BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, hubungan internasional terjadi karena adanya hubungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keduanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian di suatu negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. makro meliputi: inflasi, kenaikan suku bunga, dan kurs valuta asing.

BAB I PENDAHULUAN. 2009, peristiwa pemilu mempengaruhi harga saham (Suwaryo, 2008). Setiap investor sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (return) yang maksimal dengan risiko tertentu. Adanya pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, pasar modal tidak lepas dari pengaruh lingkungan, terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai

I. PENDAHULUAN. Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:26). Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Investasi adalah mengorbankan asset yang dimiliki sekarang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan berkali-kali. Dengan adanya perubahan UUP pemerintah bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu hal ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan saja, sebagaimana yang tertuang dalam UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk ikut serta mempercepat pembangunan suatu negara, karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, Singapura, dan Malaysia (bisnis.news.viva.co.id). Perkembangan pasar

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang relevan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal dan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan instrumen ekonomi tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. dana jangka panjang. Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai pasar ekuitas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

REAKSI HARGA SAHAM DENGAN ADANYA PERISTIWA PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. investor memiliki gambaran mengenai risiko dan expected return atas dana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return yang. pengaruh inflasi. (Eduardus Tandelilin, 2001:6)

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90 an.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investor memiliki gambaran mengenai resiko dan expected return atas. dana yang telah atau akan diinvestasikan.

PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI JOKOWI JILID 1, JILID 2, JILID 3, JILID 4 TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM DAN PERUBAHAN VOLUME PERDAGANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN

Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa Efek Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

ANALISIS REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP DUA PERISTIWA (STUDY KASUS TERHADAP SAHAM- SAHAM LQ 45 DI BEI) Prastian Bayang Januar

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

RISET BERKENAAN PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan China

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia memiliki peranan penting dalam meningkatkan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih

Management Analysis Journal

BAB 1. PENDAHULUAN. Pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian banyak negara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan transaksi. Pasar modal (capital market) merupakan sarana pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas.

BAB I PENDAHULUAN. harus mulai mengkikis cara berpikir bahwa perusahaan berdiri semata-mata hanya

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar uang merupakan salah satu instrumen ekonomi yang sangat

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Guna memahami suatu proses investasi, seorang pemodal (investor) harus

DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dapat memiliki gambaran mengenai resiko-resiko yang akan terjadi di pasar modal atau pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, pasar modal semakin banyak mendapat perhatian, baik

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) secara resmi mengesahkan Undang-Undang No.11

BAB I PENDAHULUAN. portofolio yang sesuai dengan tingkat pengembalian (return) dan risiko yang akan

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan pasti membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BABI PENDAHULUAN. Pasar modal memegang peran penting bagi perekonomian suatu negara

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. penghimpunan dana selain perbankan dan pasar modal dapat menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah

ECONOMIC COOPERATION XXI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara sederhana, hubungan internasional terjadi karena adanya hubungan yang saling menguntungkan. Hubungan internasional dalam bentuk perdagangan bisa terjadi karena adanya perbedaan. Perbedaan inilah yang membuat dua negara saling berinteraksi. Dan interaksi yang melahirkan berbagai macam asosiasi tingkat internasional dan juga zona-zona ekonomi internasional. Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran internasional bagi negara Indonesia sangatlah besar. Hubungan ekonomi yang dijalin oleh Indonesia dan negara lain, memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan Indonesia. Pembiayaan asing menjadi salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini bisa terlihat dari tingginya minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Seperti yang ditulis oleh Atmoko (2013) dalam situs antaranews.com, nilai modal asing yang masuk ke Indonesia untuk kuartal kedua 2013 saja, mencapai angka Rp33,8 triliun yang sebagian besar berupa pendanaan dalam bentuk saham. Direktur Teknologi Informasi Adikin Basirun dalam detik.com menyebutkan bahwa berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Agustus 2013, porsi kepemilikan investor asing di bursa Indonesia mencapai 51%. Halini menunjukan tingginya daya tarik Indonesia bagi para investor asing. Salah satu yang membuat Indonesia dilirik oleh investor asing adalah kuatnya permintaan domistik yang dimiliki oleh Indonesia. Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia 1

yang meningkat dari tahun ke tahun, membuat iklim investasi semakin menggairahkan. Iklim investasi ini tidak terlepas dari adanya campur tangan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah selalu mendapat perhatian oleh semua pelaku pasar modal. Kebijakan-kebijakan ini akan berdampak bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Tidak hanya kebijakan dalam negeri yang memberikan dampak bagi iklim investasi di Indonesia. Adanya hubungan antara negara-negara lain juga mengambil andil besar dalam pembentukan sebuah kebijakan. Organisasi-organisasi internasional juga berperan dalam terbentuknya kebijakan-kebijakan yang berlaku di suatu zona perdagangan tertentu. Salah satu organisasi dimana Indonesia menjadi anggota yang aktif adalah forum Asia-Pacific Economic Cooperation atau disingkat APEC.Forum ini bertujuan untukmenfasilitasi kemajuan ekonomi, menjembatani kerjasama, perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik. Sejak terbentuk, APEC telah bekerja untuk menurunkan bea masuk dan pembatasan-pembatasan perdagangan di kawasan Asia- Pasifik, menciptakan perekonomian domestik yang efisien dan meningkatkan jumlah ekspor.(www.apec2013.or.id) KTT APEC 2013 yang diadakan di Nusa Dua Bali pada 7-8 Oktober mengangkat tema Resilient Asia Pacific-Engine of Global Growth.Pada pertemuan KTT APEC yang berlangsung selama 2 hari ini menelurkan 7 butir kesepakatan dari 21 pemimpin negara.7 kesepakatan ini dibacakan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Isi dari 7 kesepakatan tersebut antara lainsemua 2

