ISSN: Volume 14Nomor 1, April 2014, 56-69

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

Kata kunci: metode DoE, ACI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300)

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

BAB III LANDASAN TEORI

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

ANALISA PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGTH CONCRETE) DENGAN SEMEN HOLCIM

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN UKURAN BUTIRAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON OKSANDI ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BETON DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

YULI TRIADI ( ) January 27, 2017 ANALISA KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN AGREGAT PASIR DAN KERIKIL SUNGAI ROKAN KANAN KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

Cara uji berat isi beton ringan struktural

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERSEMBAHAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

Transkripsi:

Volume 14Nomor 1, April 2014, 56-69 ISSN: 1410-7783 Perbandingan Uji Kuat Tekan Beton Yang Menggunakan Air Bersih Dengan Air Payau Sungai Indragiri Di Kabupaten Indragiri Hilir Comparison of concrete compressive strength test using brackish water of indragiri river in Indragiri hilir Iswanto dan Yolly Adriati Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284 ABSTRACT Brackish water has a high salinity level that provides a salty taste to the water. Salinity is the saltiness level or levels of dissolved salts in water. In the casting process - the environment in remote areas in the province of Indragiri Hilir, alternative use of brackish water as a concrete mixer is often done in order to produce a concrete construction in accordance with the needs of the field. In this study will be reviewed compressive strength of concrete using brackish water as a concrete mixer. Testing by comparing the compressive strength of concrete using clean water and brackish water taken from the river Indragiri Indragiri Hilir. The method used is SNI 03-2834-2000. Cylindrical test specimen diameter of 150 mm and a height of 300 mm. Testing of materials and planning the examination of concrete (mix design), quality of concrete fc '15 MPa with a mixed composition of water, 100% brackish water, brackish water 95% plus 5% water, 90% brackish water plus 10% water, 85 % brackish water plus 15% water and 80% plus 20% of brackish water.the results showed that the compressive strength of concrete using clean water of.671 MPa, 100% brackish water mixture of 27.772 MPa, brackish water mixture 95% of 27.1 MPa, brackish water mixture 90% of.232 MPa, brackish water mixture 85% of.186 MPa and brackish water mixture 80% of 24.7 MPa. Compressive strength of concrete using a mixture of brackish water of 100% and 95% exceed the compressive strength of concrete using a mixture of clean water. For brackish water mixture 90%, 85% and 80%, the compressive strength of the concrete is still above the limit SNI 03-2834-2000 for quality concrete fc '15 MPa at 22 MPa. It shows that the concrete mix using brackish water as a concrete mixer may be used in non-structural concrete mix (do not use concrete reinforcing steel). Keywords: concrete compressive strength, brackish water (Brackish Water). 56

