BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari mempunyai keperluan yang bermacam-macam untuk mempertahankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

Halal Network atau Multi Level Marketing Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI. orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan. memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. atas dasar suka sama suka atau bisa juga memindahkan hak milik kepada orang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN HAK ATAS DISKON PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASY-SYIFA KENDAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INSTRUMEN HEDGING PADA TRANSAKSI SWAP

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor lainnya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. tuntunan dalam tuntutan dinamika realitas masyarakat dari segala kompleksitas

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN MATA UANG LOGAM DI PASAR SIMO SURABAYA

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Rikza Maulan Lc., M.Ag.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB I PENDAHULUAN. aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia).

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dengan orang lain. dalam kehidupan sehari-hari mempunyai keperluan yang bermacam-macam untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keperluan tersebut ada yang bersifat rohani dan ada pula yang bersifat jasmani. Untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya, Islam telah membuat aturan mengenai hal tersebut yang ruang lingkup ajarannya bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah Rasul. Banyak sarana yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Salah satunya adalah melakukan jual beli. Dalam ajaran Islam jual beli merupakan bagian dari muamalah yang diatur sedemikian rupa, sehingga tidak bertentangan dengan A1-Qur'an dan Sunnah Nabi. Dalil yang menunjukkan kebolehan jual beli adalah salah satunya firman Allah dalam Surah al-baqarah ayat 275:

yaitu: Artinya: Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 1 Dari ayat di atas terdapat potongan ayat yang menjelaskan mengenai jual-beli Artinya: "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Namun di dalam masalah jual beli ini juga terkadang ditemukan adanya suatu pelanggaran dari aturan jual beli yang sah dan membawa kepada riba. Jual beli ada dua macam : jual beli barang dengan uang dan ada juga jual beli barang dengan barang atau yang disebut dengan jual beli barter atau tukar menukar. Dengan demikian, tukar menukar termasuk bagian dari jual beli. yakni: Para ulama telah sepakat bahwa riba dalam jual beli terdiri dari dua macam 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Semerang : CV. Asy-Syifa, 1998), h. 36.

1. Riba Nasi ah yaitu riba yang terjadi karena penundaan pembayaran. 2. Riba Tafadhul yaitu riba yang terjadi karena adanya pelebihan dalam pembayaran. Kedua riba diatas diharamkan oleh Islam. Riba fadhal diharamkan karena untuk mencegah timbulnya riba Nasi'ah. Riba nasi'ah diharamkan berdasarkan Al- Qur'an, sunnah dan ijma para ulama, sedangkan riba fadhal ini terjadi karena adanya kelebihan didalam tukar menukar barang sejenis. Didalam melakukan tukar menukar barang sejenis ini harus memperhatikan beberapa hal yang telah diatur berdasarkan hadits Nabi SAW. Seperti hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ubbadah bin Shamit yang berbunyi : ن ي ع ا ي ن ني صل ن ا ن ي رضي اي عني ا ي:ي ا ي ع سو عاي ل ص ننيصلىي اي ليني سلمي" صل ع ي ن صل ني,ي ن ن ص عي ن ن ن ص ن ي,ي ن ع ب ري ن ن ع ب ري,ي صل ن ي ع ي ن صل ن ي ني,ي ل ص ن ع ي ن ل ص ن ني,ي ن ن نل ع ي ن ن ن نل ني,ي ن ا نا ل ي ن ن ن لي,يس و ء ا ل ي 2 و ن ل ءي,ي ا ل ي ني لي,ي ن ي ن نل ب ل ن ي ن ل ن ي ن نصع عاي ني ع و ي ني ي ن نل ع ن مي ن ي ا ي ا ل ي ني لي"يي) عي ع ا نل م ن مي( Artinya: "Dari Ubadah bin Shamit ra. ia-berkata : Rasulullah bersabda: "Menjual emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, biji gandum dengan biji gandum, kurma dengan kurma dan garam dengan garam. Harus sebanding dan kontan, jika jenisnya berbeda maka juallah sesukamu asalkan dilakukan dengan kontan". 3 Dari hadits diatas dapatlah kita ambil beberapa hal apabila ingin melakukan tukar menukar sesuatu barang, yakni: a. Didalam melakukan tukar menukar pada enam macam barang yang disebutkan 2 Imam Abil Husain Muslim bin Al Hajaj Qusyairi Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut : Darul Kutubi Ilmiah, 1413), h. 1211. 3 Ibnu Hajar Al-Asqalani alih bahasa Abu Mujaddidul Islam Mafa, Terjemah Bulughul Maram, (Surabaya: Gita Media Press, 2006), h. 398.

