BAB I PENDAHULUAN. untuk memahami informasi yang diangkatnya. Akibanya,ketika anak lulus dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Hamayung Utara

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran 2011 dengan jumlah siswa sebanyak 20

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif yaitu tentang penyampaian teori, bagaimana agar siswa itu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

dihadapan-nya dan ikhlas karena-nya, serta hadir hati dalam berzikir, berdoa dan memuji. (Ahlul Ma rifah) 9. II 27 salatlah kalian sebagaimana kalian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada

KEM TASMIK SOLAT. Oleh Hj Ahmad Junaidi Bin Mohamad Said Guru Al-Quran SMK BATU SEPULUH LEKIR SITIAWAN PERAK

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

SKRIPSI MEDIA PEMBELAJARAN BERWUDHU DAN SHALAT BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF. Oleh: ARIF ABDUL ROHMAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan dan Komponennya

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

Siti Solehah 35. Kata Kunci : Aktivitas Hasil Belajar, Sifat Wajib ALLAH, Strategi Pembelajaran Bernyanyi

Perhatian Kaban Kata Kunci : Hasil Belajar, Perhitungan Statika Bangunan, Model Pembelajaran SAVI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penerapan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PUASA MELALUI STRATEGI LEARNING TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Bahri (dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB I PENDAHULUAN. kurang menyenangkan, duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67

BAB II LANDASAN TEORI. emosional atau bisa disebut sebagai proses berfikir dan merasakan.

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. siswa itu sendiri. Mata pelajaran PKn sering dianggap sebagai sebuah mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

Key words : students work sheet, quiz, lottery

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

DATA PENGUKURAN SUBYEK. : Pengaruh Gerakan Sholat Lima Waktu Terhadap Fleksibilitas

NIAT DAN BACAAN SHALAT

Inayatul Uliya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran (Munib, 2010: Hal.139). Pendidikan Nasional Bab I pasal 3 menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan mengarah kepada tindakan seseorang. Oleh karena itu, penumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan, yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diangkatnya. Akibanya,ketika anak lulus dari sekolah, mereka pintar secara teroritis tetapi mereka miskin aplikasi. Pembelajaran yang ideal untuk materi tersebut harus didukung strategi yang tepat, salah satunya adalah model Picture and Picture. Hal ini disebabkan didalam shalatter dapat penjelasan yang harus bisa menarik minat anak untuk memperhatikan dan memahami pembelajaran. Sehingga jika dipaksakan dengan menggunakan media dan metode yang tidak tepat, maka siswa akan bosan, tidak menarik, jenuh, tidak bertahan lama dan akhirnya akan mempengaruhi kelancaran kegiatan belajar mengajar. Anak kelas 1 MI yang masih tidak mampu memahami penjelasan yang hanya secara abstrak. Metode yang digunakan guru hanya metode ceramah

saja yang akhirnya membuat anak didik menjadi jenuh dan asyik dengan aktivitasnya masing masing, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Apalagi pembelajaran materi tentang tata cara shalat fardhu tentu akan sulit di mengerti oleh anak-anak usia 7-8 tahun.oleh karena itu perlu strategi pembelajaran yang menarik dan sesuai usia mereka.sehingga hasil belajar mereka pun masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Berdasarkan pemaparan diatas, maka seorang guru hendaklah proaktif mencari dan memiliki kompetensi pembelajaran yang inovatif dan berkelanjutan.oleh karena itu, strategi yang tepat adalah model pembelajaran Picture and Picture. Karena pembelajaran ini menggunakan gambar-gambar yang menarik. Sehingga anak akan bersemangat dan tertarik dengan pembelajaran. Dengan tertariknya anak dengan pembelajaran diharapkan hasil belajarnya pun akan meningkat.kompetensi tersebut bukanhanya didalam rangka mencapai tujuan.tetapi hendaknya dalam rangka menumbuhkan minat belajar serta semangat mengikuti pembelajaran. Dengan latar belakang seperti di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI TATA CARA SHOLAT FARDHU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA

KELAS 1 MIN PURUTKECAMATAN BUNGUR KABUPATEN TAPIN 2. Identifikasi Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi bahwa masalah yang ditemukan adalah : 1. Siswa yang nilai hasil belajarnya masih di bawah KKM yaitu 70 2. Siswa terlihat jenuh dengan pelajaran, hal tersebut terlihat dengan kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran. 3. Belum pernah menggunakan model pembelajaran Picture and picture dalam pembelajaran. 4. Pembelajaran fiqih masih monoton dengan menggunakan metode ceramah. 3. Rumusan Masalah a. Apakah model pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan aktivitas guru mata pelajaran fiqih materi tata cara sholat fardhu pada siswa kelas I MIN Purut Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin? b. Apakah model pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa mata pelajaran fiqih materi tata cara sholat fardhu pada siswa kelas I MIN Purut Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin?

c. Apakah model pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih materi tata cara sholat fardhu pada siswa kelas I MIN Purut Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin? 4. Cara Memecahkan Masalah Pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah menggunakan model pembelajaran Picture and picture pada mata pelajaran fiqih dalam materi tata cara sholat fardhu. 5. Hipotesis Tindakan Penggunaan model pembelajaran Picture and Picture diharapkan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas 1 pada materi tata cara sholat fardhu di MIN Purut Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin. 6. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: a.dengan menggunakan model pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan aktivitas guru fiqih materi tata cara sholat fardhu siswa kelas I MIN Purut Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin.

b.dengan menggunakan model pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa mata pelajaran fiqih materi tata cara sholat fardhusiswa kelas I MIN Purut Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin. c.dengan menggunakan model pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan hasil belaja mata pelajaran fiqih materi tata cara sholat fardhu siswa kelas I MIN Purut Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin 7. Manfaat Penelitian a. Bagi Guru Untuk menambah kemampuan guru dalam menerapkan strategi yang berbeda salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran Picture and picture dan dapat meningkatkan kreatifitas guru. b. Bagi Siswa Dengan model pembelajaran yang berbeda dapat meningkatkan semangat belajar siswa serta sebagai sarana untuk meningkatkan hasil proses belajar mengajar pada mata pelajaran fiqih terutama materi tata cara sholat fardhu. c. Bagi Sekolah Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu dan prestasi madrasah serta sebagai acuan dalam pembuatan dan penyusunan program sekolah 8. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: Bab I pendahuluan, memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, belajar dan pembelajaran,aktivitas belajar, hasil belajar, model pembelajaran Picture and Picture, pembelajaran fiqih di MI, pembelajaran fiqih materi tata cara sholat fardhu. BabIII metode penelitian yang terdiri atas Setting (waktu dan tempat) penelitian, siklus PTK, subjek dan objek penelitian, alat pengumpulan data, indikator kinerja, teknik analisis data, prosedur penelitian dan jadwal penelitian. Bab IV laporan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian,deskripsi hasil penelitian persiklus, dan pembahasan. Bab V Penutup berisi simpulan dan saran-saran. BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku di timbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 1 Selanjutnya Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar, menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2 Menurut Dimyati dan Mudjiono belajar merupakan hal yang kompleks.kompleks belajar ini dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi beban belajar. Dari segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 3 Siswa dalam belajar akan mengalami proses perubahan tingkah laku baik itu perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor. Slameto mengemukakan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan 1 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 12 2 Ibid, h. 13 3 Dimayati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud bekerjasama dengan Rineka Cipta, 2002), h. 17

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 4 Menurut Syaiful Djamarah belajar yaitu serangkaian kegiatan jiwa pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotorik. 5 Menurut Winkel belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuanpengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.seorang guru mengetahui dari pengalaman bahwa kehadiran siswa dalam kelas belum berarti siswa sedang belajar.sehingga supaya terjadi belajar dituntut untuk melibatkan diri dan harus ada interaksi aktif. 6 Pembelajaran mengandung arti proses yang berhubungan dengan proses belajar (to learn). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran berarti proses. Cara dan perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 7 Kata pembelajaran terje,ahan dari instruction yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 2 5 Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 20021), h. 12 6 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 59 7 Ibid, h. 122

oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menenpatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu program ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan cetak, atau program televisi, gambar, audio dan lainnya. 8 Selanjutnya tentang belajar dan pembelajaran tersebut juga dijelaskan dalam Al-Qur an Surah Al-Baqarah ayat 269, ❼ 3 4 3 9 ❼ ❸ ❷ ❸❷ ❷ ⓿ 3. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut, desain operasional disusun dengan mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar. Proses ini dilakukan secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif, yang bertujuan agar siswa menjadi pembelajar yang aktif. 2. Aktivitas Belajar Menurut Jhon Dewey bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat penting, hal ini dibuktikan dalam proyeknya dengan semboyan Learning by doing. Jadi, yang dimaksud dengan aktivitas belajar 8 Sagala dan Sayiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfa Beta, 2004), h. 45

