Key words: knowledge, mother, nutrient status of children under five years old.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

KARAKTERISTIK IBU DAN STATUS GIZI BALITA USIA 0-2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

JARAK KELAHIRAN MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DUSUN SUNGAI GAMBIR KABUPATEN BUNGO

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

PICTURE OF MOTHER KNOWLEDGE ON NUTRITION STATUS IN KARANGRAYUNG PUSKESMAS I.

ABSTRAK. Kata kunci : Berat Badan Bayi, ASI Eksklusif, MP-ASI

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. anak di Puskesmas Keputih Surabaya terhadap 94 sampel pasangan

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak masih dalam

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

Metik Prihandini, Dwi Indah Iswanti & Siti Nur Umariyah F STIKES Karya Husada Semarang

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DUSUN DEMPOK UTARA DESA GROGOL KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

HUBUNGAN PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI ANAK 1-4 TAHUN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Wilayah Kerja Puskesmas Pakis pada tanggal 30 Juni Juli. pengetahuan responden tidak signifikan.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

Nisa khoiriah INTISARI

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

DAFTAR PUSTAKA. Anonim. (2009). Solusi Alternatf Tanggulangi Gizi Buruk di Indonesia.

KONDISI EKONOMI DAN BUDAYA KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-3 TAHUN (Survei pada ibu balita usia 2 3 tahun di puskesmas Baregbeg Ciamis)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU DUSUN MODOPURO DESA MODOPURO KECAMATAN MOJOSARI MOJOKERTO Heri triwibowo, Nur Rakhmadilla Oktalinda Prodi D III Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto ABSTRACT Knowledge factor can influence the nutrient status of individual or group. A mother who is as manager and caretaker of meals in family has essential role in determining the nutrient status of family member. Children under five years old need different nutrient from adult. Mother should give more attention on their nutrient needed because they are in golden age period. The purpose of research is to know the correlation between the knowledge level of children under five years old s mother about nutrient with nutrient status of children under five years old in posyandu dusun Modopuro desa Modopuro kecamatan Mojosari kabupaten Mojokerto. The research design is Analytic corelational with Cross Sectional Approach. And the population of this research is all mother who have children under five years old in posyandu Modopuro desa Modopuro kecamatan Mojosari kabupaten Mojokerto amount 163 people, by using simple random sampling, it gets 70 people as research sample. The independent variable is the knowledge level of mother about nutrient and the dependent variable is the nutrient status of children under five years old. The data are collected using questionnaires and dacin (weight scales). Then, data analysis is held and statistic checking with spearman Rho the supported by SPSS version 16,0 and the result shows that (0,000). So, < indicates H0 is rejected. It can be concluded that there is correlation between the knowledge level of children under five years old s mother about nutrient and nutrient status of children under five years old. If the children under five years old s mother have a good knowledge about nutrient so the nutrient status of children under five years old be good nutrient status too. Mother should give more attention in every meals that are served for their family. Moreover, if there is mother who have children under five years old. It is because nutrient for them are different from adults. Mother also should be provide knowledge and skills in managing healthy meals. Key words: knowledge, mother, nutrient status of children under five years old. PENDAHULUAN Gizi merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yakni menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur prosesproses kehidupan (Widodo, 2009). Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa, kurang gizi pada balita akan berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental anak (Proverawati, 2009). Seorang ibu sebagai pengelola atau penyelenggara makanan dalam keluarga mempunyai peranan yang besar dalam peningkatan status gizi anggota keluarga. Gangguan gizi sering terjadi karena kurang pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan tambahan yang bergizi, ketidaktahuan menyiapkan makanan tambahan dari bahan-bahan lokal yang bergizi, dan kemiskinan, sehingga kurang mampu menyediakan makanan yang bergizi

