Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Menurut Davis (1975), umumnya bakteri Streptococcus adalah penghasil asam laktat, tumbuh sangat baik pada ph 6,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

Balai Penelitian Teniak,P.O. Box 221 Bogor Dinas Petemakan Kotamadya Bogor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Chemistry In Our Daily Life

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU

Susu Fermentasi dan Yogurt

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

I b M KELOMPOK TERNAK SAPI: PEMBUATAN YOGHURT DARI SUSU SAPI SKALA RUMAH TANGGA

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN INKUBATOR UNTUK PROSES FERMENTASI PEMBUATAN YOGHURT

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN BERBAGAI TINGKAT KADAR LEMAK SUSU KAMBING DAN SUSU SAPI TERHADAP MUTU DAN CITA RASA YOGHURT

KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN

PENGARUH VARIASI SUHU FERMENTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN KEASAMAN PADA YOGHURT SUSU KEDELAI (SOYGHURT) KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia)

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Afriani 1. Intisari. Kata Kunci : Bakteri Asam Laktat, Fermentasi, Dadih

PENGENDALIAN SUHU DAN WAKTU PROSES FERMENTASI DALAM PEMBUATAN YOGHURT BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLDAN HUMAN MACHINE INTERFACE

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. mamalia. Bagian utama susu adalah air, lemak, gula dan abu. Susu merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SUSU

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

FERMENTASI FRUITGHURT DENGAN VARIASI KULIT BUAH UPAYA DALAM PEMANFAATAN LIMBAH CAIR BUAH

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang berasal dari

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

II. TINJAUAN PUSTAKA 2009) 6 Efi. Manfaat Yoghurt (diakses Agustus

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

Pendahuluan Buah kelapa merupakan komoditas pangan yang mudah didapatkan di Indonesia. Penyebaran buah kelapa merata di seluruh daerah Indonesia dan

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

Transkripsi:

Lokakarya Fungsional Non Penelti 1997 PROSES PEMBUATAN DAN PENYIMPANAN YOGHURT YANG BALK Sugiarto Balai Penelitian Temak, Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Yoghurt adalah suatu produk fermentasi yang diperoleh dari susu segar dengan biakan campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (Nelson dan Trout, 1964). Di Indonesia produk yoghurt ini semakin dikenal dan diminati masyarakat, khususnya di daerah perkotaan seperti Jakarta, Bandung dan Bogor. Produk ini dapat dikonsumsi oleh penderita laktose intolerance, yaitu gejala tidak tahan terhadap gula susu (laktosa). Dengan proses pengolahan susu menjadi yoghurt dapat menurunkan sekitar 25 persen kadar laktosa yang ada, sehingga jika dikonsumsi oleh penderita tersebut, tidak menyebabkan terjadinya gejala-gejala yang merugikan (Winamo, 1980). Oleh sebab itu pengolahan susu segar menjadi produk yoghurt sangat potensil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani maupun menunjang kesehatan. Ada beberapa macam produk yoghurt, sesuai dengan jenis mikroba fermentator mungkin teknologi pembuatannya. Robinson dan Tamime (1989), mengatakan bahwa yoghurt komersial dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu Plain/natural yoghurt (yoghurt tanpa penambahan bahan lain, selain susu dan kultur), fruit yoghurt (yoghurt yang ditambah buah) dan flavoured yoghurt (yoghurt yang berflavor). Produk yoghurt juga mudah cepat rusak sama seperti produk hasil petemakan lainnya, karena yoghurt ini kaya akan gizi yang juga dimanfaatkan mikroba dalam pertumbuhannya. Untuk itu penyimpanan yang balk dibutuhkan untuk mempertahankan mutu yoghurt tersebut. MIKROBIOLOGI YOGHURT Streptoccus thermophilus dibedakan dari genus streptococcus lainnya berdasarkan pertumbuhannya pada suhu 45 C tidak tumbuh pada suhu 10 C (Tamime dan Deeth, 1980). Bakteri ini menyukai suasana mendekati netral dengan ph optimal untuk pertumbuhannya adalah 6,5 (Helferich dan Wethoff, 1980). 62