anggota APEC sepakat untuk meningkatkan kerja sama guna mencapai Deklarasi Bogor (Zaki, 2013). Menurut Irfan, M.N (2013) APEC bekerja untuk membangun kebijakan antiproteksionis di negara-negara anggota dengan mengurangi tarif dan menghilangkan penghalang bagi perdagangan bebas. Dengan menyatukan sumber daya, negaranegara anggota dapat berbagi informasi dan meningkatkan kemakmuran bisnis dan individu. Tiga bidang utama fokus APEC yaitu, pertama terfokus pada liberalisasi perdagangan dan investasi dimana APEC bekerja sama untuk mengurangi tariff dan menghapus hambatan lain untuk mewujudkan perdagangan bebas. Kedua, menfasilitasi interaksi bisnis antara negara-negara anggota dengan mengurangi biaya bisnis, berbagi informasi perdagangan, dan meningkatkan hubungan importer dan eksportir.dan ketiga kerjasama di bidang ekonomi dan teknik, untuk memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan pelatihan dan pendidikan dalam perdagangan internasional. Berlangsungnya KTT APEC 2013, memunculkan perjanjian-perjanjian kerja sama baru antara Indonesia dan negara-negara anggota lainnya. Kerja sama negaranegara APEC bertujuan untuk mempersiapkan zona Asia Pasifik menjadi zona pasar bebas di tahun 2015. Kebijakan-kebijakan yang tercipta, secara tidak langsung akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari tingkat return dan volume aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang berfluktuatif setelah KTT APEC 2013 ini berlangsung. Dalam penelitian-penelitan sebelumnya, para peneliti menemukan adanya hubungan antara pergerakan harga saham dan volume perdagangan terhadap setiap peristiwa-peristiwa yang terjadi Indonesia. Peristiwa sejenis APEC sendiri telah 3

mendapat perhatian dari penelitian-penelitian sebelumnya untuk dikaitkan dengan reaksi pasar.penelitian sejenis mengaitkan informasi peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia terhadap reaksi pasar, yang dalam penelitian kali ini adalah pasar saham Indonsia.Penelitian-penelitian tersebut antara lain: Lamasigi (2002) dalam penelitiannya mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa pergantian presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001, dan memperoleh hasil bahwa pasar modal Indonesia (BEJ) bereaksi terhadap peristiwa di luar kegiatan ekonomi yang memiliki skala nasional. Dan hasil penelitian Lamasigi yang menunjukan bahwa BEJ bereaksi terhadap peristiwa, tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Meidawati & Harimawan (2004) melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal Indonesia (BEJ) terhadap peristiwa pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2004. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa peristiwa pemilu legislatif Indonesia tahun 2004 mempengaruhi volume perdagangan saham tetapi tidak mempengaruhi tingkat keuntungan saham. Hal ini menunjukan bahwa volume perdagangan saham tidak selalu berhubungan positif dengan tingkat keuntungan saham, sehingga apabila volume perdagangan saham mengalami perubahan yang signifikan, tidak selalu diikuti dengan perubahan tingkat keuntungan yang signifikan pula. Hasil ini menunjukan bahwa peristiwa pemilu mempengaruhi investasi yang dilakukan oleh para investor, akan tetapi investor belum mendapat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukannya karena fluktuasi harga yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. 4

Telaumbanua & Sumiyana (2008) melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap pengumuman laba pada periode 2004 2006. Dari penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pasar modal Indonesia belumlah efisien secara informasi dalam bentuk semi kuat (Semi Strong Form) untuk periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Selain itu, secara keseluruhan untuk periode 2004-2006 investor bereaksi lamban untuk menyerap informasi dari perusahaan yang mempublikasikan labanya. Nurhaeni (2009) jugamelakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009. Dan hasil penelitian Nurhaeni menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEI) bereaksi terhadap peristiwa pemilu legilatif 2009 yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah peristiwa pemilu legislatif 2009. Munawarah (2008) melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa suspend Bursa Efek Indonesia periode 6-15 Oktober 2008. Dari penelitian ini Munawarah menemukan bahwa terdapat rata-rata abnormal return tetapi tidak signifikan sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar (investor) telah mengantisipasi peristiwa tersebut yang disebabkan oleh krisis global. Sedangkan hasil uji-beda rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI, menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan setelah peristiwa suspend BEI. 5

