BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Semester (SKS). Dalam Sistem Kredit Semester terdapat satuan kredit yang

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... vii. Daftar Bagan... x. Daftar Tabel... xi. Daftar Lampiran... xiii

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

A B S T R A K Solomon & Rothblum

Ecclesiastes 3 : 11a

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. heran bila kesadaran masyarakat awam tentang pentingnya pendidikan berangsurangsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyelesaikan Tugas Akhir (TA) atau skripsi, skripsi merupakaan karya ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

HUBUNGAN OPTIMISME YANG TIDAK REALISTIK TENTANG MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI SAAT MENYUSUN SKRIPSI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENUNDA TUGAS AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT UNP

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak terlepas dari dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di Indonesia yang mencoba untuk berperan serta dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Universitas merupakan salah satu bentuk Perguruan Tinggi, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan / atau pendidikan vokasi dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan / atau seni jika memenuhi syarat dalam menyelenggarakan pendidikan profesi. (Paryati Sudarman, 2006). Salah satu institusi Perguruan Tinggi adalah Universitas X Bandung. Universitas X Bandung terdiri dari beberapa fakultas, salah satunya adalah Fakultas Psikologi. Kuliah di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung diharapkan dapat diselesaikan dalam jangka waktu delapan semester. Sesuai dengan program di Fakultas Psikologi terdapat 68 SKS yang merupakan kurikulum inti dengan 74 SKS kurikulum institusional. Setelah mengikuti serangkaian kuliah maka pada semester akhir mahasiswa diwajibkan menyusun tugas akhir dalam bentuk skripsi sebagai persyaratan untuk menjadi sarjana. Sebelum mengontrak mata kuliah Skripsi, mahasiswa diwajibkan mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian. 1

2 Mata kuliah usulan penelitian membahas persiapan penyusunan skripsi. Mahasiswa diharuskan memilih pembimbing utama dan pembimbing pendamping. Setelah itu, mahasiswa wajib menentukan topik yang akan diteliti dan menempuh proses bimbingan untuk menyusun outline usulan penelitian dan menempuh seminar pada akhir semester. Pada saat seminar, akan ditentukan apakah topik tersebut dapat diteliti lebih lanjut (disetujui) atau tidak. Setelah seminar dan mendapatkan nilai, minimal C, maka mahasiswa berhak mengontrak mata kuliah Skripsi pada semester berikutnya. Jika tidak selesai pada akhir semester, mahasiswa mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian Lanjutan dan menyelesaikan outline tersebut. (Panduan Penulisan Skripsi Sarjana, 2007). Usulan Penelitian merupakan tugas individual yang sifatnya mandiri, karena membutuhkan inisiatif pribadi dalam mengerjakannya, yaitu inisiatif menentukan topik yang akan diteliti, mencari bahan-bahan, serta aktif menghubungi dosen pembimbing untuk menempuh proses bimbingan. Dengan diharuskan mandiri, ada mahasiswa yang lebih cepat menyelesaikannya, tetapi tidak sedikit juga yang tertunda. Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung pada semester ganjil tahun ajaran 2007/2008, mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah usulan penelitian lanjutan berjumlah 96 orang. Artinya terdapat 96 orang mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian-nya dalam satu semester. Berdasarkan hasil survei awal terhadap 30 mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian, salah satu hal yang sering dilakukan

3 mahasiswa sewaktu mengerjakan Usulan Penelitian adalah melakukan penundaan. Sebanyak 87,7% mahasiswa menyatakan alasan mereka melakukan penundaan adalah karena mereka mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang lebih menarik, seperti membaca buku, bermain game, menonton televisi atau mendengarkan musik. Alasan berikutnya 83,3% mahasiswa merasa tidak cukup waktu untuk mengerjakan tugas tersebut karena ada tugas-tugas dari mata kuliah lain. Sebanyak 76,7% mahasiswa merasa tidak bersemangat atau malas untuk memulai mengerjakan tugas usulan penelitian. Mengatur waktu secara pribadi, berhubungan dengan kecenderungan mahasiswa melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi merupakan penundaan waktu untuk mengerjakan tugas utama, dalam hal ini mengerjakan Usulan Penelitian. Kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas secara keseluruhan dan memilih melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih menyenangkan, sehingga penyelesaian tugas yang utama menjadi terhambat atau tidak menyelesaikan tugas tepat waktu juga sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan, disebut prokrastinasi (Solomon & Rothblum, 1984, dalam Ferrari, 1995). Seseorang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Seseorang dapat melakukan prokrastinasi pada hal-hal tertentu saja atau dapat pada semua hal, sedangkan jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokrastinator yaitu pekerjaan kantor, aktivitas akademik, tugas-tugas rumah tangga dan lainnya. Unsur-unsur yang menjadi objek prokrastinasi akademik adalah tugas-tugas yang bersifat kurikuler pendidikan atau akademik, pelaksanaan administratif hingga