(Soetjiningsih, 2008). Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang sangatlah penting, mengingat peran ibu dalam keluarga sebagai pengelola makanan. Ibu yang tidak tahu gizi makanan, akan menghidangkan makanan yang tidak seimbang gizinya. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada balita adalah ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, penyakit infeksi, dan jarak kelahiran yang rapat (Marimbi, 2010). Gangguan gizi merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak balita. Di Jawa Timur tahun 2007 balita yang mengalami gizi buruk berjumlah 1,16% balita dan BGM sebanyak 3,31% balita dari 2.207.353 balita yang ditimbang. Di Mojokerto sendiri terdapat 11,13 % balita yang mengalami gizi buruk dan 2,55 % yang mengalami BGM dari 63.434 balita yang ditimbang (Dinkes, 2007). Berdasarkan hasil pemantauan program gizi masyarakat di Jawa Timur pada tahun 2009 telah diketahui, kesalahan pada pola asuh memberikan kontribusi 40,7% terhadap kejadian gizi buruk, penyakit penyerta memberikan kontribusi 28,8%, kemiskinan memberikan kontribusi 25,1% dan faktor lain memberikan kontribusi 5.4%. Pola asuh yang tidak sesuai menggambarkan rendahnya pengetahuan individu terutama orang tua balita. Rendahnya pengetahuan tersebut berkaitan dengan perilaku gizi yang tidak sesuai (Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim, 2011). Ketika dilakukan studi pendahuluan pada tanggal 21 Oktober 2011 di desa Modopuro kecamatan Mojosari terdapat 471 balita yang tersebar di 6 posyandu, yaitu dusun Modopuro sebanyak 163 balita, dusun Bebean sebanyak 59 balita, dusun Bangsri sebanyak 73 balita, dusun Mojolegi sebanyak 20 balita, dusun Gedang sebanyak 136 balita, dan dusun Sememi sebanyak 20 balita. Dari keseluruhan posyandu di desa Modopuro terdapat 7,64 % balita yang menderita gizi kurang dan 1,91 % balita yang mengalami gizi buruk, kasus tersebut banyak terjadi di posyandu dusun Modopuro desa Modopuro sejumlah 15 balita gizi kurang dan 3 balita gizi buruk. Data bulan Agustus menunjukkan status gizi balita di desa Modopuro 19 anak tidak mengalami peningkatan BB setelah 2 kali dilakukan penimbangan (2T) di posyandu dan terdapat 8 anak yang berat badannya di bawah garis merah (BGM). Tiap dilakukan penimbangan masih ada orang tua/pengasuh yang tidak menimbangkan bayinya di posyandu dengan alasan beragam. Meraka tidak tahu kalau menimbang berat badan (BB) anak secara teratur sangat penting karena untuk mendeteksi secara dini status gizi dan proses tumbuh kembang anak. Sebagian keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan. Jika keadaan tersebut terus dibiarkan, akan berdampak lebih buruk karena jika gizi pada anak tidak tercukupi dengan baik maka proses tumbuh kembang anak akan terhambat, anak bisa mengalami penyakit kurang gizi, misalnya: marasmus, kwasiorkor, pertumbuhan tulang yang lambat, dan kerusakan sel otak yang nantinya berdampak pada tingkat intelegensi anak. Anak yang mengalami marasmus biasanya sangat kurus, tinggal tulang dan kulit; berat badan mencapai sekitar 60 persen dari berat ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua dan sering pula dipersamakan dengan muka monyet yang baru lahir. Kulit daerah pantat juga berlipatlipat memberikan memberikan kesan seperti kulit tersebut terlalu lebar untuk badan anak. Anak tergeletak pasif tanpa perhatian utuk

sekitarnya (apathis) dan kalau lipatan kulit dijepit dan ditarik diantara jari kita, tidak terasa ada jaringan lemak subkutan. Apabila anak mengalami kwashiorkor, gejala yang dijumpai adalah anak apatis, rambut kepala halus dan jarang, berwarna kemerahan kusam, mudah dicabut tanpa terasa sakit. Berat badan anak sebenarnya dibawah berat ideal, tetapi sering tersamar oleh oedema, sehingga tidak menunjukkan adanya penurunan berat badan yang signifikan (Sediaoetama, 2008). Anak yang menderita defisiensi gizi pada umur semakin muda, besar kemungkinannya kelak akan menjadi orang dewasa dengan sifat-sifat inferior yang permanen. Sel-sel otak ini berhubungan dengan fungsi intelektual. Defisiensi gizi pada ibu hamil dan anak balita, sangat besar kemungkinannya untuk memberikan hambatan pada pertumbuhan numerik sel-sel otak, yang akan bersifat permanen, tidak dapat dikejar kembali dengan perbaikan gizi pada umur yang lebih tua. Akibat nasionalnya ialah akan terjadi generasi penerus yang kapasitas intelektualnya rendah alias bodoh (Sediaoetama, 2008). Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan status kesehatan gizi masyarakat yaitu dengan cara perbaikan gizi keluarga. Menyediakan makanan yang bergizi seimbang untuk keluarga. Kegiatan ini mendorong dan mengarahkan pada peningkatan status gizi yang lebih baik dan perbaikan status kesehatan. Selain itu, peningkatan pengetahuan tentang kesehatan dan gizi juga penting agar terbentuk perilaku kesehatan. METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita (1-5 tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto sebanyak 163 orang.sampelnya 15 % dari populasi dengan menggunakan rumus di dapat 78, yang memenuhi kriteria 70. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling probability sampling yang simple random sampling

