-saran kepada CU Keling Kumang TP Kantor Pusat sebagai berikut: 1. Walaupun semua indikator sudah berada pada kuadran baik tapi masih ada indikator yang memiliki gap terlalu jauh antara kinerja dan kepentingan, terutama pada pekerjaan yang diberikan sesuai dengan yang dijelaskan pimpinan, kemampuan pimpinan memberi pemecahan masalah dan kesesuaian penilaian pimpinan terhadap setiap pekerjaan yang dikerjakan karyawan. hendaknya CU Keling Kumang TP Kantor Pusat melakukan perbaikan dan penerapan kebijakan pada indikator tersebut. 2. Hendaknya CU Keling Kumang TP Kantor Pusat bisa mempertahankan indikator yang sudah baik bahkan bisa meningkatkan kebijakan-kebijakan agar antara kinerja dan kepentingan dari indikator yang baik menjadi sangat baik. DAFTAR PUSTAKA Fathoni, Abdurrahmat. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006. Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, edisi kedua. Yogyakarta: BPFE, 2012. Hasibuan, Malayu S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Ranupandojo, Heidjrachman dan Suad Husnan. Manajemen Personalia, edisi empat. Yogyakarta: BPFE, 2002. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012. Supranto, J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2013. 1671