Masyarakat Universitas Diponegoro 2. Staf Pengajar Peminatan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan. Masyarakat Universitas Diponegoro

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat 8 perkiraan laju pertumbuhan penduduk dengan. mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan sejahtera melalui konsep

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

BAB IV HASIL PENELITIAN

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK BKKBN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER MIX KONTRASEPSI TERHADAP PPM PB KINERJA/KEMITRAAN BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2008

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014.

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2004 DAN TAHUN 2011

TABEL 3. KKP JUMLAH DAN PERSENTASE PENCAPAIAN PB SAMPAI DENGAN BULAN MARET 2011 DAN APRIL 2011 TOTAL MARET 2011 APRIL 2011 NO KAB/KOTA % THD

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN MEI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER MIX KONTRASEPSI TERHADAP PPM S.D BULAN SEPTEMBER 2008

PENDAHULUAN. I. Pelayanan Kontrasepsi. Bersumber dari Rek.Kab.F/II/KB/08 berisi tentang ulasan yang membahas 2 (dua) bagian pembahasan yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

LAPORAN UMPAN BALIK FEBRUARI 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012

SAMBUTAN KATA PENGANTAR

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN GUNUNGPATI

Peminatan Biostatistika dan Kependudukan 2. Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah

A. Cakupan Laporan. B. Hasil Pelayanan Kontrasepsi. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN AGUSTUS 2012


BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mendiami Pulau Jawa (Sulistyawati, 2011). dengan menggunakan alat kontrasepsi (Kemenkes, 2014).

TABEL 3. KKP JUMLAH DAN PERSENTASE PENCAPAIAN PB SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2011 DAN MEI 2011 TOTAL APRIL 2011 MEI 2011 NO KAB/KOTA % THD

1. BAB I PENDAHULUAN

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN DESEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Maret 2014)

LAPORAN BULANAN KLINIK KB KABUPATEN BOALEMO B U L A N : AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN FEBRUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB IV HASIL PENELITIAN. rawat jalan dan rawat inap untuk umum.ditinjau dari letaknya Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang

mencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. Lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan KB, baik berupa

Tabel 13. Pencapaian Peserta KB Aktif Terhadap PPM Bulan Mei 2011

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan September 2014)

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

OKTOBER 2009 BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Januari 2012 Page 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Februari 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS & EVALUASI HASIL PELKON & DALLAP. (Data Bulan Mei 2014)

Transkripsi:

IMPLEMENTASI GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN DISTRIBUSI ALAT KONTRASEPSI DI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Malihatus Sholihah 1, Cahya Tri Purnami 2, Djoko Nugrohoi 2 1. Mahasiswa Peminatan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2. Staf Pengajar Peminatan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati bertugas melakukan perencanaan distribusi alat kontrasepsi ke tempat pelayanan KB, namun belum ada penyajian data dan informasi mengenai cakupan pelayanan KB dan ketersediaan alat kontrasepsi berdasarkan wilayah tempat pelayanan KB. GIS digunakan untuk membuat penyajian informasi berbasis wilayah guna memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Tujuan penelitian ini membuat penyajian informasi berbasis GIS untuk mendukung perencanaan distribusi alat kontrasepsi ke tempat pelayanan KB oleh Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan crossectional study. Objek penelitian adalah data KB di Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati tahun 2011 meliputi data tempat pelayanan KB, cakupan pelayanan KB, karekteristik akseptor KB, dan ketersediaan alat kontrasepsi; sedangkan subjek penelitian adalah staf pengelola data di Bapermasper KB dan tempat pelayanan KB Kecamatan Gunungpati sejumlah 12 responden. Pengumpulan data ada 3 jenis, yaitu pengukuran titik koordinat tempat pelayanan KB dengan GPS, observasi data sekunder, dan wawancara mendalam berdasarkan pedoman wawancara. Pengolahan data hasil wawancara mendalam dilakukan dengan tahap editing, coding, entry, dan tabulating, sedangkan hasil pengukuran titik koordinat dilakukan analisis spasial dengan tahap digitasi, scoring, dan overlay. Hasil penelitian berupa informasi dalam bentuk peta yang menggambarkan sebaran tempat pelayanan KB dan jenis pelayanan KB paling banyak yaitu suntik (65,46%) di tempat pelayanan KB swasta dengan akseptor KB usia 30-49 tahun (74,78%), bekerja (90,23%), tahapan KS III (48,18%) dan tingkat pendidikan tamat SD-SMP (45,79%). Saran bagi Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati adalah memanfaatkan penyajian informasi berbasis wilayah untuk mendukung perencanaan distribusi alat kontrasepsi ke tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan Gunungati dan mengadakan penyuluhan tentang pemilihan KB secara rasional. Kata Kunci: Pelayanan KB, perencanaan distribusi alat kontrasepsi, Bapermasper dan KB, Geographic Information System (GIS). PENDAHULUAN Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (Bapermasper dan KB) Kecamatan Gunungpati Kota Semarang merupakan unit pelaksana pemerintah daerah Kota Semarang yang mengadakan usaha-usaha

