BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II LANDASAN TEORI Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi, dalam bukunya Sistem Akuntansi, menyatakan bahwa:

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG NOMOR : 25 TAHUN 2003 NOMOR : PKK-12/07/2.003

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BAB II LANDASAN TEORI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

G U B E R N U R J A M B I

BAB IV SISTEM INFORMASI PENDAPATAN DINAS PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN KOTA BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOHOR: 5 TAHUN 2013

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney. berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2).

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO

BAB II PENGATURAN TENTANG BERAS BERSUBSIDI. A. Pengertian dan Dasar Hukum Beras Bersubsidi

BUPATI POLEWALI MANDAR

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

penurunan, jumlah tersebut cukup besar dan masih rentan terhadap gejolak

PROSEDUR AKUNTANSI PENDISTRIBUSIAN BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH PADA PERUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL XI JEMBER

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR A I BPMPDPPKB/ TAHUN 2014 TENTANG

G U B E R N U R L A M P U N G

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

<2YUda~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

Perancangan Sistem. Kusrini, Andri Koniyo Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogykakarta Jl. Ringroad Utara Condong Catur Sleman Yogyakarta

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI MALUKU TENGGARA

Pedoman membuat Flowchart ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

WALIKOTA BANJARMASIN

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 26 TAHUN No. 26, 2016 NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 853 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK 4.1 LandasanTeori Sebelum penulis menjabarkan isi laporan kerja praktek ini, penulis mempunyai landasan teori untuk mempertanggung jawabkan laporan yang dibuat. Adapun landasan teori yang akan dijabarkandalam sub bab ini, mengenai sistem, informasi, sistem informasi, raskin, serta sistem informasi raskin. 4.1.1Sistem Definisi menurut Al Bahra bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi adalah sistem adalahsuatu bentuk integrasi antar satu komponen dengan komponen lainnya. [:2006:6]. Adapun definisi lain menurut Jogianto H.M, dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: sistem adalah sekumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. [2009:3]. Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menyimpulkan sistem adalah sekumpulan kegiatan yang saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 4.1.2 Informasi Definisi informasi menurut Jogianto H.M, dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa: informasi adalah 16

data yang telah diperoleh menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. [2009:8]. Adapun definisi lain mengenai informasi menurut Azhar Susanto, dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi dan Pengembangan Berbasis Komputer adalah: informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat [2004:40]. Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memberikan arti dan manfaat. 4.1.3 Sistem Informasi Definisi sistem informasi menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer adalah sebagai berikut: Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berati dan berguna [2004:1]. Definisi lain mengenai sistem informasi menurut Kusrini dan Andri Koniyo dalam bukunya yang berjudul Tutunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan VB & SQL Server Informasi adalah sebagai berikut: sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap 17

pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan [2007:5]. Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari su-sub sistem yang saling berhubungan dan bekerjasama (sesuai fungsi) untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengolahan data menjadi informasi yang berguna dan memiliki nilai manfaat dalam suatu organisasi. 4.1.4 Raskin Raskin adalah program subsdi pangan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, serta melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah (pemprov dan pemkab/pemkot), aparat Desa/Kelurahan, lembaga musyawarah desa, LSM, serta tokoh masyarakat. Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa raskin adalah perencanaan penetapan pagu Raskin nasional sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan berdasarkan data rumah tangga sasaran (RTS) BPS. Penetapan rumah tangga sasaran penerimaan manfaat (RST-PM) berdasarkan hasil kesepakatan Desa/Kecamatan dan rencana pendistribusian Raskin. 4.1.5 Bagan Alir/Flowchart Menurut dalam Jogianto H.M bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menjelaskan bahwa: 18

Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat komunikasi dan utuk dokumentasi. Pada waktu akan menggambar. [2009:795] Terdapat beberapa jenis bagan alir yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagan Alir Sistem (System Flowchart) Bagan alir sistem ( sistem Flochart ) merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluluran dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalm sistem. Bagan alir sistem menunjuka apa yang dikerjakan dalam sistem.bagan alir sistem yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang digunakan. 2. Bagan Alir Dokumen (Dokument Flowchart) Bagan alir dokumen (Dokument Flowchart) atau disebut dengan bagan alir folmulir (folmulir flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang yang menunjukan arus dari laporan data folmulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbolyang sama dengan digunakan didalam bagan alir sistem. 3. Bagan Alir Skematik (schamatic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur dalam sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan dalam penjelasan simbol-simbol bagan alir kepada orang-orang yang kurang paham. 4. Bagan Alir Pemograman (Program Flowchart) Bagan alir program (Program Flowchart) terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (Logica Program) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digambarkan tiap-tiap langkah didalam program komputer secara logika. Bagan alir logika program ini dipersiapkan oleh analisis sistem. 19

5. Bagan Alir Proses (process Flowchart) Bagan alir proses (process Flowchart) merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Berguna untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur [2009:795]. 4.2 Pembahasan Pelaporan Kerja Praktek 4.2.1Fungsi dan Dokumen yang Terkait 4.2.1.1 Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem informasi raskin pada perum bulog divisi regional Jawa Barat adalah sebagai berikut: A. Seksi Pengadaan Melakukan pengadaan beras/gabah dengan membuat kontrak dengan mitra kerja, kontrak ditandatangani kasup divre. B. Seksi Analisa Harga dan Pasar Melakuakan penilai harga pasar pasar/gabah, jika harga dibawah harga pokok produksi (HPP) pengadaan harus beli terus. C. Persediaan dan Angkutan Melakukan penempatan rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) di desa/kelurahan menggunakan data yang terdiri dari rumah tangga sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Data tersebut merupakan sasaran program penanggulangan Kemiskinan secara nasional. D. Perawatan dan Kualitas Melakukan perawatan kualitas beras bulog, sehingga dalam penyerahan harus sesuai dengan kualitas beras bulog. 20

E. Penyaluran Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin. Di samping itu, dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan sebagai salah satu hak dasar masyarakat. Hal ini merupakan salah satu program pemerintah baik dari pusat maupun daerah yang penting dalam peningkatan ketahanan pangan nasional. Efektifitas program RASKIN dapat di tingkatkan kordinasi antar instansi/lembaga terkait baik di tingkat pusat maupun daerah. Koordinasi mulai dari perancangan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian dengan mengedepankan peran penting partisipasi masyarakat. 4.2.1.2 Dokumen yang Terkait Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi raskin pada perum bulog divisi regional Jawa Barat adalah sebagai berikut: A. Surat permintaan alokasi (SPA), yaitu pengajuan dari Bupati/Walikota berdasarka alokasi pagu raskin. B. Lembaran berita acara serah terima (BAST), yaitu lembaran yang dipergunakan untuk penyerahan beras ke titik distribusi. C. Surat penerima penjualan beras distributor (SPPB/DO), yaitu surat untuk mengambil beras dari gudang bulog. D. Lembar rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) lembar pelaksana distribusi penyerahan raskin. 21

E. Lembar harga penjualan beras (HPB), yaitu lembar yang dipergunakan untuk mengatur daftar penjualan beras. F. Lembar daftar penerima manfaat (DPM), yaitu lembar yang sesuai dengan harga penjualan beras. G. Lembar rekapitulasi daftar penerima manfaat, yaitu lembaran yang dipergunakan untuk merekap dari semua dokumen untuk memperlancar penyaluran beras raskin ke titik distribusi. 4.2.2 Sistem Informasi yang Terkait Sistem informasi yang ada pada perum bulog divisi regioanal jawa barat adalah sebagai berikut: A. Pemerintah pusat membuat surat program raskin untuk pemerintah daerah berdasarkan perundangan yang menjadi landasan pelaksanaan program raskin. B. Pemerintah daerah menerima surat program raskin (SPR) lalu di simpan sebagai arsip. C. Divre/sub divre/bulog menerima surat permintaan alokasi (SPA) dari pemerintah daerah (Pemda) untuk menentukan lokasi penyaluran beras raskin. D. Berdasarkan surat permintaan alokasi (SPA) maka, divre/subdivre/bulog membuat surat penerimaan pengajuan beras (SPPB) untuk diberikan kepada seksi pengadaan. 22

