ANALISA PERANCANGAN RODA GIGI LURUS MENGGUNAKAN MESIN KONVENSIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Perencanaan Roda Gigi

PEMBUATAN PRODUK KUNCI CHUCK BOR DENGAN SISTEM DIMENSI PADA BEVEL GEAR MODUL 1,5 MM DENGAN SUDUT POROS 90 0

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

2. Mesin Frais/Milling

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

Roda Gigi Rack dan Pinion

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PEMBUATAN MEKANISME SIMULATOR MESIN PEMBUAT RODA GIGI LURUS (RACK GENERATION) TUGAS AKHIR

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

MESIN BOR. Gambar Chamfer

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PROSES PEMBUATAN PIRINGAN PISAU PADA MESIN PERAJANG SINGKONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Job Sheet. Pemesinan Frais MES 6324

MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PEMBUATAN RODA GIGI REDUKSI PEMUTAR VARIAK SISTEM TEGANGAN TINGGI MBE INDUSTRI LATEK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Pengefraisan Roda Gigi Lurus dan Rack

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH RANCANG BANGUN SOFTWARE DESAIN RODA GIGI LURUS MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 2010 EXPRESS

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB II LANDASAN TEORI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

PROSES PEMBUATAN POROS TETAP, POROS GESER DAN ROLLER PADA ALAT/MESIN PENGEROLL PIPA PROYEK AKHIR

BAB X MESIN KETAM DAN MESIN SERUT

BAB III Mesin Milling I

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

c. besar c. besar Figure 1

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB II DASAR TEORI. menguraikan menjadi varian yang dapat direalisasikan, pemilihan kombinasi dan

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PERANCANGAN MESIN PENGEPRES GENTENG DENGAN UKURAN CETAK 270x360 mm SKRIPSI

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas TeknologiIndustri Institur TeknologiSepuluh Nopember Surabaya 2012

Perancangan Roda gigi Lurus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA. DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

Gambar 2.1. Struktur buah kelapa muda

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK I PEMBUATAN RODA GIGI CACING

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

Transkripsi:

ANALISA PERANCANGAN RODA GIGI LURUS MENGGUNAKAN MESIN KONVENSIONAL Ir.Wisjnu P.Marsis,M.Eng 1,. Didi Agung 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah Jakarta, Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510, Tlp 021-4244016,4256024, email : wpmarsis@yahoo.com ABSTRAK Dalam perancangan pembuatannya menggunakan mesin frais (milling) dengan roda gigi yang direncanakan sesuai tabel roda gigi pengganti adalah jumlah giginya Z 1 27 dan Z 1 50 dengan bahan St 42, modul pisau 1,5 serta perhitungan roda gigi menggunakan sistem modul dan pembuatan roda gigi menggunakan kepala pembagi (dividing head) pada mesin frais menggunakan sistem pembagian tidak langsung. Piring pembagi yang digunakan adalah piring pembagi seri B-2 yaitu dengan jumlah lubang 21-23-27-29-31-33.Hasil rancangan tersebut adalah roda gigi Z 27 kecepatan linearnya (v) = 2,1195 m/s, gaya tangensial, beban lentur yang diijinkan, faktor dinamis, beban permukaan dan Kekuatan tarik, tegangan lentur yang diizinkan. Roda gigi Z 50 kecepatan linearnya (v) = 3,925 m/s, gaya tangensial,bebanlenturyangdiijinkan, faktor dinamis, beban permukaan. Kekuatan tarik, tegangan lentur yang diizinkan. Kesimpulannya adalah roda gigi ini adalah roda gigi reduksi u< 1 dan i>1. ratio transmisi atau angular velocity, perbandingan putaran (u), Tegangan geser yang terjadi antara roda gigi Z 27 dan Z 50 adalah Momen puntir yang terjadi pada roda gigi Z 27 dan Z 50 adalah. Roda gigi ini konstruksinya lebih 1.PENDAHULUAN Dalam suatu Perancangan alat yang diharapkan dapat lebih membantu dalam menghemat biaya produksi yang dibutuhkan. Untuk itu dirancang roda gigi lurus (spur gear) pengganti pada roda gigi transportir mesin bubut yang diharapkan fungsinya lebih baik dengan yang beredar dipasaran. Di pasaran terdapat beberapa jenis mesin bubut salah satunya mesin bubut type C 6127 A, roda gigi transportirnya mudah mengalami kerusakan berupa gigi patah, aus atau berlubang dan tergores permukaannya. Roda gigi lurus yang akan dibuat ini yaitu bahannya adalah St 42.Dalam pengamatan ini salah satu faktor yang sangat penting untuk dibuat adalah roda gigi lurus transportir maka dalam kesempatan ini penulis mencoba membuat sparepart sendiri, karena jarang dijual dipasaran. SINTEK VOL 7 N0 2 Page 56

