Simposium Nasional RAPI XIV FT UMS ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah. air(permen PU No.5 Tahun, 2008).

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Halaman Persembahan Motto

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

berkembang seperti Indonesia dewasa ini adalah tingginya pertumbuhan penduduk terutama pada pusat-pusat perkotaan, dimana terpusatnya

terendam akibat dari naiknya muka air laut/rob akibat dari penurunan muka air tanah.

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang merupakan bagian

PEMETAAN TINGKAT RESIKO KEKUMUHAN DI KELURAHAN PANJISARI KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

Bagi masyarakat yang belum menyadari peran dan fungsi Situ, maka ada kecenderungan untuk memperlakukan Situ sebagai daerah belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 1151

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

lib.archiplan.ugm.ac.id

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Indikator Konten Kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

Sustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai

Transkripsi:

KAMPUNG KREATIF SEMANGGI: PENATAAN KELURAHAN SEMANGGI, SURAKARTA BERBASIS KELOKALAN DAN WISATA EDUKASI KREATIF DENGAN OPTIMASI POTENSI KORIDORTANGGUL DAN REL KERETA API Arlis Hardiyanto 1, Ayu Edhi Sri Wulansari 2, Redhita Ria Permatasari 3, Muhammad Farizan Praevia 4, Zakariya Arif Fikriyadi 5, Indrawati 6 1,2,3,6 Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Muhammadiyah Surakarta 4 Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada 5 Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada Email: arlis.hardiyanto@gmail.com Abstrak Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Salah satu wilayah yang memiliki permukiman kumuh adalah Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Berdasarkan data kependudukankelurahan Semanggi,Semanggi terdiri dari6.683 unit rumah yang dihuni oleh 8.635 kepala keluarga. Jumlah penduduk sebesar 31,607 jiwa. Salah satu lokasi permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi adalah RT 09/RW 04. Terdapat 180 kepala keluarga yang menghuni wilayah tersebut dengan luas wilayah sebesar 30.000 m 2. Identifikasi kondisi permukiman di Kelurahan Semanggi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.Dari hasil analisis tersebut didapatkan beberapa permasalahan yang diharapkan segera diatasi, yaitu: permasalahan drainase, kurangnya Ruang Terbuka Hijau, permukiman yang padat, ketidakteraturan lokasi bangunan, kebisingan yang ditimbulkan oleh Kereta Api Bathara Kresna yang melintasi permukiman serta lokasi beberapa industri kreatif yang berada di dalam kawasan permukiman kumuh, tingkat keamanan pada garis sepadan bangunan di area rel yang minimum, kekurangan fasilitas MCK, dan tingkat SDM yang rendah. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh potensi pengembangan industri kreatif Kelurahan Semanggi seperti kain lukis mukena, kurungan burung, baju pantai, kain sarung, pembuatan dandang, dan usaha pemanfaatan barang bekas dan antik. Kampung Kreatif Semanggi merupakan sebuah konsep penataan permukiman dengan memanfaatkan potensi kelokalan berupa industri-industri kreatif yang terletak di dalam kawasan permukiman kumuh serta wisata kreatif berbasis Koridor Tanggul yang sudah tidak difungsikan dan Koridor Bantaran Rel Kereta Api. Rancangan Koridor Tanggul terdiri dari hunian vertikal, Showroom dan Workshop Area Industri Kreatif, ruang bersama warga, perbaikan saluran drainase, serta penambahan vegetasi. Sementara itu, Rancangan Koridor Bantaran Rel Kereta Api berupa wall creative garden yang berfungsi sebagai area terbuka hijau sekaligus komoditi pertanian mandiri serta peredam kebisingan yang ditimbulkan oleh Kereta Api Bathara Kresna.Untuk mewujudkan konsep ini, dibutuhkan langkah-langkah yang terencana serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Perencanaan Konsep Kampung Kreatif Semanggi dianalisis dengan fishbone diagram. Fishbone diagram merupakan tahapan identifikasi sekaligus penentuan strategi bagaimana cara mengembangkan kampung kreatif secara berkelanjutan. Konsep Kampung Kreatif Semanggi merupakan suatu ide yang tepat dalam mengatasi masalah permukiman kumuh di Indonesia, karena potensi sumber daya dimanfaatkan menjadi media penataan permukiman kumuh. Konsep ini dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki karakter yang sama, khususnyaberkaitan dengan keberadaan industri-industri kreatif di dalam kawasan permukiman kumuh. Ide gagasan ini diharapkan mampu mempercepat pencapaian target 0% permukiman kumuhpada tahun 2019. Kata Kunci: Analisis SWOT; fishbone diagram; Kampung Kreatif Semanggi Pendahuluan Latar belakang Berdasarkan pasal 1 UU no. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Tumbuhnya pemukiman kumuh merupakan akibat dari arus urbanisasi yang sangat tinggi dengan tujuan untuk mencari nafkah. Kepadatan A-27

