PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

IDENTIFIKASI TIKUS DAN DAN PINJAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Bioekologi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (2011), Pembangunan

III. METODE PENELITIAN

BIOLOGI TIKUS BIOLOGI TIKUS. Kemampuan Fisik. 1. Menggali (digging)

BAB II TIKUS DAN CECURUT. A. Jenis-Jenis Tikus

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Tingkat Kejeraan Tikus Sawah (R. argentiventer) dan Tikus Rumah (R. rattus diardii) terhadap Rodentisida Seng Fosfida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

Kumbang Sagu (Rhynchophorus, sp) Penyebab Kematian Tanaman Kelapa

KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

Key word : mouse, plague, ectoparasites

STUDI KEPADATAN TIKUS DAN EKTOPARASIT DI DAERAH PERIMETER DAN BUFFERPELABUHAN LAUT CILACAP Yudhi Cahyo Priyotomo

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP JUMLAH RODENTIA TERTANGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANGKRINGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIKAN HAMA PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

HUBUNGAN SANITASI KAPAL DENGAN KEBERADAAN TIKUS PADA KAPAL YANG BERLABUH DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

EKTOPARASIT (FLEAS) PADA RESERVOIR DI DAERAH FOKUS PEST DI KABUPATEN BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Gajah Sumatera (Elephas maxius sumateranus) Menurut Lekagung dan McNeely (1977) klasifikasi gajah sumatera

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR FUMIGASI

(Rattus tiomanicus MILLER) MENUJU. Dhamayanti A.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

JMSC Tingkat SD/MI2017

BAB III METODOLOGI PENELITAN

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis panelitian yang digunakan adalah analitik, karena akan membahas

Uji Organoleptik Ikan Mujair

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN BURUNG HANTU (TYTO ALBA)

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE. Materi

Camera Trap Theory, Methods, and Demonstration

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

Burung Kakaktua. Kakatua

BAB I PENDAHULUAN. yang lalu. Salah satu bukti hubungan baik tersebut adalah adanya pemanfaatan

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

[Pemanenan Ternak Unggas]

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

HASIL DAN PEMBAHASAN

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu dari sub

3. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

Pembuatan Sosis Ikan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 17.1 TAHUN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

Pematangan Gonad di kolam tanah

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

BANGSA-BANGSA KERBAU PERAH

Prinsip-Prinsip Ekologi. Faktor Biotik

MATERI DAN METODE. Materi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beruang madu (H. malayanus) merupakan jenis beruang terkecil yang tersebar di

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

Mengenal Tikus Sawah

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Kurungan tunggal

MODUL-6 PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT) OLEH AGUS SAMSUDRAJAT S J 410040028 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

WAKTU DAN TEMPAT - Selasa / 3 juni 2008 - Laboratorium Pengendalian Vektor/Workshop FIK UMS TUJUAN Mengetahui jenis umpan dan cara penangkapan tikus Mengetahui jenis/spesies melalui ciri-ciri morfologi tikus Mengetahui cara penangkapan ektoparasit pada tikus DASAR TEORY Insect dan rodent, baik disadari atau tidak, kenyataanya telah menjadi saingan bagi manusia. Lebih dari itu insect dan rodent, pada dasarnya dapat mempengaruhi bahkan mengganggu kehidupan manusia dengan berbagai cara. Dalam hal jumlah kehidupan yang terlibat dalm gangguan tersebut, erat kaitanya dengan kejadian/penularan penyakit.hal demikian dapat dilihat dari pola penularan penyakit pest yang melibatkan empat faktor kehidupan, yakni Manusia, pinjal, kuman dan tikus. Beranjak dari pola tersebut, upaya untuk mempelajari kehidupan tikus menjadi sangat relefan. Salah satunya adalah mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun deskripsi. Untuk keperluan ini dibutuhkan kunci identifikasi tikus atau tabel deskripsi tikus, yang memuat ciri ciri morfologi masing masimg jenis tikus. Ciri ciri morfologi tikus yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di antaranya adalah : berat badan ( BB ), panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), cakar (HF), telinga (E), tengkorak (SK) dan susunan susu (M). Disamping itu, lazim pula untuk diketahui bentuk moncong, warna bulu, macam bulu ekor, kulit ekor, gigi dan lain-lain. Insect atau ektoparasit yang menginfestasi tikus penting untuk diketahui, berkaitan dengan penentuan jenis vektor yang berperan dalam penularan penyakit yang tergolong rat borne deseases.

Mengenali Tanda Kehidupan Tikus Keberadaan tikus dapat dideteksi dengan beberapa cara, yang paling umum adalah adanya kerusakan barang atau alat. Tanda tanda berikut merupakan penilaian adanya kehidupan tikus yaitu (Ehler and Steel, 1950) : a) Gnawing (bekas gigitan) b) Burrows (galian /lubang tanah) c) Dropping (kotoran tikus) d) Runways (jalan tikus) e) Foot print (bekas telapak kaki) f) Tanda lain : Adanya bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus, suara, bangkai tikus (WHO, 1972). PROSEDUR 1. Bahan Insectisida aerosol Chloroform Umpan tikus Tikus hidup 2. alat Kunci Identifikasi tikus (genera rattus) Tabel deskripsi tikus (famili muridae) Spuit (suntikan) Rat Trap / Cage Trap (perangkap tikus hidup) Mistar 50 cm dan 30 cm Timbangan Kantong plastik volume 50 kg Sisir tikus/sikat sepatu