4 persiapan belajar (Green,1986, dalam Ferrari 1995). Menurut Solomon & Rothblum (1984), dalam Ferrari, 1995, prokrastinasi akademik terdiri atas enam area akademik, yaitu tugas mengarang, mempersiapkan bimbingan, membaca, tugas administratif, menghadiri pertemuan, kinerja akademik secara keseluruhan. Dari 30 mahasiswa yang diwawancara tersebut menyatakan sering menunda membuat latar belakang masalah adalah sebanyak 43,3%. Mahasiswa yang sering menunda mengerjakan kerangka pikir sebanyak 56,7%. Mahasiswa yang menunda membuat metodologi penelitian dengan intensitas sering sebanyak 33,3%. Sebanyak 10% sering menunda mempersiapkan bimbingan dengan dosen. Mahasiswa yang sering menunda bimbingan dengan dosen ada 40%. Mahasiswa yang sering menunda membaca bahan usulan penelitian sebanyak 20%. Mahasiswa yang sering menunda mengembalikan buku ke perpustakaan sebanyak 16,7%. Sebanyak 3,3% sering kurang berusaha maksimal dalam pengerjaan dan penyelesaian usulan penelitian. Masalah prokrastinasi akademik merupakan masalah yang menarik dan perlu diteliti karena hal ini dapat menjadi sangat merugikan dunia pendidikan. Banyak kesempatan berkembang akan terlewatkan begitu saja, karena penundaan yang mahasiswa lakukan. Usulan Penelitian merupakan tugas individual yang sifatnya mandiri, karena membutuhkan inisiatif pribadi dalam mengerjakannya. Penundaan penyelesaian usulan penelitian menyebabkan penundaan penyelesaian skripsi sehingga menyebabkan penundaan kelulusan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian deskriptif mengenai prokrastinasi akademik pada mahasiswa

5 Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang ingin diteliti adalah bagaimana derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran tentang derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui derajat prokrastinasi akademik dan kaitannya dengan alasan-alasan prokrastinasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung.

6 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis 1. Memberikan informasi pada bidang ilmu Psikologi Pendidikan mengenai prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung. 2. Sebagai rujukan bagi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan prokrastinasi akademik khususnya pada mahasiswa. 1.4.2 Kegunaan praktis 1. Memberikan informasi mengenai prokrastinasi mahasiswa kepada Fakultas Psikologi, para dosen, dan konselor pendidikan agar menjadi bahan pertimbangan dalam bimbingan mata kuliah Usulan Penelitian dan memberikan saran atau masukan pada mahasiswa yang memiliki kecenderungan prokrastinasi. 2. Memberikan informasi kepada mahasiswa yang tidak memiliki kecenderungan prokrastinasi agar tidak melakukan prokrastinasi. 3. Memberikan informasi bagi dosen wali dan masukan kepada orang tua agar lebih memahami prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X

7 Bandung dan sebagai bahan pertimbangan antisipatif terhadap perilaku prokrastinasi. 4. Memberikan informasi mengenai prokrastinasi akademik bagi mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung yang memiliki kecenderungan prokrastinasi sebagai evaluasi diri dan melakukan perubahan diri. 1.5 Kerangka Pemikiran Skripsi adalah prasyarat kelulusan untuk menjadi seorang sarjana, jadi penyelesaian skripsi merupakan hal yang penting. Tahap awal sebelum menyelesaikan skripsi adalah membuat usulan penelitian terlebih dahulu. Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas X diartikan sebagai paparan tulisan penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu psikologi. Kegiatan penyusunan usulan penelitian diawali dengan terpenuhinya prasyarat akademik mahasiswa yaitu telah menempuh minimal 121 SKS. Tahap berikutnya adalah tahap persiapan berupa kuliah pengantar Usulan Penelitian, penentuan topik, perumusan judul dan penentuan pembimbing. Dalam kegiatan bimbingan mahasiswa secara individual menerima masukan dari dosen pembimbing mengenai judul yang dipilih, teori, disain penelitian dan alat ukur yang akan digunakan. Usulan Penelitian merupakan tugas individual yang sifatnya mandiri, karena membutuhkan inisiatif