penduduk yang meningkat di perkotaan menyebabkan ketersediaan lahan untuk dijadikan tempat tinggal menjadi semakin sempit. Pemanfaatan ruang yang tidak terencana di beberapa daerah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan bahkan kawasan pemukiman, terutama di daerah perkotaan yang padat penghuni, berdekatan dengan kawasan industri, kawasan bisnis, kawasan pesisir dan pantai yang dihuni oleh keluarga para nelayan, serta di bantaran sungai, dan bantaran rel kereta api(marwati dalam Mulia, 2008). Permukiman kumuh menyebabkan berbagai dampak, seperti: penurunan kualitas lingkungan, ketidakteraturan bangunan, menurunnya kondisi prasarana jalan lingkungan, persoalan sampah, terbatasnya ketersediaan sumber air bersih, buruknya layanan sistem sanitasi dan drainase, sehingga berpotensi menyebabkan banjir saat musim hujan dan kekeringan saat kemarau tiba. Berdasarkan data identifikasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2015, terdapat 38.431 ha permukiman kumuh yang terletak di 4.108 kawasan di seluruh Indonesia. Melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU dan PR), Pemerintah memiliki target yang tertuang dalam program 100 0 100 pada tahun 2019 tercapai 0 % permukiman kumuh di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya dan gagasan untuk mewujudkan target 0 % permukiman kumuh tersebut. Salah satu wilayah yang memiliki permukiman kumuh adalah Kelurahan Semanggi. Kelurahan Semanggi merupakan bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon yang terletak di sebelah tenggara Kota Surakarta, Jawa Tengah. Dalam karya tulis ini akan dilaksanakan perancangan gagasan untuk menangani permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi. Profil kelurahan semanggi Penduduk Kelurahan Semanggi didominasi oleh masyarakat Jawa dan Arab. Dahulu Semanggi merupakan bandar yang ramai dikunjungi pada masa kerajaan karena bagian timur Semanggi bersebelahan langsung dengan Sungai Bengawan Solo. Sungai tersebut menjadi jalur utama bagi perdagangan dan pelayaran sungai yang menghubungkan antara daerah pedalaman Jawa dengan laut, atau juga bisa dikatakan sebagai jalur keluar dan masuknya pertukaran ekonomi dan peradaban antara pedalaman Jawa dan dunia luar. Keberadaan sungai tersebut menyebabkan Semanggi sebagai bandar padat di Pulau Jawa. Semanggi menjadi bandar hidup selama abad XIV- XV. Hingga kini, Semanggi lahir sebagai salah satu kawasan terpadat di Kota Solo. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui Kantor Kelurahan Semanggi, jumlah penduduk di tahun 2010 berjumlah 30,411 jiwa. Jumlah tersebut meningkat di tahun 2012 menjadi 31,607 jiwa. Sebagian penduduk yang tinggal di Kelurahan Semanggi berasalan tidak adanya tempat tinggal layak bagi mereka di Kota Solo, sehingga lahan kosong yang ada dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan tempat tinggal yang menyebabkan kepadatan penduduk terjadi. Masyarakat setempat membagi Kelurahan Semanggi menjadi dua wilayah yaitu, barat dan timur. Berdasarkan survei yang dilakukan, terhadap warga RT 09/04, Semanggi barat lebih dulu berkembang dibanding bagian timur yang baru berkembang dalam dua dekade terakhir ini. Dahulu di Semanggi terdapat tanggul yang membatasi antar kedua wilayah, namun kini lahan di sekitar tanggul tersebut justru dijadikan pemukiman oleh warga. Semanggi berkembang menjadi permukiman padat, konsentrasi kemiskinan, dengan relasi kekeluargaan yang kuat. Di Kelurahan Semanggi terdapat beberapa segmen pemukiman kumuh. Sedikitnya terdapat 6.683 rumah di kelurahan ini dengan kondisi pemukiman yang padat. Kawasannya juga tergolong kawasan rawan banjir. Berdasarkan data kependudukan Kelurahan Semanggi, terdapat 8.635 kepala keluarga yang bermukim di sini. Dengan spesifikasi rumah yang memakai WC umum sebesar 35%, WC pribadi sebesar 54%, dan rumah yang mendapat fasilitas PDAM sebesar 33%. Di bagian utara Kelurahan Semanggi dapat ditemukan bantaran rel kereta api, dimana merupakan jalur kereta api Bathara Kresna yang menghubungkan Solo dengan Wonogiri. Konsentrasi pemukiman Kelurahan Semanggi dapat dilihat pada gambar 1. PETA KORIDOKORID R OR RT 09 RW Gambar 1. Peta kelurahan semanggi A-28