CARA KERJA 1. Pre Biting Pasanglah berbagai makanan ditempat-tempat yang akan dipasang perangkap tikus (sesuai dengan kaidah sampling). Hindarkan kemungkinan termakan oleh binatang. Biarkan selama sehari semalam, kemudian amati jenis makanan yang paling banyak dimakan oleh tikus. Ulangi cara diatas, hingga diperoleh data yang cuckup meyakinkan. Interpretasi data diatas ialah : makanan yang paling banyak dimakan oleh tikus, berarti paling disukai. 2. Trapping Semua perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan memasukanya pada air panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus. Gunakan perangkap tikus hidup (Cage Trap) Pasanglah perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling), dengan menggunakan umpan berdasarkan data dari Pre Biting. Waktu pemasangan dilakukan sore hari. Pada pagi hari berikutnya, semua perangkap diambil. Pisahkan antara perangkap yang kosong dan perangkap yang ada tikusnya. Perangkap yang ada tikusnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi tikusnya dan ektoparasitnya 3. Identificating Perangkap yang ada tikusnya dimasukan pada kantong plastik, kemudian kantong diikat rapat. Ambil chloroform dengan spuit, kemudian disuntikan kedalam kantong tersebut. Diamkan beberapa saat hingga tikus mati, kemudian kantong dibuka, dengan mulut kantong tidak berhadapan dengan kita. Bila perlu, semprotkan insectisida aerosol kedalam kantong untuk membunuh ektoparasit yang tidak mati oleh chloroform.

Perangkap dikeluarkan dari kantong, dan tikus yang mati dikeluarkan dari perangkap. Lakukan penyisiran (dengan sikat sepatu) terhadap tikus tersebut untuk mendapatkan ektoparasit. Ektoparasit yang diperoleh, dimasukan pada botol yang diberi bahan pengawet (misal : alkohol), unutk identifikasi pada waktu yang lain. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap tikus tersebut dengan kunci identifikasi.dapat pula dilakukan pengukuran terutama terhadap berat badan (BB), Panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), Cakar (HF), telinga (E), tengkorak (SK), dan susunan susu (M). Interpretasi data diatas, sesuai dengan kunci identifikasi, atau mencocokan pada tabel deskripsi tikus. HASIL 1. Pre Biting No Jenis Umpan Lokasi Umpan Keterangan 1 Ikan lele Tikus lebih suka dengan Rumah goreng ikan lele goreng karena umpan yang banyak 2 Ayam Goreng Rumah dimakan adalah lele goreng 2. Trapping Tanggal : 02 juni 2008, Lokasi : Rumah Daftar : Jenis umpan yang terbanyak dimakan adalah ikan lele goreng dan lokasinya adalah rumah, pada tanggal 03 juni 2008, tikus dibawa ke laboratorium untuk di identifikasi.

3. Identificating N o Lokasi Seks BB H&B T E HF SK M H&B : T 1 Rumah Jantan 2 Rumah Betina 337 gr 110,5 gr 24 130 210 130 22 17 45 30 50-240 : 210 Ekt opar asit 50 2x3 130:130 + - Spesies Rattus norvegicus (Berkenhou) Rattus tiomanicus (miller) Pembahasan Pada hasil praktikum diatas, ada 2 ekor tikus yang tertangkap dengan diberi umpan yang disukai oleh tikus adalah lele goreng, lokasi penangkapan yaitu rumah. Tikus yang kita peroleh adalah tikus betina dan tikus jantan. Pada tikus betina telah di temukan ektoparasit dengan identifikasi telah ditemukan nama spesies nya yaitu Rattus tiomanicus (miller) dengan ciri punggung berwarna coklat, dada dan perut berwarna putih terang putih susu, tetapi kadang-kadang sedikit kekuning-kuningan. Batas warna punggung dan warna dada perut pada bagian sisi tubuhnya jelas sekali. Ekor keseluruhannya berwarna gelap, keadaan rambut badan umumnya lembut. Habitat walaupun tidak terdapat pada hutan belantara, tetapi yang jelas dia senang hidup pada ladang-ladang yang banyak pohon dan merupakan hama yang utama bagi kelapa sawit (Harrison, 1962). Tikus jantan tidak di temukan ektoparasit, identifikasi pada tikus ini telah ditemukan nama spesies nya yaitu Rattus norvegicus (Berkenhout) dengan ciri punggung berwarna coklat, dada dan perut berwarna abu-abu. Ekor gelap dibagian atas dan agak pucat pada bagian bawahnya. Dua warna ini berintegrasi pada bagian sisi ekornya.

Kesimpulan - Dapat mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun deskripsi. Pada tikus jantan spesiesnya yaitu Rattus norvegicus (Berkenhout), sedangkan pada spesies betina adalah Rattus tiomanicus (miller) - Mengetahui adanya ektoparasit pada tikus betina, sedangkan pada tikus jantan tidak ditemukan adanya ektoparasit. - Untuk mengetahui jenis umpan yang diberikan terhadap tikus, yaitu dengan umpan kepala ikan lele goreng

DAFTAR PUSTAKA Anonimus, (1999). Laporan Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya tahun 1998/ 1999. KKP Surabaya. Depkes, RI. (1989). Manual Kantor Kesehatan Pelabuhan. Jakarta : Dirjen PPM&PLP. Depkes, RI. (1962). Undang undang No. 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut. Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 630 tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Jakarta : Depkes RI. Ristiyanto, Tuti R, Hadi. (1992). Dinamika populasi tikus dan pinjal di pelabuhan pelabuhan disekitar daerah enzootik pes di Jawa Timur, Laporan Penelitian. Jakarta : Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.