BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi Pengertian Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini. Adapun desain yang dilakukan adalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam tinjauan pustaka akan diuraikan lebih jelas tentang: a) kecemasan yang meliputi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

1. Bab II Landasan Teori

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RUBIANA, 2015 PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Bidan. melaksanakan tugas dan peran dengan mengintegrasikan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 2 Tinjauan Pustaka

PENDAHULUAN Kalau melihat data penduduk dari Biro Pusat Statistik ( maka setiap tahun akan terlihat bahwa banyak la

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR UNTUK MENGURANGI KECEMASAN SISWA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY UNTUK MENGURANGI SIMTOM SOMATISASI. Oleh: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, dan (6) teknik analisis data.

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

Subjek I T10 T11 T12

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Dewasa Awal. yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi, kata adult

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya Hiperaktivitas system syaraf

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi 2.2.1 Pengertian Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi Kecemasan adalah suatu keadaan yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu. Fungsi kecemasan adalah untuk memperingatkan adanya ancaman bahaya, yakni sinyal dari ego yang akan terus meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasi ancaman tidak diambil. Apabila tidak bisa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara rasional dan cara-cara langsung, maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak realistik, yakni perilaku yang berorientasi pada pertahanan ego atau defence mechanism (Freud dan Corey, 2005). Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya ketegangan fisiologis, suatu dorongan yang menjadi perantara antara suatu situasi yang mengancam dan perilaku menghidar. Kecemasan dapat diukur dengan self report, dengan mengukur ketegangan fisiologis, dan dengan perilaku yang tampak (Davison, dkk. 2006). Dinyatakan juga oleh Jefrrey dkk (2005) bahwa kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami 8

9 mahasiswa, sebagai akibat dari perasaan khawatir berkaitan dengan proses penyusunan skripsi. 2.2.2 Ciri Ciri Gangguan Kecemasan Menurut Jeffrey dkk (2005), kecemasan terdiri dari begitu banyak ciri fisik, kognisi, dan perilaku seperti : 1) Ciri ciri fisik dari kecemasan Kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota tubuh bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi, kekencangan pada pori pori kulit perut atau dahi, banyak berkeringat, telapak tangan berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung berdebar keras atau berdetak kencang, suara yang bergetar, jari jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, merasa sensitif atau mudah marah. 2) Ciri ciri behavioral dari kecemasan Perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, perilaku terguncang.

10 3) Ciri ciri kognitif dari kecemasan Khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal hal sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama berulang ulang, berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, tidak mampu menghilangkan pikiran pikiran terganggu, berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan fikiran. 2.2 Terapi Musik 2.2.1 Pengertian Musik Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik

11 mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 2005). Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur, 2005). Dari definisi di atas dapat dinyatakan bahwa musik adalah bunyi yang diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati. T. Slamet Suparno (2003) menyatakan bahwa musik adalah suatu bentuk kesenian yang dapat mengeluarkan aneka perasaan dan gelora jiwa melalui media suara. Mengacu pada beberapa definisi di atas dapat dikemukakan bahwa musik merupakan gabungan dari berbagai ragam bebunyian, namun tidak hanya memandang bahwa musik hanya semata mata terletak pada aspek keindahan mengenai suara suara ataupun pada nada nada yang membentuk musik tersebut. Ada empat elemen musik yaitu :

12 1. Pitch Seutas senar diyakini menghasilkan nada melalui vibrasi pada kecepatan tertentu yang dikenal dengan sebut pitch A adalah 440 getaran permenit (diukur dalam Hertz), dan ini dapat didengar karena membuat molekul molekul udara bergetar dalam kecepatan yang sama. Bila vibrasi ini bertemu dengan telinga pendengar maka operasi rumit dari persepsi dan proses kognitif dalam otak menyimpulkan bahwa nada yang terdengar adalah nada A, seperti yang dimainkan oleh alat tiup kayu. Bagaimana pikiran manusia merasakan musik pada tataran psikologis? Kita merasakan vibrasi sebagai nada dan mungkin nada yang saling mempengaruhi dalam musik. Panjang senar dan kecepatan vibrasi dapat diukur (dikuantifikasi), sementara nada adalah sebuah kualitas fenomena vibrasi yang diinterpretasikan oleh pikiran manusia. 2. Tempo Adalah rata rata satuan waktu pada saat sebuah musik dimainkan yang menggambarkan kecepatan musik tersebut. 3. Timbre Disebut juga warna suara atau kualitas suara. Jika dua alat musik, misal gitar dan trombon dimainkan bersama sama pada nada dasar / pitch yang sama, kita tetap dapat membedakan mana suara gitar dan mana suara trombon karena keduanya memiliki warna suara yang berbeda. 4. Dinamika Adalah aspek musik yang terkait dengan tingkat kekerasan bunyi, atau gradasi kekerasan dan kelembutan suara musik.

