SALMANI SALEH ILMU UKUR TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
Modul 10 Garis Kontur

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 12 : METODE PENGUKURAN VOLUME

Metode Ilmu Ukur Tanah

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

ILMU UKUR TANAH II. Jurusan: Survei Dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

Gambar 2.1. Gambar Garis Kontur Dari Suatu Permukaan Bumi

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

TUJUAN INSTRUKSIONAL

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

PENENTUAN LOKASI (Route Location)

Pengukuran dan pemetaan teristris sungai

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KONTUR ILMU UKUR TANAH II. DIII Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

2 rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran Peta Tematik. Peta Tematik menjadi bahan analisis dan proses síntesis penuangan rencana

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

KONTUR.

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

VISUALISASI 3D LAHAN RENCANA PROYEK UNTUK PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN

GARIS KONTUR SIFAT DAN INTERPOLASINYA

MODUL PRAKTIKUM MAHASISWA

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

4.17 PERENCANAAN DAN PEMETAAN GARIS SEMPADAN KALI SEMEMI

Home : tedyagungc.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pengantar Surveying kelas Teknik Sipil

Kuliah Pengantar Surveying

SPESIFIKASI PENYAJIAN PETA RDTR

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah Dasar-Dasar Pengukuran Tanah. Kode

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD AYUNG

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

Jadi huruf B yang memiliki garis kontur yang renggang menunjukkan kemiringan/daerahnya landai.

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

LUAS DAN VOLUME. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan luas dan volume suatu areal.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 9: GEOGRAFI PETA DAN PEMETAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

BAB VIII. KERANGKA ACUAN KERJA

PERTEMUAN ke-5 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses pembuatan peta petak untuk keperluan irigasi

PETA (Dasar Teori dan Geologi Regional Kuliah Lapangan)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah Praktik Dasar-Dasar Pengukuran Tanah. Kode

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan

Dosen : Haryono Putro, ST.,SE.,MT.

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

No Dokumen Revisi Ke: Dokumen Level: 3 PANDUAN Tanggal Berlaku: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1

Definisi, notasi, glossary. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS. Kode Nama Mata Kuliah 1

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

LAPORAN MENGHITUNG DAN MENGGAMBAR PETA KONTUR SERTA PETA LERENG

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

5/16/2011 SIPAT DATAR. 1

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH PERUBAHAN AREAL KEDAP AIR TERHADAP AIR PERMUKAAN. Achmad Rusdiansyah ABSTRAK

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier Pada UPTD. Purbolinggo

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

PENGUKURAN WATERPASS

KAJIAN KERAWANAN BANJIR DAS WAWAR. Sukirno, Chandra Setyawan, Hotmauli Sipayung ABSTRAK

BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PENGUKURAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

APA ITU ILMU UKUR TANAH?

ANALISIS PROSES PENGGAMBARAN PETA JARINGAN JALAN DARI HASIL SURVAI TRACKING JARINGAN JALAN DENGAN ALAT GPS (STUDI KASUS KOTA MANADO)

Tanah Homogen Isotropis

BAB I PENGANTAR. Universitas Gadjah Mada 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN

Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Transkripsi:

MODUL KULIAH Modul 11-1 Modul 11 Pengukuran Jalan dan Pengairan Pengukuran dan pemetaan rute dimaksudkan untuk membahas penerapan pengukuran dan pemetaan rute dalam bidang rekayasa teknik sipil, khususnya jalan dan pengairan. Kajian lebih banyak mengacu pada terapan praktis berdasarkan bakuan yang diterbitkan oleh bekas Departemen Pekerjaan Umum (PU). 11.1 Pengukuran dan Pemetaan Jalan Survai jalan meliputi pengukuran dan pemetaan untuk perencanaan dan pengembangan, perancangan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan. Perhatikan pada Gambar 11.1 berikut, pengukuran dan pemetaan khusus untuk perencanaan jalan baru dimulai pada tahapan rencana pendahuluan menggunakan peta skala 1 : 50 000. Pada tahapan sebelumnya menggunakan peta dasar rupa bumi (topografi) dan peta-peta lainnya yang sudah tersedia.

MODUL KULIAH Modul 11-2 Gambar 11.1: Tahapan program perencanaan dan pengembangan jalan. (Disalin dari Suyono Sosrodarsono ).

MODUL KULIAH Modul 11-3 Gambar 11.2: Gambar rencanan alignment horizontal jalan (Disalin dari Suyono osrodarsono.)

