HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI BPS FAJAR SAMIATI, YOGOYUDAN, WATES, KULON PROGO, YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI BPS FAJAR SAMIATI, YOGOYUDAN, WATES, KULON PROGO, YOGYAKARTA

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

ALI SADIKIN NIM : J

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

HUBUNGAN PENERAPAN P4K OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI BPS FAJAR SAMIATI, YOGOYUDAN, WATES, KULON PROGO, YOGYAKARTA Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI Latar Belakang : Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yaitu salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan melalui pengukuran Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Di Indonesia AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 35 per 1.000 kelahiran hidup, berdasarkan permasalahan ini Indonesia merupakan negara yang mempunyai masalah AKI tertinggi dibanding dengan negara-negara di Asia Tenggara (SDKI, 2003). Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuanibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo. Metode penelitian : Penelitian mengunakan racangan deskriftik analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian hamil yang berkunjung di BPS Fajar Samiati, tehnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Uji validitas dan reliabilitas di laksanakan di BPD Sri Suryaningsih, Lendah, Kulon Progo. Uji hipotesis menggunakan Chi kuadrat Hasil : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tentang ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo yang masuk pada kategori pengetahuan baik yaitu sebesar 14 orang (24,1%), cukup sebanyak 34 orang (58,6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang paling banyak 10 orang (17,2%). Sedangkan Frekuensi ibu hamil melakukan kunjungan ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo tidak sesuai standar yaitu sebesar 32 orang (55,2%), yang sesuai standar sebanyak 26 orang (44,8 %). Uji statistic yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yaitu Chi square. Dari hasil uji statistik di dapatkan hasil bahwa hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC diperoleh hasil yaitu nilai 2 hitung 13,205 two tail sig. sebesar 0,001. sehingga 13,205 > 3.841, yang berarti antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC terdapat hubungan yang signifikan dan terdapat hasil yang bermakna, sehingga mendukung hipotesis alternatif Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC. Pvalue 0,001. Kata kunci : tingat pengetahuan, Antenatal Care (ANC), frekuensi kunjungan ANC 1. Prodi D3 Kebidanan UNRIYO Respati 2. Prodi D3 Kebidanan UNRIYO Respati

PENDAHULUAN Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yaitu salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan melalui pengukuran Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Di Indonesia AKI SDKI 2002 2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 35 per 1.000 kelahiran hidup, berdasarkan permasalahan ini Indonesia merupakan negara yang mempunyai masalah AKI tertinggi dibanding dengan negara-negara di Asia Tenggara. Kelahiran hidupdari target indonesia sehat tahun 2010 adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup ( Herliana, 2005 ). Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh tenaga pelaksana Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di tingkat dasar. Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi dini tanda bahaya yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kepada ibu (Pusdiknakes, 2003). Kebijakan program KIA menyebutkan bahwa kunjungan antenatal paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada triwulan I, 1 kali pada triwulan II dan 2 kali pada triwulan III dengan asuhan standar minimal 7T. Pelayanan antenatal yang ideal adalah asuhan antenatal yang komprehensif menggunapendekatan terpadu antar perawatan medis dan dukungan psikososial (Saifuddin, 2001). Akibat yang ditimbulkan oleh pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai dengan standar minimal yaitu komplikasi obstetrik yang mungkin terjadi selama kehamilan tidak dapat dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Komplikasi obstetrik antara lain Hb kurang dari 8 gr%, tekanan darah tinggi, eklamsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan premature, kehamilan ganda, janin besar, penyakit kronis pada ibu yaitu jantung, paru, ginjal dan riwayat obstetrik yang buruk ( Cunningham, 2006). Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Pada dasarnya mengacu pada intervensi strategi Empat Pilar Safe Motherhood yaitu program Keluarga Berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman dan pelayanan obstetrik esensial. Berdasarkan kenyataan bahwa 90% kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diramalkan pada saat kehamilan, maka empat pilar tersebut hendaknya dilaksanakan oleh seluruh lembaga kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan institusi swasta dalam upaya mengatasi kematian ibu.

Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan, idealnya ibu hamil memeriksakan kehamilan minimal empat kali dalam kehamilannya dengan standar 7T (Depkes RI, 2003). Kunjungan pertama antenatal atau K1 ibu hamil sebaiknya dilaksanakan segera setelah seseorang ibu terlambat haid. Dalam pemeriksaan pertama ini diharapkan dapat ditetapkan data dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan kesehatan ibu sampai persalinan. Jadi didapatkan diagnosa kehamilan yang pasti yaitu kehamilan normal, beresiko atau kehamilan disertai penyakit yang dapat mempengaruhi janin. Untuk kunjungan ulang atau kunjungan ke 2 dan seterusnya dilakukan setiap bulan sampai umur kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 8 bulan dan setiap 1 minggu sejak 8 bulan sampai terjadi persalinan (Manuaba, 2001). Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasikomplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan (Pusdiknakes cit WHO cit JHPIEGO, 2003). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 8 Maret 2010 di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo didapatkan hasil bahwa berdasarkan data yang tersedia di BPS Samiati Yogoyudan Wates, Kulon Progo pada bulan Januari dan Febuari 2010 sebanyak 139 pasien melakukan kunjungan antenatal care. Setelah dilakukan wawancara pada 20 orang ibu hamil didapatkan hasil bahwa 12 orang pasien (60%) mengatakan bahwa tidak tahu mengenai manfaat ANC, Dan 8 orang pasien (40%) sudah mengerti dan paham mengenai ANC. Hal ini membuktikan pengetahuan responden mengenai manfaat ANC masih kurang. Dari hasil studi pendahuluan dan wawancara tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC pada ibu hamil di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.

METODELOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian 1) Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002). 2) Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Teknik accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila sesuai dengan kriteria inklusi maka sampel tersebut dapat dijadikan sumber data (Sugiyono, 2007). Jumlah sampel dalam penelitian yaitu 58 responden. Adapun penentuan sampel didasarkan atas kriteria inklusi dan eksklusi: Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta pada tanggal 23 April - 7 Mei 2010 yaitu dengan populasi 139 dengan melihat buku rekam medik. Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikut sertakan dalam penelitian. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini : 1) Semua ibu hamil yang berkunjung di BPS Fajar Samiati pada tanggal 23 April 7 Mei 2010. 2) Bersedia menjadi responden.

VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Variabel Penelitian Variabel adalah Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC, sedangkan variabel terikatnya adalah frekuensi kunjungan ANC pada ibu hamil. 2. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu batasan yang digunakan untuk membatasi ruang lingkup variabel yang diamati (Sugiyono, 2006). No. Variabel Definisi Skala Hasil Parameter 1. Bebas : Tingkat Kemapuan responden Ordinal < 50% : kurang pengetahuan ibu hamil menjawab pertanyaanpertanyaan 50-75% : cukup tentang ANC yang tertuang >75% : baik dalam kuisioner mengenai ANC. 2.. Terikat : Frekuensi kunjunan ANC Angka yang menyatakan frekuensi kunjungan ibu hamil untuk ANC selama masa kehamilan pada tiap trimester yang didapat pada KMS ibu hamil Nominal Sesuai standar : minimal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Tidak sesuai standar : tidak melakukan kunjugan ANC minimal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. JENIS DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Jenis Data Penelitian Pengumpulan data didapat pada saat Jenis data yang digunakan dalam ibu hamil yang datang di BPS Fajar penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner pada ibu hamil yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian dan persoalan teknisnya sebelumnya diberi petunjuk tentang cara pengisian kuesioner serta mengadakan Samiyati dari tanggal 23 April 7 Mei 2010 yang dilaksanakan dari jam 16.00 jam 20.00 WIB setiap hari pada saat jam buka praktek. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil data yang tertulis yaitu dengan melihat KMS ibu hamil. penjelasan kembali apabila mengalami 2. Tekhnik Pengumpulan Data kesulitan dan hal yang kurang jelas dari Teknik pengumpulan data yang pernyataan yang telah disediakan oleh peneliti. digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data sekunder

