SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2015-2019 PETUNJUK PELAKSANAAN NO. 3 /JUKLAK/SESMEN/06/2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 PETUNJUK PELAKSANAAN NO. 2 /JUKLAK/SESMEN/06/2014 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN KERANGKA REGULASI DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2015-2019
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bertugas menyiapkan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; b. bahwa dalam rangka koordinasi dan sinkronisasi penyiapan dan penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang
- 2-2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4924); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 5. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 7. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.005/M.PPN/09/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 7 Tahun 2012; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019. BAB
- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 2. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. 3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, yang selanjutnya disebut sebagai RPJPN 2005-2025, adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. 4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, yang selanjutnya disingkat RPJMN 2015-2019 adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Tahun 2010-2014 yang selanjutnya disebut RPJMN 2010-2014 adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014. 6. Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik adalah perencanaan yang dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk menganalisis kondisi obyektif dengan mempertimbangkan beberapa skenario pembangunan selama periode rencana berikutnya. 7. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Renstra K/L, adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun. 8. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 9. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 10. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disebut Menteri Perencanaan, adalah Menteri yang
- 4 - yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional. 11. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disebut Kementerian Perencanaan, adalah Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional. 12. Kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah arahan yang disepakati bersama yang menjabarkan unsur-unsur pokok pembangunan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. 13. Kerangka Ekonomi Makro adalah gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal untuk periode jangka menengah yang direncanakan. 14. Kerangka regulasi adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong, dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara. 15. Musyawarah Perencanaan Pembangunan, yang selanjutnya disingkat Musrenbang, adalah forum antarpelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana pembangunan Daerah. 16. Trilateral Meeting adalah pertemuan tiga pihak antara Kementerian Perencanaan, Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga dalam rangka meningkatkan kesepahaman dalam pencapaian sasaran pembangunan dan menjaga konsistensi perencanaan dan penganggaran. 17. Bilateral Meeting Penyesuaian Renstra K/L dengan RPJMN 2015-2019 adalah pertemuan dua pihak antara Kementerian Perencanaan dengan Kementerian/Lembaga yang bertujuan untuk menjaga konsistensi dan sinergitas sasaran dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam Renstra K/L dengan yang ada di RPJMN 2015-2019. 18. Bilateral Meeting Penyesuaian RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 adalah pertemuan dua pihak antara Kementerian Perencanaan dengan Pemerintah daerah Provinsi yang bertujuan untuk menjaga konsistensi sasaran masing-masing program/ kegiatan pokok RPJMD dengan sasaran program/kegiatan strategis nasional, penyesuaian target dan pendanaannya. Pasal
- 5 - Pasal 2 Pedoman Penyusunan RPJMN 2015-2019 dimaksudkan untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kajian pendahuluan, pelaksanaan evaluasi, penyusunan rancangan RPJMN 2015-2019, pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan sosialisasi dalam penyusunan RPJMN 2015-2019, serta proses penetapan RPJMN 2015-2019. Pasal 3 Penyusunan RPJMN 2015-2019 dilaksanakan oleh Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Perencanaan. Pasal 4 Tahapan Penyusunan RPJMN 2015-2019 meliputi tahapan sebagai berikut : a. penyusunan Kajian Pendahuluan (Background Study); b. pelaksanaan evaluasi RPJMN 2010-2014; c. penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik; d. penyusunan rancangan awal RPJMN 2015-2019; e. penyusunan rancangan RPJMN 2015-2019; f. penyusunan rancangan akhir RPJMN 2015-2019; g. penetapan RPJMN 2015-2019; h. pelaksanaan sosialisasi RPJMN 2015-2019. BAB II TAHAPAN PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019 Bagian Pertama Penyusunan Kajian Pendahuluan (Background Study) Pasal 5 (1) Para Deputi menyampaikan hasil Kajian Pendahuluan kepada Tim Penyusun RPJMN 2015-2019. (2) Hasil Kajian Pendahuluan digunakan sebagai salah satu bahan dalam penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik. Bagian
