Analisis Hidrologi dan Hidrolika pada Saluran Drainase Ramanuju Hilir Kotabumi (Menggunakan Program HEC-RAS)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA HIDROLOGI DAN HIDROLIKA SALURAN DRAINASE BOX CULVERT DI JALAN ANTASARI BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata hydros yang

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB III METODE PENELITIAN

PRINSIP DASAR HIDROLIKA

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

Study System Drainase di Fakultas Teknik Universitas Lampung. Riko Berli Ardian 1) Ahmad Zakaria 2) Gatot Eko Susilo 3)

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :

KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI

ESTIMASI DEBIT ALIRAN BERDASARKAN DATA CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS : WILAYAH SUNGAI POLEANG RORAYA)

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013,

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE PERKOTAAN

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Dr.Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR...

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DAN JARINGAN DRAINASE DAS KALI SEMARANG. ( Drainage System Design of Kali Semarang Basin)

KAJIAN ANALISIS HIDROLOGI UNTUK PERKIRAAN DEBIT BANJIR (Studi Kasus Kota Solo)

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN

MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI

Analisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai

Kajian Kapasitas Dimensi Saluran Drainase pada Jalan Adipati Agung Kelurahan Baleendah, Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang terletak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

PEMODELAN SEDIMENTASI PADA TAMPUNGAN BENDUNG TIBUN KABUPATEN KAMPAR

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

BAB IV ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting

*Corresponding author : ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Frekuensi dan Probabilitas Curah Hujan

ANALISIS POTENSI LIMPASAN PERMUKAAN (RUN OFF) DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN MENGGUNAKAN METODE SCS

STUDI ALIRAN BANJIR PADA PERTEMUAN MUARA SUNGAI TONDANO DAN SUNGAI SAWANGAN

HIDROLOGI TERAPAN. Bambang Triatmodjo. Beta Offset

Hidrolika Saluran. Kuliah 6

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG

DAERAH ALIRAN SUNGAI

ANALISIS HIDROLIKA ALIRAN SUNGAI BOLIFAR DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS HYDROLIC ANALYSIS OF BOLIFAR RIVER FLOWS WITH USING HEC-RAS

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENINGKATAN NILAI CURVE NUMBER TERHADAP DEBIT BANJIR DAERAH ALIRAN SUNGAI PROGO. Maya Amalia 1)

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP SUNGAI KREO DI KOTA SEMARANG DAN PENANGANANNYA

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

JRSDD, Edisi Juni 2015, Vol. 3, No. 2, Hal:303 312 (ISSN:2303-0011) Analisis Hidrologi dan Hidrolika pada Saluran Drainase Ramanuju Hilir Kotabumi (Menggunakan Program HEC-RAS) Muhammad Jazuli Mustofa 1) Dyah Indriana Kusumastuti 2) Yuda Romdania 3) Abtract The calculation is done using the rainfall data obtained from BMKG Kotabumi North Lampung, from 1998 until 2011 with time increment in minutes. The Log Pearson III method is used to find the design rainfall with return period 2 years, 5 years and 10 years. Then the result is implemented in the Intensity-duration-frequency (IDF) curves. Time of concentration is linked into the IDF curves to determine rainfall intensity. Based on the calculated rainfall intensity, the design discharge for each return period can be calculated using the rational method. The values of design discharge are then inputted as upstream boundary condition in HEC-RAS. Model output are presented in cross and long section to determine at which return period the drainage capacity is overflowed. Simulation using HEC-RAS were also done to determine the channel capacity. Based on the results of this research, it can be concluded that rainfall intensities are 52,6918 mm/hour, 65,7820 mm/hour and 75,9032 mm/hour, for 2, 5, an 10 year return period respectively. The capacity of the drainage channel is 2.02 m 3 /hour and is expected to be exceeded on 5 years return period. Key words : Intensity, Rasioanal method, HEC-RAS, capacity Abstrak Perhitungan dilakukan menggunakan data hujan menitan yang diperoleh dari BMKG Kotabumi, Lampung Utara dari tahun 1998 sampai 2011. Metode Log Pearson III dipakai untuk mencari hujan rencana dengan kala ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. Kemudian hasilnya dibuat dalam kurva Intensitas Durasi Frekuensi (IDF). Waktu konsentrasi dihubungkan ke dalam kurva diperoleh intensitas hujannya. Berdasarkan nilai intensitas, dihitung menggunakan rumus Rasional sehingga diperoleh nilai debit rencana pada setiap kala ulangnya. Debit akan diinputkan kedalam model saluran pada program HEC-RAS yang kemudian diamati sehingga pada output model diperoleh gambaran penampang melintag dan penampang memanjang aliran dalam model saluran serta diketahui pada kala ulang berapakah debit saluran tersebut menyebabkan banjir. Analisis hidrologi dan hidrolika dilakukan kembali melalui metode trial and error dengan memasukkan debit coba pada model sehinggga dapat diperoleh kapasitas salurannya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan intensitas hujan sebesar 52,6918 mm/jam untuk kala ulang 2 tahun, 65,7820 mm/jam untuk kala ulang 5 tahun dan 75,9032 mm/jam untuk kala ulang 10 tahun. Kapasitas saluran sebesar 2,02 m 3 /jam diperkirakan akan terlampaui pada kala ulang 10 tahun. Kata kunci: Intensitas, metode Rasioanl, HEC-RAS, kapasitas 1) Mahasiswa pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. surel: 2) Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145. 3) Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145.