MODUL KULIAH Modul 11-4...Gambar 11.3: Contoh gambar rencana alinyemen vertikal jalan. (Disalin dari Suyono Sosrodarsono). Produk pengukuran dan pemetaan di Indonesia berupa peta dasar ataupun peta tematik lainnya bisa diperoleh dari BAKOSURTANAL, Dir. Geologi Bandung dan PU. Pemetaan skala besar 1 : 1 000 yang meliputi pembuatan peta topografi, pematokan, pengukuran penampang dan pengukuran sekitar bangunan khusus misalnya jembatan, dilakukan untuk membuat rancangan detil jalan. Susunan peta dan gambar pada tahapan ini adalah peta topografi sekitar route dan penampang memanjang pada satu lembar gambar, sedangkan gambar penampang melintang digambar tersendiri. Gambar ini kemudian dilengkapi dengan gambar rencana alinyemen horizontal dan vertikal termasuk potongan melintang tipikal sesuai kondisi tanah lokasi. Pada tahap pelaksanaan, gambar rancangan detil dipatok ulang ke lapangan. Bila yidak ada penyimpangan yang berarti, maka tidak perlu dilakukan revisi. Tetapi bila ditemui perubahan yang cukup berarti, maka dilakukan perubahan rancangan alinyemen horizontal. Setelah dianggap tidak perlu ada perubahan lagi, dilanjutkan dengan pematokan setiap 25 m dan pengukuran penampang memanjang dan melintang. Bila rancangan alinyemen vertikal sudah sesuai keadaan saat konstruksi, maka digambarkan potongan melintang rencana jalan berdasarkan bentuk-bentuk potongan tipikal yang disepakati untuk diterapkan. Berdasarkan gambar penampang ini dihitung volume pekerjaan.

MODUL KULIAH Modul 11-5 Contoh skala peta dan gambar untuk pekerjaan jalan tahap perancangan rinci: Jenis Peta atau Gambar Skala Catatan Pengukuran dan pemetaan rancangan rinci. Peta planimetri 1 : 500 s/d 1 : 1 000 Potongan setiap 50 m. memanjang H = skaa plan V 1 : 100 Peta sepanjang rute, pengukuran berbasis sumbu jalan Perancangan alinyemen vertikal. Potongan melintang H/V 1 : 100 Volume perkerjaan Pengukuran pemetaan pelaksanaan dan untuk Sama seperti pada tahap perancangan rinci, hanya pengukuran penampang melintang dibuat lebih rapat. Gambar 11.4: Penampang melintang pada berbagai tipikal konstrusi jalan. (Dialih dan dikembangkan berdasarkan Hickerson.)

MODUL KULIAH Modul 11-6 11.2 Pengukuran dan Pemetaan Pengairan Survai pengairan adalah survai untuk water resource engineering and management, sehingga akan mencakup dari kawasan sumber air hingga kawasan hilir di sekitar pantai. Objek yang diukur dan dipetakan bisa meliputi sistem sungai, waduk dan bendungan, saluran irigasi dan bangunan sarana - prasarana pengairan lainnya. Jenis pengukurannya - dengan anggapan peta dasar sudah tersedia, meliputi pemetaan topografi skala 1 : 10 000 atau lebih besar hingga pengukuran untuk pelaksanaan pekerjaan. Persyaratan-persyaratan tersebut mengutamakan pemetaan skala besar seperti oto udara yang digunakan berskala 1 : 10 000 dan peta serta gambar-gambar yang dihasilkan berskala 1: 5 000 Kajian survey dan pemetaan mencakup persyaratan pengadaan data secara fotogrametris untuk pembuatan peta topografi jenis ortofoto hingga pengukuran rincikan cara teristris untuk perencanaan saluran tersier. Pengukuran dan pemetaan dimulai dengan cara pembuatan dan ketentuan ketelitian kerangka, cara pengukuran dan pemetaan rinci, cara perekaman data, cara pengolahan, cara penyajian dan ketentuan dokumentasi. Bench Mark: BM merupakan titik rujukan dan pemeriksaan posisi horizontal (KDH) dan vertikal (KDV) pengukuran dan pemetaan. Sepanjang rute sungai dan saluran, BM dipasang setiap interval 2,5 km. BM terpasang dibuatkan deskripsi.