Permasalahan Dalam karya tulis ini, potret permasalahan permukiman di Kelurahan Semanggi dianalisis dengan metode SWOT. SWOT adalah suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategis dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment). Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19). Analisis SWOT ini juga merangkum keinginan masyarakat dalam hal permukiman beserta potensi yang dimiliki oleh Kelurahan Semanggi, khususnya berkaitan dengan keberadaan industri kreatif di dalam permukiman kumuh. Berikut merupakan analisis SWOT kondisi permukiman di Kelurahan Semanggi. 1. Strength Potensi Kelurahan Semanggi terletak pada beberapa industri kreatif rumah tangga seperti,seperti kain lukis mukena, kurungan burung, baju pantai,kain sarung, pembuatan dandang, usaha pemanfaatan barang bekas dan antik. Potensi lain terletak pada kawasan strategis industri lokal masyarakatnya berupa Pasar Klithikan. Potensi lainnya adalah KoridorBantaranRel Kereta Api Bathara Kresna berupa jalur rel kereta api Solo - Wonogiri dan kawasan koridor tanggul yang sudah tidak difungsikan untuk dijadikan tempat penampungan air hujan. Proses produksi industri kreatif dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Industri kreatif baju pantai dan kain sarung 2. Weakness Di Kelurahan Semanggi terdapat beberapa segmen pemukiman kumuh. Kawasan tersebut tergolong kawasan rawan banjir karena kurangnya ruang terbuka hijau dan saluran drainase yang tidak memadai. Saluran drainaseyang kecil menyebabkan air hujan maupun air limbah tidak dapat disalurkan secara optimal. Selain itu, kebisingan akibat jalur rel kereta api serta rumah rumah yang berdekatan dengan garis sepadan bangunan yang terletak disepanjang jalur rel kerata api maupun di atas tanggul membuat tingkat keamanan Kelurahan Semanggi menjadi minim. Kondisi permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Permukiman kumuh di kelurahan Semanggi A-29