dan mengambil bagian dalam pelaksanaan kegiatan program KBN. Salah satu tugas pokok Bapermasper dan KB di bidang keluarga berencana antara lain merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Pelayanan Keluarga Berencana dan Perlindungan Hak Reproduksi serta bidang Jejaring dan Informasi Keluarga Berencana. i Dalam pelaksanaan kegiatannya, seperti monitoring pencapaian peserta KB baru domisili, pendistribusian serta pengawasan terhadap ketersediaan alat kontrasepsi ke seluruh klinik KB yang mencapai 623 klinik, maka Bapermasper KB tingkat kota dibantu oleh UPTD Bapermasper KB di tingkat kecamatan. Masing-masing UPTD Bapermasper KB tingkat kecamatan melakukan pelaporan kegiatan secara berkala untuk monitoring dan evaluasi program KB kota dan UPT Bapermasper Kota akan memberikan laporan umpan balik secara berkala pula. Tingginya permintaan masyarakat dalam ber KB perlu didukung dengan penyajian data dan informasi mengenai pelaporan kegiatan secara berkala untuk membantu perencanaan distribusi alat kontrasepsi, monitoring dan evaluasi program KB di tingkat kecamatan. Untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam pelaporan tersebut maka harus ada data-data yang menunjang informasi. Seperti laporan target capaian KB (PPM PB DOM) maka dibutuhkan data cakupan peserta KB baru Domisili per bulan. Sedangkan informasi untuk laporan pendistribusian dan ketersediaan alat kontrasepsi di masing-masjng klinik keluarga berencana (KKB) tidak mungkin didapatkan tanpa adanya penyusunan rencana distribusi alat kontrasepsi ke klinik Keluarga Berencana berdasarkan evaluasi kebutuhan alat kontrasepsi. ii Dalam menyusun rencana distribusi alat kontrasepsi ke klinik Keluarga Berencana, UPT Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati memerlukan data dan informasi yang tepat serta efektif. Selama ini data-data pendukung yang dibutuhkan diperoleh berdasarkan laporan tertulis, baik berupa grafik atau tabel dari petugas pelayanan KB, padahal dibutuhkan informasi data berbasis wilayah seperti data penggunaan alat kontrasepsi oleh peserta KB baru di masingmasing klinik keluarga berencana, cakupan peserta KB berdasarkan wilayah, dan jenis alat kontrasepsi apa yang banyak diminati sesuai dengan karakteristik masyarakat (usia, tahapan KS, tempat tinggal) sehingga memudahkan pemantauan kebutuhan alat kontrasepsi dan membantu penyusunan perencanaan distribusi dan persediaan alat kontrasepsi ke klinik-klinik KB di kota tersebut. iii Namun, informasi mengenai data spasial tersebut yang sampai saat ini belum tersedia karena belum pernah dibuat. Oleh karena itu dibutuhkan penyajian informasi berbasis wilayah untuk mendukung perencanaan distribusi alat kontrasepsi ke pelayanan Keluarga Berencana oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Semarang tahun 2011 dengan pemanfaatan geographic information system (GIS). METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan crossectional study dan menggunakan analisis spasial. Studi kualitatif bertujuan memberikan gambaran dan memperoleh informasi mendalam mengenai pelaporan pelayanan kontrasepsi dan perencanaan distribusi alat kontrasepsi sedangkan studi kuantitatif diolah dengan analisis spasial untuk menguraikan dan menganalisis tentang data