8 pribadi dalam mengerjakannya. Dalam usaha mengerjakan Usulan Penelitian mahasiswa sering menemui hambatan karena membutuhkan insiatif pribadi dalam pengerjaannya, yaitu inisiatif menentukan topik yang akan diteliti, mencari bahanbahan, serta aktif menghubungi dosen pembimbing untuk menempuh proses bimbingan. Hambatan-hambatan yang ada seringkali membuat mahasiswa menundatunda untuk mengerjakan Usulan Penelitian. Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas secara keseluruhan dan memilih melakukan aktifitas lain, sehingga penyelesaian tugas yang utama menjadi terhambat, atau tidak menyelesaikan tugas tepat waktu serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuanpertemuan (Solomon & Rothblum, 1984 dalam Ferrari, 1995). Ferrari (1991) mendefinisikan prokrastinasi sebagai tindakan yang dengan sengaja menunda tugastugas yang bermanfaat, dan penting, termasuk tugas-tugas utama. Orang yang melakukan tindakan prokrastinasi disebut prokrastinator (Burka & Yuen, 1982, dalam Ferrari, 1995). Bagi mahasiswa yang sedang mengontrak usulan penelitian tugas utama yang harus ia kerjakan adalah mengerjakan usulan penelitian. Terdapat dua macam prokrastinasi berdasarkan fungsinya (Ferrari, 1991 dalam Ferrari 1995), yaitu, prokrastinasi fungsional/ rasional (rational or functional Procrastination. Prokrastinasi fungsional berhubungan dengan usaha penyelesaian pekerjaan pada waktu yang optimal. Jadi prokrastinasi fungsional yaitu menunda tugas-tugas yang memang tidak penting untuk segera diselesaikan atau baru dapat dikerjakan setelah informasi yang didapat lengkap dan tepat. Kedua, prokrastinasi

9 disfungsional (Disfunctional Procrastination), didefinisikan sebagai menunda menyelesaikan pekerjaan penting yang harus segera diselesaikan. Menunda mengerjakan Usulan Penelitian merupakan prokrastinasi disfungsional, yang merupakan tugas penting untuk segera dikerjakan. Dari dua macam prokrastinasi yang dipaparkan di atas maka yang menjadi fokus peneliti adalah prokrastinasi disfungsional. Prokrastinasi disfungsional (disfunctional procrastination) dibagi menjadi dua macam, yaitu prokrastinasi pengambilan keputusan (decisional procrastination) dan prokrastinasi perbuatan (behavioral procrastination). Prokrastinasi pengambilan keputusan (decisional procrastination) adalah suatu penundaan dalam mengambil keputusan. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam mengidentifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan masalah. Misalnya menunda mengambil keputusan judul usulan penelitian, menunda memilih dosen pembimbing. Prokrastinasi perbuatan (behavioral procrastination) adalah kecenderungan umum untuk menunda tugas sehari-hari, kadang-kadang muncul dalam cara seseorang memandang tugas dengan pesimis, perkiraan tidak mencukupinya waktu yang tersedia menimbulkan sikap pesimistik yang fatal, atau sebaliknya dalam bentuk optimisme yang ekstrim, perkiraan yang berlebihan terhadap tersedianya waktu yang diperlukan dalam mengerjakan tugas, (Lay, 1988, dalam Ferrari, 1995). Penundaan dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak

10 menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Misalnya menunda membuat latar belakang masalah, menunda bimbingan, menunda mengerjakan perbaikan setelah bimbingan. Prokrastinator adalah orang yang mampu dan ingin mengerjakan tugas mereka telah mencoba dan merencanakan tetapi tidak diselesaikan atau ditunda dalam mengerjakan (Aitken 1982 dalam Ferrari 1995). Pada awal penyusunan usulan penelitian, mahasiswa sering membuat rencana mengenai apa yang akan dilakukan selama menyusun usulan penelitian dan batas waktu penyusunan usulan penelitian. Pada pelaksanaannya mahasiswa seringkali melanggar atau menunda waktu penyusunan usulan penelitan yang ia jadwalkan sendiri. Prokrastinasi berhubungan dengan tugas-tugas utama seperti tugas akademik atau tugas yang dikerjakan seharihari (every day procrastination). Salomon dan Rothblum, 1984 dalam Ferrari, 1995 membagi penundaan terhadap tugas-tugas akademik ke dalam enam area, yang pertama yaitu tugas mengarang. Penundaan tugas mengarang pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung yaitu menunda membuat judul/topik Usulan Penelitian, membuat latar belakang masalah, membuat revisi laporan setelah bimbingan. Area yang kedua mencakup penundaan belajar untuk mempersiapkan bimbingan dengan dosen. Area akademik ketiga yaitu penundaan membaca. Mahasiswa melakukan penundaan membaca bahan referensi yang berkaitan dengan materi Usulan Penelitian dan menunda membaca Metodologi Penelitian. Kinerja tugas administratif merupakan area akademik yang keempat, mahasiswa melakukan penundaan

