RELE JARAK SEBAGAI PROTEKSI SALURAN TRANSMISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam segi peningkatan kualitas sistem tenaga listrik, banyak aspek yang bisa

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

BAB II LANDASAN TEORI

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XII&XIII. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

Pengaruh Arus Infeed terhadap Kinerja Rele Jarak (Studi Kasus pada Sistem Transmisi Sigli Banda Aceh)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STUDI KONSEP ADAPTIF RELE JARAK TERHADAP KEGAGALAN JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR-CIBATU (500 KV)

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

STUDI PENGARUH UPRATING SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 kv TERHADAP SETTING RELE JARAK ANTARA GI KAPAL GI PADANG SAMBIAN GI PESANGGARAN

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

RELE. Klasifikasi Rele

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Studi Keandalan Dan Evaluasi Sistem Kerja Rele Jaringan Transmisi 150 kv Koto Panjang - Pekanbaru

BAB III RELAI JARAK. untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. mentransmisikan dan mendistribusikan tenaga listrik untuk dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas sistem

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak

ANALISA PROTEKSI RELE JARAK PADA SALURAN UDARATEGANGAN TINGGI 150 KV GARDU INDUK REMBANG BARU KE GARDU INDUK PATI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM TENAGA LISTRIK. Modul ke: 09Teknik. Powerpoint Materi Sistem Tenaga Listrik. Fakultas. Program Studi Teknik Elektro

SISTEM TENAGA LISTRIK

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

BAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

atau pengaman pada pelanggan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

Rekonfigurasi Sistem Proteksi Utama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan Penambahan Gardu Induk Baru di Alam Sutera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

Transkripsi:

ELE JAAK SEBAGAI POTEKSI SALUAN TANSMISI Oleh : CISTOF NAEK HALOMOAN TOBING 0404030245 Sistem Transmisi dan Distribusi DEPATEMEN ELEKTO FAKULTAS TEKNIK UNIVESITAS INDONESIA DEPOK 2008

ELE JAAK SEBAGAI POTEKSI SALUAN TANSMISI Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius dalam perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompieks yang parameter parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu strategi pengamanan harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain dan seting peralatannya. ele sebagai salah satu bagian penting dalam system pengamanan saluran transmisi harus mempunyai kemampuan mendeteksi adanya gangguan pada semua keadaan yang kemudian memisahkan bagian sistem yang terganggu tersebut sehingga dapat meminimalkan kerusakan pada bagian yang terganggu dan mencegah gangguan meluas ke saluran lain yang tidak terganggu. ele jarak digunakan sebagai pengaman pada saluran transmisi karena kemampuannya dalam menghilangkan gangguan (fault clearing) dengan cepat dan penyetelannya yang relatif mudah. Pada prinsipnya rele jarak adalah mengukur nilai arus dan nilai tegangan pada suatu titik tertentu dan kemudian membandingkannya dengan suatu nilai seting tertentu untuk menentukan apakah rele narus bekerja atau tidak. Supaya rele dapat berfungsi dengan baik dalam kapasitasnya sebagai pengaman saluran transmisi maka perlu adanya kordinasi antara satu rele dengan rele di terminal lawannya juga dengzn rels pada seksiseksi berikutnya. Kordinasi rele jarak selama ini berdasarkan parameter saluran transmisi dengan kompensasi perkiraan besarnya gangguan yang dihitung secara off line. Tetapi dengan keadaan sistem yang berubah ubah yang mengakibatkan parameter saluran transmisi juga berubah serta adanya gangguan yang tidak bisa diperkirakan besarnya, maka seting rele yang ada bisa menjadi tidak selektif. Oleh karena itu diperlukan kordinasi rele yang lebih baik

yang dapat menyesuaikan dengan keadaan sistem tersebut. Dengan cara ini dimungkinkan untuk memperbaiki kinerja pengamanan. Pengertian Saluran Transmisi Sistem Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation (gardu induk). Pemakaian sistem transmisi didasarkan atas besarnya daya yang harus disalurkan dari pusat pusat pembangkit ke pusat beban dan jarak penyaluran yang cukup jauh antara sistem pembangkit dengan pusat beban tersebut. Sistem transmisi menyalurkan daya dengan tegangan tinggi yang digunakan untuk mengurangi adanya rugi rugi akibat jatuh tegangan. Sistem transmisi dapat dibedakan menjadi sistem transmisi tegangan tinggi (high voliage, HV), sistem transmisi tegangan ekstra tinggi (extra high voltage, EHV), dan sistem transmisi ultra tinggi (Ultra high voltage, UHV). Besarnya tegangan nominal saluran transmisi tegangan tinggi ataupun ekstra tinggi berbeda beda untuk setiap negara atau perusahaan listrik di Negara tersebut, tergantung kepada kemajuan tekniknya masing masing. Di Indonesia tegangan tinggi yang digunakan adalah 150 kv dan tegangan ekstra tinggi adalah tegangan 500 kv yang terinterkoneksi antara Jawa dan Bali. Sistem interkoneksi ekstra tinggi ini merupakan bagian terpenting dari penyaluran daya di Indonesia sehingga kelangsungan dan keandalan sistem ini harus selalu dijaga. Saluran trasmisi merupakan suatu slstem yang kompleks yang mempunyai karakteristik yang berubah ubah secara dinamis sesuai keadaan