akseptor KB secara geografi untuk mendukung perencanaan distribusi alat kontrasepsi di Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati. Objek penelitian ini adalah data-data mengenai pelayanan kontrasepsi, data karakteristik akseptor, dan data ketersediaan alat kontrasepsi serta informasi mengenai pengelolaan data dan pendistribusian alat kontrasepsi di wilayah kerja Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati. Subjek penelitian ini adalah staf pengelola data di Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati yang berjumlah 8 responden sebagai informan utama, staf pengelola data di tempat pelayanan KB pemerintah yang berjumlah 4 responden sebagai informan triangulasi. Penelitian ini melibatkan data primer berupa titik ordinat tempat pelayanan kontrasepsi yang diperoleh dengan melakukan pengukuran titik koordinat tempat pelayanan kontrasepsi dengan GPS; dan data sekunder yang merupakan arsip data yang telah ada di UPTD Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati, meliputi formulir R/1/KS/07 untuk mendiskripsikan karakteristik akseptor (usia, pendidikan, pekerjaan, tahapan KS), data pelayanan KB berdasarkan pemilihan alat kontrasepsi, data tempat pelayanan KB (alamat dan koordinat masing-masing klinik keluarga berencana), data ketersediaan alat kontrasepsi (penerimaan distribusi alat kontrasepsi, penggunaan alat kontrasepsi, dan stok alat kontrasepsi), data pendukung antara lain data Monografi dan data PUS Kecamatan Gunungpati yang diperoleh malalui observasi data serta wawancara dengan staf pengelola data di Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati berdasarkan pedoman wawancara yang tersedia. Pengolahan data penelitian yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi. Data ini disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan distribusi frekuensi.tahap pengolahan data pada penelitian ini antara lain pemeriksaan data (editing), pemberian kode data (coding), pemasukan data (entry), penyusunan data (tabulating). Sedangkan analisis data menggunakan analisis spasial yang dilakukan melalui tahapan digitasi-klasifikasi-overlay. iv HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati merupakan unit pelaksana teknis Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Semarang yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang Keluarga Berencana sebagai berikut: v a. Pelaksanaan penjaminan ketersediaan sarana, alat, obat, dan cara kontrasepsi bagi peserta mandiri; b. Penyusunan rencana distribusi alat kontrasepsi ke klinik Keluarga Berencana berdasarkan evaluasi kebutuhan alat kontrasepsi; c. Pelaksanaan penyajian data dan informasi di bidang pelayanan Keluarga Berencana dan perlindungan hak reproduksi serta bidang jejaring dan informasi keluarga berencana; d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan Keluarga Berencana dan perlindungan hak reproduksi serta bidang jejaring dan informasi keluarga berencana. B. Sebaran Tempat Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Gunungpati

Gambar 1. Peta Persebaran Tempat Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Gunungpati tahun 2011 Berdasarkan gambar 1. serta hasil wawancara dengan petugas Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati didapat informasi bahwa sebanyak 41 tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan Gunungpati, hampir di setiap kelurahannya terdapat minimal satu tempat pelayanan kesehatan. Namun terdapat dua kelurahan yaitu Jatirejo dan Cepoko, dimana sama sekali tidak terdapat tempat pelayanan kesehatan baik apotek, bidan praktek swasta, dokter praktek swasta maupun Klinik Keluarga Berencana (KKB) milik pemerintah. Hasil wawancara mendalam dengan salah satu bidan koordinator di KKB pemerintah menyatakan bidan praktek swasta di kelurahan Jatirejo telah pindah pada awal tahun 2011, sedangkan bidan praktek swasta di kelurahan Cepoko telah habis ijin prakteknya pada akhir tahun 2010 dan tidak memperpanjang ijin praktek kembali dikarenakan