PENDAHULUAN Daerah daerah terpencil di Kabupaten Indragiri Hilir menggunakan beton untuk jalan jalan lokal sebagai penghubung dari suatu daerah kedaerah lainnya. Beton yang digunakan adalah beton tanpa tulangan dengan mutu beton sebesar fc 15 Mpa. Sulitnya air bersih yang didapat pada daerah tersebut maka pada campuran betonnya terkadang menggunakan air dari kanal - kanal yang ada atau membuat sumur dengan menggali tanah yang berada dekat lokasi pekerjaan. Air yang berada pada daerah daerah terpencil di Kabupaten Indragiri Hilir terasa agak asin bila dirasa atau biasa disebut air payau. Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah berapa nilai kuat tekan beton yang menggunakan campuran air bersih (beton normal) dan nilai kuat tekan beton yang menggunakan campuran air payau pada beton mutu fc 15 Mpa, dan kelayakan penggunaan air payau sebagai pengganti air bersih untuk campuran betonnya. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari nilai kuat tekan beton yang menggunakan campuran air bersih dan nilai kuat tekan beton yang menggunakan campuran air payau pada beton mutu fc 15 Mpa, dan juga kelayakan penggunaan air payau sebagai pengganti air bersih. Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah maka diadakan batasan batasan masalah sebagai berikut : 1. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan dan Beton Fakultas Teknik Universitas Islam Riau. 2. Portland Cement yang dipergunakan adalah semen serbaguna Tipe I (PCC) dengan merek Semen Padang kemasan 50 kg. 3. Pemilihan bahan agregat halus dan agregat kasar berasal dari Teratak Buluh, Kabupaten Kampar. 4. Air bersih yang digunakan diambil dari sumur bor Laboratorium Teknologi Bahan dan Beton Fakultas Teknik Universitas Islam Riau. 5. Pengambilan air payau di sungai Indragiri, parit tiga Tembilahan yang tertelak di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. 6. Untuk air payau, masing masing sampel dibuat dengan campuran 100% air payau, 95% air payau ditambah 5% air bersih, 90% air payau ditambah 10% air bersih, 85% air payau ditambah 15% air bersih dan 80% air payau ditambah 20% air bersih. 7. Air bersih dan air payau diasumsikan mempunyai spesifikasi dan berat jenis yang sama. 8. Semen, agregat halus, agregat kasar, air bersih dan air payau tidak dilakukan pemeriksaan fisik dan kimiawi. 9. Mix Design dan pelaksanaan pengujian kuat tekan karakteristik beton yang direncanakan adalah fc 15 Mpa berdasarkan SNI 03-2834-2000. 10. Benda uji dibuat dalam bentuk silinder ukuran diameter 150 mm dengan tinggi 300 mm sebanyak 5 buah sampel untuk masing masing campuran. 11. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari perawatan. 12. Pengujian tidak membahas kuat tarik dan kuat belah beton. TINJAUAN PUSTAKA 1. Beton Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat (SNI 03-2847-2002). Tabel 1. Mutu Beton dan Penggunaan Jenis Beton fc (MPa) σbk (Kg/cm2) Uraian Mutu tinggi 35 65 K400 K800 Mutu 20 < 35 K0 <K400 Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya. Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai 57

sedang Mutu rendah 15 <20 K175 <K0 10 <15 K1 <K175 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 2007 jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong beton bertulang, bangunan bawah jembatan. Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu. digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton 2. Air Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen serta sebagai pelumas antara butiran - butiran agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organik atau bahan lain yang dapat merusak beton dan tulangan dalam jumlah yang membahayakan (SK SNI 03-2847-2002). Tabel 2. Penentuan Banyaknya Air per m3 Beton Banyaknya Semen (Kg) Air untuk pasir dan kerikil alam yang bulat (Liter) Air untuk pasir dan kerikil batu pecahan (Liter) Beton Plastis Lembab Beton Plastis Lembab 150 160 140 5 180 200 165 145 200 185 0 170 150 205 0 300 175 155 210 5 350 180 160 215 200 Sumber: Heinz, 99 3. Air Payau Air payau adalah air yg kandungan garamnya lebih rendah dari air laut, tetapi lebih tinggi dari pada air tawar (terutama air disekitar muara). Air payau memiliki campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Jika kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5 sampai 30 gram, maka air ini disebut air payau. Namun jika lebih, disebut air asin (Apriani, 2013). 4. Semen Semen merupakan suatu material yang memiliki sifat adhesi dan kohesi yang digunakan untuk mengikat fragmen fragmen mineral menjadi satu kesatuan. Semen yang digunakan untuk bahan beton adalah semen portland, berupa semen hidrolik yang berfungsi sebagai bahan perekat bahan susun beton. Jenis semen tersebut diperlukan air guna berlangsungnya reaksi kimiawi pada proses hidrasi. Proses hidrasi semen mengeras dan mengikat bahan susun beton membentuk massa padat (Dipohusodo, 91). Menurut Tjokrodimuljo (96), porltand cement merupakan bahan utama atau komponen beton terpenting yang berfungsi sebagai bahan pengikat anorganik dengan bantuan air dan mengeras secara hidrolik. Porltand cement harus memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam PBI (71). Portland Cement inilah yang dapat menyatukan antara agregat halus dan agregat kasar sehingga mengeras menjadi beton. 5. Agregat Agregat adalah material granular misalnya pasir, kerikil, batu pecah sebagai hasil disintegrasi alami yang dihasilkan dari industri pemecah batu yang mempunyai butir terbesar 0,5 mm untuk agregat halus. Sedangkan agregat kasar mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai dengan 40 mm ( SNI 03-2847 2002). 58

