ABSTRAK ABSTRACT. Key Word : , legal evidence, evidence

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

BUKTI ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) DALAM SISTEM PEMBUKTIAN PIDANA DI INDONESIA

LEGALITAS SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

KEKUATAN SURAT ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERSIDANGAN DITINJAU DARI HUKUM ACARA PIDANA

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA

ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN YANG BERUPA AKTA

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

NASKAH PUBLIKASI KEDUDUKAN ALAT BUKTI DIGITAL DALAM PEMBUKTIAN CYBER CRIME DI PENGADILAN

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

REPLIK DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT DITUJUKAN PD MAJELIS HAKIM TIDAK PERLU DITULIS RINCIAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN STATUS TERSANGKA DALAM PUTUSAN PRAPERADILAN

berjalan jauh dan bertatap muka secara langsung. Inilah yang dikenal orang

Informasi Elektronik Sebagai Bukti dalam Perkara Pidana

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

D I S Q U A L I F I C A T O I R

I. PENDAHULUAN. Para ahli Teknologi Informasi pada tahun 1990-an, antara lain Kyoto Ziunkey,

K0MPARASI EKSTENSI JURU SITA DALAM HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA TERHADAP HUKUM ACARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. tabu untuk dilakukan bahkan tidak ada lagi rasa malu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan masyarakat. Salah satu bukti dari kemajuan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dan dalam rangka mendalami secara perbandingan (comparative law study)

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PIDANA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

KETERKAITAN ARSIP ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI SAH DI PENGADILAN

KEKUATAN YURIDIS METERAI DALAM SURAT PERJANJIAN

JURNAL KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI INFORMASI ATAU DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PERADILAN PERKARA PIDANA KORUPSI

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap undang-undang yang dibuat oleh pembuat undangundang

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS

Arsip Elektronik. Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo 5 Desember 2017

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pesatnya pertumbuhan teknologi informasi dan media elektronik

PENAFSIRAN TERHADAP KEDUDUKAN ALAT BUKTI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN

EKSISTENSI SAKSI MAHKOTA KAITANNYA DENGAN SPLITSING DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA

NASKAH PUBLIKASI KEKUTAN PEMBUKTIAN BUKTI ELEKTRONIK DALAM PERSIDANGAN PIDANA UMUM

BAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt

PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI DALAM KAITANNYA DENGAN TRANSAKSI YANG MENGGUNAKAN INTERNET

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

Manajemen Dokumen Elektronik

ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA. (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta)

PENTINGNYA KREASI HAKIM DALAM MENGOPTIMALKAN UPAYA PERDAMAIAN BERDASARKAN PERMA NO. 1 TAHUN 2002 TENTANG ACARA GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK

pihak. Lebih lanjut, sebagaimana tercantum dalam Pasal 184 KUHAP, alat-alat bukti

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIFIKAT DALAM SENGKETA HAK ATAS TANAH

Dr. Efa Laela Fakhriah, S.H.,M.H. 2. kemajuan di segala bidang kehidupan, termasuk dalam hal kontak seseorang

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

ANALISIS YURIDIS TERHADAP LEGALITAS DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

KEABSAHAN ALAT BUKTI ELEKTRONIK DALAM HUKUM ACARA PIDANA DI INDONESIA

Lex Crimen Vol. V/No. 1/Jan/2016

PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR

PELAKSANAAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT DI DENPASAR

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. atau tanpa memasang alat atau perangkat tambahan pada jaringan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI DATA ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM INFORMASI ELEKTRONIK DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA TERORISME ANDRE TANJUNG ORISA/ D PEMBIMBING

Lex Crimen Vol. IV/No. 4/Juni/2015. ALAT BUKTI DAN PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA INFORMASI TEKNOLOGI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK 1 Oleh: Rifandy Rumondor 2

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis alat bukti seperti yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Digital Forensics bukti pada Kasus Prita Mulyasari. Oleh: Sam Ardi* dan Ruby Z. Alamsyah**

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PEMBELI BARANG HASIL KEJAHATAN DITINJAU DARI PASAL 480 KUHP TENTANG PENADAHAN

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari hukum yang

PEMANFAATAN TELEKONFEREN SEBAGAI ALAT BANTU PEMBUKTIAN DALAM PERSIDANGAN PIDANA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah:

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017. KEKUATAN ALAT BUKTI SURAT ELEKTRONIK DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA 1 Oleh : Indra Janli Manope 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Tentang Pembuktian a. Pengertian Pembuktian Pembuktian adalah suatu proses pengungkapan