dalam hadits Nabi tadi yakni: emas, perak, gandum, biji gandum, kurma dan garam yang sama jenis dan illatnya, harus memenuhi dua syarat : 1. Sama banyaknya 2. Dilakukan secara tunai dan kontan. Dua syarat di atas dimaksudkan untuk menengah adanya unsur riba dalam tukar menukar, sehingga ada pihak yang dirugikan. b. Apabila didalam tukar menukar tersebut jenis barangnya berbeda namun mempunyai kesamaan dalam illat, maka didalam tukar menukar tersebut dibolehkan pelebihan namun dilakukan secara tunai. c. Apabila didalam tukar menukar tersebut barangnya tidak sejenis dan illatnya berbeda maka hal tersebut dibolehkan saja berlebih dan penundaan penyerahan barangnya. Itulah tadi penjelasan tentang tukar menukar barang, dan yang lebih penting dalam melakukan transaksi janganlah sekali-kali kita memperolehnya dengan cara yang bathil. Untuk itu Allah berfirman: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(q.s. An-Nisaa : 29) 4 Didalam ayat ini Allah SWT sudah menjelaskan bahwa sesama manusia janganlah kita sekali-kali memakan harta saudara kita dengan cara yang bathil, karena sesuatu yang diambil dengan cara yang bathil maka akan merugikan orang lain. Untuk itu Allah berfirman mengenai orang-orang yang merugikan orang lain: Artinya: Sempurnakan takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. (Q.S. Asy-syura : 181) 5 Dari ayat diatas jelaslah bahwa Allah memerintahkan agar kita menyempurnakan takaran agar tidak merugikan orang lain apabila takaran yang kita lakukan tidak sempurna maka akan merugikan orang lain, terlebih lagi melakukan transaksi terhadap anak kecil, hendaklah kita malakukan tindakan yang jujur dan memberikan takaran yang tepat kepadanya atau lebih baik lagi hendaknya anak tersebut didampingi oleh orang yang sudah dewasa seperti orang tuanya dalam melakukan transaksi. Hal ini agar terhindar dari penipuan, karena anak kecil bisaanya lebih mudah ditipu untuk itulah hendaknya mereka didampingi oleh orang yang sudah dewasa dalam melakukan hal tersebut. Dan dalam hukum Islam bisa batal akad anak kecil, orang gila 4 Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 65. 4 Ibid, h. 156.

dan orang bodoh sebab mereka tidak pandai mengendalikan harta, oleh karena itu mereka tidak diperbolehkan menjual harta sekalipun miliknya sendiri, 6 Allah berfirman : Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil hartamu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Q.S. An nisa: 5). 7 Ayat tersebut dijelaskan bahwa harta tidak boleh diserahkan kepada orang bodoh, larangan tersebut ialah dikarenakan orang bodoh tidak cakap dalam mengendalikan harta sehingga orang gila dan anak kecil juga tidak sah melakukan ijab dan qabul. 8 Tetapi kenyataannya yang terjadi dimasyarakat adalah ada beberapa orang yang memanfaatkan anak-anak kecil yang belum dewasa atau belum baligh untuk melengkapi atau menjalankan usahanya. Salah satunya adalah yang terjadi di Kecamatan Ketapang Sampit, disana ada beberapa orang yang dimana usahanya banyak melibatkan anak kecil, dimana usahanya itu berupa barter antara barang bekas dengan mainan. Cara kerja dari praktik yang dijalankan orang-orang dewasa ini adalah dimana satu orang membawa gerobak sepeda, yang didalam gerobak sepeda tersebut sudah banyak bergantungan mainan-mainan. Setelah orang tersebut sudah sampai disuatu 6 Hendi Suhandi, Fiqih Muamalah, (Jakatta : PT. Raja Grapinu Persada, 2005), h. 74. 7 Op. Cit., h. 61. 8 Hendi Suhandi, Loc. Cit., h. 74.

tempat yang disana sudah banyak anak-anak barulah orang tersebut menjalankan usahanya. anak-anak kalau melihat mainan pasti langsung berkumpul untuk melihatnya, setelah anak-anak sudah berkumpul didekat gerobaknya barulah orang tersebut menyuruh anak-anak tadi untuk mengumpulkan barang-barang bekas agar dapat ditukarkan dengan mainan. Setelah anak-anak ini sudah mengumpulkan barang-barang bekas tersebut barulah mereka dapat menukarkannya dengan mainan yang dibawa oleh orang tadi. Masalahnya sekarang adalah anak-anak yang sudah menukarkan barangbarang bekasnya hanya mendapatkan mainan kecil dan hal ini tidak sesuai harganya dengan barang-barng bekas yang mereka kumpulkan. Disinilah penulis melihat ketidak seimbangan nilai antara mainan yang ditukar dengan barang-barang bekas tersebut yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anakanak dan disini juga penulis melihat adanya upaya pemanfaatan tenaga anak-anak untuk mengambil keuntungan, karena hal ini lah penulis tertarik untuk menelitinya lebih jauh dalam bentuk sebuah skripsi yang berjudul Praktik Barter antara Barang Bekas dengan Mainan di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan pokok permasalahannya agar pembahasan menjadi terarah dan terfokus pada topik yang dibicarakan, pokok permasalahan tersebut antara lain: 1. Bagaimana gambaran praktik barter antara barang bekas dengan mainan di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampit?