faktor usia. Sehingga masyarakat Kelurahan Jatirejo yang ingin memeriksakan kesehatan atau ingin mendapatkan pelayanan KB harus mendatangi tempat pelayanan KB yang ada di wilayah kelurahan lainnya. C. Sebaran Pelayanan KB di Kecamatan Gunungpati Gambar 2. Peta Pelayanan KB di Klinik Keluarga Berencana Pemerintah Kecamatan Gunungpati Berdasarkan gambar 2. menunjukkan bahwa suntik merupakan pelayanan KB yang paling banyak dilakukan di tempat pelayanan KB pemerintahdan MOP merupakan pelayanan KB yang paling sedikit dilakukan di tempat pelayanan KB pemerintah. Didukung data dari Laporan Pelayanan KB Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati tahun 2011 yang disajikan pada tabel 1. bahwa KB suntik dengan jumlah akseptor terbanyak terdapat di Kelurahan Pakintelan (289 akseptor) dan jumlah akseptor paling sedikit di Kelurahan Kandri (4 akseptor). Tabel 1. Pelayanan KB di tempat pelayanan KB pemerintah Kecamatan Gunungpati tahun 2011 PELAYANAN KB NO KELURAHAN IUD Kondom Implant Suntik Pil MOW MOP 1 Pakintelan 34 4 25 289 92 25 1

2 Mangunsari 18 0 15 11 16 6 0 3 Plalangan 23 0 33 11 15 8 2 4 Gunungpati 14 3 24 29 18 17 6 5 Nongkosawit 19 0 25 35 37 21 2 6 Pongangan 28 4 23 123 13 17 0 7 Ngijo 9 7 38 32 34 9 0 8 Patemon 4 0 9 37 7 28 0 9 Sekaran 5 1 33 212 72 13 3 10 Sukorejo 41 15 40 155 56 57 9 11 Sadeng 6 0 8 101 20 16 3 12 Cepoko 8 1 25 24 22 4 0 13 Jatirejo 1 1 9 6 16 0 0 14 Sumurejo 13 4 58 98 64 35 1 15 Kalisegoro 37 0 25 13 2 15 0 16 Kandri 12 1 56 4 5 13 1 Jumlah 272 41 446 1180 489 284 28 Sumber : Laporan Hasil Pelayanan peserta KB Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun 2011. vi D. Karakteristik Akseptor KB Kecamatan Gunungpati Karakteristik akseptor KB Kecamatan Gunungpati pada tahun 2011 persentase usia akseptor KB pada kelompok usia 30-35 tahun hampir tiga per empat lebih banyak jumlahnya dibanding dengan kelompok usia akseptor yang lainnya. Selain itu, akseptor KB berpendidikan tamat SD-SMP persentasenya hampir separuh dari keseluruhan akseptor KB di Kecamatan Gunungpati pada tahun 2011 dibanding dengan persentase pendidikan lainnya. Akseptor KB yang tidak bekerja persentasenya hanya sepersepuluh dari seluruh akseptor KB yaitu sebanyak 1.095 akseptor. Tahapan KS III akseptor KB persentasenya hampir separuh dari seluruh akseptor KB Kecamatan Gunungpati pada tahun 2011 dibanding dengan tahapan KS lainnya. E. Pengelolaan Data KB di Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati Dari hasil wawancara dengan staf pengelola data Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati tentang pencatatan dan rekapitulasi data KB diketahui bahwa pencatatan pelayanan KB mula-mula dilakukan di tempat pelayanan KB, selanjutnya rekapitulasi dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas induk yang mendapatkan data pelayanan KB dari bidan-bidan praktek di wilayah kerja masing-masing. vii Penyerahan data pelayanan KB dari bidan praktek ke bidan koordinator di puskesmas induk dapat melalui penyerahan langsung datang ke puskesmas atau dengan cara SMS. Kemudian rekapitulasi data per wilayah kerja puskesmas tersebut dikirim ke Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati untuk dibuat rekapitulasi pelayanan KB seluruh Kecamatan Gunungpati setiap bulannya. Untuk pengolahan dan analisis datanya dilakukan oleh petugas lapangan KB dangan komputerisasi. Kemudian pelaporan data akan dilakukan secara berkala setiap bulan yaitu tanggal 25 semua tempat pelayanan KB harus menyerahkan laporan bulanan tentang pelayanan KB yang terjadi di tempat tersebut ke petugas lapangan KB Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati. viii Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati

akan memberikan laporan bulanan pelayanan KB kepada Bapermasper dan KB Kota Semarang, selanjutnya Bapermasper dan KB Kota Semarang akan memberikan laporan umpan balik kepada seluruh Bapermasper dan KB tingkat kecamatan sebagai bahan masukan evaluasi kinerja per bulan. F. Pendistribusian alat kontrasepsi di Bapermasper KB Kecamatan Gunungpati Dari hasil wawancara dengan staf pengelola data Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati tentang pendistribusian alat kontrasepsi diketahui bahwa distribusi alat kontrasepsi dari Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati ke tempat-tempat pelayanan KB pemerintah dilakukan oleh PLKB. PLKB bertugas mengambil alat kontrasepsi di Bapermasper dan KB kota untuk selanjutnya disalurkan ke tempat-tempat pelayanan KB pemerintah yang jumlahnya sesuai kebutuhan masing-masing. Kendala dalam pendistribusian alat kontrasepsi ke tempat pelayanan KB antara lain keterlambatan pengiriman sehingga tempat pelayanan KB yang kehabisan stok alat kontrasepsi sebelum mendapatkan stok lagi dari Bapermasper dan KB. Perencanaan distribusi alat kontrasepsi di Bapermasper dan KB melibatkan petugas kesehatan di tempat pelayanan KB pemerintah serta PLKB di Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati. Masing-masing tempat pelayanan KB mengajukan surat permintaan alat kontrasepsi setiap 3 bulan sekali. ix Namun terkadang karena stok yang terbatas pula, Bapermasper dan KB Kota Semarang tidak memberikan alat kontrasepsi sesuai permintaan. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara mendalam dengan bidan KKB pemerintah mengenai penerimaan alat kontrasepsi yang seringkali justru kurang dari jumlah alat kontrasepsi yang diminta dalam surat permohonan alat kontrasepsi. Oleh karena itu diperlukan kebijakan perencanaan distribusi alat kontrasepsi dari Bapermasper dan KB di kecamatan dalam pembagian alat kontrasepsi ke tempat-tempat pelayanan KB pemerintah. Dalam membuat perencanaan distribusinya, Bapermasper dan KB kecamatan meninjau data pelayanan KB dan ketersediaan alat kontrasepsi mulai dari penggunaan alat kontrasepsi hingga stok yang ada untuk menentukan jumlah alat kontrasepsi yang akan diterima oleh tempat-tempat pelayanan KB untuk mengetahui kebutuhan alat kontrasepsi di masingmasing tempat pelayanan KB hanya melalui laporan bulanan dalam bentuk tabel. Analisis spasial berbasis GIS yang menghasilkan salah satu output berupa peta dapat membantu memberikan gambaran berbasis wilayah secara langsung mengenai kebutuhan alat kontrasepsi di masing-masing tempat pelayanan KB berdasarkan persebaran tempat pelayanan KB, pelayanan KB, sebaran akseptor KB, dan penggunaan alat kontrasepsi di masing-masing wilayah kelurahan. Sehingga hal tersebut mendukung perencanaan distribusi Alat Kontrasepsi di Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Terdapat 41 tempat pelayanan KB baik swasta maupun pemerintah terdiri dari 8 apotek, 12 bidan praktek swasta, 13 dokter praktek swasta, 2