Persyaratan persyaratan agregat halus mulai dari pengujian, standar yang digunakan dan nilai dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persyaratan Agregat Halus Pengujian Standar Nilai Material mengandung bahan plastis dengan cara setara pasir SNI 03-4428-97 Maks 8% Berat jenis agregat halus Maks 2,5% SNI 03-70-90 Penyerapan Maks 3% Material lolos saringan No.200 SNI 03-4428-97 Maks 8% Sumber: Bina Marga, 2002 Persyaratan persyaratan agregat kasar mulai dari pengujian, standar yang digunakan dan nilai dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persyaratan Agregat Kasar Pengujian Standar Nilai Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium SNI 03-3407-94 Maks 12 % Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-91 Maks 40 % Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-91 Min 95 % Angularitas kedalaman dari permukaan < 10 cm ) DoT s Pennsylvania Test 95/90 Angularitas (kedalaman dari permukaan Method, PTM No. 621 10 cm ) 80/75 Partikel pipih ASTM D-4791 Maks % Partikel lonjong ASTM D-4791 Maks 10 % Material lolos saringan no. 200 SNI 03-4142-96 Maks 1 % Aggregate Impact Value (AIV) BS 812:part 3:75 Maks 30% Berat Jenis dan Penyerapan SNI 03-69-90 Maks 3% Sumber: Bina Marga, 2002 6. Pengujian Material a. Analisa Saringan Analisa saringan adalah suatu usaha untuk mendapatkan distribusi ukuran butir tanah dengan menggunakan analisis saringan (SK SNI 03-3423-94). Analisa saringan dengan rumus yang diperoleh dari buku panduan praktikum teknologi bahan beton yang diterbitkan oleh unit laboratorium teknologi bahan beton teknik sipil Universitas Islam Riau. Jumlah berat tertahan Persentase (%) tertahan = x 100 Berat bahan kering Persentase (%) lolos = 100% - Persentase (%) tertahan b. Pemeriksaan Berat Isi Berdasarkan buku panduan praktikum teknologi bahan beton, pengujian berat isi dimaksud untuk menentukan berat isi agregat halus dan agregat kasar atau campuran dari kedua agregat. Berat bersih benda uji : W3 = W2 W1 59

W1= Berat tempat (gr) W2= Berat tempat + benda uji (gr) W3= Berat benda uji (gr) Berat isi tempat (W4) : W4 = ¼. π. D 2. T D = Diameter tempat (gr) T = Tinggi tempat (gr) W4= Berat isi tempat (gr) Berat isi lepas (W5) : W5 = W3 + W4 W5= Berat isi lepas (gr) c. Pemeriksaan Berat Jenis Pengujian berat jenis ini dimaksud sebagai pegangan dalam pengujian yang bertujuan untuk mencari angka berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh dan berat jenis semu serta besarnya angka penyerapan. Berat jenis (bulk) : Berat jenis permukaan jenuh : Berat jenis Semu (apparent) : Penyerapan (absorption) : Bj = Berat benda uji kering oven (gr) Bk = Berat benda uji kering permukaan (gr) Ba = Berat benda uji kering permukaan jenuh (gr) d. Pemeriksaan Kadar Lumpur Pemeriksaan kadar lumpur ini bertujuan untuk memperoleh persentase jumlah bahan dalam agregat melalui saringan 200 (0,075 mm). ju mlah bahan dalam agregat yang lolos saringan 200 adalah bahan yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm) sesudah agregat dicuci sampai air cucian tidak keruh lagi. Persentase kadar lumpur = 100% 60