yang berhubungan dengan ariabel yang diteliti. Pengambilan data primer dilakukan dengan pengisian kuesioner pada ibu hamil yang berkunjung di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta pada tanggal 23 April 7 Mei 2010. Pada saat pengisian kuesioner, ibu hamil menjawab pertanyaan yang tersedia setelah mendapat penjelasan cara pengisian oleh peneliti kemudian dikumpulkan kembali pada peneliti setelah pengisian kuesioner selesai dilakukan. Hasil pengisian kuesioner menjadi data yang selanjutnya dipindahkan pada master data untuk memudahkan dalam proses pengolahan data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di c. Selatan : Kecamatan Panjatan BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, d. d. Barat : Kecamatan Temon Kulon Progo. BPS Fajar Samiati BPS Fajar Samiati sebagai BPS merupakan salah satu BPS yang berada perawatan memiliki dasilitas untuk untuk di wilayah Kulonprogo terletak di Jalan mendukung pelayanan kesehatan yang Yogoyudan RT 22 RW 10 Kecamatan teridir dari: 1 ruang periksa, 4 ruang nifas Wates. Batas wilayah kecamatan dengan 4 tempat dan 4 box bayi, 1 ruang sebagai berikut: bersalin, 2 kamar mandi, dan 1 mobil siap 24 a. Utara : Kecamatan Pengasih jam dengan jumlah nakes 2 bidan. b. Timur : Kecamatan Sentolo Kegiatan-kegiatan pokok yang Gambaran di BPS Fajar Samiyati di diselenggarakan BPS adalah (1) upaya kesehatan Ibu dan anak dan (2) upaya keluarga berenca. Upaya kesehatan Ibu Yogoyudan, Wates, Kulonprogo umur ibu yang hamil berkisar umur antara 21-35 tahun sebanyak 55 orang pada usia produktif. Pada dan anak terdiri dari: (1) kesehatan ibu ibu hamil tingkat pendidikan yaitu hamil, ibu menyusui, ibu melahirkan, bayi, anak balita dan anak sekolah. (2) menamatkan SMA sebanyak 34 orang. Sebagian besar berdasarkan jenis pekerjaan nasehat tentang makanan bergizi, ibu hamil tidak bekerja atau ibu rumah perkembangan anak, imunisasi dan penyuluhan kesehatan. tangga sebanyak 27 orang yang bekerja hanya suami.berdasarkan paritas pertama sebanyak 31 orang.

Di BPS Fajar Samiyati Yogoyudan, Wates, kulonprogo tingkat pengetahuan pada ibu hamil cukup karena konseling 2. Karakteristik Responden yang diberikan oleh bidan Fajar Samiyati terhadap ibu hamil masih terbatasnya dikarenakan waktu akibat banyaknya pasien. Karakteristik responden pada penelitian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas. Tabel 4.1. Karasteristik responden berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase (%) <20 tahun 21-35 tahun 0 55 0 94,8 >36 tahun 3 5,2 Total 58 100 Sumber : Data primer diolah 2010 Tabel 4.1 Distribusi berdasarkan golongan umur ibu yang terbanyak pada umur antara 20 tahun - 35 tahun sebanyak 55 orang (94,8%) sehingga para ibu berada pada usia produktif. Tabel 4.2 Karasteristik responden berdasarkanpendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD 3 5.2 SMP 7 12.1 SMA 34 58.6 PT 13 22.4 Lain-lain 1 1.7 Total 58 100 Sumber : Data primer diolah 2010 Tabel 4.2 Distribusi Ibu menurut Pendidikan terbanyak telah menamatkan pendidikan di SMA sebanyak 34 orang Tabel 4.3 Karasteristik responden berdasarkanpekerjaan (58,6%) selanjutnya PT sebanyak 13 orang (22,4%), sisanya SMP senbnayak 7 orang (12,1%) dan SD 3 orang (5,2%). Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) PNS 4 6.8 Wiraswasta 7 12.1 Swasta 14 24.1 Buruh 6 10.3 IRT 27 46.6 Total 58 100 Sumber : Data primer diolah 2010 Tabel 4.3 Distribusi ibu menurut pekerjaan responden terbanyak sebagai ibu rumah tangga 27 orang (46,6%), swasta sebesar 14 orang (24,1 %) dan wiraswasta 7 orang (12,1%). Sisanya buruh 6 orang (10,3 %) dan PNS 4 orang (6,8%).