11 mengurus pembayaran uang kuliah, mengembalikan buku yang dipinjam dari perpustakaan, melaksanakan perwalian. Area akademik yang kelima yaitu penundaan menghadiri pertemuan, yaitu menunda atau terlambat menghadiri pertemuan dengan dosen pembimbing I atau dengan dosen pembimbing II, menunda menemui calon sampel. Area akademik yang keenam yaitu kinerja akademik secara keseluruhan. Merupakan penundaan yang dilakukan dalam menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi, misalnya bagi mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung yaitu menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian dan mencapai gelar sarjana psikologi. Faktor - faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan prokrastinasi menurut Solomon & Rothblum, 1984 dalam Ferrari, 1995, dikategorikan ke dalam tiga faktor utama yang kemudian diturunkan dalam alat ukur menjadi alasan seseorang melakukan prokrastinasi yaitu faktor takut gagal (fear of failure), faktor tidak menyukai tugas (aversive of the task), faktor lain, antara lain : ketergantungan kepada orang lain dan banyak membutuhkan bantuan, sikap yang kurang tegas, dan kesukaran memilih keputusan, sikap pemberontakan, dan pengambilan risiko yang berlebihan. Ketiga faktor prokrastinasi tersebut menurut Solomon & Rothblum diturunkan menjadi tiga belas macam alasan yaitu kecemasan dievaluasi, perfeksionis, sukar membuat keputusan, tidak mandiri dan perlu bantuan, aversif terhadap tugas, kurang percaya diri, malas, tidak asertif, ganguan lingkungan, tidak dapat mengatur waktu,

12 suka memberontak, suka pada risiko tinggi, dan pengaruh teman. Kecemasan akan dievaluasi maksudnya kuatir bila pekerjaan yang dilakukan tidak memenuhi harapan atau tidak sesuai dengan keinginan dosen, sehingga mahasiswa melakukan penundaan. Perfeksionis, keinginan untuk memperoleh hasil yang terbaik walaupun waktu yang diperlukan akan lebih lama. Yang ketiga sukar membuat keputusan, kesukaran untuk memutuskan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan bingung memilih cara yang paling efektif untuk mengerjakan tugas tersebut, sehingga ditunda. Kemudian tidak mandiri, yakni tidak bisa mengerjakan sendiri, membutuhkan pendapat atau saran dari orang lain dan tidak berani menanyakan sendiri kepada dosen mengenai hal-hal yang tidak dimengerti, akibatnya penyelesaian tugas tertunda. Aversif terhadap tugas maksudnya tidak menyukai untuk mengerjakan tugas. Alasan yang keenam kurang percaya diri, selalu mengubah keputusan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tugas sehingga perlu waktu lama untuk menyelesaikan tugas tersebut. Malas yakni perasaan tidak bersemangat atau malas ketika ingin memulai mengerjakan tugas dan perasaan bosan bila mengerjakan tugas tersebut. Tidak asertif maksudnya tidak dapat mengarahkan diri untuk mengerjakan tugas. Lalu kurang percaya diri, merasa tidak mampu dan tidak yakin mengerjakan tugas. Suka memberontak maksudnya tidak suka melakukan tugas yang diperintahkan dan menolak mengikuti kehendak orang lain, sehingga tugasnya ditunda. Alasan yang kesebelas suka pada risiko tinggi, yakni tertantang bila mengerjakan tugas dan kepuasan bila mengerjakan tugas pada saat-saat terakhir. Tidak dapat mengatur waktu dan beban tugas, perasaan tidak cukup waktu untuk mengerjakan tugas dan merasa

13 terlalu banyak beban tugas yang harus dikerjakan. Yang terakhir adalah gangguan lingkungan yaitu ada tugas lain yang lebih penting dan menarik untuk diselesaikan lebih dahulu. berikut: Penjelasan dari uraian di atas, dapat dilihat dari bagan kerangka pikir sebagai Takut gagal Tidak menyukai tugas Faktor lain (ketergantungan, kurang tegas, kesukaran memilih keputusan, berontak, mengambil risiko berlebihan) Kecemasan dievaluasi, Perfeksionis, Sukar membuat keputusan, Tidak mandiri dan perlu bantuan, Aversif terhadap tugas, Kurang percaya diri, Malas, Tidak asertif, Gangguan lingkungan, Tidak dapat mengatur waktu, Suka memberontak, Suka pada resiko tinggi, dan Pengaruh teman. Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2001 Universitas X Bandung PROKRASTINASI AKADEMIK Tinggi Rendah 6 Area Akademik: Tugas Mengarang Belajar Menghadapi Ujian Membaca Tugas Administratif Menghadiri Pertemuan Kinerja Akademik Secara Keseluruhan Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

14 1.6 ASUMSI Prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung dilakukan karena berbagai macam alasan yaitu, kecemasan dievaluasi, perfeksionis, sukar membuat keputusan, tidak mandiri dan perlu bantuan, aversif terhadap tugas, kurang percaya diri, malas, tidak asertif, gangguan lingkungan, tidak dapat mengatur waktu, suka memberontak, suka pada resiko tinggi, dan pengaruh teman. Alasan pada setiap mahasiswa berbeda-beda sehingga derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas X Bandung adalah berbeda-beda.