Bk sebelum dicuci = Berat benda uji kering sebelum dicuci (gr) Bk sesudah dicuci = Berat benda uji kering sesudah dicuci (gr) 7. Perancangan Beton ( Mix Design ) Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan - bahan penyusun beton. Proporsi campuran dari bahan - bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan beton (Mix design). Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI 03-2834-2000. Tabel 5. Jenis beton Pedoman Awal Untuk Perkiraan Proporsi Takaran Campuran Mutu beton Rasio Ukuran air/semen agregat (Mpa) Kg/cm2 maks terhadap maks. (mm) berat 50 K600 0,35 450 Kadar semen Min. (Kg/m3) dari campuran Mutu Tinggi 45 K500 38 K450 0,40 0,40 0,40 0,4 0,4 0,4 395 430 455 0 405 430 35 K400 0,45 0,45 0,45 350 385 405 30 K350 0,475 0,475 0,475 335 365 385 Mutu Sedang K300 20 K0 0,50 0,50 0,50 0,55 0,55 0,55 315 345 365 290 315 335 Mutu Rendah 15 K175 10 K1 61 0,60 0,60 0,60 0,70 0,70 0,70 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 2007 8. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan (SK SNI 03-74- 90). Kuat tekan beton diawali oleh tegangan maksimum pada saat beton telah mencapai umur 28 hari. Beton yang dirancang harus memenuhi persyaratan kuat tekan rata - rata, yang memenuhi syarat berdasarkan data deviasi standar hasil uji kuat tekan untuk kondisi dan jenis konstruksi yang sama. Kuat tekan beton diwakili oleh perbandingan kuat tekan maksimum dengan luas tampang silinder beton. 265 290 305 2 245 260

Tabel 6. Ketentuan Kuat Tekan Minimum untuk Silinder Jenis Beton Mutu Beton Kuat Tekan Minimum Rata-rata Benda Uji Silinder (MPa) Diameter (150 300) mm fc (MPa) 3 hari 7 hari 28 hari Mutu Tinggi 50 45 35 34 31 42 39 31 60 55 44 Mutu Sedang 30 20 22 17 13 27 20 39 34 27 Mutu Rendah 15 9 15 22 10 7 11 17 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 2007 Nilai kuat tekan beton : fc = Dimana: Fc = Kekuatan tekan (MPa) P = Beban tekan (N) A = Luas permukaan benda uji (mm 2 ) Standar deviasi (simpangan baku) adalah standar satuan skala untuk kelompok data yang diolah (dianalisis) atau suatu nilai yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok, bisa juga diartikan sebagai ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Satuannya mengikuti satuan data yang diukur, dimana nilai dari standar deviasi ini untuk mengetahui kuat tekan. S = S fc fc r ( ) = Standar deviasi = Kuat tekan beton = Kuat tekan beton rata - rata n-1 = Jumlah 20 sampel beton atau lebih METODE PENELITIAN Prosedur pengujian mengikuti Buku Panduan Praktikum Teknologi Bahan Beton yang diterbitkan oleh Unit Laboratorium Teknologi Bahan Beton Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Tabel 7. Jumlah Benda Uji Penelitian No Benda uji dengan masing - masing campuran Umur Perawatan Jumlah 1 Air Bersih 28 hari 5 2 Air Payau 100% 28 hari 5 3 Campuran Air Payau 95% 28 hari 5 4 Campuran Air Payau 90% 28 hari 5 62

