BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif, gizi dan kesehatan mempunyai andil yang sangat besar. UU Kesehatan No. 36

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional sebagai landasan kemajuan suatu bangsa, salah satu ciri bangsa yang maju adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 11,2 % anak usia 5-12 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

SHOOL FEEDING. By Tiurma Sinaga

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah suatu tahapan yang memerlukan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan dan pedesaan berdasarkan kriteria klasifikasi wilayah. desa/kelurahan (Badan Pusat Statistik {BPS}, 2010).

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, yaitu sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penyuluhan gizi agar kegiatan komunikasi informasi edukasi (KIE)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijamin dalam kualitas maupun kuantitas yang cukup untuk pemenuhan aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN.

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. keadaan gizi : contohnya gizi baik, gizi buruk, gizi kurang ataupun gizi lebih. Untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara. berkembang termasuk di Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak seimbang, mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat. Memasuki era globalisasi, Indonesia

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak saja masalah kekurangan zat-zat esensial, tetapi juga masalah gizi lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan suatu bangsa adalah meningkatkan kesejahteraan setiap warga negara. Peningkatan kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam jumlah yang tepat dan berkualitas baik. lingkungan kotor sehingga mudah terinfeksi berbagai penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era globalisasi karena harus bersaing dengan negara-negara lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2007) adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal dasar pembangunan bangsa sehingga dalam membentuk manusia yang sehat, cerdas dan produktif, gizi dan kesehatan mempunyai andil yang sangat besar. UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Gizi merupakan dasar pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, sehingga pada masa mendatang merupakan komponen kritis kualitas SDM Indonesia. Dalam pembangunan nasional tersebut, Anak Usia Sekolah (AUS) merupakan kelompok yang perlu mendapat perhatian, karena kelompok usia ini merupakan investasi sumber daya dan tenaga kerja sehingga pembinaannya perlu dimulai sedini mungkin (1,2). Pembinaan dalam bentuk pendidikan gizi menjadi sangat penting sebagai upaya peningkatan pengetahuan gizi anak didik maupun orang tuanya. Berbagai masalah gizi dan kesehatan dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang. Salah satu masalah yang muncul adalah pandangan masyarakat tentang gizi yang keliru yaitu panutan praktek pola makan Empat Sehat, Lima Sempurna. Slogan yang diciptakan oleh Prof.Purwo Soedarmo tahun 1950 ini berisikan lima kelompok makanan, yaitu : (1) Makanan pokok, (2) Lauk pauk, (3) Sayur-sayuran, (4) Buah-buahan, dan (5) Susu. Kini slogan itu dianggap tidak lagi memenuhi prinsip asupan gizi yang baik. Lima sempurna menggiring pada pemahaman bahwa komposisi menu tanpa susu tidak sempurna. Slogan 1

2 tersebut juga hanya menekankan keanekaragaman makanan, tetapi tidak menonjolkan aspek proporsi, kecukupan atau berlebihan (moderation) setiap jenis makanan. Porsi sayur, nasi, buah dan lauk diasumsikan sama, tetapi nyatanya tidak sama (3). Selain itu masalah yang kerap muncul akibat kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang adalah adanya ketidakseimbangan asupan makanan. Kelebihan atau kekurangan asupan makanan secara bersamaan dapat memicu beban ganda masalah gizi di masyarakat terutama pada kelompok umur anak usia sekolah. Anak pada usia ini cenderung memiliki kesukaan pada jenis makanan tertentu yang nantinya dapat membentuk kebiasaan makan anak hingga dewasa (4). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, diketahui bahwa status gizi anak usia sekolah umur 6-12 tahun di Indonesia, yaitu prevalensi sangat kurus sebesar 4.6% kurus sebesar 7.6%, dan gemuk sebesar 9.2%. Permasalahan lain yang sering dihadapi oleh anak usia sekolah di Indonesia adalah masih rendahnya konsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan minimal, yaitu sebesar 44.4% dan 30.6%. Selain itu, kurang makan buah dan sayur pada kelompok umur 10-14 tahun masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 93.6% dan aktifitas fisik yang dilakukan oleh Anak Usia Sekolah juga masih tergolong rendah, yaitu sebesar 66.9% (5,6). Di Sumatra Barat berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, diketahui bahwa terdapat anak usia sekolah yang mengalami status gizi lebih (menurut IMT/U) 3.8%. Sementara itu AUS yang mengalami gizi kurang (menurut IMT/U ) kurus sebanyak 7.6% dan sangat kurus 3.4%. (5,7). Melihat data status gizi pada anak usia sekolah di atas maka salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi makan terutama pola konsumsi anak usia sekolah adalah pengetahuan anak tentang gizi seimbang. Pada tahun 2003 dan 2005 Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan buku mengenai pedoman gizi seimbang namun

