BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Suatu organisasi selalu membutuhkan suatu anggaran untuk menterjemahkan keseluruhan strategi ke dalam rencana operasional dan tujuan jangka pendeknya (Hansen dan Mowen, 1997). Anggaran yang efektif membutuhkan kemampuan memprediksi masa depan, yang meliputi berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Manajer suatu perusahaan perlu menyusun suatu anggaran dengan baik karena anggaran merupakan perencanaan keuangan yang menggambarkan seluruh aktivitas operasional perusahaan (Siegel dan Marconi, 1998). Dalam penyusunan anggaran tersebut top manajer perlu melibatkan bawahan agar anggaran yang disusun dapat mempresentasikan kebutuhan dan kepentingan seluruh anggota. Kesalahan memprediksi suatu anggaran akan mengacaukan rencana yang telah disusun dan berdampak negatif terhadap penilaian kinerjannya. Proses penyusunan anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia (Siegel dan Marconi, 1998), terutama bagi orang yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran. Berbagai masalah perilaku muncul dalam proses penyusunan anggaran. Misalnya ketika bawahan yang ikut berpartisipasi dalam 1
penyusunan anggaran memberikan perkiraan yang bias kepada atasan, padahal bawahan memiliki informasi yang dapat digunakan untuk membantu keakuratan anggaran perusahaan. Perkiraan yang bias tersebut dilakukan dengan melaporkan prospek penerimaan yang lebih rendah, dan prospek biaya yang lebih tinggi, sehingga target anggaran akan lebih mudah tercapai. Tindakan bawahan memberikan laporan yang bias dapat terjadi jika dalam menilai kinerja atau pemberian reward, atasan mengukurnya berdasarkan pencapaian sasaran anggaran. Dengan tercapainya sasaran anggaran, bawahan berharap dapat mempertinggi prospek kompensasi yang akan diperolehnya. Namun, bagi perusahaan anggaran yang bias akan mengurangi keefektifan anggaran didalam perencanaan dan pengawasan organisasi (Waller, 1998). Perbedaan antara anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik bagi perusahaan ini disebut dengan kesenjangan anggaran (budgetary slack) (Anthony dan Govindarajan, 1998), atau merupakan pelaporan jumlah anggaran yang dengan sengaja dilaporkan melebihi sumber daya yang dimiliki perusahaan dan mengecilkan kemampuan produktifitas yang dimilikinya. Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi bawahan dengan senjangan anggaran di dalam penyusunan anggaran telah dilakukan oleh banyak peneliti. Terutama untuk meneliti aspek perilaku bawahan dalam menentukan standar anggaran. Aspek perilaku ini menyangkut seberapa jauh kepuasan dan kinerja yang ingin dicapai bawahan. Dalam hal ini bawahan menginginkan setiap informasi yang diberikan kepada atasan dapat digunakan untuk mencapai tingkat kepuasan dan kinerja yang lebih tinggi. 2
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, diperoleh beberapa hasil yang bertolak belakang dimana partisipasi dalam penyusunan anggaran secara nyata dapat menurunkan senjangan anggaran, sebaliknya ada pula penelitian yang menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan aggaran secara nyata meningkatkan senjangan anggaran. Hasil penelitian tersebut perlu dikaji ulang dan dilakukan secara mendalam untuk mengetahui perbedaan tersebut. Apakah perbedaan hasil penelitian tersebut dipengaruhi oleh variabel moderator lain yang mungkin mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dalam penelitian ini ingin dibuktikan apakah variabel moderat, ketidakpastian lingkungan dan komitmen organisasi mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Alasan dipilihnya komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan adalah asumsi bahwa komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan dapat mempengaruhi motivasi individu untuk melakukan sesuatu hal. Komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi. Komitmen organisasi yang kuat menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan organisasi dan mengutamakan organisasi (Angel dan Perry, 1981). Individu dengan komitmen organisasi yang tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi organisasi. Komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, sehingga dengan adanya komitmen yang tinggi kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Keadaan ini bertolak belakangkan dengan individu dengan komitmen organisasi yang 3