5 Campuran Air Payau 85% 28 hari 5 6 Campuran Air Payau 80% 28 hari 5 Total Benda Uji 30 Pengambilan jumlah benda uji rata rata sebanyak 5 buah sampel berdasarkan metode pengujian kuat tekan beton SNI 03-74-90 yang menyatakan hasil pemeriksaan kuat tekan beton diambil rata rata dari minimum 2 buah benda uji dengan ketentuan apabila jumlah benda uji kurang dari 15 contoh benda uji maka kuat rata rata perlu ditambah dengan 7,0 Mpa. Tahapan Pelaksanaan : 1. Persiapan Dalam melaksanakan penelitian perlu dilakukan persiapan diantaranya mengurus perizinan pemakaian laboratorium, pengumpulan bahan / mengambil sampel material, persiapan alat penelitian dan persiapan blanko isian data. 2. Pengujian material Adapun pengujian material terdiri dari analisa saringan, berat isi agregat, berat jenis dan penyerapan air agregat dan pemeriksaan kadar lumpur. 3. Perencanaan campuran beton (mix design) Adapun metode yang dilakukan dalam perencanaan rancangan campuran beton ini berdasarkan metode SNI 03-2834-2000. 4. Pembuatan beton segar Dalam pembuatan beton segar ini ada dua cara yaitu pembuatan adukan dengan manual dan dengan menggunakan mesin molen. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pembuatan beton segar dengan menggunakan mesin molen. 5. Slump test Pemeriksaan slump test dimaksud sebagai tolak ukur kelecakan beton segar yang berhubungan dengan tingkat kemudahan dalam pengerjaan beton. 6. Pembuatan benda uji Benda uji dibuat dalam bentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Saat pembuatan benda uji ini perlu diperhatikan saat pemadatan sewaktu dimasukkan kedalam mal karena sangat mempengaruhi kuat tekan benda uji tersebut. 7. Perawatan (curring) Ada beberapa cara perawatan beton yaitu; menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab, menaruh beton segar dalam genangan air, menaruh beton segar di dalam air, menyelimuti permukaan beton dengan karung basah, menggenangi permukaan beton dengan air atau menyirami permukaan beton setiap saat secara terus menerus. Disini peneliti melakukan perawatan benda uji dengan merendam beton segar didalam bak perendam. 8. Uji kuat tekan Pengujian kuat tekan beton dimaksud mencari perbandingan kuat tekan rencana dengan kuat tekan yang dihasilkan dengan menggunakan alat uji kuat tekan beton ( compressive strength machine). 9. Analisa data Analisa data uji kuat tekan dan pembahasan didapat setelah pengujian benda uji. 10. Hasil dan Kesimpulan Setelah analisa data, didapatlah hasil dan kesimpulan dari penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melalui proses penelitian, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pengujian Material 63

Pemeriksaan dilakukan untuk memperoleh jumlah persentase lolos dan tidak lolos agregat halus dan agregat kasar guna menentukan batas gradasi butir agregat dengan menggunakan analisa saringan. Material yang digunakan dalam pembuatan benda uji pada penelitian ini adalah agregat halus dan agregat kasar dari Teratak buluh kabupaten Kampar. Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Persentase Lolos Analisa Saringan Saringan Persentase Lolos (%) Nomor Ukuran Standar DPU-2007 (mm) Halus Kasar Halus Kasar 1½ 38-100 - 100 3/4" - 90-100 - 96,94 3/8 9,6 100 20-55 100 62,93 No # 4 4,8 95-100 0-10 97,50 22,75 No # 8 2,4 80-100 0-5 95,12 14,04 No # 16 1,2 50-85 - 90,89 10,62 No # 30 0,6 35-45 - 83,40 9,06 No # 50 0,3 10-30 - 50,82 5,76 No # 100 0,15 2-10 - 5,03 1,45 No # 200 0,075 - - 0,95 0,82 Tabel 9. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat SNI 03-70-90 (gr) SNI 03-69-90 (gr) Hasil Pengujian (gr) Halus Kasar Halus Kasar Berat Jenis (bulk) 2,5 2,5 2,583 2,594 Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh Berat Jenis Semu (Apparent) 2,56 2,56 2,609 2,604 2,62 2,62 2,651 2,620 Tabel 10. Pemeriksaan Penyerapan Air Material Penyerapan Air Material Bina Marga 90 (%) < 5 Agregat Halus Agregat Kasar < 2 Penyerapan Air Pengujian (%) 0,989 0,3 Tabel 11. Pemeriksaan Kadar Air Material Kadar Air Material SNI 03-2834-2000 (%) Agregat Halus 6,50 6,280 Agregat Kasar 8,80 2,591 Kadar Air Pengujian (%) Tabel 12. Pemeriksaan Kadar Lumpur Material Kadar Lumpur Material SNI T-15-91-03 (%) Kadar Lumpur Pengujian (%) 64