3. Opportunities Terdapat banyak peluang serta potensidi Kelurahan Semanggi, diantaranya adalah kawasan rel kereta apiyang akan pembuatan wall garden di sepanjang jalur rel kereta api Bathara Kresna. Pada sisi tanggul yang terdapat pada Kelurahan Semanggi peluang potensialnya adalah dibangunnya pusat informasi untuk wisata industri kreatif dan rumah. Inovasi lain adalah pembuatan ruang pameran di area tanggul dengan konsep pembangunan vertikal. Dari segi drainasenya akan dilakukan optimalisasi pembuangan air hujan serta memperbanyak ruang terbuka hijau untuk menyerap air sekaligus sebagai penghijauan. Gambar 4 merupakan gambar Koridor Bantaran Rel Kereta Api. Gambar 4. Kondisi koridor bantaran rel kereta api 4. Treaths Ancaman yang timbul dari KelurahanSemanggi ini adalah pemukiman yang padat, lahan kosong yang minimum, pemukiman yang mepet dengan jalur rel kereta api, serta pemukiman liar yang berada diatas tanggul. Gagasan 1. Kampung kreatif semanggi Bedasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan, makadapat disusun sebuah konsep penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi, yaitu Kampung Kreatif Semanggi. Kampung Kreatif Semanggimerupakan sebuah konseppenataan permukiman dengan memanfaatkan potensi kelokalan dan wisata kreatif berbasis Koridor Bantaran Rel Kereta Api dan Koridor Tanggul yang sudah tidak difungsikan. Kampung Kreatif Semanggi sekaligus mengakomodir beberapa industri kreatif yang ada di Kelurahan Semanggi dalam suatu workshop maupun showroom produk industri kreatif di koridor tanggul. Selanjutnya, para pengunjung diarahkan dari workshop dan showroom produk industri kreatif di koridor tanggul menuju lokasi industri kreatif yang tersebar di Kelurahan Semanggi. Beberapa industri kreatif yang ada di Kelurahan Semanggi, seperti yang tercantum di bagian analisis SWOT, antara lain adalah kain lukis mukena, kurungan burung, serabut baju pantai, kain sarung, pembuatan dandang, usaha pemanfaatan barang bekas dan antik.dengan teraksesnya jalan-jalan di Kelurahan Semanggi yang membelah permukiman kumuh oleh para wisatawan untuk menuju lokasi-lokasi industri kreatif, diharapkan masyarakat Kelurahan Semanggi tersadar akan kondisi yang ada sehingga dapat mengubah pola hidup ke arah yang lebih baik. Manfaat lain yang bisa didapatkan adalah produk industri kreatif di Kelurahan Semanggi akan semakin dikenal oleh masyarakat di luar Kota Surakarta. Beberapa elemen-elemen yang mendukung Kampung Kreatif Semanggi adalah pusat informasi yang berada disekitar tanggul untuk mempermudah wisatawan dalam mengunjungi setiap industri kreati,wall creative garden sebagai pusat kreasi masyarakat setempat dan identitas Kota Surakarta yang berada di Koridor Bantaran Rel Kereta Api serta perbaikan sarana dan prasarana sanitasi. Konsep pengembangan kampung kreatif tahap awal di Ds. Tanggul jebol RT. 09/04, gambar 5 merupakan blockplan yang akan dikembangkan. A-30

Keterangan: : Area pengembangan (ruang bersama) Koridor Tanggul. : Area pengembangan kawasan RTH Koridor Tanggul Rel KA. Gambar 5. Blockplan pengembangan kampung kreatif Semanggi. Koridor tanggul Koridor Tanggul merupakan pusat ekonomi lokal (industri kreatif), sebagai elemen penunjang wisata. Penataan kawasan tanggul dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut: 1. Konsep bangunan vertikal sebagai strategi dalam mengurangi kepadatan penduduk, terutama di kawasan RT 09 RW 04. 2. Showroom untuk memajang hasil-hasil industri kreatif yang ada di Kelurahan Semanggi, serta WorkshopArea yang berfungsi untuk pelatihan bagi para pengunjung yang ingin belajar proses pembuatan produk yang dihasilkan industri kreatif yang ada di Kelurahan Semanggi. 3. Ruang bersama (balai warga) yang berfungsi sebagai ruang sosial masyarakat, baik aktivitas sehari-hari atau kegiatan tertentu. 4. Perbaikan saluran drainase lingkungan untuk normalisasi saluran sanitasi yang baik. 5. Penambahan vegetasi sebagai penyejuk alami, serta aksen untuk mingkatkan citra kawasan yang baik. Peningkatan kualitas koridor tanggul merupakan upaya penanganan kawasan padat penduduk (kumuh) memiliki citra baik dan berkelanjutan. Rancangan Koridor Tanggul dapat dilihat pada gambar 6 dan 7. Gambar 6. Tampak samping koridor tanggul (1) Gambar 7. Tampak samping koridor tanggul (2) A-31