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

KAJIAN NORMATIF PUTUSAN UPAYA PAKSA DALAM PASAL 116 UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5729); 4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahu

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PEMBUKTIAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

BAB I PENDAHULUAN. menemukan hukum yang akan diterapkan (rechtoepasing) maupun ditemukan

PENGGUNAAN INFORMASI ELEKTRONIK DAN DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI PERSIDANGAN

Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

HUKUM PERDATA DALAM JUAL BELI

Benyamin Yasolala Zebua ( )

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

P U T U S A N Nomor: 0440/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA DALAM BAP DI MUKA SIDANG PANGADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian perkara pidana, keterangan yang diberikan oleh seorang saksi. pidana atau tidak yang dilakukan terdakwa.

KEDUDUKAN ALAT BUKTI TULISAN TERHADAP PENYELESAIAN PERKARA DI PENGADILAN. Rosdalina Bukido. Abstrak

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

KONSEKUENSI HUKUM PENGINGKARAN ISI BERITA ACARA PEMERIKSAAN OLEH TERDAKWA DI PERSIDANGAN Oleh :

Transkripsi:

KEKUATAN ALAT BUKTI SURAT ELEKTRNONIK (EMAIL) DALAM PRAKTEK PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR Oleh Stefanus Alfonso Balela I Ketut Tjukup Nyoman A. Martana Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan kekuatan pembuktian alat bukti surat elektronik (email) yang digunankan dalam proses persidangan perkara perdata yang dilakukan di Pengadilan Negeri Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris, yaitu metode yang berangkat dari data sekunder kemudian dilanjutkan dengan penelitian primer, dimana yang dimaksud data sekunder adalah data yang bersumber dari kepustakaan/bersumber dari peraturan perundang-undangan tentang informasi dan transaksi elektronik dan bahan hukum lainnya, sedangkan yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian dilapangan melalui wawancara langsung dengan hakim yang pernah menangani kasus email sebagai alat bukti. Penggunaan email sebagai alat bukti baik yang masih berbentuk file ataupun yang sudah berbentuk cetak atau hard copy dalam proses persidangan yang diajukan oleh para pihak tetap diterima oleh hakim sebagai alat bukti yang sah Kata kunci : surat elektronik, alat bukti, pembuktian ABSTRACT This study aims to determine the process and the power of an email as evidence which is used in civil case in Denpasar Court. The method that is used in this study is empirical juridical study, the method which is started from secondary data and to be continued to primer data, where the secondary data is taken from the literatures or regulations about information and email transaction and from other law regulations, while primary data is taken from field study such as interviewing the judge who has ever handed the case with email as an evidence. The using of the email as evidence, whether the email is still in a file or printed as a hardcopy is accepted as legal evidence in a trial. Key Word : email, legal evidence, evidence 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah memberikan fasilitas dan kemudahan yang sang, Salah satu contoh yang dalam hal penggunaan surat elektronik (email). Surat elektronik (email) merupakan salah satu sarana teknologi informasi yang populer di dunia karena tingkat kemudahan dan proses yang cepat meskipun dengan jarak yang sangat jauh dibandingkan dengan surat pada umumnya. Sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan surat elektronik (email) yang sudah tentu lebih efisien dan efektif waktu. Pembuktian dalam perkara perdata, merupakan tahap yang spesifik dan menentukan. Dikatakan spesifik, karena pada tahap pembuktian ini para pihak diberikan kesempatan untuk menunjukkan kebenaran terhadap fakta-fakta hukum yang menjadi titik pokok sengketa. Sedangkan disebut sebagai tahap menentukan, karena hakim dalam rangka proses mengadili dan memutus perkara bergantung kepada pembuktian para pihak di persidangan 1. Hukum acara perdata sebagai hukum formal telah memberikan batasan tentang alat bukti yang dapat dipergunakan dalam pembuktian suatu perkara dipersidangan yang secara limitatif diatur jenis alat-alat bukti dalam perkara perdata terdiri dari : Bukti Tertulis, Bukti Saksi, Persangkaan, Pengakuan, dan Sumpah (vide 164 HIR, 284Rbg dan 1866 KUH Perdata). 1.2 Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum penelitian ini adalah Untuk mengetahui perkembangan alat bukti elektronik dalam sistem hukum Di Indonesia dan penggunannya sebagai alat bukti dalam hukum acara perdata. 2. Tujuan khusus penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaturan alat bukti dan kekuatan pembuktian surat elektronik (email) dalam perkara perdata. 1 Lilik Mulyadi, 2009, Kompilasi Hukum Perdata Perspektif,Teoritis,Dan Praktik Peradilan, PT Alumni, Bandung, h. 255. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang dugunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian yuridis empiris artinya pendekatan yang mengkaji permasalahan dengan berpedoman pada ketentuan hukum yang berlaku terhadap masalah yang diteliti dengan mengkaji hukum yang berlaku dan juga melihat bagaimana penerapannya dalam praktek yang berkaitan dengan permasalahan. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Tinjauan Hukum Tentang Alat Bukti Surat Elektornik (Email) Dokumen elektronik menurut Edmon Makarim adalah data/informasi yang diolah oleh sistem informasi secara elektronis tentunya akan tersimpan dala suatu media tertentu secara elektronis 2. Pengertian Alat Bukti Elektronik dalam pasal 1 ayat 4 Undang- undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. 2.2.2 Kedudukan Surat Elektronik (E-Mail) Dalam Pembuktian Perkara Perdata Surat elektronik atau e-mail sebagai bagian dari bukti elektronik (digital evidence), telah ada dan diakui penggunaannya sebagai bagian dari dokumen 90. 2 Edmon Makarim, 2004, Kompilasi Hukum Telematika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. h, 3