- 6 - Bagian Kedua Pelaksanaan Evaluasi RPJMN 2010-2014 Pasal 6 (1) Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi RPJMN 2010-2014. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 sebagai bahan acuan penyusunan RPJMN 2015-2019. Bagian Ketiga Penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik Pasal 7 (1) Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 menyusun Konsep Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik. (2) Konsep Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihimpun dari hasil evaluasi RPJMN dan disusun dengan memperhatikan RPJPN 2005-2025 dan hasil Kajian Pendahuluan. Pasal 8 (1) Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 melakukan sosialisasi dan penjaringan aspirasi dari masyarakat atas Konsep Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik yang telah disusun. (2) Hasil sosialisasi dan penjaringan aspirasi dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai bahan untuk menyempurnakan Konsep Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik menjadi Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik. (3) Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 menyampaikan Rancangan Rencana Pembangunan Teknokratik kepada Menteri Perencanaan untuk mendapatkan persetujuan. Bagian Keempat Penyusunan Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 Pasal 9 (1) Rancangan awal RPJMN 2015-2019 disusun berdasarkan RPJPN 2005-2025, Rancangan Rencana Pembangunan Teknokratik
- 7 - Teknokratik, dan Visi, Misi dan program prioritas Presiden. (2) Rancangan awal RPJMN 2015-2019 memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum dan program prioritas Presiden, Kerangka Ekonomi Makro serta strategi pendanaan jangka menengah. (3) Program prioritas Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan ke dalam isu strategis bersifat lintas kementerian/lembaga dan kewilayahan yang dilengkapi dengan indikasi sasaran nasional. Pasal 10 (1) Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 menyampaikan rancangan awal RPJMN 2015-2019 kepada Menteri Perencanaan sebagai bahan Sidang Kabinet. (2) Menteri Perencanaan menyampaikan rancangan awal RPJMN 2015-2019 kepada Presiden untuk disepakati dalam Sidang Kabinet. (3) Rancangan awal RPJMN 2015-2019 yang telah disepakati dalam Sidang Kabinet digunakan sebagai acuan penyusunan rancangan Renstra K/L dan penyusunan rancangan RPJMN 2015-2019. Bagian Kelima Penyusunan Rancangan RPJMN 2015-2019 Pasal 11 (1) Rancangan awal RPJMN 2015-2019 dan rancangan Renstra K/L digunakan sebagai bahan oleh Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 untuk menyusun rancangan RPJMN 2015-2019. (2) Rancangan Renstra K/L ditelaah oleh Menteri Perencanaan untuk menjamin keselarasan kebijakan kementerian/lembaga dengan rancangan awal RPJMN 2015-2019. (3) Menteri Perencanaan menugaskan para Deputi untuk melakukan penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Hasil penelaahan Renstra K/L oleh Menteri Perencanaan dibahas dengan kementerian/lembaga dan Kementerian Keuangan dalam Trilateral Meeting penyusunan RPJMN 2015-2019. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Trilateral Meeting akan diatur lebih lanjut dengan Petunjuk Pelaksanaan
- 8 - Pelaksanaan Trilateral Meeting yang ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (6) Hasil penelaahan Menteri Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai bahan penyempurnaan rancangan awal RPJMN 2015-2019 menjadi rancangan RPJMN 2015-2019. (7) Rancangan RPJMN 2015-2019 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) digunakan sebagai bahan utama dalam Musrenbang Jangka Menengah Nasional. Pasal 12 (1) Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 mengkoordinasikan proses dan bahan pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Nasional. (2) Musrenbang Jangka Menengah Nasional diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara dan mengikutsertakan masyarakat. (3) Musrenbang Jangka Menengah Nasional dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah Presiden dilantik. (4) Hasil Musrenbang Jangka Menengah Nasional digunakan sebagai bahan penyempurnaan rancangan RPJMN 2015-2019. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Musrenbang Jangka Menengah Nasional akan diatur lebih lanjut dengan Petunjuk Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Nasional yang ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Bagian Keenam Penyusunan Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019 Pasal 13 (1) Rancangan RPJMN 2015-2019 yang telah disempurnakan disusun menjadi rancangan akhir RPJMN 2015-2019. (2) Tim Penyusun RPJMN 2015-2019 menyampaikan rancangan akhir RPJMN 2015-2019 kepada Menteri Perencanaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah Musrenbang Jangka Menengah Nasional. Bagian