Koridor bantaran rel Implementasi koridor bantaran rel di sepanjang Kelurahan Semanggi adalah sebuah pemanfaatan lahan komoditas pangan mandiri yang dikelola secara oleh masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas hidup, baik secara fisik dan non fisik berupa wall creative garden. Aspek fisik didapat dari visualisasi yang dihasilkan dari tetumbuhan yang telah dikelola sebagai identitas fisik yang dimiliki Kelurahan Semanggi pada khususnya serta Kota Solo pada umumnya. Secara non fisik dapat pula didapatkan dari adanya penerapan aspek fisika bangunan, yaitu sebagai peredam kebisingan yang dihasilkan oleh Kereta Api Bathara Kresna. Langkah mudah untuk mengurangi pengaruh kebisingan yang dihasilkan dari sumber bunyi rel kereta api di sepanjang Kelurahan Semanggi dengan membuat penghalang pada media penghantar. Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan menanam tetumbuhan, Jenis tumbuhan yang efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang, juga tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan. Dedaunan tanaman tersebut dapat menyerap kebisingan.di sisi lain, wall creative garden juga dapat menjadi identitas fisik yang diharapkan mampu menarik perhatian dan memberikan kesan kepada pengunjung yang memakai jasa moda transportasi Kereta Api Bathara Kresna. Rancangan Koridor Bantaran Kereta Api dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8. Rancangan koridor bantaran rel kereta api Langkah-langkah penerapan kampung kreatif Semanggi Untuk menerapkan gagasan ini, maka dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut. Prapembangunan 1. Pendekatan terhadap masyarakat Semanggi Implementasi suatu kebijakan akan berhasil jika mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan untuk memperoleh simpati mereka sekaligus penyampaian rencana secara nonformal serta pembinaan tentang dimana dan bagaimana seharusnya mereka mengembangkan wilayahnya dengan cara diskusi santai. 2. Melakukan dialog terbuka Dialog terbuka adalah suatu forum, dimana forum ini seluruh elemen terkait dilibatkan, tidak hanya parsial sebatas kulitnya saja. Dalam kasus ini masing-masing kelompok masyarakat dan pihak terkait termasuk media massa duduk bersama untuk membahas projek yang akan dilakukan dan menemukan solusi apa yang terbaik agar kawasan pemukiman kumuh tidak lagi menjadi kawasan yang dicap sebagai kawasan yang kotor dan tidak berpotensi apapun. Dengan melibatkan aspek masyarakat dalam segala aktivitas ini akan menumbuhkan kepercayaan terhadap pemerintah kota. Mereka akan mempunyai rasa memiliki terhadap rencana tersebut dan ikut andil untuk menentukan arah kebijakan tersebut. Dengan adanya dialog terbuka ini akan terjalin komunikasi antara semua pihak sehingga mereka bisa saling bertukar pikiran, bekerja sama menentukan solusi terbaik bagi setiap elemen yang terlibat tanpa merugikan pihak manapun. 3. Sosialisai program tabungan rakyat (Swadaya) Tabungan rakyat merupakan program pengelolaan masyarakat berbasis ekonomi denga tujuan menghimpun dana masyarakat (swadaya) berfungsi sebagai dana simpinan untuk merealisasikan program-program yang akan dikembangkan. Selain itu, program ini diharapkan mampu membantu masyarakat yang ingin merenovasi atau merencanakan bangunan atau hunian yang layak secara mandiri. 4. Pemetaan Lokasi Pemetaan berfungsi agar memudahkan pemerintah kota dan masyarakat bekerja sama dalam memfokuskan area berkembang kawasan Semanggi.Participatory basis design merupakan metode pemetaan partisipatif masyarakat yang dilakukan secara langsung bertujuan agar memperolah akurasi data yang tepat. Pelaksanaan pembangunan 1. Re-organize Lokasi A-32