sistem itu sendlri. Adanya perubahan karakteristik ini dapat menimbulkan masalah jika tidak segera dapat diantlsipasi. Dalam hubungannya dengan system pengamanan suatu sistem transmisi, adanya perubahan tersebut harus mendapat pertiatian yang besar mengingat saluran transmisi mmiliki arti yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Masalah rnasalah yang timbul pada saluran transmisi, diantaranya yang terutama adalah: 1. Pengaruh perubahan frekuensi sistem Frekuensi dari suatu sistem daya berubah secara terus menerus dalarn suatu nilai batas tertentu. Pada saat terjadi gangguan perubahan frekuensi dapat merugikan baik terhadap peralatan ataupun sistem transmisi itu sendiri. Pengaruh yang disebabkan oleh perubahan frekuensi ini terhadap saluran transmisi adalah pengaruh pada reaktansi. Dengan perubahan frekuensi dari ω1 ke ω1 dengan kenaikan Δω1, reaktansi dari saluran akan berubah dari ke ' dengan kenaikan Δ. Perubahan reaktansi ini akan berpengaruh terhadap pengukuran impedansi sehingga impedansi yang terukur karena adanya perubahan pada nilai komponen reaktansinya akan berbeda dengan nilai sebenarnya. 2. Pengaruh dari ayunan daya pada sistem Ayunan daya terjadi pada sistem paralel pembangkitan (generator) akibat hilangnya singkronisasi salah satu generator sehingga sebagian generator menjadi motor dan sebagian becbeban lebih dan ini terjadi bergantian atau berayun. Adanya ayunan daya ini dapat menyebabkan kestabilan sistem terganggu. Ayunan daya ini harus segera diatasi dengan melepaskan generator yang terganggu. Pada saluran transrnisi adanya ayunan daya ini tidak boleh rnembuat kontinuitas pelayanan terganggu, tetapi perubahan arus yang terjadi pada saat ayunan daya bisa masuk dalam jangkauan sistem pengamanan sehingga memutuskan aliran arus pada saluran transmisi. Suatu sistem proteksi harus dapat membedakan adanya ayunan dayainidengan adanyagangguan.

3. Pengaruh gangguan pada sistem transmisi Saluran transmisi mempunyai resiko paling besai bila mengalami gangguan, karena ini akan berarti terputusnya kontinuitas penyaluran beban. Terputusnya penyaluran listrik dari pusat pembangkitan ke behm tentu sangat rnerugikan bagi pelanggan terutama industri, karena berarti terganggunya kegiatan operasi di industri tersebut. Gangguan periyediaan listrik tidak dikehendaki oleh siapapun, tetapi ada kalanya gangguan tersebut tidak bisa dihindari. Oleh karena itu dipeilukan usaha untuk mengurangi akibat adanya gangguan tersebut atau memisahkan bagian yang terganggu dari sistem. Gangguan pada saluran transmisi merupakan 50% dari seluruh gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Diantara gangguan tersebut gangguan yang terbesar frekuensi terjadinya adalah gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, kaitu sekitar 85% dari totai gangguan pada transmisi saluran udara. Suatu sistim proteksi harus dapat mendeteksi semua gangguan apakah itu gangguan antar fasa atau gangguan satu fasa ke tanah. Karena sifat sifat gangguan tersebut berbeda maka untuk mendapatkan pengukuran yang betul adalah dengan mengukur impedansi yang berbeda beda untuk setiap gangguan. Sistem Proteksi Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL untuk meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem proteksi, dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu: 1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis. 2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan. 3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan. 4. Sensitif : Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan, walau gangguannya kecil sekalipun. 5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin. 6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal

7. Keamanan : Memastikan proteksi gangguan tidak bekerja jika tidak terjadi Tujuan proteksi Mengurangi kerugian produksi Menempatkan dan memisahkan peralatan dari gangguan Mengetahui jenis dari gangguan Melindungi keseluruhan dari sistem (primer sampai sini) Mengurangi kerusakan dan memperbaiki harga Mengurangi waktu produksi Mencegah panas dan medan magnetic yang berlebih perlatan dari akibat dari kegagalan yang terjadi. Melindungi dari jatuh kestabilan tegangan untuk mempertahankan Untuk melindungi keselamatan dari pegawai yang bekerja ele Jarak Berfungsi membaca impedansi. Dilakukan dengan cara mengukur arus dan tegangan pada suatu zona apakah sesuai atau tidak dengan batas settingnya. ele jarak (distance relay) merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. elee jarak menggunakan pengukuiran n tegangann dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran yang harus diamankan. Jika impedansi yang terukur di dalam batas settingnya, maka rele akan bekerja. Di sebut rele

jarak, karena impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergantung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, saja ataupun saja, tergantung jenis rele yang dipakai. Macam macam rele jarak, yang digunakan untuk proteksi saluran transmisi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Jenis ele jarak Untuk Proteksi Saluran Transmisi Jenis ele umus Diagram eaktansi T = K 2 VI sin θ + K 2 I 2 (α = 90 ) esistansi T = K 2 VI cos θ + K 2 I 2 (α = 0 ) Offset mho T = K 1 V 2 + K 2 VI cos (θ α) + K 2 I 2 α Impedansi T = K 1 V 2 + K 2 I 2 (K 2 = 0) (K 2 = 0)

Mho T = K 1 V 2 + K 2 VI cos (θ α) α Konduktansi T = K 1 V 2 + K 2 VI cos θ (α = 0 ) Suseptansi T = K 1 V 2 + K 2 VI sin θ (α = 90 ) Setting ele Jarak Setting rele jarak berdasarkan pada derah atau zone dari saluran transmisi yang akan diproteksi. Zone ini menggambarkan seberapa panjang saluran yang diproteksi oleh pengaman jarak. Secara umum, zone pada proteksi rele jarak terdiri dari tiga zone, yaitu: a. Zone I : mengamankan saluran yang diproteksi (protected line) Settingnya adalah 80 persen impedansi saluran yang diproteksi. b. Zone II : mengamankan saluran yang diproteksi (protected line) dan saluran sebelahnya (adjacent line) Settingnya adalah 120 persen impedansi saluran yang diproteksi. c. Zone III : mengamankan saluran sebelahnya (adjacent line) Settingnya adalah saluran yang diproteksi ditambah 120 persen saluran sebelahnya (adjacent line)

Pengaruh Infeed Pengaruh infeed adalah pengaruh penambahan atau pengurangan arus menuju ke titik gangguan terhadap arus yang melewati rele. Hal ini akan menyebabkan pendeteksian lokasi gangguan menjadi salah. Hal hal yang menyebabkan terjadinya pengaruh infeed adalah: a. Pembangkit pada ujung saluran yang diamankan. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini, maka jika terjadi gangguan di titik F, impedansi dilihat dari rele A adalah : Z ra = V A /I 1 = (I 1 Z AB + I F Z BF )/ I 1 = Z AB + (I F /I 1 ) Z BF = Z AB + [ (I 1 + I 2 )/I 1 ] Z BF = Z AB + (1 + I 2 /I 1 ) Z BF Sehingga rele di A akan merasakan gangguan semakin jauh, tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Hal ini mempengaruhi setting zone 2 dan zone 3. Dengan adanya infeed ini, maka jangkauan rele menjadi lebih pendek. I 1 B I F F A I 2 C Pengaruh Infeed Akibat Adanya Unit Pembangkit di Ujung Saluran Yang Diproteksi b. Perubahan saluran transmisi Perubahan konfigurasi saluran akan mempengaruhi impedansi yang terbaca oleh rele jarak. Sebagai contoh kasus adalah seperti berikut ini (seperti gambar di bawah ini): Saluran tunggal ke ganda Impedansi dilihat dari rele A, dengan gangguan di titik F adalah: Z ra = (I Z AB + I 1 Z BF )/I = Z AB + I 1 /I Z BF = Z AB + [(2l x) / 2l ] Z BF

Gangguan di dekat bus B, x = 0, maka k = 1 Gangguan di bus C, x = l, maka k = ½ Sehingga gangguan disalah satu transmisi antara B C, impedansi yang dilihat oleh rele A selalu lebih kecil dari sesungguhnya. Akibatnya jangkauan rele lebih panjang. Saluran ganda ke tunggal Impedansi saluran jika dilihat dari rele A, untuk gangguan di titik F adalah: Z ra = (I 1 Z AB + I F Z BF )/I 1 = Z AB + I F /I 1 Z BF = Z AB + [(I 1 /I 2 )/I 1 ] Z BF Jika I 1 = I 2, maka Z ra = Z AB + 2Z BF Sehingga gangguan setelah bus B, impedansi dilihat dari rele A akan selalu lebih besar. Akibatnya rele mempunyai jangkauan yang lebih pendek. I B I 1 F I 1 C A I 2 x l (a) A I 2 B I F F C I 1 ( b) Pengaruh Infeed Akibat perubahan Saluran