13 2.2.2 Pengertian Terapi Musik Definisi terapi musik dapat sangat beragam, tergantung pada populasi klien dan dengan siapa para terapis bekerja. Dalam rumusan The American Music Therapy Association (dalam Djohan 2006), terapi musik adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat fisik. Berbagai definisi masih terus berkembang disebutkan bahwa terapi musik adalah penggunaan musik dalam lingkup klinis, pendidikan, dan sosial bagi klien atau pasien yang membutuhkan pengobatan, pendidikan atau intervensi pada aspek sosial dan psikologis (Wigram dalam Djohan, 2006). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terapi musik adalah serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong individu yang mengalami masalah dalam bidang fisik, psikis, maupun kognitif dengan penggunaan musik atau aktivitas musik. 2.2.3 Proses dan Langkah langkah Terapi Musik 1) Proses Terapi Musik Proses terapi musik berawal dari adanya permintaan untuk memperoleh terapi, baik dari dokter, psikolog, ahli fisiologi, ahli gangguan wicara, guru, orangtua, pekerja sosial, atau dari klien yang bersangkutan. Proses terapi musik menurut Djohan (2005) adalah sebagai berikut.

14 a) Asesmen Asesmen adalah hal yang pertama kali harus dipenuhi untuk memulai suatu tindakan terapi. Di dalam asesmen, terapis musik melakukan observasi menyeluruh terhadap kliennya, sehingga ia memperoleh gambaran lengkap tentang latar belakang, keadaan sekarang, keterbatasan klien dan potensi potensi yang masih dapat dikembangkan. Dengan gambaran ini, terapis musik mengembangkan kerangka asesmen yang kemudian diterjemahkan ke dalam rencana perlakuan, lengkap dengan estimasi waktunya. b) Rencana Perlakuan Setelah data asesmen terkumpul dan dianalisis, langkah berikutnya adalah mematangkan rencana perlakuan terapi musik. Terapis musik merancang rencana perlakuan bagi klien secara bertahap sampai klien dapat meraih batas keinginan yang ditentukan sebelumnya. c) Pencatatan Sebuah proses terapi musik perlu mempertimbangkan riwayat kesehata klien dari banyak sisi. Selain riwayat sebelum terapi di mulai, seluruh proses terapi juga harus dicatat. Salah satu metode dokumentasi yang banyak digunakan di rumah sakit rumah sakit disebut APIE (Luksch dalam Djohan, 2005) yaitu A ; Asesmen, P ; Perencanaan, I ; Intervensi, E; Evaluasi.

15 d) Evaluasi dan Terminasi Perlakuan Langkah terakhir dalam proses terapi adalah mengevaluasi dan melakukan terminasi perlakuan. Pada bagian ini, terapis menyiapkan kesimpulan akhir dari proses perlakuan dan membuat rekomendasi untuk ditindaklanjuti. 2) Langkah langkah dalam Terapi Musik Menurut Djohan (2005) terapi musik meliputi beberapa langkah dalam pelaksanaannya yaitu : a) Menetapkan sasaran terapi Sasaran dalam terapi musik diindikasikan melalui target yang akan dituju. Target harus jelas berdasarkan alasan alasan dan informasi yang dikumpulkan dari hasil penilaian. b) Membangun relasi Saat pertama kali bertatap muka dengan klien selalu merupakan awal dari pengalaman baru, hubungan baru, dan dinamika yang baru pula. Sesi pertama adalah saat memulai proses membangun kepercayaan dan hubungan sebagai elemen penting dalam terapi yang efektif. c) Proses Assasmen Awal Seorang terapis sedapat mungkin mencari gambaran yang lengkap dan menyeluruh mengenai kliennya, meski prosedur asesmennya dapat dilakukan dengan sederhana.

16 d) Asesmen Komprehensif Asesmen komprehensif diberikan bila klien belum dirujuk untuk menjalani terapi musik dan masih bertanya tanya tentang manfaat yang diperoleh dari terapi musik. Laporan komprehensif asesmen sama dengan garis besar pada asesmen awal tetapi lebih mendalam. e) Strategi Terapi Seorang terapis dapat mengkombinasikan beberapa kemungkinan untuk mendapatkan strategi yang paling sesuai. Dalam strategi terapi musik digunakan untuk mencapai dua tujuan, yaitu menguat kan perilaku yang diinginkan, atau meniadakan sejumlah literatur menggunakan istilah reward atau reinforcement untuk musik sebagai penguat, atau punishment untuk musik atau perlakuan khusus melalui aktivitas musik yang dimaksudkan untuk meniadakan atau mengurangi perilaku. 2.3 Terapi Musik untuk Menurunkan Kecemasan Mahasiswa Menyusun Skripsi Pada awalnya mungkin individu masih bertanya apakah musik benar benar dapat mempengaruhi suasana hati, walaupun sudah banyak penelitian secara sistematis dilakukan terhadap hubungan antara berbagai jenis musik dan reaksi emosi (Djohan, 2005). Penelitian Lewis (dalam Djohan, 2005) menemukan pengaruh musik atau video dalam beberapa hasil pengukuran suasana hati melalui