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Menurut Davis (1975), umumnya bakteri Streptococcus adalah penghasil asam laktat, tumbuh sangat baik pada ph 6,5 dan pertumbuhannya terhenti pada keasaman ph 4,2-4,4. Bakteri Laktobacilus tumbuh sangat balk pada ph 5,5 dan pertumbuhannya terhenti pada keasaman ph 3,8-3,8. Helferich dan Westhoff (1980) menyatakan bahwa bakteri ini mempunyai suhu optimum untuk pertumbuhannya dan menyukai suasana agak asam (ph 5,5). Suhu optimum bagi pertumbuahan S. thermophilus adalah 37 C dan L. bulgaricus 45 C. Jika kedua bakteri itu diinokulasi pada suhu 45 C (ph 6,6-6,8), S. thermophilus mula-mula tumbuh Iebih baik dan setelah ph menurun karena dihasilkan asam laktat, maka L. bulgaricus akan tumbuh Iebih baik (Pederson, 1977). Menurut Moon dan Reinbold (1975), kultur campuran S. thermophilus dan L. bulgaricus menghasilkan Iebih banyak asam daripada bila hanya digunakan satu jenis kultur. Karena itu perbandingan kedua bakteri ini harus dipertahankan 1 :1 agar asam yang diproduksi terbentuk dengan cepat (Anonymous, 1979). Laktosa dalam susu digunakan sumber energi dan sumber karbon selama pertumbuhan biakan yoghurt. Menurut Helferich dan Westhoff (1980). Sebanyak 0,5 persen dari 5 persen Iaktosa yang ada dalam susu, digunakan oleh kultur untuk pertumbuhannya dan sisanya diubah menjadi asal laktat. Akumulasi asam laktat menyebabkan penurunan ph atau menaikkan keasaman susu. PEMBUATAN YOGHURT Secara tradisional, yoghurt dibuat dari susu yang dikentalkan dengan pengasaman. Sekarang ini, yoghurt dapat dibuat dari susu yang dihomogenisasi, susu yang berkadar lemak rendah, atau susu skim dengan tambahan susu bubuk tanpa lemak. Pada dasarnya pembuatan yoghurt meliputi pemanasan susu, pendinginan inokulasi dan inkubasi susu tersebut (Hadiwiyoto, 1983). Pengolahan yoghurt dimulai dengan persiapan starter atau kultur, yaitu membiakan kultur mumi S. thermophilus dan L. bulgaricus kemudian mencampurkannya sebelum diinokulasi pada susu yang akan difermentasi, dipasteurisasi, pada suhu 85-90 C sekitar 15-30 menit. Kemudian didinginkan sampai 43 C, dan diinokulasi dengan 2-3 persen kultur campuran S. thermophilus dan L. bulgaricus dan diinkubasi pada suhu 43 C selama 3-6 jam sampai diperoleh keasaman yang diinginkan yaitu 0,85-0,95 persen (asam laktat) dengan nilai ph 4,4-4,5. Setelah itu produk didinginkan sampai suhu 5 C (Anonymous, 1979). 63

Lokakarya Fungsional Non Peneli6 1997 KERUSAKAN YOGHURT Beberapa bahan dianggap rusak bila menunjukkan penyimpangan konsistensi serta tekstur dari keadaan yang normal. Bahah yang normal mempunyai konsistensi kental bila keadaannya menjadi encer maka hal ini merupakan suatu tanda kerusakan (Winamo dan Laksmi, 1974). Umumnya kerusakan pada produk yoghurt adalah terjadinya penyimpangan ph, bau busuk dan timbulnya whey serta timbulnya gas. Bentuk kerusakan lain adalah kerusakan yang ditimbulkan oleh mikroba. Kerusakan oleh mikroba dapat diketahui secara visual misalnya timbulnya miselium dan spora, atau dapat diketahui dari timbulnya bau yang menyimpang dan dapat pula dengan pemeriksaan secara mikroskopis. Kerusakan yang sering terjadi pada yoghurt adalah tumbuhnya jamur pada permukaannya (Helferich dan Weshoff, 1980). Contohnya yoghurt pada ph 3,9 sampai 4,2 dalam penyimpanan suhu dingin bila terkontaminasi maka akan cepat mengalami kerusakan karena perkembangan jamur dan ragi. KERUSAKAN PADA SUHU KAMAR Kerusakan pada penyimpanan suhu kamar kerusakan akibat tumbuhnya di permukaan yoghurt dan kerusakan akibat timbulnya whey yang berlebihan. Whey yaitu cairan berwarna kuning kehijauan yang terpisah dari yoghurt (Helferich dan Weshoff, 1980). 'Kerusakan yang diakibatkan oleh timbulnya whey yang berlebihan menunjukan besarnya perubahan kualitas yoghurt selama penyimpanan suhu kamar. Pada penyimpanan suhu kamar pada had ketiga sudah terjadi kerusakan dengan penurunan ph yang sangat besar Serta total asam yang tinggi. Kerusakan pada penyimpanan suhu 10 C Kerusakan pada suhu 10 C umumnya disebabkan karena timbulnya jamur pada permukaan yoghurt. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kerusakan yoghurt pada penyimpanan suhu 10 C mulai timbul pada minggu ke-3 penyimpanan. Penelitian menunjukkan bahwa yoghurt dapat dikatakan aman dan kerusakan pada penyimpanan suhu 10 C sampai 2 minggu penyimpanan. Yoghurt yang segera disimpan pada suhu 4-5 C masih baik untuk dikonsumsi setelah 7-10 penyimpanan (Helferich dan Westhoff, 1980). 64