MODUL KULIAH Modul 11-7 Gambar 11.5: BM untuk pengukuran pengairan. (Disalin dari PT 02 PU) Poligon: Poligon utama: 1. Poligon terikat sempurna, 2. Kesalahan penutup sudut lebih teliti atau sama dengan 10"Ö n; n = jumlah titik sudut, 3. Kesalahan penutup linier poligon (jarak) 1: 10 000. Poligon cabang: 1. Poligon terikat sempurna pada poligon utama, 2. Kesalahan penutup sudut lebih teliti atau sama dengan Poligon terikat sempurna pada poligon utama, Kesalahan penutup sudut lebih teliti atau sama dengan 20"Ö n; n = jumlah titik sudut, dankesalahan penutup linier poligon (jarak) 1: 5 000. Sipat datar: Kesalahan penutup sipat datar lebih teliti atau sama dengan 7Ö D km mm.

MODUL KULIAH Modul 11-8 Titik detil cara tachymetri: Poligon pembantu: 1. Poligon pembantu terikat pada poligon utama atau poligon cabang, 2. Kesalahan penutup sudut lebih teliti atau sama dengan 24"Ö n; n = jumlah titik sudut, 3. Kesalahan penutup linier poligon (jarak) 1: 2 000, 4. Kesalahan penutup ketinggian titik poligon pembantu ± 10Ö Dkm mm. Garis kontur: 1. 1. Indeks kontur umumnya 5 m atau 10 m, 2. Inteval 0,25 m pada daerah datar hingga 10 m pada derah dengan kecuraman > 20%. Proyeksi peta: UTM

MODUL KULIAH Modul 11-9 Gambar 11.6: Contoh lembar peta ortofoto pengairan. (Disalin dari PT 02 PU) Kertas gambar: 1. Kertas gambar ukuran A1, 2. Wajah peta (50 cm x 80 cm), 3. Skala peta 1 : 2 000, 1 : 5 000, 1 : 10 000 dan 1 : 20 000.

MODUL KULIAH Modul 11-10 Stasion rute: 1. Stasion atau patok kilometer dimulai dari bagian hilir sungai atau awal bendung, 2. Patok kilometer di pasang sebelah kanan/kiri sungai ataupun saluran. Penampang memanjang: 1. Penampang memanjang (PM) sepanjang sungai atau saluran, 2. PM menunjukkan kedalaman asli sumbu, bagian terdalam, tinggi muka air terendah dan tertinggi, 3. PM menunjukkan tinggi rencana muka air tertinggi, banjir, tinggi tanggul kanan dan kiri, 4. PM dibuat berdasarkan data pengukuran penampang melintang, 5. Skala gambar H/V 1 : 2 000/1 : 200 atau 1 : 1 000/1 : 100. 6. Pengukuran penampang memanjang saluran dan sungai umumnya tidak diukur tersendiri, tetapi merupakan bagian dari pengukuran penampang melintang. Gambar 11.7: Potongan memanjang sungai. (Disalin dari Suyono Sosrodarsono). Penampang melintang: 1. Penampang melintang tegak lurus sumbu sungai atau saluran,

MODUL KULIAH Modul 11-11 2. Penampang dilihat dari arah hilir, 3. Selang pengukuran setiap 25, 50 atau 100 m, 4. Skala gambar H/V 1 : 200/1 : 200, 1 : 200/1 : 100 atau 1 : 100/1 : 100. Gambar 11.8: Contoh tipe pengukuran panampang sungai. (Disalin dari Suyono Sosrodarsono) Bangunan Khusus: 1. Bendung/waduk peta topografi skala 1 : 500, 2. Bangunan lainnya skala peta topografi skala 1 : 500 atau 1 : 200. Pertanyaan dan Soal Latihan 1. Sebutkan jenis dan skala serta pemakaian gambar dan peta pada berbagai tahapan pekerjaan rekayasa sipil, khususnya jalan. Coba berikan alasan pemakaian berbagai skala itu. 2. Gambar dan sebutkan elemen pengukuran penampang melintang pada pengukuran jalan dan sungai. Bandinghkan cara dan peralatan pengukuran yang mungkin diperlukan. Rangkuman

MODUL KULIAH Modul 11-12 Penerapan pengukuran dan pemetaan di bidang rekayasa sipil mulai dari pemetaan skala kecil yang mencakup daerah luas hingga ke skala besar untuk pelaksanaan pekerjaan. Pembuatan peta skala kecil dan peta dasar oleh lembaga khusus pemetaan nasional. Pengukuran dan pemataan skala besar mulai dari tahap perencanaan pendahuluan dilakukan khusus untuk lokasi pekerjaan. Daftar Pustaka 1. Hickerson, T.F., (1953), Route Location and Surveying, McGraw-Hill, New York, Chapter 2. 2. Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (Editor), (1983), Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Bab 7 dan 8. 3. Departemen Pekerjaan Umum (1986), PT 02 Standar Perencanaan Irigasi, Jakarta.