- 9 - Bagian Ketujuh Penetapan RPJMN 2015-2019 Pasal 14 (1) Menteri Perencanaan menyampaikan rancangan akhir RPJMN 2015-2019 kepada Presiden untuk ditetapkan menjadi RPJMN 2015-2019 dalam Peraturan Presiden. (2) RPJMN 2015-2019 yang telah ditetapkan digunakan sebagai bahan penyesuaian rancangan Renstra K/L dan sebagai bahan penyusunan dan/atau penyesuaian RPJMD. (3) Penyesuaian Renstra K/L dengan RPJMN 2015-2019 dilakukan melalui Bilateral Meeting Penyesuaian Renstra K/L dengan RPJMN 2015-2019. (4) Penyesuaian RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 dilakukan melalui Bilateral Meeting Penyesuaian RPJMD dengan RPJMN 2015-2019. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Bilateral Meeting akan diatur lebih lanjut dengan Petunjuk Pelaksanaan Bilateral Meeting Penyesuaian Renstra K/L dan RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Bagian Kedelapan Pelaksanaan Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Pasal 15 Kementerian Perencanaan melakukan sosialisasi atas RPJMN 2015-2019 yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Presiden. BAB III KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 16 Untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang sistematis dengan kerangka kerja logis yang koheren dan konsisten disusun Tata Cara Penyusunan RPJMN 2015-2019 yang diatur lebih lanjut dengan Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
- 10 - Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pasal 17 Dalam rangka menciptakan sinergi antara kebijakan dengan kerangka regulasi untuk mendukung sasaran pembangunan nasional disusun pedoman Kerangka Regulasi yang diatur lebih lanjut dengan Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Desember 2014 MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, ARMIDA S. ALISJAHBANA Diundangkan di Jakarta Pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR
PETUNJUK PELAKSANAAN NO. 3 /JUKLAK/SESMEN/06/2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PETUNJUK PELAKSANAAN NO. 3 /JUKLAK/SESMEN/06/2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 16 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2015, perlu ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 4. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan
- 2 - Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. 5. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER. 005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 3 Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019. PERTAMA : Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Juni 2014 SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ SEKRETARIS UTAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SLAMET SENO ADJI LAMPIRAN
- 3 - LAMPIRAN PETUNJUK PELAKSANAAN NO. 3 /JUKLAK/SESMEN/06/2014 TANGGAL 26 JUNI 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan... C. Ketentuan Umum... 1 1 2 2 II KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 A. Keterkaitan RPJMN dengan Dokumen Perencanaan Lainnya... B. Tahap Penyusunan RPJMN... C. Penyusunan Struktur Kebijakan... D. Kerangka Kerja Logis dalam penyusunan Program dan Kegiatan... 5 5 7 13 17 III SUBSTANSI DAN STRUKTUR RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA 30 MENENGAH NASIONAL 2015-2019 A. RPJPN 2005-2025... 30 B. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan... 32 C. Pengarusutamaan Pembangunan... 34 D. Kerangka Ekonomi Makro... 35 E. Kaidah Pelaksanaan... 35 F. Buku RPJMN 2015-2019... 37 G. Outline Buku RPJMN 2015-2019... 38 IV PENUTUP 52 ANAK LAMPIRAN 1. Contoh Worksheet Kerangka Pikir Logis 2. Kerangka Pikir Logis 3. Tata Cara Penyusunan Kerangka Kelembagaan 4. Tahapan dan Tatacara Perumusan Kebijakan Kerangka Kelembagaan dalam RPJMN 2015-2019 5. Alur/Mekanisme Penyusunan Kebijakan Kerangka Kelembagaan dalam RPJMN 2015-2019
iii 6. Alur Kegiatan Penyusunan Kebijakan Kerangka Kelembagaan 7. Identifikasi Kerangka Kelembagaan RPJMN 2015-2019 (Disertai Contoh) 8. Penyesuaian RPJMD dengan RPJMN 2015-2019
