BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

1

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia mencapai 19 per 1.000

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan fisik maupun mental sehingga proses tumbuh. kembang dapat berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius yaitu mendapat nutrisi yang baik (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB V PEMBAHASAN. stunting pada balita ini dilaksanakan dari bulan Oktober - November 2016 di

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia, oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan. angaka kematian yang tinggi dan penyakit terutama pada kelompok usia

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

1

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. terutama dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia atau negara berkembang lain memiliki kasus

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harapan penerus bangsa, sehingga tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan. Tumbuh kembang ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor keturunan, gizi, hormonal, lingkungan dan sosial budaya. Pencapaian pertumbuhan yang baik dapat meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama bayi yang dilahirkan, merupakan periode sensitif, karena pada saat ini gizi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi, akibat dari tidak terpenuhinya kecukupan gizi saat bayi ini bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Dampak buruk ini tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan mental dan kecerdasan anak (2). Seribu Hari Pertama Kehidupan disebut juga dengan periode emas pertumbuhan karena pada saat ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat yang dapat menunjang seluruh pertumbuhan anak dengan optimal (3). Ketika janin berada didalam kandungan akan tumbuh dan berkembang melalui pertambahan berat dan panjang badan, perkembangan otak dan organ lainya. Janin memiliki kemampuan penyesuaian diri yang tinggi terhadap faktor lingkungannya baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan. Sekali perubahan terjadi, maka tidak dapat kembali kekeadaan semula. Secara paralel penyesuaian ini meliputi perlambatan perkembangan dengan pengurangan jumlah dan pengembangan sel tubuh termasuk sel otak dan organ tubuh lainya (4). 1

2 Masalah Gizi mengakibatkan banyak keterbatasan, gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan untuk mencapai tumbuh kembang optimal pada masa bayi. Periode emas pertumbuhan memerlukan dukungan gizi yang baik dan tepat. Kekurangan gizi pada awal kehidupan ini dapat menyebabkan terjadinya growth faltering (gagal tumbuh) sehingga bayi akan tumbuh menjadi anak yang lebih pendek dari normal. Selain itu, kekurangan gizi juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif,morbiditas, dan mortalitas pada bayi. Gizi yang baik akan mempercepat pemulihan dan mengurangi intensitas penyakit infeksi pada bayi. Kejadian infeksi pada bayi tidat dapat dianggap ringan, karena infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi di negara berkembang (5). Salah satu faktor penyebab langsung adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang sesuai dengan syarat gizi seimbang, sebagai salah satunya adalah bayi yang tidak diberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupannya (6). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 menunjukan cakupan pemberian ASI Ekslusif secara nasional adalah 52,3%, angka ini menunjukan bahwa target nasional Indonesia tahun 2014 sebesar 80% belum tercapai (7). Laporan tahunan Sumatera Barat tahun 2014 cakupan ASI Ekslusif sebesar 72,5% angka ini termasuk tinggi, namun tetap belum mencapai target Provinsi Sumatera Barat yang sama dengan target nasional Indonesia sebesar 80% (8). Data Kota Padang tahun 2014 menunjukan cakupan ASI Ekslusif pada bayi 0-6 bulan adalah 72,2% (9). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukan bahwa Secara nasional, prevalensi pendek (stunting) secara nasional tahun 2013 adalah 37,2 %,

3 meningkat dibandingkan tahun 2010 (35,6%). Provinsi Sumatera Barat menunjukan prevalensi pendek (stunting) di Sumatera Barat tahun 2013 (39,6%) juga meningkat dari tahun 2010 (32,3%) (10). Tumbuh kembang adalah proses berbeda tapi saling berkaitan. Pertumbuhan yaitu bertambahnya ukuran dan jumlah sel, dan dapat diukur menggunakan satuan panjang, berat dan ukuran kepala. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks, pengukurannya dilakukan dengan menggunakan skrining perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga tumbuh kembang bayi dapat berjalan secara optimal. Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah ASI. WHO dan UNICEF telah merekomendasikan pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dari sejak lahir sampai usia 6 bulan bayi harus sering disusui dan tanpa batas waktu (11). Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Ekslusif, dalam pasal 2 disebutkan bahwa pemberian ASI Ekslusif bertujuan untuk menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Ekslusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan (12). ASI adalah makanan pertama yang baik bagi bayi tanpa disertai pemberian makanan tambahan selain ASI selama usia 0-6 bulan. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi serta mengandung antibodi yang bisa membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya (13). ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Kolostrum adalah ASI yang berwarna kuning yang