Tabel 4.4 Karasteristik responden berdasarkan Paritas Paritas Frekuensi Persentase (%) 1 31 53.4 2 22 37.9 3 4 6.9 4 1 1.7 Total 58 100 Sumber : Data primer diolah 2010 Tabel 4.4 Distribusi Ibu menurut kehamilan untuk kehamilan pertama sebanyak 31 orang (53,4 %), ke dua 3. Analisis Univariat sebanyak 22 orang (37,9%) dan ke tiga sebanyak 4 orang (6,9%) terakhir hamil ke empat 1 orang (1,7%). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup 14 34 24,1 58,6 Kurang 10 17,2 Total 58 100 Sumber : Data primer diolah 2010 Tabel 4.5 menunjukkan jumlah responden yang pengetahuan baik yaitu sebesar 14 orang (24,1%), cukup sebanyak 34 orang (58,6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 10 orang (17,2 %) Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kunjungan ANC Kunjungan ANC Frekuensi Persentase (%) sesuai standar 26 44,8 Tidak Sesuai standar 32 55,2 Total 58 100 Sumber : Data primer diolah 2010 Tabel 4.6 menunjukkan jumlah kunjungan ANC sesuai standar yaitu sebesar 26 orang (44,8%), yang tidak 4. Analisis Bivariat Untuk analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan uji t dan dimana teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dua variabel yakni sesuai standar sebanyak 32 orang (55,2 %). variabel terikat dengan variabel bebas. Hasil pengolahan data terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta pada tahun 2010 Tingkat Pengetahuan Frekuensi kunjungan ANC S Tid esuai ak sesuai standar standar 2 hitung -value p Kura 2,4 ng 1 Cuku 2 0,7 p 1 baik 2 0,7 Sumber : Data primer diolah 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC diperoleh hasil yaitu nilai 2 sebesar 0,001. hitung 3,902 two tail sig. Untuk mengetahui hasil terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC, maka hasil perhitungan 2 hitung sebesar 3,902 dibandingkan dengan 8 22 2 3,8 7,9,4 1 3,205,001 2 -tabel sebesar 3.841. Maka diperoleh hasil bahwa 13,205 > 3.841, yang berarti antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC terdapat hubungan yang signifikan dan terdapat hasil yang bermakna, sehingga mendukung hipotesis alternatif. 0 B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka pada pembahasan ini akan Karakteristik responden a. Umur Karakteristik responden menurut umur terbanyak berumur antara 20 tahun sampai 35 tahun sebanyak 55 orang (94,8 %). Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki usia yang ideal untuk hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia ideal diharapkan responden tersebut juga telah memiliki pengetahuan tentang kehamilan itu memaparkan implementasi dari hasil penelitian. sendiri dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam menghadapi kehamilan. Karena dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga akan mengetahui akan pentingnya memeriksakan kehamilan.

Hal ini nmenerangkan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Nursalam, 2001 ). Begitu juga pendapat (Soekanto, 2000) b. Tingkat Pendidikan Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan yaitu lulusan SMA sebayak 34 orang (58,6 %). Sehingga secara umum tingkat pengetahuan sudah tinggi. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi seharusnya makin banyak menerima informasi (Nursalam, 2001). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakn mengetahui dan mengerti menurut (Hujodo, c. Pekerjaan Karakteristik responden yang didominasi sebagai ibu rumah tangga 27 orang (46,6 %). Hal tersebut menunjukan bahwa ibu hamil berperan lebih banyak sebagai ibu rumah tangga, dibandingkan harus bekerja di luar rumah. Dengan demikian harapan para ibu lebih mempunyai waktu dalam memeriksakan kehamilannya. Karena ibu yang bekerja lebih sering tidak d. Paritas Karakteristik responden ibu menurut kehamilan untuk kehamilan pertama sebanyak 31 orang (53,4 %), ke dua sebanyak 22 orang (37,9%) dan ke tiga sebanyak 4 orang (6,9%) terakhir hamil ke empat 1 orang (1,7%).Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam pemeriksaan kehamilanya ketenagga kesehatan. yang mengungkapkan bahwa pengalaman dipengaruhi oleh umur, karena semakin tinggi umur maka pengalaman akan semakin luas dan semakin tua umur seeorang maka pengalaman akan semakin banyak. 2001). Begitu juga menurut (Notoatmodjo, 2002), tingkat pendidikan formal merupakan dasar pengetahuan intelektual yang dimiliki seseorang. Hal ini erat kaitanya dengan pengetahuan semakin tinggi akan semakin besar kemampuan untuk menyerap dan menerima informasi sehingga pengetahuan dan wawasan lebih luas. mempunyai waktu dalam memeriksakan kehamilan seperti yang dilakukan oleh (Nursalam, 2001), bahwa pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan berulang dan banyak tantangan dalam bekerja pada umumnya menyita waktu ibu yang bekerja mempunyai kesibukan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang yang beranggapan bahwa ia suadah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilan (Sarwono, 2001).