-1- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam rangka memberikan arah dan prioritas pembangunan maka diperlukan perencanaan pembangunan, baik perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan RPJMN tahap ke-3 dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan merupakan kelanjutan dari RPJMN periode sebelumnya (RPJMN 2010-2014). Berdasarkan hasil evaluasi, RPJMN 2010-2014 telah menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan, namun belum seluruh bagian yang ada dalam RPJMN tersebut dapat dioperasionalkan dengan baik. Hal ini disebabkan antara lain : (1) Penyusunan struktur kebijakan yang ada dalam RPJMN 2010-2014 belum semuanya menggunakan kerangka kerja logis (logical framework) yang sesuai, sehingga rumusan sasaran dan arah kebijakannya menjadi tidak jelas; (2) Indikator yang digunakan masih belum dirumuskan dengan baik dan terukur; (3) Terdapat perbedaan penggunaan istilah dan sistimatika dalam Buku I, II dan III RPJMN sehingga sulit menemukan benang merah antara ketiga buku tersebut. Dalam rangka meningkatkan kualitas penyusunan RPJMN Tahun 2015-2019 telah ditetapkan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan...
-2- Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. Untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang sistematis dengan kerangka kerja logis yang koheren dan konsisten sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 16 Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2014 maka perlu ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. B. Tujuan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan ini sebagai panduan bagi: 1. Tim Penyusun RPJMN Tahun 2015-2019 dalam menyusun RPJMN Tahun 2015-2019; 2. Unit kerja dalam mendukung penyusunan RPJMN Tahun 2015-2019. C. Ketentuan Umum 1. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 2. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. 3. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 4. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 5. Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, berjangka menengah...
-3- menengah/panjang, dan bersifat sebagai pengungkit untuk mencapai sasaran nasional. 6. Arah kebijakan merupakan penjabaran misi dan memuat strategi yang merupakan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai sasaran yaitu perubahan kondisi sosial masyarakat yang ingin dicapai dalam 5 tahun ke depan. 7. Strategi merupakan cara yang digunakan untuk melaksanakan arah kebijakan yang telah ditetapkan, yang berisikan program-program. 8. Program Lintas adalah program yang bersifat mewadahi kegiatan-kegiatan prioritas yang dikelompokkan berdasarkan karekteristik tertentu dalam rangka mendukung pencapaian sasaran Prioritas Nasional yang dapat bersifat lintas program, lintas K/L, lintas bidang atau lintas wilayah. 9. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi/lembaga pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang disertai penyediaan alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 10. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian untuk pencapaian sasaran yang terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 11. Masukan (Input) adalah sumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan yang perlukan dalam rangka untuk menghasilkan output. 12. Keluaran
-4-12. Keluaran (Output) atau Sasaran kegiatan adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. 13. Hasil (Outcome) atau Sasaran program adalah segala sesuatu dihasilkan dari suatu program yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan. 14. Dampak (Impact) adalah pernyataan perubahan pada masyarakat seperti apa yang ingin dituju sebagai akibat dari hasil pembangunan yang tercapai yang bersifat Jangka Menengah atau Jangka Panjang. 15. Menteri adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. BAB II
-5- BAB II KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 A. Keterkaitan RPJMN dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) terbagi dalam 5 (lima) tahap periodisasi RPJMN sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat; 2. RPJMN memuat arah kebijakan, strategi pembangunan nasional, program Kementerian/Lembaga (K/L) dan lintas K/L, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro; 3. RPJMN dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), yang merupakan rencana pembangunan tahunan nasional; 4. RKP memuat prioritas pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, program K/L, lintas K/L, kewilayahan dan lintas kewilayahan yang didukung dengan kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif; 5. RPJMN menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategis (Renstra) K/L dalam rangka mendukung pencapaian program prioritas Presiden; 6. Renstra K/L memuat visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi yang memuat program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi K/L; 7. Renstra K/L dijabarkan ke dalam Rencana Kerja K/L (Renja K/L) yang merupakan rencana tahunan K/L; 8. Renja...
