PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. terutama bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCAISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION (ROM) SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. tahun jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Menurut Kantor

Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/ range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

Hubungan antara Senam Lansia dan Range of Motion (ROM) Lutut pada Lansia Studi Observasional pada Lansia di Kecamatan Pedurungan Semarang

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT PADA LANSIA DI PANTI WREDA WENING WARDOYO UNGARAN

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

PENGARUH LATIHAN FLEKSIBILITAS STATIS TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI PADA WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah. suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan rutin, hal tersebut menjadi suatu hal yang alamiah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT DI KARANGASEM SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BEDA PENGARUH LIFTING TECHNIC EXERCISE DENGAN BACK EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA GILING PADI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap nyeri sendi pada lansia

HUBUNGAN ANTARA LINGKUP GERAK SENDI FLEKSI EKSTENSI SHOULDER TERHADAP UMUR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN SENAM DENGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT LANSIA. Di Kelompok Senam Geriatri As-Sakinah Aisyiyah Ponorogo

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sudah semakin terbuka luas.

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Transkripsi:

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA SRIKANDI DESA SAMPANG GEDANG SARI GUNUNG KIDUL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : IKA SIHJAYADI J110050003 DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dibidang kesehatan dan kesejahteraan berdampak pada peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1995 usia harapan hidup bangsa Indonesia 64,15 tahun, tahun 2000 meningkat menjadi 68 tahun dan diperkirakan akan meningkat lagi di tahun-tahun mendatang. Keadaan ini menyebabkan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) bertambah. Penduduk lansia menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Hardywinoto & Setiabudi, 1999). Menua (aging) adalah suatu proses menghilang secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Costantinides, 1994 cit. Darmojo & Martono, 2004). Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total. Menua dalam proses menua biologis adalah proses terkait waktu yang berkesinambungan dan pada umumnya mencerminkan umur kronologis namun sangat bervariasi dan bersifat individual, dengan perubahan

yang dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total (Aswin, 2003). Pada proses menua biasanya terjadi penurunan produksi cairan sinovial pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan persendian. Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Tortora & Grabowski, 2003). Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity) dan latihan (exercise), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living atau ADL) (Wold, 1999). Fleksibilitas sendi lutut dapat diartikan sebagai kemampuan jaringan di sekitar persendian lutut untuk menghasilkan peregangan tanpa adanya gangguan dan kemudian rilaks (Luttgens & Hamilton, 1997). Fleksibilitas sendi wanita berusia 50 tahun ke atas dapat ditingkatkan dengan senam Tai Chi (Susanto, 2000). Latihan peregangan statik (static stretching) pada usia dewasa juga dapat meningkatkan fleksibilitas sendi (Bandi et al., 1997). Kekuatan otot lansia tidak terlatih dapat ditingkatkan dengan senam bugar lansia (Budiharjo, 2003). Menurut Kusumastuti (2000), latihan pada lansia dapat meningkatkan fleksibilitas lumbal, lutut, kekuatan otot tungkai bawah, dan kemampuan berdiri pada satu kaki. Bagi orang berusia lanjut, dimana terjadi penurunan fleksibilitas sendi dari usia 30-70 tahun bisa mencapai 40-50% dianjurkan melakukan aktivitas bergerak bebas pada persendian untuk mencegah proses degenerasi dengan gerakan yang

tidak menimbulkan beban berlebihan pada otot, sehingga ada kesempatan otot untuk melakukan pemulihan pada tahap awal (Wold, 1999). Pada dasarnya program latihan fisik bagi para lansia harus meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan dapat menjalankan tingkatan aktivitas yang lebih tinggi. Ada beberapa indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi pergerakan, yaitu endurance (daya tahan), muscle strength (kekuatan otot), gait speed (kecepatan jalan) dan Range Of Motion (ROM) (Easton, 1999). ROM dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada sebuah persendian (Kozier et al., 2004). Pada usia 45-70 tahun, ROM sendi paha dan sendi lutut akan menurun sekitar 20%, sendi bahu menurun 10% (Miller dan Alexander, 2003). Pada sendi lutut terdapat 25% komponen yang mengalami kekakuan (pada posisi fleksi). Kekakuan dapat disebabkan oleh adanya kalsifikasi pada lansia yang akan menurunkan fleksibilitas sendi. Pada sendi lutut, karena berfungsi sebagai penopang tubuh maka mempunyai struktur ligamentum yang lebih kuat dan banyak dari pada sendi siku walaupun keduanya sama-sama berjenis sendi engsel. Hal ini juga akan mempengaruhi kemungkinan terjadinya kekakuan yang lebih besar pada sendi lutut tersebut (Totora dan Grabowski, 2003). Menurut Jenkins (2005) penurunan ROM disebabkan oleh tidak adanya aktivitas. Untuk mempertahankan kenormalan ROM, sendi dan otot harus digerakkan dengan maksimum dan dilakukan secara teratur. Aktivitas ROM juga dianjurkan untuk terapi yang dapat mempertahankan pergerakan sendi dan jaringan lunak, yang dapat mempertahankan pergerakan sendi dan jaringan lunak,

