EFEKTIFITAS KONSUMSI SEMANGKA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA USIA LANJUT PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PLOSO WONOLELO PLERET BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

PENGARUH JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi dan merupakan tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

Transkripsi:

EFEKTIFITAS KONSUMSI SEMANGKA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA USIA LANJUT PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PLOSO WONOLELO PLERET BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : ELSITA LISNAWATI 060201152 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2010

EFEKTIFITAS KONSUMSI SEMANGKA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA USIA LANJUT PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PLOSO WONOLELO PLERET BANTUL TAHUN 2010¹ Elsita Lisnawati², Diyah Candra Anita K.³ INTISARI Hipertensi merupakan penyakit yang menonjol pada usia di atas 55 tahun yang menjadi faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia sehingga disebut sebagai Silent Killer. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul Tahun 2010, bertujuan untuk mengetahui efektifitas semangka terhadap tekanan darah pada usia lanjut penderita hipertensi di dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul tahun 2010. Desain penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan waktu Times Series. Populasi dalam penelitian ini adalah usia lanjut usia yang menderita hipertensi dan berada di dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul dengan kriteria berusia 60 74 tahun, tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak minum kopi, tidak obesitas, tidak mengkonsumsi obat lain, tidak mengkonsumsi tinggi natrium, dan tidak menderita gagal ginjal yang berjumlah 20 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling yang berjumlah 10 orang. Alat ukur yang digunakan adalah tensimeter dan stetoskop. Analisa data yang digunakan adalah Paired T-tes. Hasil uji statistik dengan paired t-tes pada tekanan darah sistolik dan diastolik didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi semangka efektif terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada usia lanjut penderita hipertensi di Dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul Tahun 2010. Saran Bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan kolompok kontrol dan menggunakan sampel yang lebih banyak untuk hasil yang lebih sempurna. Kata kunci : konsumsi semangka, tekanan darah sistolik dan diastolik, usia lanjut Daftar pustaka : 33 buku, 3 jurnal dan 7 internet Halaman : xiii, 70 halaman, 7 tabel, 9 gambar, XIII lampiran 1 Judul skripsi 2 Mahasiswa PPN-PSIK STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen PPN-PSIK STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Makin meningkatnya angka harapan hidup, makin kompleks penyakit yang diderita oleh orang lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi. Soedarsono dan Cyrus dalam seminar di Jakarta mengungkapkan bahwa penyakit yang menonjol pada usia di atas 55 tahun adalah penyakit jantung dan hipertensi (Dalimartha Basuri, Nora, Mahendra, & Rahmat, 2008). Departemen Kesehatan RI (2003) lima penyakit utama yang banyak diderita oleh penduduk usia lanjut di Indonesia adalah anemia dengan persentase sebesar 50%, penyakit kardiovaskuler dan hipertensi memiliki persentase sebesar 29,5%, infeksi saluran pernafasan sebesar 12,2%, penyakit kanker memiliki persentase sebesar 12,2% dan TBC memiliki persentase sebesar 11,5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan penyakit terbanyak kedua yang dialami oleh lansia. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya 140 mmhg atau lebih dan tekanan diastoliknya 90 mmhg atau lebih (Suhardjo, 2006). Dalimartha, Basuri, Nora, Mahendra, & Rahmat, (2008) menyebutkan hipertensi disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dilihat dari luar. Perkembangan hipertensi berjalan secara perlahan, tetapi secara potensial sangat berbahaya. Penelitian Framingham, menyebutkan bahwa pada umur lebih muda dari 60 tahun prevalensi hipertensi sebesar 27% dan pada umur 65 tahun sebesar 75% (Ethical Digest, 2008). Adanya hipertensi merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia (Suhardjo, 2006). Berdasarkan data dalam Ethical Ddigest, 2009, penderita hipertensi yang tidak diterapi 50% akan meninggal karena penyakit jantung koroner dan gangguan jantung, 33% karena stroke dan 10-15% karena gagal ginjal.