Tujuan diadakannya adalah untuk memperbaiki, mengembangkan, serta meningkatkan area sasaran. 2. Pelatihan SDM Bertujuan agar semakin berkembangnya area sasaran guna meningkatkan mutu/citra kawasan Semanggi. Pascapembangunan 1. Perawatan Perawatan dan pemeliharaan area sasaran yang dilakukan seluruh masyarakat secara berkala, dengan menerapkan gerakan sadar lingkungan. 2. Pengawasan untuk Pelatihan, Memberikan Bantuan Modal dan Jaminan Peminjaman Perlu disadari bahwa apabila kawasan Semanggi berhasil dalam peningkatan kualitas hidup dan lingkungannya bukan tidak mungkin juga dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD). 3. Dukungan dari Media Promosi untuk Penyebaran Informasi Media promosi berperan dalam proses pengangkatan identitas kawasan Semanggi yang baru, tidak lagi kawasan yang kumuh namun saat ini telah bertransformasi dalam kawasan yang sadar lingkungan, produktif dan aktif. Strategi implementasi program kampung kreatif Perencanaan konsep Kampung Kreatif Semanggi melalui proses analisis dengan fishbone diagram. Fishbone diagram merupakan tahapan identifikasi sekaligus penentuan strategi bagaimana cara mengembangkan kampung kreatif secara berkelanjutan. Pada diagram mampu menentukan strategi dalam mewujudkan program,terutama keterkaitan pihak yang mendukung dan jangka waktu pelaksanaan yang akan direncanakan. Analisis fishbone diagram dapat dilihat pada gambar 9. DIAGRAM FISHBONE STRATEGI IMPLEMENTASI Gambar 9. Fishbone diagram. Pihak yang terkait dalam penerapan gagasan Dalam penerapan konsep Kampung Kreatif Semanggi, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, antara lain: 1. Pemerintah Kota sebagai Pengambil Kebijakan. 2. Instansi terkait : Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pelayanan Umum,BLUD Griya Layak Huni Surakarta, Dinas Tata Ruang Kota (DTRK), Dinas Koperasi dan UMKM Surakarta,Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, dan Satuan Polisi Pamong Praja. 3. Ketua Paguyuban kawasan Semanggi selaku pimpinan yang akan mengkoordinasi seluruh masyarakatnya. 4. Media massa selaku media pembantu untuk proses sosialisasi dan komunikasi masyarakat. Kesimpulan Kampung Kreatif Semanggi merupakan sebuah konsep penataan permukiman dengan memanfaatkan potensi kelokalan berupa industri-industri kreatif yang terletak di dalam permukiman kumuh serta wisata kreatif berbasis Koridor Bantaran Rel Kereta Api dan Koridor Tanggul yang sudah tidak difungsikan. Konsep ini dapat berperan dalam mengatasi permasalahan permukiman, seperti permasalahan drainase, terbatasnya Ruang Terbuka Hijau, permukiman yang padat, ketidakteraturan lokasi bangunan, kebisingan akibat polusi bunyi dari Kereta Api serta lokasi beberapa industri kreatif yang berada di dalam kawasan permukiman kumuh. Kampung Kreatif Semanggi mampu memberikan manfaat positif bagi industri-industri kreatif yang berada di dalam permukiman kumuh berupa media promosi yang semakin gencar. Konsep ini dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki karakter yang sama, khususnya berkaitan dengan keberadaan industri-industri kreatif di dalam area permukiman kumuh. Gagasan ini diharapkan mampu untuk mempercepat pencapaian target 0% permukiman kumuh pada tahun 2019. A-33

Daftar Pustaka Anonim. (2014), Kurangi Kebisingan di Kantor dengan Tanaman. Diakses dari http://id.jobsdb.com/idid/articles/tanaman-dapat-mengurangi-kebisingan-di-ruangan-kantor pada tanggal 30 Agustus 2015. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian PU dan PR., 2015, Indonesia Menuju Zero Slum dan Zero Problem. Buletin Cipta Karya Edisi 04/Tahun XIII/April 2015. Halaman 4-5. Karimah, Anisaul., (2012), Komunitas Blusukan Solo Gali Sejarah Kampung Arab di Solo, Diakses dari: http://edisicetak.joglosemar.co/berita/komunitas-blusukan-solo-gali-sejarah-kampung-arab-di-solo- 93097.html pada tanggal 31 Agustus 2015. Mulia, Endi Martha., (2008), Analisis Faktor-Faktor Tekanan Lingkungan pada Pemukiman Kumuh (Studi Kasus Pemukiman Kampung Kubur, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah). Medan: Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Rangkuti, Freddy., (2009), Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Solo Kota Kita., (2015), Kelurahan Semanggi, Diakses dari http://solokotakita.org/neighborhood/semanggi- 2/pada tanggal 31 Agustus 2015. A-34