Agregat Halus < 5 0,950 Agregat Kasar < 1 0,823 2. Analisa Beton Tabel 13. Proporsi Adukan Komposisi Campuran Beton Semen (Kg) Air (Kg) Agregat Halus (Kg) Agregat Kasar (Kg) Tiap m 3 312 5 555,0 1295,0 Tiap benda uji 2,0666 0,9068 3,8706 8,7676 5 benda uji 10,333 4,534,353 43,838 Tabel 14. Nilai Slump Beton. Nilai Slump Nilai Slump Rata-rata No. Sampel (mm) (mm) 1. Normal 58 54 42 51,33 2. 100% Payau 14 8 15,67 3. 95% Payau 36 12 22,33 4. 90% Payau 45 35,67 5. 85% Payau 60 54 38 50,67 6. 80% Payau 62 56 41 53,00 Tabel 15. Kuat Tekan Beton Rata - rata No Air Pencampur Kuat Tekan Beton Rata-rata (Mpa) Jumlah Sampel 1 Air Bersih.671 5 2 Air Payau 100% 27.772 5 3 Air Payau 95% 27.1 5 4 Air Payau 90%.232 5 5 Air Payau 85%.186 5 6 Air Payau 80% 24.7 5 Jumlah 30 Tabel 16. Kuat Tekan Beton Umur (hari) Kuat Tekan (Mpa) Air Bersih Air Payau 28,671 27,772 7,56 Perbedaan Kuat Tekan (%) 2 65

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap beton dengan campuran air bersih dan air payau, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai kuat tekan beton yang menggunakan campuran air bersih sebesar,671 Mpa, campuran 100% air payau sebesar 27,772 Mpa, campuran 95% air payau ditambah 5% air bersih sebesar 27,1 Mpa, campuran 90% air payau ditambah 10% air bersih sebesar,232 Mpa, campuran 85% air payau ditambah 15% air bersih sebesar,186 Mpa dan campuran 80% air payau ditambah 20% air bersih sebesar 24,7 Mpa. 2. Penggunaan air payau sebagai pencampur beton pada beton mutu fc 15 Mpa dapat menjadi alternatif sebagai pengganti air bersih pada daerah daerah yang kesulitan air bersih. Penggunaan air payau sebagai pencampur beton boleh digunakan pada beton non struktural (beton yang tidak memakai tulangan baja). DAFTAR PUSTAKA Apriani, 2013, Penurunan Salinitas Air Payau dengan Menggunakan Resin Penukar Ion, Skripsi, Teknik Lingkungan Universitas Pembangunan Nasional, Jawa Timur ASTM C1 (Standard Definition of Terms Relating to Concrete and Technology) ACI 318 (American Concrete Institute) Bina Marga, Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Beton Semen), Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, 2007, Beton, Pusjatan - Balitbang PU Dipohusodo I., 91, Struktur Beton Bertulang, Edisi Pertama, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kusumahati, 98, Studi Kemampuan Resin Kation Na + dan H + Sebagai Media Penukar Ion Untuk Menurunkan Kandungan Tembaga, Skripsi, Teknik Lingkungan ITS, Surabaya Mansyur, 2013, Pencampuran Beton dengan Menggunakan Air Laut, Thesis, Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar Mulyono T, 2004, Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta Murdock L.J, dan Brook K.M, 86, Bahan dan Praktek Beton, edisi keempat Erlangga, Jakarta Nawy G. dan Edward., 90, Beton Bertulang, Penerbit PT. Eresco Bandung Otsuki N., Furuya D., Saito T. and Todokoro Y, 2011, Possibility of Sea Water as Mixing Water in Concrete, 36th Conference on Our World in Concrete & Structures, Singapore PBI, 71, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, Direktorat Jenderal Cipta Karya SNI 03-74-90, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version), Badan Standarisasi Nasional (BSN) Subakti, 99, Teknologi Beton Dalam Praktek, ITS November, Surabaya Tjokrodimulyo, 92, Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta Unit Laboratorium Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam Riau, 2011, Pedoman Praktikum Teknologi Bahan dan Beton. Utama P, 2010, Pengaruh Perendaman Beton Pc I PT. Semen Padang Dalam Air Laut dan Air Tawar Terhadap Sifat Kuat Tekan, Skripsi, Sarjana Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang 66