adalah semua kegiatan kerja yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas, dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah direncanakan dan dapat nilai melalui pengamatan (observer) agar tercapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar di golongkan dalam empat hal, yaitu: 1) Aktivitas visual seperti menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi. 2) Aktivitas lisan, seperti bercerita, membaca, diskusi, dan tanya jawab. 3) Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan dan lain-lain 4) Aktivitas gerak seperti menari dan lain-lain. Aktivitas belajar dipengaruhi oleh metode dan pendekatan belajar mengajar serta orientasi belajar. Ketidaksamaan tersebut mengakibatkan kadar aktivitas bergerak dari aktivitas belajar rendah ke aktivitas belajar tinggi. Semakin tinggi aktivitas siswa, semakin berbobot aktivitas belajar serta usaha guru dalam melaksanakan proses pembelajaran juga semakin kompleks. Hal ini berarti terdapat kesinambungan antara aktivitas siswa dengan guru, dengan kata lain baik siswa maupun guru sama-sama aktif dalam melaksanakan peran masing-masing demi tercapainya tujuan pembelajaran.

B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar yang adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 9 Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. 10 Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clarkmenyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa 9 Nana Sudjana,. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensido Offset, 1989), h.22 10 Ibid, h. 39

dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran. "Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya". 11 Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja.dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu.sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru.artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam 11 Ali Muhammad Syaikh Quthb,.Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka, (Jakarta Timur : Pustaka al-kautsar, 2005), h. 14

berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. C. Pembelajaran Fiqih di MI 1. Pengertian Fiqih Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan dan pembiasaan. Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi fiqih ibadah dan fiqih muamalah, yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya dan lingkungannya. 12 Pembelajaran fiqih di MI diarahkan untuk memberikan bekal kepada siswa agar dapat: 1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli (yang diambil dari Al-Qur an dan Hadits) maupun dalil aqli (pemahaman berfikir) pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman dalam kehidupan pribadi dan sosial. 12 Depag, Standar Kompetensi Lulusan dan StandarI Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, h. 33

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Pembelajaran fiqih bagi siswa MI berfungsi sebagai : 1) Pembekalan bagi siswa dalam bidang fiqih/hukum Islam untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. 2) Membangun mental peserta didik dalam upaya menyesuaikan diri dalam lingkungan sosialnya. 3) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan siswa dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari. 13 2. Tujuan Pembelajaran Fiqih di MI Tujuan utama dari pendidikan adalah siswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman.mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: a) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya. 13 Ibid

3. Pembelajaran Fiqih Materi Tata Cara Sholat Fardhu Pembelajaran fiqih materi tata cara sholat fardhu di MI diajarkan pada kelas 1 semester 2 dan kelas 2 semester 1. TATA CARA SHOLAT FARDHU Ada 5 macam shalat fardhu dalam sehari semalam Yaitu : 1. Shalat subuh dua rakaat 2. Shalat dzuhur empat rakaat 3. Shalat ashar empat rakaat 4. Shalat maghrib tiga rakaat 5. Shalat isya empat rakaat Menunaikan shalat sebaiknya di awal waktu Menunaikan shalat fardhu harus sesuai dengan waktunya - Waktu shalat fardhu Waktu shalat dzuhur, yaitu mulai matahari condong dari pertengahan langit atau kira-kira pukul 12.00 sampai dengan apabila bayang-bayang benda sama panjangnya dengan benda atau kira-kira pukul 15.00 wib Waktu shalat asar, yaitu mulai habisnya waktu dzuhur sampai terbenamnya matahari atau kira-kira pukul 15.00 sampai 18.00 wib Waktu sholat magrib, yaitu terbenamnya matahari sampai hilangnya awan merah ira-kira pukul 18.00 sampai 19.15 wib waktu shalat isya