2. DIAGRAM ALIR Mulai Perencanaan Gambar Kerja Perancangan Roda Gigi Pemilihan Material Persiapan Alat Proses Pembuatan Komponen Apakah Ukuran Sesuai Dengan Gambar kerja Modul pahat m Sudut tekanan pahat α 0 Jumlah gigi Z Diameter luar d k (mm) Lebar sisi b (mm) S T O P E N D SINTEK VOL 7 N0 2 Page 57

3. METODE PENELITIAN Metode perancangan pembuatan roda gigi lurus pada komponen roda gigi transportir ini menggunakan beberapa mesin atau alat bantu yang sesuai dengan bentuk dari komponen yang akan dibuat. Adapun mesin atau alat yang digunakan dalam proses pembuatan roda gigi lurus ini antara lain : mesin gergaji bolak-balik, mesin bubut, mesin frais, alat ukur (mistar baja, jangka sorong, high gauge), kikir dan alat bantu pembuatan. 4. DATA HASIL PENELITIAN A. Analisa dan Perhitungan Roda Gigi 1. Analisa perhitungan roda gigi Z 27 a. Kecepatan Linear roda gigi v : Kecepatan Linear roda gigi (m/s) Gambar 4. 1. Ukuran roda gigi Z27 b..gaya tangensial pada roda gigi Gambar 4. 2. Gaya tangensial roda gigi Z 27 SINTEK VOL 7 N0 2 Page 58

B. Beban lentur yang diijinkan persatuan lebar sisi Maka beban lentur yang diijinkan : F'. m. y. f ( N / mm) b a v C. Faktor dinamis roda gigi D. Beban permukaan yang diijinkan persatuan lebar gigi 2.Analisa perhitungan roda gigi Z 50 a. Kecepatan Linear roda gigi Gambar 4. 3. Ukuran roda gigi Z 50 SINTEK VOL 7 N0 2 Page 59

b. Gaya tangensial pada roda gigi x 9,8 = 662,1 N Gambar 4. 4. Gaya tangensial roda gigi Z 50 c.beban lentur yang diijinkan persatuan lebar sisi d.faktor dinamis roda gigi e.beban permukaan yang diijinkan persatuan lebar gigi f.kecepatan Linear Roda Gigi Kecepatan keliling merupakan kecepatan yang dicapai roda gigi dalam satu meter per detik. Beban Transmisi (transmitted loaded) dan Gaya Tangensial pada Roda Gigi SINTEK VOL 7 N0 2 Page 60

Gambar 4. 5. Arah gaya pada roda gigi Sebelum menghitung gaya tangensial kita hitung beban transmisi yang terjadi pada roda gigi yaitu : Kemudian kita dapat menghitung gaya tangensial dari roda gigi 1 terhadap roda gigi 2 dengan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : F t 3 F y F r 32 20 0 F r F t 1 12 2 Gambar 4. 6. Skema arah gaya pada roda gigi SINTEK VOL 7 N0 2 Page 61