2. Apa saja faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya praktik barter antara barang bekas dengan mainan di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampit? 3. Akibat apa saja yang ditimbulkan dari terjadinya praktik barter antara barang bekas dengan mainan di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampit? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, antara lain : 1. Mengetahui gambaran praktik barter antara barang bekas dengan mainan di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampit. 2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya praktik barter antara barang bekas dengan mainan di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampit. 3. Mengetahui akibat yang akan ditimbulkan dari terjadinya praktik barter antara barang bekas dengan mainan di Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampit. D. Signifikansi Penelitian Penulis mengharapkan tulisan ini dapat berguna sebagai : a. Teoritis 1. Bahan informasi bagi peneliti lainnya dalam aspek dan sudut pandang yang berbeda.

2. Bahan kajian hukum Islam tentang hal-hal yang menyimpang dari ketentuan syariat Islam dalam praktik barter antara barang bekas dengan barang baru yang ditaksir sama nilainya. 3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi koleksi kepustakaan khususnya yang berhubungan dengan keilmuwan muamalah. b. Praktis 1. Agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara melakukan barter yang sesuai dengan ajaran fiqih. 2. Agar nanti tidak terjadi lagi praktik barter yang dapat merugikan salah satu pihak baik pedagang/ penjual maupun pembeli. E. Definisi Operasional Untuk memusatkan pemahaman dan lebih terarahnya penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu adanya definisi operasional sebagai berikut: 1. Praktik adalah pelaksanaan sesuatu menurut teori 9. Yang dimaksud penulis dalam skripsi ini adalah pelaksanaan atau proses barter. 9 Adi Gunawan, Kamus Praktik Ilmiah Populer, (Surabaya : Kartika), h. 441.

2. Barter adalah perdagangan dengan saling tukar menukar barang 10. Dalam skripsi ini maksudnya adalah perdagangan dengan menukarkan barang bekas dengan mainan. 3. Mainan adalah benda atau jenis permainan yang dibuat sebagai alat hiburan dan pendidikan, seperti mobil-mobilan, pistol air, monopoly dan yoyo. 4. Barang bekas adalah barang-barang yang tidak terpakai lagi dalam hal ini seperti, plastik, besi, kardus dan botol air mineral yang tidak terpakai lagi. F. Tinjauan Pustaka Dari judul-judul skripsi terdahulu penulis ada menemukan penelitian yang hampir serupa dengan penelitian ini, namun berbeda dalam hal permasalahan dan pembahasan, seperti penelitian praktik barter yang diteliti oleh Rusdiani (9801142443) dengan judul Tukar Menukar Mata Uang yang Rusak (cacat) di Pasar Batuah Martapura, yang membahas tentang pertukaran uang, dimana antara uang yang rusak (cacat) tersebut memiliki nilai yang sama dengan nilai uang yang baru, akan tetapi dalam pertukaranya uang yang rusak (cacat) tersebut dihargai lebih rendah dibanding dengan uang yang baru. Yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah barang yang dibarterkan berbeda, kemudian antara orang-orang yang melakukan barter juga berbeda dimana 10 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua, (Jakarta : Balai pustaka, 1991), h. 123.

pelakunya adalah orang dewasa dengan anak-anak sedangkan penelitian lain itu terjadi antara orang dewasa dengan orang dewasa, didalam penelitian lain modusnya jelas yaitu menambah harga dengan uang yang baru sedangkan dalam penelitian ini modusnya adalah pemanfaatan tenaga anak-anak dan mengambil keuntungan dari anak-anak tersebut. G. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I merupakan pendahuluan, menguraikan permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini. Selanjutnya rumusan masalah, dari rumusan masalah tersebut ditetapkan tujuan penelitian. Kemudian kegunaan penelitian ini atau signifikasi penelitian. Agar penelitian ini terarah maka penulis membuat definisi operasional. Selanjutnya sebagai bahan pertimbangan maka penulis membuat tinjauan pustaka dan yang terakhir adalah sistematika penulisan. BAB II merupakan ketentuan umum jual beli, pada bagian ini diuraikan tentang pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli dan beberapa ketentuan dalam jual beli muqayadhah. BAB III metode penelitian, yang menguraikan tentang tata cara penelitian yang meliputi jenis, sifat dan lokasi penelitian yang menjelaskan tentang jenis penelitian ini. Setelah itu dijelaskan juga mengenai subjek penelitian dan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Selanjutnya data yang diganti dan darimana sumbernya dan dijelaskan

pada bagian data dan sumber data. Pada bab ini juga dijelaskan tahapan penelitian dari awal persetujuan judul sampai penelitian ini siap di munaqasyahkan. BAB IV merupakan laporan hasil penelitian dan analisis data, yang menguraikan beberapa kasus dalam bentuk deskripsi kasus perkasus dan disajikan dalam bentuk matrik. Kemudian penulis menganalisis data yang disesuaikan dengan tinjauan hukum Islam BAB V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.