puskesmas induk, 4 puskesmas pembantu, dan 2 klinik KB pemerintah yang tersebar merata di seluruh kelurahan Kecamatan Gunungpati, kecuali dua kelurahan yaitu Jatirejo dan Cepoko yang di wilayahnya sama sekali tidak terdapat tempat pelayanan KB. b. Pelayanan kontrasepsi sebanyak 75.55% dilakukan di tempat pelayanan KB swasta dengan jenis pelayanan konrasepsi yang paling banyak adalah suntik (65,46%). Di tempat pelayanan KB swasta, pelayanan KB suntik paling banyak di Kelurahan Sukorejo, sedangkan di tempat pelayanan KB pemerintah pelayanan KB suntik paling banyak di Kelurahan Pakintelan. c. Akseptor KB paling banyak berusia 30-49 tahun (74,78%), memiliki pekerjaan (90,23%) dengan tingkat kesejahteraan keluarga pada tahap III (48,18%) dan tingkat pendidikan tamat pendidikan dasar SD-SMP (45,79%). d. Pengelolaan data dimulai dari pencatatan pelayanan KB yang dilakukan oleh petugas di tempat pelayanan KB, kemudian pengumpulan data pelayanan KB dilakukan oleh PLKB untuk direkap secara manual selanjutnya diolah dan di analisis dengan komputerisasi hanya oleh staf Bapermasper dan KB kecamatan yang mampu mengoperasikan komputer. Hasil analisis dibuat dalam bentuk laporan bulanan pelayanan KB untuk diserahkan ke Bapermasper dan KB Kota Semarang. e. Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati melakukan distribusi alat kontrasepsi ke tempat pelayanan KB berdasarkan permohonan kebutuhan alat kontrasepsi yang telah diajukan oleh petugas di tempat pelayanan KB secara berkala ke Bapermasper dan KB, namun karena keterbatasan waktu dan jarak tempuh membuat pendistribusian alat kontrasepsi sempat mengalami keterlambatan. f. Telah dihasilkan peta cakupan pelayanan KB per wilayah berbasis sistem informasi geografis yang dapat digunakan untuk membantu analisis ketersediaan alat kontrasepsi di tempat pelayanan KB sehingga dapat mendukung perencanaan distribusi alat kontrasepsi di Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain : a. Bagi Akseptor KB yang mengakses pelayanan KB diluar wilayah Kecamatan Gunungpati diharapkan melaporkan kepesertaan KB nya kepada kader desa di wilayah tempat tinggalnya agar pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan KB berjalan dengan baik. b. Bagi Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati perlu adanya optimalisasi penyuluhan KB dari petugas lapangan KB Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati kepada PUS mengenai pemilihan KB rasional, terutama bagi PUS usia 30-49 tahun yang masuk dalam tahap reproduksi mengakhiri kehamilan lebih dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang; serta menindaklanjuti penyajian informasi berbasis wilayah dengan pelatihan analisis spasial dengan software arcview atau arcgis bagi petugas pengelola data guna meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan dan analisis data, khususnya yang berbasis wilayah seperti pembuatan peta guna mendukung perencanaan distribusi alat kontrasepsi di Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati. c. Bagi peneliti lain diharapkan melakukan pengembangan penelitian dalam memprediksi kebutuhan alat kontrasepsi dengan pemrograman linier untuk membantu perencanaan distribusi alat kontrasepsi yang selama ini mengalami kendala keterlambatan dan jumlah pemberian alat kontrasepsi

yang tidak sesuai dengan kebutuhan, bukan hanya di tempat peyananan KB pemerintah tetapi juga di tempat pelayanan KB swasta. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih disampaikan kepada Dosen FKM Undip Ibu Cahya Tri Purnami, SKM, M.Kes dan dr. R. Djoko Nugroho, M.Sc yang telah membantu memberi masukan dan bimbingan untuk penyempurnaan hasil penelitian. Terimakasih kepada Kepala Bapermasper dan KB Kecamatan Gunungpati Bapak Arif Muhammadi, SH beserta staff atas izin dan kesediaannya bagi peneliti untuk melakukan observasi data. Dan terimakasih pula pada rekan rekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Anita Hanna, Balgis Delilla Liani, dan Febriana Ani Sukmawati yang telah membantu selama proses penelitian berjalan. DAFTAR PUSTAKA i Bapermasper KB. Bidang Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Semarang. (Online) (http://semarangkota.go.id/bapermas/index2.php?option=com_content&do_pdf=1 &id=43, diakses pada tanggal 15 September 2011). ii Depkes RI. Pengembangan KB Mandiri Menuju Keluarga Sejahtera. Buku II. Jakarta. 1996. iii Heru, S. Pengantar GIS (Geographical Information System). Gramedia. Jakarta. 2003. iv Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis: Turorial Arcview. Penerbit Informatika. Bandung. 2002. v Bapermasper dan KB. Rencana Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana tahun 2011. (Online) (http://semarangkota.go.id/bapermas/index.php?option=com_content&task=view &id=64&itemid=1, diakses 15 September 2011). vi Bapermasper dan KB. Laporan Umpan Balik Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Tahun 2011. Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana. Semarang. 2011. vii Bencoolen, Rafless. 2011. Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB. (Online) (http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/pencatatan-dan-pelaporanpelayanan-kb.html, diakses 26 Januari 2012). viii BKKBN. Pedoman Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga. Semarang. 2010.

ix BKKBN. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Kebutuhan Alat/Obat Kontrasepsi Program KB Nasional.Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta. 2008.