PENDAHULUAN. Latar Belakang. Populution ageing telah menjadi isu demografi yang sangat penting pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

halnya lansia yang bekerja di sektor formal. Hal ini menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia terlantar.

BAB I PENDAHULUHAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

EDY SANTOSO PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN POS PELAYANAN TERPADU DALAM PELAYANAN SOSIAL BAG1 LANJUT USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. angka harapan hidup semakin tinggi, sehingga kebutuhan ini mendesak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

Keluarga merupakan tempat berlindung dari tekanan-tekanan fisik maupun psikis yang datang dari lingkungannya. Untuk melindungi diri maka diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan telah

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dihindari karena sebagai masa periode terakhir yang dilewati oleh

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang

DEMOGRAFI LANSIA. Chairul Huda Al Husna

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

PETA SOSIAL KOMUNITAS. Keadaan Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

Menuju Lanjut Usia Aktif Sebagai Aset Bangsa yang Efektif

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

DEMOGRAFI LANSIA. Chairul Huda Al Husna

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diagram 1.1. Data Statistik Kenaikan Angka Lansia Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

Latar belakang dan Masalah Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Jumlah penduduk usia lanjut di dunia cenderung meningkat, oleh karena terjadin

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, taraf kehidupan, dan taraf pendidikan tetapi juga membawa dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Penduduk Lanjut Usia dan Usia Harapan Hidup Lansia di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

SRI REJEKI J

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan

1. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bangsa lndonesia bertujuan untuk. mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian. kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp 700 miliar

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Populution ageing telah menjadi isu demografi yang sangat penting pada masa modem sekarang ini. Populasi lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat cepat dan menduduki peringkat keempat setelah RRC, India, dan Amerika. Pada tahun 1980 jurnlah lanjut usia sebanyak 11,4 juta jiwa atau 7,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia dengan usia harapan hidup 55,3 tahun. Pada tahun 1990 jumlah lanjut usia bertambah menjadi 16 juta jiwa atau 8,7 persen dengan usia harapan hidup 61,12 tahun. Pada tahun 2000 jumlah lanjut usia bertambah menjadi 22,2 juta jiwa atau 10 persen dari jumlah total penduduk Indonesia dengan usia harapan hidup 65 sampai 70 tahun, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lanjut usia akan mencapai 29,12 juta jiwa atau 11,09 persen dari total jumlah penduduk Indonesia dengan usia harapan hidup mencapai 70 sampai 75 tahun ( Darmojo, dikutip oleh Nugroho, 1999). Bertarnbahnya jumlah lanjut usia dari waktu ke waktu memberi dampak pada kecenderungan berkembangnya permasalahan yang lebih kompleks karena (a) Sistem pensiun atau tunjangan hari tua dan tunjangan kesehatan yang memadai masih belum dipikirkan secara mendasar, sedangkan angka sakit dan angka kemiskinan pada lanjut usia mengalami peningkatan. (b) Kecenderungan di masyarakat yaitu pada saat ini setiap keluarga rata-rata memiliki dua anak. Para lanjut usia akan dihadapkan pada kondisi di mana semua anak mereka harus beke ja dan berkarier, sehingga dipertanyakan siapa yang dapat diharapkan ketika para lanjut usia membutuhkan perawatan fisik maupun psikis ketika mereka mengalami ketidakberdayaan. (c) Era globalisasi menuntut perkembangan pada keluarga yang tadinya berintikan nilai tradisional atau keluarga guyub beralih dan cenderung berkembang menjadi keluarga individual atau patembayan. Norma masyarakat juga akan bergeser, mengarah pada kehidupan yang egosentris (Hardywinoto dan Setiabudhi, 2005). Secara mum pelayanan sosial bagi lanjut usia sangat perlu dilakukan karena, pertarna, masih besarnya jumlah lanjut usia yang berada di bawah garis kemiskinan yaitu 15 persen termasuk lanjut usia terlantar dan 28,s persen lanjut

usia rawan terlantar. Kedua, melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati, berhubung terjadi perkembangan perubahan nilai pola kehidupan keluarga yang secara fisik Iebih mengarah pada bentuk keluarga kecil. Ketigu, masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia dan masih terbatasnya sarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi lanjut usia. Keempat, belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lanjut usia (Depsos RI, 2003). Depsos RI (1998), menjelaskan pentingnya pelayanan sosial bagi lanjut usia dilaksanakan yaitu, pertama, akibat proses menjadi tua mengakibatkan permasalahan bai k secara fisik, mental maupun sosial psi kologis. Keduu, berkurangnya integrasi sosial lanjut usia akibat produktivitas dan kegiatan menuun. Hal ini berpengaruh negatif pada kondisi sosial psikologis lanjut usia yang merasa tidak diperlukan lagi oleh masyarakat lingkungan sekitarnya. Ketiga, rendahnya produktivitas keja lanjut usia menyebabkan mereka tidak dapat mengisi lowongan kerja yang ada, dan terpaksa menganggur. Keempat; banyaknya lanjut usia yang miskin, terlantar dan cacat, sehingga memerlukan bantuan. Kelirna. berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada tatanan masyarakat individualistik, sehingga lanjut usia kurang dihargai dan dihormati serta mereka tersisih dari kehidupan masyarakat. Nugroho (1999), menjelaskan permasalahan umum yang dihadapi oleh lanjut usia yaitu :(I) secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidup, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain. (2) Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut usia seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkuang yang akan mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungqa. Hal ini rnemberikan dampak pada kebahagiaan seseorang. (3) Adanya para lanjut usia yang masih mempunyai kemampuan untuk