-6-8. Renja K/L disusun dengan berpedoman pada Renstra K/L dan mengacu pada RKP; 9. Renja K/L memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat; 10. RPJMN diperhatikan oleh Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); 11. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program prioritas Gubernur yang memuat arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah jangka menengah; 12. RPJMD harus diselaraskan dengan arah kebijakan, prioritas pembangunan nasional, prioritas pembangunan bidang dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi dan karakteristik daerah; 13. Keterkaitan antara RPJMN dengan dokumen perencanaan lain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1...
-7- Gambar 1 Keterkaitan antara RPJMN dengan Dokumen Perencanaan lain B. Tahap Penyusunan RPJMN 1. Penyusunan Kajian Pendahuluan (Background Study) Kajian pendahuluan disusun pada tahun terakhir RPJMN berjalan untuk menganalisis berbagai kebijakan RPJMN berjalan dan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan kebijakan. Kajian pendahuluan dilakukan oleh Kedeputian Bappenas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hasil kajian pendahuluan menjadi salah satu masukan dalam penyusunan rancangan teknokratik RPJMN. 2. Pelaksanaan...
-8-2. Pelaksanaan Evaluasi RPJMN 2010-2014 Evaluasi pelaksanaan RPJMN 2010-2014 dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan untuk mengetahui hasil capaian kinerja pembangunan dan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang belum terselesaikan pada periode 2010-2014 serta tindak lanjut yang direkomendasikan sebagai bahan untuk perumusan dan perbaikan kebijakan/program kegiatan RPJMN 2015-2019. 3. Penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Secara Teknokratik Penyusunan rancangan teknokratik RPJMN dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka pikir logis untuk menganalisis kondisi obyektif dengan mempertimbangkan beberapa skenario pembangunan selama periode rencana berikutnya. Penyusunan rancangan teknokratik RPJMN dilakukan dengan mempertimbangkan RPJPN 2005-2025, hasil kajian pendahuluan, hasil evaluasi dan aspirasi masyarakat. Penjaringan aspirasi masyarakat dilakukan melalui pertemuan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) antara lain para pakar, tokoh politik, dan tokoh masyarakat. 4. Penyiapan Rancangan Awal RPJMN a. Rancangan Awal RPJMN mulai disiapkan pada tahun terakhir RPJMN berjalan, dengan mengacu pada RPJPN, visi/misi dan program prioritas presiden terpilih, dan berdasarkan pada rencana teknokratik yang telah mempertimbangkan hasil evaluasi pelaksanaan RPJMN berjalan, hasil kajian pendahuluan...
-9- pendahuluan (background study) RPJMN serta aspirasi masyarakat; b. Rancangan awal RPJMN memuat kebijakan umum, strategi pembangunan, dan program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro; c. Program prioritas Presiden dijabarkan ke dalam isu strategis yang bersifat lintas Kementerian/Lembaga dan kewilayahan yang dilengkapi dengan indikasi sasaran nasional; d. Rancangan awal RPJMN disampaikan kepada Presiden untuk disepakati dalam sidang Kabinet dan menjadi pedoman atau acuan penyusunan Rancangan Renstra K/L. 5. Penyiapan Rancangan Renstra K/L a. Pimpinan K/L menyusun Rancangan Renstra K/L yang diawali dengan penyusunan rancangan rencana pembangunan secara teknokratik di sektornya dengan memperhatikan hasil evaluasi dan aspirasi masyarakat; b. Rancangan teknokratik K/L perlu disinkronkan dengan rancangan teknokratik RPJMN; c. Pimpinan K/L berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk mengidentifikasikan pembagian tugas dalam pencapaian sasaran nasional di sektornya; d. Renstra K/L memuat visi, misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi yang memuat program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi K/L dengan berpedoman pada Rancangan Awal RPJMN; e. Rancangan...