HASIL PENELITIAN 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Gizi Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto 17-18 April Tahun 2012 No Tingkat Pengetahuan Frekuensi % 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 61 7 2 87,1 10 2,9 Jumlah 70 100 2. Status Gizi Balita Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi balita (1-5 tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto 17-18 April Tahun 2012 No Status Gizi Frekuensi % 1. 2. 3. 4. 5. Baik Sedang Kurang Buruk Lebih 54 9 3 0 4 77,1 12,9 4,3 0 5,7 Jumlah 70 100 3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Gizi dengan Status Gizi Balita Tabel 3 Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto 17-18 April Tahun 2012 Tingkat Pengetahuan Baik Status Gizi Balita Sedang Kurang Buruk Lebih Total f % f % f % f % F % F % Baik 54 88,5 7 11,5 0 0 0 0 0 0 61 100 Cukup 0 0 2 28,6 3 42,8 0 0 2 28,6 7 100 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 2 100 2 100 l 54 77,1 9 12,9 3 4,3 0 0 4 5,7 70 100 = 0,000 = 0,05 Berdasarkan tabel 3 diperoleh data bahwa dari 61 responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang gizi, terdapat 54 responden yang anak balitanya berstatus gizi baik, dan 7 responden yang balitanya berstatus gizi sedang. Dari hasil uji spearmenrho menggunakan bantuan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) for windows versi 16.0, didapatkan hasil = 0,000 maka < Berarti H 0 ditolak jadi ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi

balita (1-5 tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Gizi di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 61 responden (87,1%) yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, 7 responden (10%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, dan 2 responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang gizi. Tingkat pengetahuan seseorang berbeda-beda, seperti yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda. Tingkat pengetahuan yang beda-beda pada setiap orang ini terjadi karena berbagai faktor, misalnya umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, dan lingkungan. Dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 50 responden (71,4%) yang pendidikan terakhirnya SMA dan 10 orang (11,4%) lulusan perguruan tinggi. Tingginya tingkat pengetahuan responden bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar, dan informasi yang memadai (Iqbal, 2007). Latar belakang pendidikan responden yang mayoritas lulusan menengah atas dan perguruan tinggi sehingga responden dinilai cukup mempunyai pengetahuan tentang gizi bagi balitanya. Dari pekerjaan responden terdapat 46 responden (65,7%) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, 14 responden (20%) yang berswasta dan 8 responden bekerja sebagai PNS, 2 responden sisanya sebagai buruh. Pekerjaan dan lingkungan di sekitar menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Iqbal, 2007). Mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga dimana pengalaman dan pengetahuan ini mereka peroleh dari sharing dengan teman/tetangga atau juga mendengarkan informasi dari media cetak, televisi, atau juga mengikuti seminar kesehatan, atau juga mengikuti penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau dari puskesmas terdekat. Ditinjau dari usia responden mayoritas berusia 20-40 tahun yaitu sebanyak 62 orang (88,6%). Menurut pendapat Iqbal (2007) bahwa bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada fisik dan psikologi. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Usia 20-40 tahun tergolong usia dewasa, sehingga responden cukup mempunyai pengalaman, proses berpikir yang matang dan pengetahuan tentang gizi bagi balitanya. 2. Status Gizi Balita (1-5 Tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Dari hasil penelitian terdapat 54 balita (77,1%) yang mempunyai status gizi baik, 9 balita (12,9%) gizi sedang, 3 balita (4,3%) gizi kurang, dan sisanya gizi lebih. Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (Suhardjo, 2003). Kebutuhan gizi anak balita berbeda dengan orang dewasa, hal ini dibenarkan oleh Marimbi (2010) bahwa kebutuhan gizi tidak sama bagi