Pengelolaan pada penderita hipertensi, pengobatan berdasarkan obat dari dokter maupun obat herbal/tradisional (Agromedia, 2009). Sejak beberapa puluh tahun yang lalu, masyarakat di beberapa negara terutama di negara jerman, mulai menekuni gaya hidup kembali ke alam (back to nature). Dengan melihat fenomena diatas, dan belum diketahuinya efektifitas semangka terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik maka peneliti ingin mengetahui efektifitas semangka terhadap tekanan darah pada usia lanjut penderita hipertensi di dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul Yogyakarta tahun 2010. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen untuk mengetahui efektifitas konsumsi semangka terhadap tekanan darah dengan rancangan time series design, yaitu rancangan penelitian dimana tidak ada kelompok pembanding (kontrol), dengan melakukan observasi (pengukuran yang berulang-ulang), sebelum dan sesudah perlakukan (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah usia lanjut usia yang menderita hipertensi dan berada di dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul dengan kriteria berusia 60 74 tahun, tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak minum kopi, tidak obesitas, tidak mengkonsumsi obat lain, tidak mengkonsumsi tinggi natrium, dan tidak menderita gagal ginjal yang berjumlah 20 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling yang berjumlah 10 orang. Alat ukur yang digunakan adalah tensimeter dan stetoskop dan bahan yang digunakan adalah semangka 300 gr. Analisa data yang digunakan adalah Paired T-tes.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Karakteristik Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan gambar 4.1 didapatkan bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu berjumlah 7 responden (70%) berjenis kelamin perempuan dan sebagian kecil 3 responden (30%) adalah laki-laki. Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 73 tahun sebanyak 5 responden (50%), dan yang terkecil berjumlah 1 responden (10%) untuk masing-masing umur. Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Sebelum Diberikan Perlakuan

Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian memiliki tekanan darah stage II sebanyak 9 responden (90%) dan sebagian kecil yaitu 1 responden (10%) memiliki tekanan darah stage I. Gambar 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah Setelah Diberikan Perlakuan Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tekanan darah menjadi prahipertensi yaitu 5 responden (50%), serta yang paling sedikit adalah 2 responden (20%) memiliki tekanan darah stadium I. Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Berdasarkan BMI Dari gambar 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa 6 responden (60%) memiliki BMI normal, 2 responden (20%) memiliki BMI kurang dan terdapat 2 responden (20%) lainnya memiliki BMI dengan kategori overweight.

Gambar 4. 6 Trend Tekanan Darah Sistolik Berdasarkan gambar 4.6 tersebut didapatkan Hasil pretes dan posttes terhadap tekanan darah sistolik didapatkan bahwa ada perbedaan hasil antara nilai pretes dan postes. Pada hari pertama telah terjadi penurunan tekanan darah sistolik pada responden meskipun tidak signifikan. Terjadi penurunan tekanan darah sistolik dari hari ke hari dan penurunan yang signifikan pada hari kelima sampai hari ketujuh. Gambar 4. 7 Trend Tekanan Darah Diastolik Gambar di atas menunjukkan pada tekanan darah diastolik, hasil pretes dan postes secara statistik menunjukkan ada perbedaan antara pretes dan postes. Hari pertama mulai terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dan hari kedua terjadi penurunan

yang signifikan. Sedangkan Hari ketiga dan keempat menunjukkan terjadi peningkatan tekanan darah diastolik yang kemudian terjadi penurunan dari hari kelima sampai hari ketujuh. Tabel 4.4 Hasil Uji Pretes Dan Postes Efektifitas Konsumsi Semangka terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Tekanan darah Sumber data Rata-rata t hitung t tabel p value Sistolik Pretes 164.17 8.67 2.26 0.00 Postes 158.20 8.67 2.26 0.00 Diastolik Pretes 91.26 5.54 2.26 0.00 Postes 88.77 5.54 2.26 0.00 Berdasarkan tabel hasil uji diatas diketahui bahwa rata-rata efektifitas konsumsi semangka terhadap tekanan darah sistolik rata-rata pretes adalah 164.17 mmhg dan postes 158.20 mmhg. Hasil analisa didapatkan nilai t hitung sebesar 8.67 dengan nilai signifikansi α 0,05 didapatkan t hitung > t tabel (8.67> 2,262) dan signifikansi 0,000 (p > 0,05). Pada tekanan darah diastolik juga didapatkan rata-rata pretes adalah 91.26 dan postes 88.77. Hasil analisa didapatkan nilai t hitung sebesar 5.54 dengan nilai signifikansi α 0,05 didapatkan t hitung > t tabel (5.54> 2,262) dan signifikansi 0,000 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan konsumsi semangka efektif terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik. PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik jenis kelamin didapatkan hasil bahwa hipertensi yang paling banyak adalah perempuan 7 orang (70%), hal ini dikarenakan pada laki-laki lebih banyak yang merokok sehingga tidak dapat dijadikan sebagai responden dalam penelitian. Rokok merupakan variabel pengganggu karena di dalam rokok terdapat