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 PENYIMPANAN YOGHURT Penyimpanan yoghurt pada prinsipnya adalah pengawetan yoghurt itu sendiri. Pengertian pengawetan menurut Winarno dan Laksmi (1974) adalah suatu tehnik atau tindakan yang dilakukan oleh manusia pada suatu bahan sedemikian rupa sehingga bahan tersebut tidak mudah rusak. Selanjutnya dikatakan bahwa pengawetan bertujuan menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan kualitas dan menghindari terjadinya keracunan. Untuk produk air susu yang difermentasi, sifat asam cukup untuk mencegah terjadinya kerusakan oleh bakteri proteolitik atau bakteri yang tidak tahan asam (Frizier dan Weshoff, 1978). Menurut Jawetz (1980), bahwa penyimpanan pada suhu rendah merupakan salah satu cara pengendalian dari pembiakan mikroorganisme. Selanjutnya dikatakan bahwa pada suhu rendah aktivitas kuman sangat terhambat dan hampir tidak ada aktivitas pada suhu di bawah titik beku. Frazier dan Weshoff (1978) mengatakan bahwa keadaan dingin biasanya mengakibatkan penurunan dalam jumlah besar mikroorganisme yang hidup dalam suatu makanan, tetapi keadaan dingin juga dapat menyebabkan denaturasi sel-sel protein. Penanganan yoghurt setelah inkubasi dengan pembekuan, tidak memperlihatkan efek kerusakan pada kerusakan pada biakan starter yoghurt atau aktivitas laktosa (Speck dan Geoffrion, 1980). MATERI DAN METODE Materi Mated terdiri atas : susu murni, susu skrim, dan starter yoghurt. Peralatan : kompor, panci, gelas plastik, kulkas, inkubator, thermometer. Metode Yoghurt dibuat susu murni yang telah diambil creamnya, proses pembuatannya dengan susu 43 C, lama inkubasi 4 jam dan umur starter 1 hari. Yoghurt dimasukan dalam gelas plastik kemudian disimpan pada susu 5 C, 10 C, 15 C dan suhu kamar lama penyimpanan 0, 1, 2, 3, dan 4 minggu. Parameter yang diukur sebagai tolok ukur dad kualitas yoghurt adalah tingkat total asam dan ph. Selain parameter di atas juga dilakukan pengamatan secara ulangan memperhatikan timbulnya jamur dan whey yang berlebihan. 6 5

Lokakarya Fungsional Non Penelifi 1997 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh suhu penyimpanan terhadap total asam. Dari hasil pengamatan bahwa penyimpanan pada suhu 5 C dan penyimpanan pada suhu 10 C tidak berpengaruh nyata terhadap total asam yoghurt oleh penyimpanan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat total asam rata-rata yoghurt pada taraf suhu penyimpanan Suhu Ukuran 5 C 10 C 15 C 1,61 1,59 1,84 2,15 Dari tarap penyimpanan diketahui bahwa pengaruh penyimpanan terhadap total asam yoghurt pada minggu pertama sangat nyata dan penyimpanan pada minggu kedua adalah nyata sedangkan pada minggu-minggu selanjutnya terlihat pengaruhnya tidak berbeda nyata. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat total asam rata-rata yoghurt pada periode penyimpanan Lama Penyimpanan 0 1 2 3 4 1,47 1,79 1,96 1,83 1,93 Perbaikan tingkat total asam yoghurt terjadi pada minggu pertama dan kedua. Pada penyimpanan 10 C, perubahan total asam sangat kecil karena ada penurunan aktivitas starter dalam penyimpanan suhu dingin. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap ph yoghurt Secara umum pengaruh suhu penyimpanan dan penyimpanan terhadap ph yoghurt dalam penyimpanan adalah bahwa dengan pengaruhnya terhadap tingkat total asam. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pengaruh suhu penyimpanan dan lama penyimpanan terhadap ph yoghurt dalam penyimpanan adalah sangat nyata. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. 66