Maka dapat kita hitung gaya tangensial yang terjadi pada roda gigi 3 terhadap roda gigi 2 dimana : Reaksi poros terhadap sumbu x dan y yaitu : ( ) 0,79 kn ( ) Reaksi tumpuan pada poros : = = 1,85 kn Untuk menyempurnakan proses perancangan pembuatan roda gigi lurus, maka setelah semua komponen di buat maka dilakukan perhitungan. Adapun data pada roda pasangannya yaitu 50 dan data serta hasil perhitungannya untuk 27 sebagai berikut : Tabel 4. 1. Perencanaan roda gigi lurus 27 No Nama Simbol Perhitungan (Rumus) Hasil (mm) 1. Modul 1,5 2. Jumlah Gigi 27 3. Diameter Lingkaran tusuk atau lingkaran = 40,5 40, 5 bagi atau pitch circle 4. Diameter Lingkaran kepala atau addendum circle 5. Diameter Lingkaran kaki atau dedendum circle 6. Tinggi Kepala Gigi hk 7. Diamater lingkaran dasar atau base circle 8. Kelonggaran atau clearance 9. Tusuk atau circular pitch 10. Tinggi Kaki Gigi atau dedendum db 38,058 Cl 0,2355 t 4,71 1,875 11. Tinggi kepala gigi atau addendum = 1,875 1,5 SINTEK VOL 7 N0 2 Page 62

12. Tinggi Gigi atau whole depth 13. Tebal gigi atau tooth thickness 14. Lebar gigi atau face width 2,355 12 Tabel 4. 2. Data pasangan roda gigi yaitu roda gigi lurus 50 No Nama Simbol Perhitungan (Rumus) Hasil (mm) 1. Modul 1,5 2. Jumlah Gigi 50 3. Diameter Lingkaran = 75 tusuk atau lingkaran 75 bagi atau pitch circle 4. Diameter Lingkaran kepala atau addendum circle 5. Diameter Lingkaran kaki atau dedendum circle 6. Tinggi Kepala Gigi hk 7. Diamater lingkaran dasar atau base circle 8. Kelonggaran atau clearance 9. Tusuk atau circular pitch 10. Tinggi Kaki Gigi atau dedendum 11. Tinggi kepala gigi atau addendum 12. Tinggi Gigi atau whole depth 13. Tebal gigi atau tooth thickness 14. Lebar gigi atau face width db 70,47 Cl 0,2355 t 4,71 1,875 = 1,875 1,5 2,355 15 SINTEK VOL 7 N0 2 Page 63

Ratio transmisi atau angular velocity Diketahui daya yang akan ditransmisikan P = 2,6 kw Putaran poros penggerak n = 1000 rpm Jadi jarak sumbu poros Perpandingan putaran Maka dapat diketahui sehingga roda gigi untuk reduksi. Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana) adalah T (kg.mm) maka Sehingga ( )( ) Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros maka tegangan geser (kg/mm 2 ) yang terjadi adalah (mm), Bahan roda gigi St 42 : 1. Kekuatan tarik 2. Kekerasan Brinell 3. Tegangan lentur yang diizinkan Bahan roda gigi besar St 42 : 1. Kekuatan tarik 2. Kekerasan Brinell 3. Tegangan lentur yang diizinkan SINTEK VOL 7 N0 2 Page 64