semua orang, tetapi tergantung banyak hal antara lain umur. Untuk memperoleh status gizi yang baik, antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Proverawati, 2009). Selain itu ada juga faktor yang bisa mempengaruhi status gizi balita, yaitu ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan (Marimbi, 2010). Ketidaktahuan ibu balita akan kebutuhan gizi balita bisa mengakibatkan asupan gizi pada anak tidak terpenuhi dengan baik maka proses tumbuh kembang anak akan terhambat, anak bisa mengalami penyakit kurang gizi. Anak yang menderita defisiensi gizi pada umur semakin muda, kemungkinan besar akan mengalami hambatan pada pertumbuhan numerik sel-sel otak, yang akan bersifat permanen, tidak dapat dikejar kembali dengan perbaikan gizi pada umur yang lebih tua. Akibat nasionalnya akan terjadi generasi penerus yang kapasitas intelektualnya rendah alias bodoh (Sediaoetama, 2008). Hal itu juga dinyatakan oleh Proverawati (2009) kurang gizi pada balita akan berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental anak. Gizi penting bagi balita untuk tumbuh kembangnya, status gizi balita tergantung dari jumlah asupan makanan yang diberikan oleh ibu dan kebutuhan gizi balita. Dan penimbangan berat badan penting dilakukan untuk memantau status gizi balita, sehingga bisa dilakukan penanganan secara dini jika terjadi ketidakseimbangan gizi. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Gizi dengan Status Gizi Balita (1-5 Tahun) di Posyandu dusun Modopuro desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Dari tabel 3 diperoleh data bahwa dari 61 responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang gizi, terdapat 54 responden yang anak balitanya berstatus gizi baik, 7 responden yang balitanya berstatus gizi sedang, hal ini bisa terjadi dimungkinkan karena faktor sosial ekonomi keluarga yang kurang mampu sehingga tidak dapat menyediakan makanan yang bergizi atau saat itu anak sedang sakit sehingga anak mengalami penurunan nafsu makan maka berat badan juga turun. Dari hasil uji spearmenrho menggunakan bantuan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) for windows versi 16.0, didapatkan hasil = 0,000 maka < Berarti H 0 ditolak jadi ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Menurut Dr. Soegeng Santoso M.Pd, 1999 dalam Marimbi (2010) masalah gizi karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan konsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan. Seorang ibu sebagai pengelola atau penyelenggara makanan dalam keluarga mempunyai peranan yang besar dalam peningkatan status gizi anggota keluarga. Gangguan gizi sering terjadi karena kurang pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan tambahan bergizi, ketidaktahuan menyiapkan makanan tambahan dari bahan-bahan lokal yang bergizi, dan kemiskinan, sehingga kurang mampu menyediakan makanan yang bergizi (Soetjiningsih, 2008).

Gizi balita tergantung penuh oleh ibunya, jika ibu tahu dan memperhatikan gizi balitanya, ibu akan mencari info tentang gizi yang baik untuk balita dan berusaha memberi yang terbaik untuk balitanya. Karena pengetahuan ibu berpengaruh pada perilaku ibu dalam memenuhi gizi balitanya. Semakin baik pengetahuan ibu tentang gizi maka status gizi balitanya juga akan baik. KESIMPULAN 1. Tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto diperoleh data sebanyak 61 responden (87,1%) yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, 7 responden (10%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, dan 2 responden (2,9%) dengan tingkat pengetahuan kurang. 2. Status gizi balita (1-5 tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto diperoleh data bahwa anak balita yang status gizinya baik berjumlah 54 balita (77,1%), status gizi sedang ada 9 balita (12,9%), 3 balita (4,3%) mengalami gizi kurang, dan 4 balita (5,7%) lainnya mengalami gizi lebih. 3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita (1-5 tahun) di Posyandu Dusun Modopuro Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto berdasarkan hasil uji spearmenrho dengan hasil = 0,000 dengan = 0,05 menunjukkan bahwa maka < berarti H 0 ditolak. Sehingga semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, maka status gizi balita juga akan semakin baik, begitu pula sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta: CV Sagung Seto. Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim. (2011). Pada 2010, Gizi Buruk Jawa Timur 5.838 Orang. (Internet) 24 Februari 2011 Available from: (http://www.kominfo.jatimprov.go. id)(accessed 12 Desember 2011). Dinas Kesehatan Jatim (2007). Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2007. (Internet) Available from: (http://www.dinkesjatim.go.id)(acc essed 8 Desember 2011). Handajani, Suthiati Dwi. 2011. Kebidanan Komunitas: Konsep & Manajemen Asuhan. Jakarta: EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kesehatan: Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing. Iqbal, Wahid Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Lawson, Margaret. 2003. Makanan Sehat Untuk Bayi dan Balita. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi & Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Narendra, Moersintowati B., Sularyo, Titi S., & Soetjiningsih. 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV. Sagung Seto Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Purwandari, Atik. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kebidanan. Jakarta: EGC. Prabantini, Dwi. 2010. A to Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Proverawati, Atikah., & Asfuah, Siti. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogjakarta: Muha Medika. Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2009. Ilmu Gizi I. Jakarta: Dian Rakyat. Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2009. Ilmu Gizi II. Jakarta: Dian Rakyat. Soetjiningsih. 2001. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Suhardjo. 2003. Berbagi Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Suseno, Tutu A, Masruroh. 2000. Kamus Kebidanan. Yogyakarta: Citra Pustaka. Syafrudin. 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Medika. Syafrudin. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Medika. Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. Widodo, Rahayu. 2009. Pemberian Makanan, Suplemen, & Obat Pada Anak. Jakarta: EGC.