bekerja tetapi permasalahannya adalah bagaimana memhgsikan tenaga dan kemampuan mereka tersebut di dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja. (4) Adanya lanjut usia &lam keadaan terlantar, selain tidak mempunyai bekal hidup dan pekerjaan, mereka juga tidak mempunyai keluarga. (5) Pada masyarakat tradisional, lanjut usia masih dihargai dan dihormati sehingga berguna bayi masyarakat tetapi nilai-nilai tersebut cenderung berkurang. (6) Lanjut usia memerlukan tempat tinggal atau fasilitas penunahan yang khusus. Mengantisipasi masalah lanjut usia yang semakin kompleks, maka perlu ada upaya penanggulangan untuk mengatasi meluasnya permasalahan yaitu meningkatkan peran serta masyarakat beke rja sama dengan pemerintah dalam kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia. Peran serta masyarakat selain sebagai sebuah keharusan juga merupakan unsur yang menentukan serta menjadi parameter pembangunan kesejahteraan sosial. Beberapa alasan mendasar yang dapat dijadikan acuan betapa pentingnya peran serta masyarakat. Pertarnu; adanya keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia. Kedua, adanya pergeseran paradigma pembangunan dari sentralistik menjadi desentralistik. Ketiga, adanya tuntutan untuk melaksanakan otonomi daerah (Depsos RI. 2002). Undang-undang Nomor 13 tahun 1998, menjelaskan bahwa masyarakat mempunyai hak dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Peran serta masyarakat dapat dilakukan secara perseorangan, keluarga, kelompok, masyarakat, organisasi sosial, dan atau organisasi kemasyarakatan. Artinya keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pelayanan sosial adalah cukup penting dalam mengatasi permasalahan lanjut usia. Menurnbuh kembangkan peran serta masyarakat kearah yang lebih konstruktif dan kondusif dalarn usaha kesejahteraan sosial sehingga menjadi kekuatan yang dapat menopang dan lebih menggiatkan pelaksanaan pelayanan sosial bagi lanjut usia. Bentuk peran serta yang dilaksanakan oleh masyarakat antara lain kegiatan pelayanan sosial melalui keluarga yaitu dengan memanfaatkan lingkungan keluarga sebagai basis utarna dalarn mengatasi permasalahan lanjut usia, misalnya lembaga pelayanan sosial lanjut usia "Pusaka" (Pusat santunan keluarga) yang ada

di tingkat kelurahan sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada lanjut usia kurang mampu secara ekonomi berupa bantuan stimulan paket usaha produktif dan bantuan jaminan makan tetapi tidak ditarnpung di dalam Panti Sosial Tresna Werdha. Lembaga lainnya yaitu "karang lansia" sebagai wadah bagi para lanjut usia untuk berinteraksi sosial dengan sesamanya dan berbagai kegiatan sosial lainnya dalam memenuhi kebutuhannya. Lembaga tersebut dibentuk oleh para lanjut usia sebagai wadah perhimpunan para lanjut usia di wilayah RT/RW. Dari hasil Praktek Lapangan I (pemetaan sosial) dan Praktek Lapangan I1 (evaluasi program pengembangan masyarakat), pengkaji tertarik untuk melakukan penelitian tentang kegiatan pelayanan sosial lanjut usia yang dilaksanakan oleh kelompok Posyandu di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru Dilaksanakannya kegiatan pelayanan bagi lanjut usia melalui Posyandu merupakan tindaklanjut dari program kegiatan Posyandu yang semula hanya melayani balita. Dari data jurnlah penduduk, tercatat jurnlah lanjut usia (berurnur di atas 60 tahun) sebanyak 156 orang sebagai sasaran pelayanan Posyandu. Kegiatan pelayanan bagi lanjut usia disesuaikan dengan kondisi permasalahan lanjut usia di RW 10. Berbagai permasalahan yang dihadapi lanjut usia antara lain berkaitan dengan masalah kondisi fisik, ekonomi dan sosial psikologis. Kegiatan pelayanan bagi lanjut usia yang telah dilaksanakan oleh Posyandu "Mawar Merah" antara lain :1) Memberi makanan tambahan bergizi kepada lanjut usia miskin terlantar, 2) Kegiatan senarn jantung sehat, 3) Bantuan sosial berupa materi untuk lanjut usia terlantar, 4) Pengajian dan ceramah agarna. Mengatasi permasalahan Posyandu dalam pelayanan bagi lanjut usia maka kapasitas lembaga perlu ditingkatkan. Potensi masyarakat yang dapat mendukung kegiatan posyandu antara lain keluarga lanjut usia, dukungan program pemerintah dan pihak swasta. Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti melakukan kajian pengembangan masyarakat dengan judul "Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pos Pelayanan Terpadu dalam Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia" dengan pertanyaan kajian adalah "Bagaimana meningkatkan kapasitas kelembagaan pos pelayanan terpadu (Posyandu) dalam memberikan pelayanan sosial bagi lanjut usia" di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan maka rumusan masalah kajian ini adalah : 1. Bagaimana kinerja Posyandu dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 2. Bagaimana kapasitas Posyandu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia? 3. Bagaimana potensi di masyarakat dalam memberi dukungan terhadap kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia? 4. Bagaimana menyusun program peningkatan kapasitas Posyandu dalam pelayanan sosial bagi lanjut usia? Tujuan dan Kegunaan Kajian Tujuan Kajian Tujuan kajian ini adalah : 1. Menganalisis kinerja Posyandu dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.. Menganalisis kapasitas Posyandu dalam kegiatan pelayanan sosial bagi lanj ut usia. 3. Menganalisis potensi di masyarakat yang mendukung kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia. 4. Menyusun program bersama masyarakat dalam meningkatkan pelayanan sosial bagi lanjut usia. Kegunaan Kajian 1) Memberi masukan kepada pengurus Posyandu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia. 2) Mensosialisasikan pentingnya kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia kepada rnasyarakat.