Waktu sholat isya, yaitu terbenamnya syafaq (awan merah) sampai terbit fajar shodiq atau kira-kira pukul 19.15 sampai 04.00 wib Waktu sholat Subuh itu mulai terbit fajar shodiq sampai sebelum matahari terbit atau kira-kira pukul 04.00 sampai 05.00 wib 14 - Gerakan Sholat Fardhu - Gerakan 1 Berdiri tegak lurus menhadap kiblat, mata melihat ke tempat sujud dan kedua tangan lurus ke sisi. - Gerakan 2 Mengangkat kedua tangan, ujung tangan sejajar dengan kedua telinga, kedua siku direngganggkan bagi laki-laki dan dirapatkan ketiaknya bagi perempuan. - Gerakan 3 Tangan di turunkan dan di letakkan di sekiatar dada, tangan kanan di atas tangan kiri, dengan menggenggam jari kelingking, manis dan tengah di pergelangan tangan kiri dan mata menatap tempat sujud (membaca do a iftitah, Al- Fatihah dan membaca salah satu surah Al- Qur an). - Gerakan 4 14 H.A.Nurzaman,MA. Pendidikan Agama Islam FIKIH, (Semarang : PT. Karya Toha Putra, 2011), h.65

Membungkuk, punggung dan kepala sama datar. Kedua telapak tangan di letakkan di atas lutut, jari-jari merenggang dan mengarah ke bawah dan pandangan ke tempat sujud. - Gerakan 5 Berdiri kembali sambil mengangkat kedua tangan dan melepaskannya lurus ke sisi gerakan 5. Namanya I tidal. - Gerakan 6 Kedua telapak tangan, kedua lutut, dahi, hidung dan kedua jari kaki/tangan menghadap kiblat.letak tanagn di bawah bahu.siku harus direnggangkan bagi laki-laki dan diraptkan bagi perempuan.dan hadi tidak boleh terhalang oleh apapun.gerakn 6 namanya sujud (sujud pertama). - Gerakan 7 Duduk di atas kaki kiri kaki kanan tegak berdiri, jari menghadap kiblat.gerakan 7.Namanya duduk antara dua sujud. - Gerakan 8

Sujud kedua seperti sujud pertama, dengan selesainya gerakan yang kedelapan ini, maka selesailah rakaat pertama.gerakan 8.Namanya sujud (sujud kedua). - Gerakan 9 Berdiri kembali 15 untuk rakaat kedua, kedua telapak tangan diangkat, ujung tangan sejajar dengan kedua telinga. - Gerakan 10 Kedua tangan diturunkan di sekitar dada, tangan kanan di atas dan memegang pergelangan tangan kiri (membaca surah Al-Fatihah dan salah satu surah yang hafal). - Gerakan 11 Membungkuk punggung dan kepala sama datar. Kedua telapak tangan diletakkan di atas lutut, jari-jari merenggang dan mengarah ke bawah dan pandangan ke tempat sujud.gerakan 11.Namanya rukuk. - Gerakan 12 Berdiri kembali sambil mengangkat kedua tangan dan melepaskannya lurus ke sisi.gerakan 12. Namanya I tidal. - Gerakan 13 Kedua lutut tangan, kedua lutut, dahi, hidung dan kedua jari kaki/tangan menghadap kiblat kiblat.letak tangan di bawah bahu.siu 15 Ibid

harus direnggangkan dari badan bagi laki-laki dan dirapatkan bagi perempuan.dan dahi tidak boleh terhalang oleh apapun. - Gerakan 14 Duduk di atas kaki kiri duduk di antara dua sujud). - Gerakan 15 Kedua telapak tangan, kedua lutut, dahi, hidung dan ujung jari kaki/tangan menghadap ke kiblat.letak tangan di bawah bahu.siku harus direnggangkan dari badan bagi laki-laki dan dirapatkan bagi perempuan.gerakan 15.Sujud. - Gerakan 16 Pantat menduduki lantai, telapak kaki kiri diletakkan di bawah betis kanan, telapak kaki kanan ditegakkan seperti wakyu sujud, telapak tangan kiri di atas paha kiri, telapak tangan kanan di atas paha kanan, jari-jari mengepal dengan telunjuk lurus ke depan. Gerakan 16.Duduk tasyahud akhir (duduk tawarruk). - Gerakan 17 Memberi salam pertama dengan menoleh ke kanan. - Gerakan 18 Memberi salam kedua dengan menoleh ke kiri.

Khusus untuk sholat yang tiga dan empat rakaat, setiap dua rakaat dilakukan tasyahud/tahiyyat awal sambil membaca tahiyyat awal. Gerakan duduk tasyahud awal (duduk iftirasy). 16 16 Ibid