Secara umum ibu hamil di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta berada pada usia produktif dengan tingkat intelegensi tinggi dan memiliki waktu yang cukup luang untuk melakukan kunjungan ANC karena didominasi oleh ibu rumah tangga. Tingkat pengetahuan Ibu hamil Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tentang ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo yang masuk pada kategori pengetahuan baik yaitu sebesar 14 orang (24,1%), cukup sebanyak 34 orang (58,6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang paling banyak 10 orang (17,2%). Supriyadi (1993) mengungkapkan bahwa pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek dapat berubah dan berkembang sesuai suatu obyek dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang obyek tersebut di lingkungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 58,6% responden memiliki pengetahuan cukup tentang ANC, angka tersebut menandakan masih perlunya informasi tentang ANC yang dilakukan instansi kesehatan di wilayah Yogoyudan, Wates, Kulon Progo. Padahal saat ini banyak media yang dapat dijadikan sebagai saran penyampaian informasi. Seperti yang diungkapkan (Soekanto, 2002) pengetahuan juga dapat diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi misalnya dengan membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film, atau televisi dan seterusnya. Dalam hal ini berperan petugas kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil sangat diharapkan. Karena pada umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik tingkat pengetahuan (Nursalam, 2001), dan menurut (Notoatmodjo, 2002). Pengetahuan adalah adalah merupakann hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan,pengindraan,penglihatan,penden garan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting terbentuknya tindakan seseorang. Kondisi serupa diungkapkan Yanti (2005) bahwa Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah Pustu Flamboyan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, masih perlu ditingkatkan. Frekuensi Kunjungan ANC Frekuensi ibu hamil melakukan kunjungan ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo tidak sesuai standar yaitu sebesar 32 orang (55,2%), yang sesuai standar sebanyak 26 orang (44,8 %).

Antenatal care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2005), sehingga kunjungan ANC ini sangat penting bagi Ibu hamil untuk keselamatan dirinya juga anak dalam kandungan. Frekuensi kunjungan ANC tidak sesuai standar sebanyak 55,2%, angka tersebut masih perlu dikurangi seperti yang ditetapkan bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal empat kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu yaitu minimal satu kali pada triwulan pertama,satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan. (Depkes RI, 2004 ). Menurut (Saefudin, 2003), sungguh amat ideal bila wanita hamil memeriksakan diri segera ketika terlambat haid sekurang-kurangnya satu bulan sehingga kelainan pada kehamilan cepat diketahui dan segera dapat diatasi. (Depkes, 2002), mengemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu hamil dalam memperoleh kesehatan antara lain pengembalian keputusan, kepercayaan, fasilitas kesehatan, petugas kesehatan, pengetahuan dan sosial ekonomi. Hal serupa diungkap oleh Fahmawati (2008) frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil Di Puskesmas Wirobrajan masih kurang dari standar. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC. Hubungan tingkat pengetahuan ibu Padahal, manfaat asuhan antenatal hamil tentang ANC dengan frekuensi untuk ibu hamil sangat bermanfaat. Dengan kunjungan ANC diperoleh hasil yaitu nilai kunjungan ANC berarti ibu mendapatkan 2 hitung 13,205 two tail sig. sebesar 0,001. sehingga 13,205 > 3.841, yang berarti antara konseling berupa pemberikan nasehat dan petunjuk berbagai masalah yang berkaitan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan kehamilannya serta berusaha dengan frekuensi kunjungan ANC terdapat menetapkan penggolongan kehamilan hubungan yang signifikan dan terdapat hasil dengan faktor risiko atau risiko tinggi atau yang bermakna, sehingga mendukung menentukan pertolongan persalinan hipotesis alternatif. Adanya hubungan signifikan ini (Manuaba,2001). Menurut (Soekanto, 2001) menunjukkan bahwa kurangnya mengemukakan bahwa pengalaman pengetahuan ibu hamil tentang ANC merupakan sumber pengetahuan juga menjadikan frekuensi kunjungan ANC tidak merupakan suatu cara untuk memperoleh sesuai dengan standar. kebenaran pengetahuan. (Pusdiknakes,