yang akan meminimalkan pembentukan kontraktur. Latihan untuk meningkatkan ROM aktif dalam jenis latihan Free Active Exercise yaitu latihan isotonik yang dapat meningkatkan tonus dan massa, kekuatan otot dan ketahanan fleksibilitas sendi (Kisner dan Colby 1990). Latihan adalah salah satu jenis aktivitas fisik dengan gerakan yang direncanakan, terstruktur dan gerakan yang berulang untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan maupun kebugaran jasmani (Physical Fitness). Latihan dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas (Wold, 1999). Latihan yang diutamakan pada kelenturan sendi dengan peregangan maksimal dan secara bertahap ditingkatkan dengan latihan kekuatan, namun harus dilakukan secara hati-hati dan perlahan, latihan yang digunakan termasuk jenis latihan ROM ringan dengan penyesuain dosis dalam kategori latihan ROM smooth motion yakni gerakannya perlahan namun pasti dalam posisi full ROM dan tanpa nyeri (Sukendro, 2007), teknik gerak ROM yang digunakan dalam latihan ini adalah gerak sesuai bidang anatomi sendi lutut yakni gerak fleksi-ekstensi dan fungsional patterns gerak ditujukan untuk aktifitas sehari-hari sesuai dengan indeks katz (Kisner & Colby, 1996). Melihat dari masalah di atas, fisioterapi sebagai salah satu profesi yang bergerak dalam meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Free Active Exercise Terhadap Peningkatan Range Of Motion Sendi Lutut Wanita Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul.

B. Identifikasi Masalah Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Karakteristik menua (aging) ditandai oleh kegagalan tubuh dalam mempertahankan homoeostasis tubuh terhadap suatu stress walaupun stress tersebut masih dalam batas-batas fisiologis (Brooks & Fahey, 1984). Proses menua yang terjadi setelah seseorang berusia 30 tahun mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi tubuh. Pada saat umur dibawah 30 tahun, terdiri atas 61% H 2 O, 19% sel solid, 14% lemak, 6% tulang dan mineral. Pada usia lebih dari 65 tahun, komposisi tersebut berubah menjadi H 2 O 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan tulang dan mineral 5% (Rochmat & Aswin, 2001). Penurunan fleksibilitas sendi merupakan penyebab disabilitas cara berjalan, keseimbangan dan kemampuan berjalan (Dayhoff et al., 1999; Aswin, 2003). Berkurangnya fleksibilitas sendi pada lansia merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya resiko roboh yang dapat menyebabkan patah tulang dan kecacatan (Cabalero et al., 1996, Dayhoff et al., 1998). Pada lansia yang memiliki keterbatasan gerak sendi, program latihan hanya dapat mengatasi keadaan tersebut, sesuai dengan kondisi fisik lansia. Program latihan fisik bagi para lansia harus meningkatkan kemungkinan untuk menjalankan tingkatan aktivitas yang lebih tinggi. Pada survei awal di sebuah Posyandu lansia di desa Sampang, ditemukan lansia mengalami keterbatasan gerak dan kelemahan fisik, tidak mengikuti kegiatan senam yang dilaksanakan