Analisis Hidrologi dan Hidrolika pada Saluran Drainase Ramanuju Hilir Kotabumi... 1. PENDAHULUAN Perubahan tata guna lahan menjadi kawasan pemukiman maupun pusat kegiatan manusia menyebabkan air tidak meresap dengan maksimal ke dalam tanah sehingga sebagian besar akan melimpas. Begitu pula yang terjadi di daerah Kotabumi, Lampung Utara. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk dan perjalanan air di permukaan bumi. Hidrologi dipelajari orang untuk memecahkan masalah masalah yang berhubungan dengan keairan, seperti manajemen air, pengendalian banjir, dan perencanaan bangunan air (Triatmojo, 2008a). 2.1.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Menurut Triatmodjo (2008a), DAS adalah daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung atau pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju sungai utama pada suatu titik stasiun yang ditinjau. 2.1.2. Persipitasi dan Hujan Presipitasi didefinisikan sebagai air yang jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi dengan intensitas dan jumlah tertentu serta dalam wujud air yang tertentu pula. Air yang jatuh dari atmosfer tersebut bisa saja berwujud hujan, salju, uap air, dan kabut (Linsley, 1996). 2.1.3. Hujan Rencana dan Debit Banjir Rencana Menurut Triatmodjo (2008c), debit rencana dapat dihitung dari kedalaman hujan titik dalam penggunaan metode rasional untuk menentukan debit puncak pada perencanaan drainase dan jembatan (gorong-gorong). Metode rasional ini digunakan apabila tangkapan air kecil. 2.1.4. Analisis Frekuensi Menurut Triatmodjo (2008a), dalam statistik dikenal beberapa parameter yang berkaitan dengan analisis data yang meliputi rata-rata ( X ), simpangan baku (s), koefisien skewness (Cs), koefisien kurtosis (Ck) dan koefisien variasi (Cv). X = 1 n X i (1) s= [ 1 n (Xi X ) 2 ] (2) n (Xi X )3 Cs= (3) (n 1)(n 2)s 3 Ck= n2 ( Xi X ) 4 (n 1)(n 2)(n 3)s 4 (4) 304