2003), dengan adanya informasi dari petugas kesehatan, ibu hamil tahu atau mengerti bahwa saat kehamilan terjadi berbagai perubahan, sehingga dapat menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, karena itu melalui pelayanan kesehatan atau antenatal care yang dilakukan oleh ibu hamil dapat memonital dan mendukung kesehatan dan mendeteksi ibu hamil. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2005) C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan antara lain: 1. Pengumpulan data tingkat pengetahuan dengan kuisioner tertutup sehingga kurang dapat digali pengetahuan yang dimiliki, karena responden sebatas bahwa terdapat hubungan yang signifikan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Melakukan ANC di Wilayah Pustu Flamboyan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Begitu pula hasil penelitian Fahmawati (2008)yang menyatakan adanya Hubungan Mutu Pelayanan ANC dengan Frekuensi Antenatal Care secara signifikan pada Ibu Hamil Di Puskesmas Wirobrajan memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan pada kuisioner. 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional sehingga hasil yang didapatkan hanya untuk waktu sekarang. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan A. Tingkat pengetahuan sebagian besar ibu cukup 58,6% tentang ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo. B. Sebagian besar ibu hamil (55,2%) melakukan kunjungan ANC tidak sesuai standar. C. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan ANC di BPS Fajar Samiati, Yogoyudan, Wates, Kulon Progo dengan nilai p Value =0,001 B. Saran Dari hasil uraian kesimpulan diatas maka saran yang disamapaikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Responden Hendaknya para ibu hamil menanyakan pada bidan tentang pemeriksaan kehamilan selain itu juga ibu hamil hendaknya menambah pengetahuan tentang antenatal care melalui membaca buku KIA, majalah, leflet, TV, atau radio.

2. Bagi pihak BPS Pada saat kunjungan posyandu atau kegiatan PKK hendaknya bidan dapat memberikan penyuluhan antenatal care pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care. Bagi ibu hamil yang tidak datang untuk pemeriksaan kehamilan harus ada kunjungan rumah dan memberikan KIE pada ibu hamil intensif. 2. Bagi penelitian selanjutnya a. Melakukan penelitian dengan metode wawancara agar data yang didapat lengkap b. Peneliti juga mengenal fakto-faktor lain yang dapat mempengaruhi kunjungan ANC agar hasilnya lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Cunnigham, dkk, 2006, Obstetri Williams, Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan RI, 2001, Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas, Jakarta. Departemen Kesehatan, 2001, Standar Pelayanan Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan, 2003, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. Fahmawati, 2008, Hubungan Mutu Pelayanan ANC dengan frekuensi Antenatal Care pada Ibu Hamil di Puskesmas Wirobrajan, Yogyakarta: STIKES Aisyiyah. Furrer, 2001, Perawatan Maternitas, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.http://www.or.id/data, 2009, Ilmu Keperawatan, diakses 20 Febuari 2009. http:www.mikm.or.id/data 2004, Kesehatan Reproduksi, diakses 9 Maret 2009. Herliana, E.N. Djamilus, F. 2005, Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Badan Pengembangan dan Pemberayaan Sumber Daya Kesehatan, Bogor. Huliana, M. 2001, Panduan Menjalani Kehamilan Sehat, Jakarta : Puspa Sewara. Husodo,R, 2001, Pengembangan Penapisan dan Penetapan Tekhnologi Kesehatan, Jakarta: Balai Pustaka. Mochtar, R. 2002, Sinopsis Obstetri Fisiologis dan Patologis, Jakarta: EGC. Notoatmodjo, 2002, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : PT Rineka Cipta Notoatmodjo, 1996, Ilmu kesehatan masyarakat, Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam dan Pariani, 2001, Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan, Jakarta: Salaemba Medika. Prawirahardja, 2001, Buku Acuan National Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Pusdiknakes, 2003, Pendahiluan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen diploma III Kebidanan, Jakarta. Saifudin, dkk, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Antenatal dan Neonatal 2, NPKN, Rogi, Jakarta Soekanto,2006, Sosiologi Suatu Penghantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Supriyadi, 1993, Pendekatan Psikologis dalam Pengukuran KAP di Bidang Kesehatan, Sosiomedika Manuaba, 2001, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta: EGC. Manuaba, 2002, Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia, Jakarta : EGC.