3 kurangnya sosialisasi dan publikasi mengenai hal ini membuat masyarakat kurang mengenal pedoman gizi seimbang (8). Rendahnya pengetahuan anak tentang gizi seimbang mempengaruhi perilaku konsumsi makan terutama dalam memilih makanan jajanan. Pada umumnya sikap kritis dan hati-hati dalam soal makan belum dimiliki anak Indonesia. Banyak alat dan cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, kewaspadaan, dan perilaku makan anak. Salah satunya yaitu melalui permainan edukatif untuk memberikan pendidikan gizi kepada anak sedini mungkin. Tugas rumah yang dibawa ke rumah merupakan cara yang efektif untuk orang tua dan keluarga dalam memotivasi dan menggali pengetahuan anak (8). Program anak yang efektif dan bermanfaat membutuhkan kemampuan yang spesifik dari para pengembang kurikulum sekolah, guru dan orang tua. Intervensi melalui kelas dapat menjadi benteng bagi anak untuk meningkatkan keamanan dan sanitasi anak dalam makan di rumah. Kurikulum pendidikan dasar di Indonesia belum mengajarkan ilmu gizi secara profesional. Sejak kecil anak-anak di negara maju telah mendapatkan pendidikan gizi secara teratur melalui pembelajaran di kelas dan program makan siang di sekolah (school lunch), anak-anak di didik supaya memahami dan mempraktikkan pedoman gizi seimbang. Adanya pedoman tersebut, hampir setiap hari mereka diingatkan agar menyukai beragam jenis makanan, terutama jenis sayur dan buah-buahan. Mereka juga diajarkan cara menjaga kebersihan dan memperhatikan label pembungkus atau kaleng makanan untuk menghindari makanan tercemar ataupun kadaluwarsa (9). Oleh karena itu, pendidikan gizi sangat diperlukan bagi anak usia sekolah. media yang dipilih haruslah media yang menarik dan menyenangkan agar mudah diserap oleh anak. Salah satu media yang telah dikembangkan oleh US Departement of Agriculture (USDA) dalam mendesain permainan edukatif untuk anak melalui instrumen My Pyramid For Kids. Permainan ini menerapkan konsep yaitu membantu anak untuk makan baik dan

4 olahraga yang menyenangkan. Tujuan dari permainan ini adalah memperkenalkan kepada anak cara makan yang sehat dan mengajarkannya cara makan yang baik dan aktifitas fisik seperti olahraga teratur (10). Gagasan baru untuk permainan edukatif anak dengan metode tradisional tanpa perangkat komputer menjadi keunggulan tersendiri. Permainan yang mudah, bermanfaat dan menyenangkan merupakan kunci terpenting dalam mendesain permainan anak. Media yang dipilih dan mudah diterapkan kepada anak usia sekolah yaitu menggunakan media ular tangga, dikarenakan anak usia sekolah masih tertarik pada permainan. Konsep ini merujuk pada konsep bermain sambil belajar. Metode permainan ular tangga dipilih dikarenakan dapat digunakan sebagai media belajar sambil bermain. Selain itu, sifat ular tangga yang dimainkan setidaknya oleh dua orang atau lebih, akan mengajarkan siswa untuk bersosialisasi dengan teman dan fairplay. Materi yang dicantumkan dalam ular tangga meliputi 4 pilar gizi seimbang yaitu, makan makanan yang beragam, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), aktifitas fisik, dan pentingnya memantau berat badan. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok. Pemilihan lokasi berdasarkan survey data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Solok tahun 2010, yang menyatakan bahwa masih banyak penduduk miskin dengan angka kecukupan gizi yang rendah. Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTS) di Kecamatan Bukit Sundi sebesar 4.234 (92.57%) kepala keluarga dengan sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Pada pengamatan kondisi umum anak-anak sekolah dasar di SD N 08 Kinari diperoleh gambaran bahwa masih banyak anak-anak yang kurang asupan gizi terlihat adanya gangguan pertumbuhan pada anak usia baru masuk sekolah. Ukuran tinggi anak-anak yang baru memasuki usia sekolah tergolong pendek dan belum

5 berperannya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah dasar tersebut. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dipilihlah SD N 08 Kinari sebagai lokasi penelitian. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas, rumusan masalah penelitian yaitu Bagaimanakah Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Media Ular Tangga Terhadap Pengetahuan Tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Siswa Sekolah Dasar Di SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok Tahun 2015. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Media Ular Tangga Terhadap Pengetahuan Tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui perbandingan skor pengetahuan gizi seimbang setelah dilakukan edukasi gizi dengan media ular tangga pada siswa Sekolah Dasar SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok Tahun 2015. 2. Mengetahui perbandingan perolehan skor pengetahuan gizi antara kelompok perlakuan edukasi gizi dengan media ular tangga dengan kelompok perlakuan ceramah gizi seimbang pada siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok Tahun 2015. 3. Mengetahui perbandingan perolehan skor pengetahuan gizi antara kelompok perlakuan edukasi gizi dengan media ular tangga dengan kelompok yang tidak

6 diberi perlakuan pada siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok Tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Fakultas Kesehan Masyarakat untuk pengkayaan literatur tentang edukasi gizi dengan media ular tangga. 2. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menemukan pengaruh edukasi gizi dengan media ular tangga terhadap pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang (PGS) pada siswa sekolah dasar di SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok Tahun 2015. 3. Untuk menambah pengetahuan siswa mengenai gizi seimbang dan mampu menerapkannya dalam konsumsi sehari-hari. 4. Sebagai bahan tambahan literatur dan masukan bagi penelitian selanjutnya sehingga dapat diperoleh media yang lebih baik dan efektif untuk digunakan dalam penelitian. 1.4.2 Manfaat Praktis Sebagai solusi nyata bagi pihak sekolah SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai gizi seimbang dengan media edukasi ular tangga. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Media Ular Tangga Terhadap Pengetahuan Tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Pada Siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 08 Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok Tahun 2015.