Muhammad Jazuli Mustofa, Dyah Indriana Kusumastuti, Yuda Romdania. Cv= s X (5) 2.1.4.1. Distribusi Normal Distribusi Normal adalah simetris terhadap sumbu vertikal dan berbentuk lonceng yang disebut juga distribusi gauss. Harto (1993), memberikan sifat-sifat distribusi normal, yaitu nilai koefisien kemencengan (skewness) Cs 0 dan nilai koefisien kurtosis Ck 3. X T =+ K T.s (6) dengan X T adalah perkiraan nilai pada T-tahun, X adalah nilai rata-rata sampel, K T adalah faktor frekuensi s adalah standar deviasi. 2.1.4.2. Distribusi Log Normal Menurut Harto (1993), jika variabel acak y = log x terdistribusi secara normal, maka x dikatakan mengikuti distribusi Log Normal, dalam model matematik dapat dinyatakan dengan persamaan : Y T =+K T. S (7) dengan Y T adalah perkiraan nilai pada T-tahun, Y adalah nilai rata-rata sampel, K T adalah faktor frekuensi dan s adalah standar deviasi. Ciri khas statistik distribusi Log Normal adalah nilai koefisien skewness sama dengan tiga kali nilai koefisien variasi (Cv) atau bertanda positif. 2.1.4.3. Distribusi Gumbel Rumus umum yang digunakan dalam metode Gumbel adalah sebagai berikut : X =+K.s (8) dengan adalah X nilai rata-rata, s adalah standar deviasi dan K adalah faktor frekuensi. Ciri khas distribusi Gumbel adalah nilai skewness sama dengan 1,396 dan kurtosis (Ck) = 5,4002. 2.1.4.4. Distribusi Log Pearson Apabila tidak memenuhi ketiga distribusi di atas maka data tersebut dapat dihitung menggunakan distribusi Log Pearson III. log X T =log X + K s (9) 2.1.4.4. Distribusi Log Pearson Apabila tidak memenuhi ketiga distribusi di atas maka data tersebut dapat dihitung menggunakan distribusi Log Pearson III. log X T =log X + K s (10) 305

Analisis Hidrologi dan Hidrolika pada Saluran Drainase Ramanuju Hilir Kotabumi... 2.1.5. Intensitas durasi Frekuensi (IDF) Menurut Triatmodjo (2008a), Analisa IDF dapat dilakukan untuk memperkirakan debit puncak di daerah tangkapan yang kecil, hujan deras dengan durasi singkat (intensitas hujan dengan durasi singkat adalah sangat tinggi) yang jatuh di berbagai titik pada seluruh daerah tangkapan hujan dapat terkonsentrasi di titik kontrol yang ditinjau dalam waktu yang bersamaan yang dapat menghasilkan debit puncak. 2.1.6. Waktu Konsentrasi Menurut Suripin (2004), waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik kontrol) setelah tanah menjadi jenuh. 0,385 0,87 x L2 Tc=[ 1000 x s ] dengan tc adalah waktu konsentrasi, L adalah panjang saluran dan s adalah kemiringan. 2.1.7. Metode Rasional Menurut Triatmodjo (2008a) beberapa parameter hidrologi yang diperhitungkan adalah intensitas hujan, durasi hujan, frekuensi hujan, luas DAS, abtraksi (kehilangan air akibat evaporasi, intersepsi, infiltrasi dan tampungan permukaan) dan konsentrasi aliran. (11) Q=0.2778C I A (12) dengan Q adalah debit, C adalah koefisien limpasan, I adalah intensitas dan A adalah luas 2.2. Hidrolika 2.2.1. Penghantar Aliran (Flow Conveyance) Air mengalir dari hulu ke hilir (kecuali ada gaya yang menyebabkan aliran ke arah sebaliknya) hingga mencapai suatu elevasi permukaan air tertentu, misalnya permukaan air di danau atau permukaan air di laut (Karnisah, 2010). 2.2.2. Elemen Geometri Jari - jari hidrolik (R) adalah luas penampang dibagi keliling basah. Kedalaman hidrolik dari suatu penampang aliran adalah luas penampang dibagi lebar permukaan. R= A P (13) Faktor penampang untuk perhitungan aliran kritis adalah perkalian dari luas penampang aliran (A) dan akar dari kedalaman hidrolik ( D ) disimbolkan sebagai Z. Faktor penampang untuk perhitungan aliran seragam adalah perkalian dari luas penampang aliran dan pangkat 2/3 dari jari-jari hidrolik. V = 1 n R 2/3 s 1/2 (14) 306