nikotin dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, nikotin juga dapat mencetuskan terjadinya arterosklerosis dan penyempitan pembuluh darah (Halim, 2008). Selain ekslusi karena rokok menurut Sustrani, Alam dan Hadibroto (2006), perempuan memiliki peluang lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini karena adanya perubahan hormonal karena proses menopause. Berdasarkan data responden yang diperoleh dari penelitian, diketahui bahwa sebagian besar (50%) berusia 73 tahun, hal ini menunjukkan bahwa usia lanjut merupakan faktor predisposisi terjadinya hipertensi. Hal ini sesuai dengan teori dimana pada usia lanjut katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa menurun 1 % pertahun, dan berkurangnya curah jantung. Berkurangnya heart rate terhadap respon stres, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Mubarak, et al., 2009). Tekanan darah yang terlalu tinggi jika tidak segera ditangani dan dikontrol dapat meningkatkan resiko komplikasi seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal (Palmer, 2009). Tekanan darah sebelum konsumsi semangka dari tabel karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sebelum konsumsi semangka responden penderita hipertensi pada stage II berjumlah 9 orang (90%). Hal ini menunjukkan usia lanjut beresiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Menurut Puspitorini (2008), hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah ketika usianya semakin bertambah. Jadi semakin tua usianya, kemungkinan menderita hipertensi juga semakin besar. Tekanan darah sistolik sebelum konsumsi semangka (pretes) memiliki sebesar nilai mean sebesar 164.17 mmhg dan diastolik 91.26 mmhg, hal ini menunjukkan juga bahwa responden mengalami hipertensi stage 2. Menurut WHO, tekanan darah batas

normal dalah 120-140 mmhg sistolik dan 80-90 mmhg diastolik. Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan kembali ke jantung (pembuluh balik) (Sustrani, Alam dan Hadibroto, 2006). Tekanan darah setelah diberikan konsumsi semangka terlihat adanya penurunan stage tekanan darah, responden yang memiliki tekanan darah stage 2 menjadi 3 responden (30%) dan sebagian besar responden (50%) memiliki tekanan darah prahipertensi. Tekanan darah sistolik postes didapatkan nilai mean 158.20 mmhg dan disatolik 88.77 mmhg. Hal ini juga menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah responden berada pada stage I. Menurut Dewit (2009) menyatakan hipertensi stage 1 tekanan sistyolik 140-159 dan diastolik 90-99 mmhg. Menurut Windarti, (2008) penanganan hipertensi dilakukan melalui perbaikan pola hidup dan menggunakan obat-obat. Modifikasi gaya hidup meliputi: menurunkan kelebihan berat badan, melakukan olah raga secara teratur, dietary approaches to stop hipertension eating plan (DASH), mengurangi minum alkohol, berhenti merokok, dan majemen stres emosional. Untuk melihat lebih jauh signifikasi efektifitas konsumsi semangka terhadap tekanan darah sistolik, maka dilakukan dengan menggunakan analisa parametrik dengan paired t-tes didapatkan nilai didapatkan p = 0,000 (p < 0,05) dan nilai t hitung > t tabel (7.425 > 2,262), sehingga H 0 ditolak dan H α diterima sehingga semangka efektif terhadap tekanan sistolik. Pada tekanan darah diastolik, juga didapatkan nilai didapatkan p = 0,000 (p < 0,05) dan nilai t hitung > t tabel (8.143 > 2,262), sehingga H 0 ditolak dan H α diterima sehingga semangka efektif terhadap tekanan diastolik. Berdasarkan gambar 4.6 di atas didapatkan hasil pretes dan posttes terhadap tekanan darah sistolik didapatkan bahwa pada hari pertama telah terjadi penurunan

tekanan darah sistolik pada responden meskipun tidak signifikan yang diikuti penurunan tekanan darah sistolik dari hari ke hari. Penurunan yang signifikan pada hari kelima yaitu memiliki nilai mean pretes 163,60 mmhg dan postes 154.40 mmhg sampai hari ketujuh. Pada tekanan darah diastolik, menunjukkan hari pertama mulai terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dan hari kedua terjadi penurunan yang signifikan. Sedangkan Hari ketiga dan keempat menunjukkan terjadi peningkatan tekanan darah diastolik yang kemudian terjadi penurunan dari hari kelima sampai hari ketujuh. Terjadinya peningkatan tekanan darah diastolik kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya faktor penggaggu yang tidak dikendalikan yaitu aktivitas dan jenis kelamin. Dari uraian hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi semangka efektif terhadap tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik, hal ini sesuai dengan pernyataan Haryanto (2009), bahwa semangka memiliki kandungan kaliumnya cukup tinggi dan dapat membantu kerja jantung dan menormalkan tekanan darah. Teori tersebut sesuai dengan keadaan yang dialami oleh responden dimana pada hari ketujuh eksperimen 8 responden (80%) mengalami perubahan positif. Kandungan kalium yang cukup pada semangka sehingga dapat berfungsi sebagai diuretik. Kandungan Sitrulin dan arginin berperan dalam pembentukan urea di hati dari amonia dan CO 2 sehingga keluarnya urin meningkat atau biasa disebut dengan diuretik (Haryanto, 2009). Diuretik bekerja dengan cara membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan mengurangi tekanan darah (Puspitorini, 2008). Menurut Peneliti dari ARS, Texas A & M University, University of Nevada, dan Oklahoma State University, telah melaporkan bahwa tingkat arginin darah meningkat sebesar 22 persen setelah minum jus semangka. Arginine meningkatkan nitrat oksida,