rendah. Individu dengan komitmen organisasi yang rendah akan mementingkan dirinya sendiri atau kelompoknya. Dia tidak memiliki keinginan untuk menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, sehingga kemungkinan terjadinya senjangan anggaran apabila di terlibat dalam penyusunan anggaran yang lebih besar. Ketidakpastian lingkungan didefinisikan sebagai keterbatasan individu dalam menilai probabilitas gagal atau berhasil keputusan yang telah dibuat, (Govindarajan, 1986). Ketidakpastian lingkungan adalah situasi seseorang yang terkendala untuk memprediksi situasi disekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi ketidakpastian tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan meningkatkan pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Kemampuan memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah dapat terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Informasi pribadi (private information) yang dimiliki bahawan dapat digunakan untuk membantu penyusunan anggaran agar lebih akurat karena bawahan mampu mengatasi ketidakpastian dan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa datang. Namun dapat juga terjadi, bawahan tidak memberikan informasi pribadi yang dimilikinya kepada atasan. Dalam kondisi ketidakpastian yang rendah, partisipasi anggaran memiliki hubungan yang positif dengan senjangan anggaran, dan sebaliknya akan berhubungan negatif bila kondisi ketidakpastian lingkungan tinggi, (Govindarajan, 1986). Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan rendah, partisipasi bawahan yang tinggi akan 4
mampu menciptakan senjangan anggaran. Hal ini memungkinkan karena bawahan mampu memprediksi prospek masa depan dan dapat memperkirakan langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga dapat digunakan untuk melakukan senjangan anggaran dengan melaporkan perkiraan yang biasa. Kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, partisipasi anggaran akan mengurangi senjangan anggaran. Pada kondisi ini bawahan sulit memprediksi masa depan sehingga tidak mampu memperoleh informasi akurat untuk memprediksi kejadian masa depan, sehingga sulit pula baginya untuk menciptakan senjangan anggaran. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengetahui apakah komitmen organisasional dan ketidakpastian lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran pada perusahaan manufaktur di Yogyakarta.. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasikan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh secara nyata dalam meningkatkan senjangan anggaran? 2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh secara nyata dalam menurunkan senjangan anggaran? 5
3. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara nyata dalam meningkatkan senjangan anggaran? 4. Apakah interaksi antara partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi berpengaruh secara nyata dalam menurunkan senjangan anggaran? 5. Apakah interaksi antara partisipasi anggaran dengan ketidakpastian aggaran berpengaruh secara nyata dalam meningkatkan senjangan anggaran? C. Batasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu luas dan untuk menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Partisipasi anggaran. Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan manajer-manajer di dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan anggaran (Govindarajan, 1986). 2. Senjangan anggaran. Senjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifitasnya ketika ia diberi kesempatan untuk menentukan kerjanya (Young, 1985). 3. Komitmen organisasi. Komitmen organisasi merupakan suatu bentuk dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. (Wiener, 1982) 6
4. Ketidakpastian lingkungan. Ketidakpastian lingkungan didefinisikan sebagai keterbatasan individu dalam menilai probabilitas gagal atau berhasil keputusan yang telah dibuat. (Duncan, 1972) 5. Penelitian ini dilakukan terhadap para manajer perusahaan manufaktur yang terdapat di kota Yogyakarta. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilakukan adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran yang dilakukaan oleh para manajer pada perusahaan manafaktur di kota Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran yang dilakukaan oleh para manajer pada perusahaan manafaktur di kota Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak antara lain adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu kepada akademisi mengenai pengaruh yang ditimbulkan dari komitmen organisasional dan ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 7
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi manajemen perusahaan untuk mengevaluasi dampak dari parstisipasi anggaran oleh para manajer, terutama akan dampak negatif dari partisipasi anggaran dalam bentuk meningkatnya senjangan anggaran. F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini berisikan tentang uraian teoritis yang digunakan sebagai dasar teori yang mendukung penelitian, hubungan partisipasi anggaran, komitmen organisasional, ketidakpastian lingkungan dengan senjangan anggaran, serta hipotesis penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran data, metode pengujian instrumen dan metode analisis data. 8
Bab IV : Analisis Data Bab ini membahas mengenai analisis serta pengujian terhadap jawaban responden dari kuesioner yang dibagikan dan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Bab V : Kesimpulan, Implikasi Manajerial dan Saran Bab ini berisikan tentang kesimpulan, implikasi manajerial dan saran yang penulis ajukan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan. 9