Wardhani (2013) melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran II tahun 2012. Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa pasar modal Indonesia merespon informasi dari peristiwa Pilkada DKI Jakarta Putaran II 2012 sebagai kabar baik, ditunjukkan oleh munculnya rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal terjadinya peristiwa. Reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa ini hanya bersifat sesaat dan tidak berkepanjangan, ditunjukkan oleh adanya perbedaan signifikan antara rata-rata abnormal return dan trading volume activity saham pada periode saat-setelah serta tidak adanya perbedaan signifikan antara rata-rata abnormal return dan trading volume activity saham pada periode sebelum dan setelah terjadinya peristiwa. Primastono (2006) dalam penelitiannya mengenai pengaruh pengumuman Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Indonesia Bersatu terhadap reaksi pasar modal Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Indonesia Bersatu. Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong tidak berbeda secara signifikan, demikian juga rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu tidak berbeda secar signifikan. Selain itu tidak terdapat pula perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan antara sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Indonesia Bersatu. 6

Pronayuda (2006) melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Dan dari penelitian ini, muncul kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari pengujuan beda rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa, didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar. Sedangkan untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa. Dan hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata aktivitas volume perdagangan menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa. Setyawan (2006) melakukan penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap kenaikan harga BBM tahun 2005. Hasilnya diperoleh bahwa kenaikan harga BBM tanggal 1 Maret 2005 dan 1 Oktober 2005 menyebabkan adanya fluktuasi harga saham di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata abnormal return selama kenaikan harga BBM tidak signifikan. Pada hari-hari di seputar pengumuman terdapat abnormal return yang signifikan. Pada hari-hari di seputar pengumuman terdapat abnormal return yang signifikan, untuk kenaikan BBM 1 Maret 2005 terjadi pada H-2, H-1 dan H+1 dan H+3. Sedangkan pada kenaikan BBM 1 Oktober 2005 terdapat abnormal return yang signifikan pada H-2, H-1 dan pada H+2 dan H+4. Selain dilakukannya penelitian terhadap peristiwa ekonomi dan politik, Danupranata dan Wahyoto (2003) melakukan penelitian terhadap peristiwa peledakan bom di JW Marriott tanggal 5 Agustus 2003. Penelitian ini dilakukan 7

untuk melihat reaksi harga dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta sebelum dan setelah terjadinya peristiwa peledakan bom di JW Marriott. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return sebelum dan setelah terjadinya peristiwa peledakan bom di JW Marriott. Sejalan dengan abnormal return, aktivitas volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa peledakan bom di JW Marriott tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Ini berarti informasi peledakan bom di JW Marriot 5 Agustus 2003 tidak mempengaruhi abnormal return dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Dari penelitian terdahulu mengenai dampak peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia terhadap kondisi pasar dalam suatu negara, tidaklah selalu Sama.Hal ini dapat dilihat dari hasil yang berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu. Pengujian kandungan informasi peristiwa KTT APEC 2013 terhadap bursa efek, dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar terhadap hasil kesepakatan bersama para anggota APEC yang dapat diukur dengan menggunakan abnormal return.selain itu penulis juga menggunakan parameter pergerakan aktivitas perdagangan di pasar (Trading Volume Activity), untuk melihat reaksi pasar terhadap peristiwa yang Akan diteliti. Untuk itu penulis memilihkonferensitingkat Tinggi APEC ke 25 tahun 2013 sebagai peristiwa yang hendak diuji kandungan informasinya terhadap aktivitas bursa efek. Penulis memilih peristiwa ini karena merupakan peristiwa berskala internasional yang berdampak luas dan berpengaruh terhadap iklim investasi.dari 8

alasan itulah penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Dampak Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2013 Terhadap Abnormal Return Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham Di BEI (Studi Kasus Pada Saham Yang Terdaftar Dalam Kelompok Perusahaan LQ 45 Periode 30 September 16 Oktober 2013) Menurut Jogiyanto (2008) bahwa pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman.jika pengumuman itu mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar Akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada dasarnya ada tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui. Pertama bersifat fundamental yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kedua adalah informasi yang berhubungan dengan faktor teknis yang penting untuk diketahui oleh para perantara perdagangan efek dan para pemodal dan informasi, yang ketiga berkaitan dengan peristiwa atau faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, politik, dan keamanan negara (Marzuki, 1990) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun pertanyaan penelitian atau research questionn sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan rata rata abnormal return yang diperoleh para investor sebelum dan setelah berlangsungnya forum APEC 2013 di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat perbedaan rata rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah berlangsungnya forum APEC 2013 di Bursa Efek Indonesia? 9

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan rata rata abnormal return yang diperoleh para investor sebelum dan setelah berlangsungya forum APEC 2013 di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahuiperbedaan rata rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah berlangsungya forum APEC 2013 di Bursa Efek Indonesia. b. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai dampak dan pengaruh suatu peristiwa terhadap index BEI, serta menjadi rujukan untuk penelitian berikutnya mengenai abnormal return dan volume perdagangan. 2. Bagi para investor, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan analisis bahwa kandungan informasi memperngaruhi harga dan tingkat return saham, sehingga dapat membentuk sebuah portofolio yang efisien. 10

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu bahan pembanding, bagi penelitian event study dengan jenis peristiwa yang relatif sama. 11