setiap hari serta tidak melakukan latihan untuk memperbaiki keadaannya. Menurut Tortora dan Grabowski (2003) & Wold (1999) adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi, dapat memperparah kondisi sistem muskuloskeletal yang mengalami penurunan karena proses menua. Penurunan fleksibilitas pada lansia dapat diperbaiki dengan cara olah raga atau aktivitas fisik dengan menambah latihan unsur gerakan bebas pada sendi yaitu latihan dengan gerak bebas secara maksimal tanpa nyeri (Burke, 2001). Pada usia 45-70 tahun, ROM sendi lutut akan menurun sekitar 20%, sendi bahu menurun 10% (Miller dan Alexander, 2003). Menurut Jenkins (2005) penurunan ROM disebabkan oleh tidak adanya aktivitas. Menurut Dep. Kes RI (1998), lansia yang kurang mampu melakukan latihan fisik atau olahraga karena sakit dan lemah, dapat melakukan gerakan-gerakan sederhana yang menyerupai senam. Pada sendi lutut terdapat 25% komponen yang mengalami kekakuan (pada posisi fleksi). Kekakuan dapat disebabkan oleh adanya kalsifikasi pada lansia yang akan menurunkan fleksibilitas sendi. Pada sendi lutut, karena berfungsi sebagai penopang tubuh maka mempunyai struktur ligamentum yang lebih kuat dan banyak dari pada sendi siku walaupun keduanya sama-sama berjenis sendi engsel. Hal ini juga akan mempengaruhi kemungkinan terjadinya kekakuan yang lebih besar pada sendi knee joint tersebut (Totora dan Grabowski, 2003). Proses penuaan pada wanita lanjut usia yang terjadi pada persendian diakibatkan oleh perubahan struktur persendian. Perubahan ini meliputi proliferasi dari firofatty connective tissue dan terjadi penurunan dari kandungan cairan dan proteoglycan, ini menyebabkan penurunan pada Glucosaminoglycans (GAG s) sebagai

penyusun serabut matriks dikarenakan zat plastis sebagai prekusor dari proteoglycan yang akan merangsang pertumbuhan GAG s tidak diproduksi (Meyer et al., 2002). Menurut Martini (2003), latihan free active exercise baik sebagai persiapan untuk lansia yang lemah fisik dalam permulaan program latihan. Free Active Exercise adalah latihan yang menggerakkan setiap persendian secara bebas dan maksimal tanpa menyebabkan rasa nyeri (Ellis, 1996). Free Active Exercise merupakan salah satu alternatif latihan yang dapat dilakukan oleh lansia dengan keterbatasan gerak sendi. Menurut Wold (1999), Free Active Exercise dapat dilakukan dengan posisi duduk dan berdiri serta pada posisi terlentang di tempat tidur. Dengan free active exercise diharapkan dapat meningkatkan ROM sendi lutut ada lansia yang mengalami keterbatasan gerak sendi, sehingga lansia dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri atau latihan yang lebih tinggi seperti latihan senam. Dalam hal ini tipe latihan yang digunakan adalah open kinetic chain, pergerakan bebas dan pergerakan pada satu sendi, latihan dilakukan dalam waktu 4 minggu dengan dosis 5 kali pengulangan 2-3 set waktu istirahat 2-3 menit dengan waktu 60 detik maka pada sendi lutut akan mulai terjadi rangsangan terhadap mechanogrowth factor yang menjadi awal dari produksi zat plastis (Hendricks, 1995). Oleh karena itu, dengan melihat dari permasalahan yang ada maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh free active exercise terhadap peningkatan Range Of Motion sendi lutut wanita lanjut usia. Alat yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya yaitu Goniometer.

C. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan alat ukur, biaya dan waktu, maka yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh free active exercise terhadap peningkatan Range Of Motion sendi lutut wanita lanjut usia tidak terlatih dengan metode open kinetic chain di Posyandu Lansia Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul yang di ukur dengan alat Goniometer. D. Perumusan Masalah Apakah ada pengaruh free active exercise terhadap peningkatan Range Of Motion sendi lutut di Posyandu Lansia Srikandi desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul? E. Tujuan penelitian Untuk mengetahui pengaruh free active exercise terhadap peningkatan Range Of Motion sendi lutut wanita lanjut usia di Posyandu Lansia Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan pengetahuan dalam memberikan solusi pemecahan masalah mengenai latihan yang tepat untuk meningkatkan fleksibilitas sendi bagi lansia.

2. Bagi IPTEK Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi lansia dengan adanya data-data yang menunjukkan pengaruh free active exercise terhadap peningkatan Range Of Motion sendi lutut wanita lanjut usia. 3. Bagi Fisioterapi Menambah khasanah pengetahuan mengenai macam latihan dan dosis latihan yang tepat yang nantinya berdampak pada keberhasilan terapi. 4. Bagi Masyarakat kususnya lansia Sebagai masukan kepada lansia dan keluarganya serta bagi masyarakat untuk menyadari pentingnya latihan fisik agar tercapainya derajat kesehatan yang optimal.