elektronik yang dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah sebelum berlakunya UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi & Transaksi Elektronik. Eksistensi bukti elektronik sudah dikenal dan diatur dalam Undang-Undang yang antara lain: a. Undang-Undang No.8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. Dokumen perusahaan yang telah diberi kedudukan sebagai alat bukti tertulis otentik, untuk diamankan melalui penyimpanan dalam bentuk microfilm. b. Undang Undang No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi Sekalipun bukan dalam lingkup penyelesaian sengketa perdata, didalam UU ini juga menyisipkan aturan tentang hukum acaranya sebagaimana diatur dalam Pasal 36 ayat (1) mengenai alat-alat bukti yang dapat digunakan dalam pembuktian di persidangan Mahkamah Konstitusi. c. Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Pasal 8 ayat (1). d. Undang Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 5. 2.2.3 Kekuatan Pembuktian Alat Bukti Surat Elektronik (Email ) Dalam Hukum Acara Perdata Selain daripada akte autentik dan akte bawah tangan didalam hukum pembuktian juga dikenal surat diluar akte yang mana surat itu tidak dibuat dengan maksud pembuktian, sehingga kekuatan pembuktiannya diserahkan pada pertimbangan hakim, hakim memiliki keleluasaan untuk mempercayai atau tidak mempercayai kebenarannya. Di dalam pengujian alat bukti surat di dalam prakteknya hakim akan berpedoman pada hukum acara perdata sebagaimana diatur dalam pasal 164 HIR. 4

Akta otentik memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Pada prinsipnya Sebuah akta otentik memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna (volledig) dan mengikat (bindende). 3 III. KESIMPULAN Keberadaan dokumen elektronik termasuk email didalamnya telah diakui eksistensinya sebelum Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang ITE. Akan tetapi keberadaan email sebagai bagian dari alat bukti di dalam hukum formil (hukum acara) masih perlu diatur, sehingga sampai saat ini mengenai kekuatan alat bukti email dalam perkara perdata masih disandarkan sepenuhnya pada keyakinan hakim. Pembuktian dipengadilan merupakan kunci utama dalam proses beracara pengadilan sehingga dalam menghadirkan alat bukti di pengadilan para pihak tetap berpedoman pada Hukum Acara sebagai hukum formal yang mengatur jenis alat bukti dan juga tata cara mengajukan alat bukti dipengadilan agar bukti yang diajukan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, hal ini sangat menentukan dikabulkan atau ditolaknya suatu gugatan perdata sangat bergantung pada proses pembuktian di depan persidangan. IV. DAFTAR PUSTAKA Lilik Mulyadi, 2009, Kompilasi Hukum Perdata Perspektif,Teoritis,Dan Praktik Peradilan, PT Alumni, Bandung, h. 255. Edmon Makarim, 2004, Kompilasi Hukum Telematika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. h, 90. M. Yahya Harhap, 2009, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta. H 583 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 3 Yahya Harahap, Opcit, hal 583 5