Muhammad Jazuli Mustofa, Dyah Indriana Kusumastuti, Yuda Romdania. dengan V adalah kecepatan, R adalah jari-jari hidrolik, n adalah koefisien manning dan s adalah kemiringan saluran. 2.2.3. Debit Aliran (Discharge) Debit aliran adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang tiap satuan waktu dan simbol/notasi yang digunakan adalah Q. Q=A.V (15) dengan Q adalah debit, A adalah luas penampang dan V adalah kecepatan. 2.2.4. Kecepatan (Velocity) Kecepatan aliran (v) dari suatu penampang aliran tidak sama di seluruh penampang aliran, tetapi bervariasi menurut tempatnya. V = Q A (16) dengan V adalah kecepatan, Q adalah debit dan A adalah luas penampang. 2.2.5. Kriteria Aliran Aliran dikatakan sebagai aliran mantap (steady flow) apabila variabel dari aliran (seperti kecepatan V, tekanan p, rapat massa r, tampang aliran A, debit Q dan sebagainya) di sembarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu. Sebaliknya apabila variabelvariabel dari aliran air berubah menurut waktu disebut sebagai aliran tak mantap (unsteady flow). Aliran seragam (uniform flow) merupakan jenis aliran dengan kecepatan di sepanjang saluran adalah tetap, dalam hal ini kecepatan aliran tidak tergantung pada tempat atau v tidak berubah menurut tempatnya, s = 0. 2.2.6. Sifat Aliran Menurut hasil percobaan yang dilakukan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang dari 2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar dari 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedangkan apabila berkisar antara 2000 dan 4000 aliran dapat laminer atau turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi (Kodoatie, 2009). R e = (4R)V v (17) dengan Re adalah angka reynold, V adalah kecepatan, R adalah jari-jari hidrolik dan adalah viskositas. 307

Analisis Hidrologi dan Hidrolika pada Saluran Drainase Ramanuju Hilir Kotabumi... 2.2.7. Tipe Aliran Apabila harga Fr kurang dari 1, tipe aliran tersebut adalah aliran sub-kritis (subcritical flow). Sebaliknya apabila harga Fr lebih dari 1, tipe alirannya adalah aliran super kritis (supercritical flow. F r V g. L (18) atau F r = V g. D (19) dengan Fr adalah angka froude, v adalah kecepatan, g adalah grafitasi, L adalah panjang karakteristik dan D adalah kedalaman hidrolik. 2.2.8. Kemiringan Kritik Menurut Triatmodjo (2008b), kemiringan dasar saluran yang diperlukan untuk menghasilkan aliran seragam di dalam saluran pada kedalaman kritik disebut dengan kemiringan kritik Ic. Apabila aliran seragam terjadi pada saluran dengan kemiringn dasar lebih kecil dari kemiringn kritik (Io < Ic), maka aliran adalah sub kritik. Apabila kemiringan dasar lebih besar dari kemiringan kritik (Io > Ic), maka aliran adalah super kritik. I c = g D n2 R 4/3 (20) dengan Ic adalah kemiringan kritik, g adalah grafitasi, D adalah kedalaman hidrolik dan R adalah jari-jari hidrolik. 2.2.9. Energi dalam Saluran Terbuka Jumlah tinggi energi pada penampang di hulu akan sama dengan jumlah tinggi energi pada penampang hilir, hal ini dinyatakan dengan persamaan Bernoulli. z 1 + y 1 +α 1 + V 1 1 2 g =z 2+ y 2 +α 2 + V 2 2 2 g (21) 2.3. Saluran Box Culvert Saluran Box Culvert adalah saluran gorong-gorong dari beton bertulang yang berbentuk kotak yang memiliki sambungan pada setiap segmennya sehingga bersifat kedap air. Box Culvert ini umumnya digunakan untuk saluran drainase (Suripin, 2004). 2.4. Program HEC-RAS Menurut Sitepu (2010) HEC-RAS adalah suatu sistem software gabungan yang dirancang untuk penggunaan yang interaktif di lingkungan. Sistem HEC-RAS terdiri atas Grafical User Interface (GUI), komponen-komponen analisis hidrolik, kemampuan penyimpanan data,manajeme dan grafik (Istiarto, 2010). 308