C.Menentukan perhitungan kepala pembagi Roda gigi dapat dikerjakan menurut metode pembagian atau metode dengan bantuan kepala pembagi, roda gigi menurut metode pembagian dapat di buat menggunakan mesin frais yaitu mesin frais universal.cara pembagian roda gigi lurus ada dua cara yaitu pembagian langsung dan tidak langsung. Berikut ini adalah pembagian roda gigi tidak langsung yaitu:menentukan putaran engkol untuk = 27 adalah : Piring pembagi yang digunakan adalah piring pembagi seri B-2 yaitu dengan jumlah lubang 21-23-27-29-31-33. Jadi engkol diputar 1 putaran penuh ditambah 13 lubang pada piringan pembagi yang mempunyai jumlah lubang 27.Menentukan putaran engkol untuk = 50 adalah : Piring pembagi yang digunakan adalah piring pembagi seri A-1 yaitu dengan jumlah lubang 30-41-43-48-51-57. Jadi engkol diputar 24 lubang pada piringan pembagi yang mempunyai jumlah lubang 30. 5.1.KESIMPULAN Dari hasil yang telah didapatkan dalam proses pembuatan dan perhitungan roda gigi lurus trasnportir untuk tranmisi ulir pada mesin bubut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan roda gigi lurus adalah St 42 dengan ukuran sebelum diproses pemesinan Ø 45 x 20 mm untuk Z 27 dan untuk Z 50 adalah Ø 80 x 24 mm. 2. Alat dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan roda gigi lurus yaitu menggunakan mesin gergaji great captain, mesin bubut, pahat HSS, senter lepas, bor senter, cekam raham 3, kunci chuck mesin bubut, coolent, mesin frais horisontal, kepala pembagi, pisau frais roda gigi M 1.5, cekam raham 3, Senter tetap, dudukan pisau, mandrel, kikir segitiga, mata bor Ø 8, Ø 12.5 mm, Ø 16 mm, Ø 18 mm, Ø 21 mm, jangka sorong, mistar baja, ragum meja. 3. Proses pemesinan pembuatan komponen roda gigi sesuai dengan langkah kerja, yaitu proses pembuatan roda gigi lurus (Z 27 dan Z 50) pengerjaan awal digunakan mesin bubut dan untuk pembuatan gigi-gigi digunakan mesin frais universal dan digunakan kepala pembagi untuk mengatur jarak antara gigi dengan teliti. Dalam pengefraisan roda gigi lurus digunakan pisau frais modul (m) 1.5 dengan jumlah roda gigi lurusnya Z 27 dan Z 50. 4. Roda gigi lurus yang dibuat menggunakan mesin frais dengan bantuan kepala pembagi (dividing head) yaitu dengan pembagian tidak langsung untuk Z 27 yaitu dan Z 50 adalah. SINTEK VOL 7 N0 2 Page 65

5. Piring pembagi yang digunakan adalah piring pembagi seri B-2 yaitu dengan jumlah lubang 21-23-27-29-31-33. 6. Jarak kedua porosnya adalah, sudut tekan 20 0, ratio transmisi atau angular velocity, perbandingan putaran (u), roda gigi ini adalah roda gigi reduksi u< 1 dan i>1. 7. Roda gigi Z 27 kecepatan linearnya (v) = 2,1195 m/s, gaya tangensial, beban lentur yang diijinkan, faktor dinamis, beban permukaan dan Kekuatan tarik, tegangan lentur yang diizinkan dan faktor bentuk gigi adalah Y 0,349. 8. Roda gigi Z 50 kecepatan linearnya (v) = 3,925 m/s, gaya tangensial, beban lentur yang diijinkan, faktor dinamis, beban permukaan. Kekuatan tarik tegangan lentur yang diizinkan dan faktor bentuk gigi adalah Y 0,408. 9. Momen puntir yang terjadi pada roda gigi Z 27 dan Z 50 adalah 10. Tegangan geser yang terjadi antara roda gigi Z 27 dan Z 50 adalah 11. Roda gigi ini konstruksinya lebih ringkas, perawatan lebih mudah dan proses pemesinannya juga lebih mudah. 5.2.SARAN 1. Hendaknya dibuat perencanaan langkah kerja terlebih dahulu sehingga dalam proses pembuatannya dapat diminimalisir kesalahan yang mungkin dapat terjadi. 2. Mengingat pentingnya alat ini bagi dunia industri, maka perlu dikembangkan lagi sehingga lebih sempurna lagi fungsinya. DAFTAR REFERENSI Amstead, B.H dkk. (1979). Teknologi Mekanik Jilid 1 (Sriati Djaprie. Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Ir. Sularso, MSME.(1997). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta P.T. Pradnya Paramita Achamd Zainun, Msc,Ir. (1999). Elemen Mesin 1. Bandung : PT Refika Aditama. Solih Royana. (2000). Pekerjaan Pemesinan. Bandung : CV. Armico. Terheijden, C.V. dan Harun. (1981). Alat-Alat Perkakas 3. Bandung : Bina Cipta. Sighley, J.E. & Mischlee C.R. (1989). Mechanical Engineering Design. Fifth edition. Mc. Grw Hill Book Company : New York. Herman R & Wilhelm M. (1976). Maschim Elemente. Vieweg Facbucher der Technik. Printed in Germany. Moyun Marbun, BE. (1983). Menggambar Teknik. Bandung : M2S. SINTEK VOL 7 N0 2 Page 66

SINTEK VOL 7 N0 2 Page 67