17 kuesioner tentang optimisme / pesimisme (OPQ), skala sikap dan skala Wessman- Ricks tentang Elation dan Depression. Sebelumnya dipilih musik dan video dengan kategori hati positif dan negatif. Hasil menunjukkan bahwa musik memiliki pengaruh yang kuat terhadap suasana hati tetapi tidak demikian dengan video. Musik dengan kategori positif menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif demikian pula musik sedih juga menghasilkan peningkatan suasana hati negatif. Maka disimpulkan bahwa sebuah musik cenderung menimbulkan suasana hati yang sama dalam diri pendengarnya. Sloboda (dalam Djohan, 2005) meminta 67 orang pendengar musik mendeskripsikan dalam kalimat mereka sendiri mengenai pengalaman nilai emosi mereka terhadap musik. Pertama, orang cenderung menggunakan musik sebagai agen perubahan untuk merubah tahapan suasana hati (mood)nya. Hal ini misalnya terungkap dalam kalimat seperti musik membuat saya rileks, saat saya tegang dan cemas dan musik dapat memotivasi dan memberi inspirasi bagi saya untuk menjadi orang yang baik. Kedua, dilaporkan bahwa musik dapat digunakan sebagai metode katarsis untuk menimbulkan internsifikasi atau pelepasan emosi. Sloboda (dalam Djohan, 2005) mengatakan, faktor umum pada semua sampel adalah bahwa musik tidak berperan menghasilkan emosi tetapi lebih menyediakan akses bagi seseorang untuk mengalami emosi yang sudah ter-agenda. Universitas Michigan mempublikasikan hasil penelitian mengenai pengaruh msuik terhadap sekelompok orang dewasa Amerika yaang mengikuti pelajaran kibor menunjukan efek dramatis berupa terjadinya peningkatan sebesar 92% pada pertumbuhan hormonalnya (hgh). Pertumbuhan hormon manusia

18 tercermin dalam beberapa fenomena usia seperti osteoporosis, tingkat energi, pengkerutan, fungsi seksual, massa otot, dan sakit. Konsistensi dengan hasil penelitian sejenis, ini menunjukan terjadinya penurunan signifikan dalam hal kecemasan, depresi, dan kesepian tiga faktor kritis dalam menghadapi stres, merangsang sistem kekebalan, serta meningkatkan kesehatan. (Djohan, 2005) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi musik akan memberikan pengaruh positif untuk merubah suasana hati seseorang, menumbuhkan perasaan gembira dan tenang, sehingga dengan menggunakan terapi musik diharapkan dapat menurunkan perasaan cemas mahasiswa dalam menyusun skripsi. 2.4 Hasil Temuan Penelitian yang Relevan Devi Winja Susanti & Faridah ( 2011 ) Ainur Rohmah dalam penelitian Efektivitas Musik Klasik dalam Menurunkan Kecemasan Matematika (Math Anxiety) pada Siswa Kelas XI. Hasil analisis data menunjukkan ada penurunan skor yang signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen (KE) dengan p=0,014 yang mengindikasikan musik klasik efektif dalam menurunkan kecemasan matematika pada siswa. Kecemasan matematika dapat menurun seiring siswa mendengarkan musik klasik sambil belajar matematika. Lely Febriani ( 2011 ) dalam penelitian Efektifitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr. Pirngadi Medan. Hasil uji statistik t-independent dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi musik klasik yang signifikan untuk mengurangi kecemasan pada

19 ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol (P = 0.000). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terapi musik klasik efektif untuk mengurangi kecemasan, sehingga bidan dapat menerapkan terapi musik klasik dalam memberikan asuhan kepada ibu bersalin seksio sesarea. Kedua penelitian tersebut meneliti tentang terapi musik dan kecemasan yang relevan dengan penelitian penulis. Hanya saja dalam kedua penelitian tersebut menggunakan media musik klasik sedangkan penulis menggunakan menggunakan terapi musik sebagai perlakuan. 2.5 Hipotesis Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : Penggunaan terapi musik dapat secara signifikan menurunkan kecemasan menyusun skripsi pada mahasiswa FKIP BK UKSW.