Muhammad Jazuli Mustofa, Dyah Indriana Kusumastuti, Yuda Romdania. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Wilayah Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. 3.2. Data Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hujan otomatis dari BMKG Kotabumi Lampung Utara. Data hujan yang dipergunakan adalah data hujan periode tahun 1998 sampai tahun 2011. 3.3. Metode Pengolahan Data Metode Log Pearson III dipakai untuk mencari hujan rencana dengan kala ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. Kemudian hasilnya dibuat dalam kurva Intensitas Durasi Frekuensi (IDF). Waktu konsentrasi dihubungkan ke dalam kurva diperoleh intensitas hujannya. Nilai intensitas dihitung menggunakan rumus rasional sehingga diperoleh nilai debit rencana pada setiap kala ulangnya. Debit akan diinputkan kedalam model saluran pada program HEC-RAS yang kemudian diamati sehingga pada diperoleh kala ulang berapakah debit saluran tersebut banjir. Analisis hidrologi dan hidrolika dilakukan kembali dengan memasukkan debit coba pada model sehinggga dapat diperoleh kapasitas salurannya. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Analisis Hidrologi 4.1.1. Analisis Statistik Setelah dihitung parameter statistiknya menggunakan persamaan (1), persamaan (2), persamaan (3), persamaan (4) dan persamaan (5) didapatkan nilai Parameter Statistik analisis Frekuensi. Tabel 1. Parameter statistik analisis frekuensi. No Durasi Kala ulang 2 th Kala ulang 5 th Kala ulang 10 th 1 5 menit 131.35 362.80 616.95 2 10 menit 102.98 210.13 305.03 3 15 menit 82.11 137.49 181.10 4 30 menit 59.67 80.24 116.78 5 45 menit 54.12 73.53 110.07 6 60 menit 38.51 63.28 82.98 7 120 menit 25.59 49.78 72.79 8 180 menit 17.25 36.74 54.54 9 360 menit 9.44 17.98 25.17 10 720 menit 4.62 9.80 23.64 4.1.2. Curah Hujan Rencana Data hujan yang diperoleh diperiksa parameter statistiknya maka ditentukan bahwa analisis frekuensi yang sesuai adalah metode Log Pearson III. Berdasarkan perhitungan dengan metode tersebut diperoleh hujan rancangan sebagai berikut : 309

Analisis Hidrologi dan Hidrolika pada Saluran Drainase Ramanuju Hilir Kotabumi... No Durasi (menit) Tabel 2. Hujan rancangan berbagai periode ulang. K. Ulang 2 K. Ulang 5 K. Ulang 10 K. Ulang K. Ulang th th th 25 th 50 th K. Ulang 100 th K. Ulang 200 th 1 5 64.59 89.17 108.06 135.12 157.80 182.70 210.16 2 10 64.70 80.59 94.52 116.17 135.52 157.91 183.86 3 15 68.44 85.55 99.26 119.34 136.39 155.39 176.57 4 30 65.15 82.13 94.43 111.20 124.60 138.81 153.95 5 45 64.51 75.81 84.61 97.10 107.39 118.50 130.58 6 60 57.83 67.73 74.75 84.12 91.46 99.08 107.08 7 120 37.39 44.43 48.94 54.52 58.63 62.70 66.78 8 180 25.63 30.33 33.44 37.39 40.36 43.35 46.39 9 360 14.22 17.48 20.04 23.70 26.76 30.11 33.81 10 720 8.12 9.97 11.15 12.61 13.67 14.72 15.77 4.1.3. Kurva Intensitas Durasi Frekuensi Dari data hujan rancangan dibuat kurva IDFnya sebagai berikut : Gambar 1. Kurva IDF. 4.1.4. Waktu Konsentrasi Waktu konsentrasi digunakan untuk menentukan lamanya air hujan mengalir dari hulu hingga ke tempat keluaran saluran. Berdasarkan persamaan (10) diperoleh waktu konsentrasi sebesar 37,28 menit. 4.1.5. Intensitas Hujan Terhitung Waktu konsentrasi dihubungkan pada kurva IDF diperoleh intensitas hujan sebesar 52,6918 mm/jam untuk kala ulang 2 tahun, 65,7820 mm/jam untuk kala ulang 5 tahun dan 75,9032 mm/jam untuk kala ulang 10 tahun. 4.1.6. Koefisien Limpasan Koefisien limpasan adalah persentase jumlah air yang dapat melimpas melalui permukaan tanah dari keseluruhan air hujan yang jatuh pada suatu daerah (Suripin, 2004). Diperoleh koefisien limpasan berdasarkan tata guna lahan sebesar 0,501. 310