Lokekarya Fungsionel Non Peneliti 1997 Tabel 3. Tingkat ph rata-rata yoghurt per taraf suhu penyimpanan.suhu Penyimpanan Suhu Kamar 60C 10 C 15 C 3,85 4,32 4,35 4,08 Tabel 4. Tingkat ph rata-rata yoghurt per periode penyimpanan Suhu Penyimpanan Suhu Kamar 0 1 2 3 5 4,35 4,07 4,15 4,08 4,10 SKEMA PROSES PEMBUATAN YOGHURT Susu murni 1 Pasteurisasi pada suhu di bawah 100% 1 Diupayakan minggu volumenya menjadi 2/3 bagian I Didinginkan suhu 45 C 1 Inokulasi starter S. Thermophilus L. Bulgaricus I Inkubasi Penyimpanan 6 7

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Komposisi Yoghurt Komposisi Nilai Gizi Protein 4,29 Air 88,80 Lemak 1,18 Protein 3,20 Total Bahan Kering 24,97 Lemak 3,00 Kalori per 100 gr 103,21 Gula 4,50 ph 4,01 Abu 0,70 Kroger dan Weaver (1973) Nakerman dan Hosno (1992) KESIMPULAN Untuk mendapatkan yoghurt dengan kualitas tertentu selain faktor kualitas susu perlu diperhatikan faktor suhu inkubasi, lama inkubasi dan umur starter. Penyimpanan yoghurt pada suhu kamar tidak dapat dianjurkan karena pada penyimpanan pada suhu kamar terjadi perubahan kualitas dan kerusakan yoghurt yang cepat sekali. Sebaiknya yoghurt disimpan pada suhu 5 C atau pada suhu 10 C. Pada penyimpanan suhu 5 C atau 10 C ini dianjurkan batas waktu kelayakan konsumsi yoghurt tidak lebih dari dua minggu. DAFTAR BACAAN Farzier, W.C. and D.C Wishoff. 1978. Food Microbiologi. Third Edition. Mc Graw-Hill. Book Company New York. Heson, A dan M Trout. 1964. Judging dairy produscts. Fourth Edition. The olsen pyblising company. Milmanke. Helferich, W and D. Westhoff. 1980. All absut yoghurt prentice-hall, Mc, Engel Wood-Cliffs. New Yersey. Hadiwiyoto, S. 1982. Tehnik uji mutu susu dan hasil olahannya. Liberty Yogyakarta. Jamutz, E.J.L. Melnick and E.A. Adel Peerg. 1980. Microbiologi. Diterjemahkan oleh Gerard Bonang. Penerbit Buku Kedokteran E.G.C. Jakarta. 6 8

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Speek, M.C. and J.W. Geoffrion. 1980. Lactose and Starter Culture Surviver Inthat and Frozen Yoghurt. J. Food Protection. Sirait, CH. 1978. Proses Pengolahan Susu menjadi Yoghurt. Tasim, Y. 1983. Pengaruh suhu terhadap kualitas yoghurt pada waktu penyimpanan. Fakultas Petemakan, Instiut Pertanian Bogor. Utami, N. 1995. Pengaruh penambahan kultur yoghurt pada media susu murni dan susu skim cair terhadap karakteristik dan daya simpan yoghurt. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Robinso, R.K dan A.Y. Tamime. 1989. Yoghurt. Science and Tehnologi. Pergamor Press. London. Tamime, A dan H.C. Deeth. 1980. Yoghurt. Tehnologi and Biockemetry. J. Food Protection. 43 (12) : 939-977. Winamo, F.G. 1980. Gula susu dan laktose intolerance. Di dalam Kompas 27 Juli. 6 9