sehingga dapat membantu peningkatan aliran darah, yang juga akan membantu mengobati angina, tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular lainnya (Anonim, 2007, Bringing blood pressure down naturally with watermelon, 1, http://www.freshplaza.com/ news_detail.asp? Id=2953 diperoleh tanggal 15 Oktober 2009). KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Adanya perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah konsumsi semangka 2. Konsumsi semangka selama 7 hari efektif terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada usia lanjut penderita hipertensi di dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul tahun 2010 3. Konsumsi semangka selama 7 hari efektif terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada usia lanjut penderita hipertensi di dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul tahun 2010 4. Hasil uji paired t-tes pada tekanan darah sitolik didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) sehingga H α diterima dan H 0 ditolak artinya konsumsi semangka efektif terhadap tekanan darah sistolik pada usia lanjut penderita hipertensi, hasil uji paired t-tes pada tekanan darah diastolik didapatkan juga didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) sehingga H α diterima dan H 0 ditolak artinya konsumsi semangka efektif terhadap tekanan darah diastolik pada usia lanjut penderita hipertensi.

SARAN Saran yang dapat peneliti berikan dari penelitian ini adalah : pertama bagi kader posyandu dusun Ploso, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam masalah hipertensi dengan menggunakan pengobatan tradisonal. Kedua, bagi masyarakat dusun Ploso Dapat memanfaatkan semangka sebagai obat tradisional yang mudah didapat dan dapat ditanam sendiri untuk menurunkan tekanan darah.ketiga, Saran Bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan kolompok kontrol dan menggunakan sampel yang lebih banyak serta mengendalikan variabel yang belum dikendalikan untuk hasil yang lebih sempurna. DAFTAR PUSTAKA Agromedia, 2003. Ramuan Tradisional : Untuk Mengatasi Aneka Penyakit, Agromedia Pustaka Jakarta Jakarta, 2009. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi, Agromedia Pustaka, Anonim. (2007). Bringing blood pressure down naturally with watermelon dalam <http://www.freshplaza.com/news_detail.asp? Id=2953> diperoleh tanggal 15 Oktober 2009) Dalimartha, S., Basuri T., Nora S., Mahendra, Rahmat D., 2008. Care Your Self Hipertensi, Penebar Plus+, Jakarta Depkes RI, 2003, Pedoman Tata Laksana Gizi Usia Lanjut, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Etnical Digest. (2008). Hipertensi : Isolated Systolic Hypertension, Semi Jurnal Farmasi Dan Kedokteran. 55(56). 22. (2009). RAAS, Hipertensi Dan Kerusakan Organ, semi jurnal farmasi dan kedokteran Ethical Digest. Hal 28

Halim, F.H. (2008). Merokok dan akibatnya, dalam Cahyono, J.B. gaya hidup dan penyakit moderen (hlm. 107-109). Yogyakarta : Kanisius Haryanto, S., 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, PalMall, Yogyakarta Mubarak, W.I., Nurul C., Bambang A.S., 2009. Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi. Jilid 2, Salemba Medika, Jakarta Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi, Rineka Cipta, Jakarta Palmer, A., 2007. Tekanan Darah Tinggi, ERLANGGA, Jakarta Puspitorini, M., 2008. Hipertensi : Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. IMAGE, Yogyakarta Suhardjono. (2006). Hipertensi Pada Usia Lanjut, dalam Sudoyo,A.W, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV,(hlm.1453). Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sustrani, L., Alam. S., dan Hadibroto. I., 2006. Informasi Lengakp Untuk Penderita Dan Keluarganya :Hipertensi. Cetakan 3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Windarti, M.M (2008). Tekanan darah : A Silent Kliler, dalam cahyono, S.B., Gaya Hidup Dan Penyakit Moderen. Yogyakarta : Kanisius