Muhammad Jazuli Mustofa, Dyah Indriana Kusumastuti, Yuda Romdania. 4.1.7. Debit Puncak Metode rasional digunakan untuk mencari debit puncak pada suatu daerah aliran. Berdasarkan berbagai data yang yang diperoleh di atas yaitu intensitas, koefisien aliran 0,501 serta luas daerah tangkapan sebesar 0,3444 km 2. Maka diperoleh nilai sebesar 2,5275 m 3 /s untuk kala ulang 2 tahun, 3,1554 m 3 /s untuk kala ulang 5 tahun dan 3,6409 m 3 /s untuk kala ulang 10 tahun. 4.2. Analisis Hidrolika 4.2.1. Kalibrasi Model Berdasarkan data yang didapat dari lapangan yaitu berupa tinggi air pada saluran sebesar 0,15 m dan kecepatan air sebesar 1,3 m/s. Kemudian diperoleh nilai manning sebesar 0,021. 4.2.2. Pemodelan Saluran pada Program HEC-RAS Dari hasil pemodelan diketahui bahwa pada kala ulang 2 tahun debit air sebesar 2,5275 m 3 /s menyebabkan banjir dengan kedalaman maksimum luapan 0,14 m. Untuk kala ulang 5 tahun debit sebesar 3,1554 m 3 /s menyebabkan banjir dengan kedalaman luapan maksimum 0,31 m. Untuk kala ulang 10 tahun dengan debit 3,6409 m 3 /s menyebabkan sebagian besar luapan dari hulu ke arah hilir. Adapun kedalaman luapan maksimumnya sebesar 0,43 m. Gambar 2. Muka Air Tertinggi Kala Ulang 2 Tahun. Gambar 3. Muka Air Tertinggi Kala Ulang 5 Tahun. 311

Analisis Hidrologi dan Hidrolika pada Saluran Drainase Ramanuju Hilir Kotabumi... Gambar 4.. Muka Air Tertinggi Kala Ulang 10 Tahun. Dari pemodelan belum diketahui kapasitas saluran tersebut. Sehingga dilakukan analisis untuk mengetahui kapasitas saluran dengan menggunakan lengkung aliran. Namun karena kenaikan penampang saluran kecil sehingga lebih teliti apabila menggunakan metode trial and error. Berdasarkan hasil metode trial and error di atas diperoleh nilai debit maksimum pada titik yang mempunyai tinggi muka air tertinggi sebesar 2,02 m 3 /s. Nilai ini dianggap sebagai kapasitas saluran drainase Ramanuju Hilir. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan intensitas hujan sebesar 52,6918 mm/jam untuk kala ulang 2 tahun, 65,7820 mm/jam untuk kala ulang 5 tahun dan 75,9032 mm/jam untuk kala ulang 10 tahun. Kapasitas saluran sebesar 2,02 m 3 /jam diperkirakan akan terlampaui pada kala ulang 2 tahun. DAFTAR PUSTAKA Istiarto, 2010, Modul Pelatihan HEC-RAS, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Karnisah, Iin, 2010, Aliran Dalam Saluran Terbuka, KBK Sumber Daya Air JurusanTeknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung. Kodoatie, J.R., 2009, Hidrolika Terapan Aliran pada Saluran Terbuka dan Pipa, Andi Publisher, Yogyakarta. Linsley, R. K. Jr., 1996, Hidrologi untuk Insinyur Edisi Ketiga, Jakarta, Erlangga. Sitepu, 2010, Simulasi Morfologi Dasar Sungai Way Sekampung Menggunakan Software HEC-RAS, Skripsi, Universitas Lampung. Harto, Sri, 1993, Analisa Hidrologi, Gramedia Pustaka, Jakarta. Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi Offset, Yogyakarta. Triatmodjo, Bambang, 2008a, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta. Triatmodjo, Bambang, 2008b, Hidrolika I, Beta Offset, Yogyakarta. Triatmodjo, Bambang, 2008c, Hidrolilka II, Beta Offset, Yogyakarta. 312