4 dihasilkan sejak hari pertama ibu melahirkan. Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi akan protein, vitamin larut lemak, mineral dan imunoglobulin (14). Bayi yang diberikan kolostrum secara alamiah akan mendapatkan Ig A (zat kekebalan tubuh) yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi hingga usia 6 bulan, karena tubuh bayi sendiri baru dapat membentuk sel kekebalan tubuh yang cukup sehingga mencapai kadar protektif pada usia sekitar 9-12 bulan. ASI dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak daripada ASI Matur. Zat kekebalan ini berfungsi dalam melindungi bayi dari alergi dan infeksi seperti diare, infeksi telinga, batuk dan pilek. Serta berbagai penelitian juga membuktikan bahwa bayi ASI Ekslusif lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak ASI Ekslusif (5). Penelitian yang dilakukan oleh Rezky Fitria Yandra (2014) menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian Diare akut pada bayi usia 1-6 bulan (15). Penelitian lain yang dilakukan oleh Ummi Habibah (2013) juga menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian diare (16). Namun setelah usia bayi 6 bulan, pemberian ASI saja tidak lagi dapat memberikan cukup energi dan nutrisi untuk optimalisasi tumbuh kembang bayi, sehingga bayi perlu diberikan juga makanan tambahan selain ASI (17). Tujuan pemberian MPASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi sesuai dengan bertambahnya umur bayi (18).

5 Pertumbuhan normal seorang bayi sampai umur 6 bulan dapat dicapai secara optimal dengan hanya memberi ASI saja. Pemberian ASI juga dapat membantu meningkatkan perkembangan anak, dengan mendekap bayi saat menyusui, menatap, dan mengajak berbicara, ibu sudah memberikan stimulasi yang sangat berguna untuk tumbuh kembang anak. Anak yang mendapatkan banyak stimulasi terarah akan cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang stimulasi. Orang tua memegang peranan penting untuk menciptakan lingkungan yang diperlukan untuk perkembangan anak (11). ASI adalah suatu rangsangan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi dengan menerapkan pola Asah, Asih dan Asuh dalam perawatannya sehari-hari, dalam pemberian ASI juga perlu ditunjang dengan pemenuhan zat-zat gizi yang tepat. Untuk itu perlu diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi melalui ASI (19). Bayi yang mendapatkan ASI umumnya bertumbuh dengan cepat pada 2-3 bulan pertama kehidupannya, tetapi lebih lambat dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif. Suatu penelitian terhadap petumbuhan bayi menyatakan terdapat perbedaan berat badan terhadap umur, bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI Ekslusif. Demikian pula dengan nilai berat badan terhadap panjang badan bayi yang mendapatkan susu formula dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif. Penelitian di Honduras tentang perkembangan anak memperlihatkan bayi yang mendapat ASI Ekslusif selama 6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dahulu dibandingkan bayi yang sudah mendapatkan makanan pendamping ASI pada usia 4 bulan (11).

6 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitti Zaenab (2014) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan pemberian ASI Ekslusif dan non ASI Ekslusif terhadap pertumbuhan bayi (20). Penelitian yang dilakukan oleh Widya Astuti (2012) didapatkan perbedaan tingkat perkembangan bayi usia 6-12 bulan yang diberikan ASI Ekslusif dan tidak diberikan ASI Ekslusif (21). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Febriana dan Mufidillah (20 15) menyatakan bahwa ada hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan perkembangan bayi usia 9-12 bulan (22). Berdasarkan data, Puskesmas Anak Air berada di wilayah kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Puskesmas Anak Air memiliki 2 kelurahan sebagai wilayah kerjanya yang terdiri dari 25 RW, dan 25 Posyandu. Data cakupan ASI Ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Anak Air tahun 2015 adalah 61,6% menurun dari tahun 2014 yaitu 70,7%. Data status gizi Tahun 2015 menunjukan prevalensi gizi kurang adalah 11, 52% dan prevalensi pendek ( stunting) adalah 10,19% (23). Dari hasil Data Laporan Gizi Puskesmas Anak Air 2015 ini maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016?

7 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahui distribusi frekuensi Pemberian ASI Ekslusif bayi usia 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 2. Diketahui distribusi frekuensi Pertumbuhan bayi usia 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 3. Diketahui distribusi frekuensi Perkembangan bayi usia 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 4. Diketahui Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertumbuhan bayi usia 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 5. Diketahui Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Perkembangan bayi usia 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai Informasi mengenai hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016 sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha mensukseskan program ASI Ekslusif.

8 1.4.2 Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi masyarakat umum khususnya bagi ibu-ibu menyusui untuk dapat menyusui bayinya secara ekslusif. 1.4.3 Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya tentang hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Padang tahun 2016. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang. Subjek Penelitian ini adalah ibu dan bayi usia 6-12 bulan dan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi Cross Sectional yaitu data diambil pada waktu yang sama. Metode pengambilan data dengan melakukan pengukuran panjang badan bayi, dan melakukan Skrining perkembangan menggunakan formulir KPSP untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan, perkembangan dan riwayat pemberian ASI Ekslusif pada bayi. Data primer yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dilakukan dengan cara komputerisasi SPSS.