E. Berdasarkan surat permintaan penjualan beras (SPPB), seksi pengadaan membuat harga penjualan beras (HPB) untuk diberikan kepada seksi analisis dan pasar. F. Seksi analisis dan pasar menerima lalu mengarsipkan harga penjualan beras (HPB) tersebut. G. Berdasarkan harga penjualan beras (HPB), seksi analisis dan pasar membuat berita acara serah terima (BAST) yang akan diberikan kepada divre/subdivre/bulog lalu di simpan sebagai arsip. H. divre/sub divre/bulog membuat MBA berdasarkan berita acara serah terima (BAST). I. MBA yang dibuat oleh divre/subdivre/bulog diberikan kepada seksi pengadaan lalu di arsipkan. J. Seksi pengadaan membuat rumah tangga sasaran penerima manfaat yang akan diberikan kepda seksi analisis dan pasar. K. Seksi analisis dan pasar membuat harga penjualan beras raskin (HPBR) bedasarkan rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) yang akan diberikan kepada seksi persediaan dan angkutan. L. seksi persediaan dan angkutan menerima dan membuat daftra penerima manfaat (DPM) berdasarkan harga penjualan beras raskin (HPBR). M. Harga penjalan beras raskin (HPBR) diberikan ke seksi perawatan dan kualitas lalu diarsipkan. 23

N. seksi perawatan dan kualitas membuat rekapitulasi daftar penerima manfaat () lalu diberikan ke divre/subdivre/bulog untuk ditandatangan. O. setelah rekapitulasi daftar penerima manfaat () ditandatangan oleh divre/subdivre/bulog diberikan kepada seksi penyaluran, agar beras raskin bisa segera disalurkan. 4.2.2 Bagan Alir Sistem Informasi Raskin PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH 24

D B S P R DB SPA Mulai 1 SPR SPR T SPR SPA SPR SPA Cetak SPR Cetak SPA SPR SPA 1 2 Gambar: 4.1 Bagan Alir sistem Berjalan 25

D B SP PB DIVRE/SUB DIVRE/BULOG 5 2 BAST T SPA Membuat MBA 10 Membu at SPPB MBA 2 SPPB CETAK SPPB Cetak MBA MBA Acc RDP M 2 SPPB 6 2 ACC 3 11 Gambar: 4.2 Bagan Alir sistem Berjalan Lanjutan 1 SEK. PENGADAAN SEK. ANALISA HARGA 26

F ile b as t F i le H P B 3 DAN PASAR 4 7 6 SPPB HPB RTS-PM MBA T Bua t HP B RTS_PM T Buat BAST Buat HPBR HPB CETAK HPB HPB RTS- PM Cetak RTS- PM BAST Cetak BAST BAST HPBR Cetak HPBR HPBR RTS- PM 4 5 8 7 Gambar: 4.3 Bagan Alir sistem Berjalan Lanjutan 2 SEKSI PERSEDIAAN DAN ANGKUTAN SEKSI PERAWATAN DAN KUALITAS 27

File DPM File 8 9 HPBR DPM T T Buat DPM DPM Cetak DPM DPM T Cetak 1 2 9 10 Gambar: 4.4 Bagan Alir sistem Berjalan Lanjutan 3 SEKSI PENYALURAN 28

11 AC SELESAI Gambar: 4.5 Bagan Alir sistem Berjalan Lanjutan 4 Keterangan: SPR SPA RTS-PM BAST HPB HPBR DPM SPPB : Surat Perintah Raskin :Surat Permintaan Alokasi :Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaant :Berita Acara Serah Terima :Harga Penjualan Baras :Harga Penjualan Beras Raskin :Daftar Penerima Manfaat :Surat Penerimaan Penjualan Beras :Rekapitulasi daftar penerima manfaat 29