HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI PROTEIN LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN STATUS GIZI PELAJAR DI SMPN 1 KOKAP KULON PROGO YOGYAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi


TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP N 5 KOTA MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

Tuti Rahmawati Prodi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

Gizi Siswa SMP Negeri 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut

Keywords: Anemia, Social Economy

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN LEMAK DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA DI PONDOK PESANTREN AL-IZZAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KOMPLEKS PASAR 45 KOTA MANADO Fitriani Valentine Limpeleh*

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI SISWA SMU PGRI KABUPATEN MAROS PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

PENGARUH EDUKASI GIZI TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA ANAK GIZI LEBIH DI SDN SUDIRMAN I MAKASSAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

Relationship of Food Intake, Physical Activity with Weight Gain of Pregnant Women in The City of Makassar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN. Disusun Oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) ( ) adalah. mewujudkan bangsa yang berdaya saing, melalui pembangunan sumber

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. Waruis,Atika 1), Maureen I Punuh 1), Nova H. Kapantow 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi. ABSTRACT World Nutritional condition today shows two extreme conditions, start from starvation to the diet is low in fiber and high in calories, resulting in malnutrition or excess nutrients to person. The report of Riskesdas 2010, nationally short prevalence (TB / U) in adolescents aged 16-18 years is a very short 7.2% and short 24.0%. While the prevalence of emaciation (IMT / U) which is very meager 1.8%, underweight 7.1% and obesity at 1.4%.This research was an observational analytic with cross sectional approach. Research done in SMP N 13 Manado, from September to November 2015. The sample which taken totaled 140 students by using technique simple random sampling. This research also Using the Spearman correlation test. according to IMT / U students nutritional status in SMP N 13 Manado have normal categories amount 51% and the least very meager 4%. Nutritional status of TB / U most normal nutritional status amount 74.3%. Less energy intake 67.9%, less carbohydrate intake 71.4%, less protein intake 77.1%, and 67.1% less fat intake.there is no relationship between energy intake and nutritional status of IMT / U, there is a relationship between energy intake and nutritional status of TB / U, there is no relationship between carbohydrate intake and nutritional status of IMT / U, there is no relationship between energy intake and nutritional status of TB / U, there is no relationship between protein intake and nutritional status of IMT / U, there is a relationship between protein intake and nutritional status of TB / U, there is a relation between fat intake and nutritional status of IMT / U, There is no relationship between fat intake and nutritional status of TB / U. Keywords: energy intake, macro-nutrients, the nutritional status ABSTRAK Kondisi gizi dunia saat ini menunjukkan dua kondisi yang ekstrim, mulai dari kelaparan sampai pada pola makan yang rendah serat dan tinggi kalori sehingga mengakibatkan kekurangan gizi ataupun kelebihan gizi pada seseorang. Laporan Riskesdas 2010, secara nasional prevalensi kependekan () pada remaja umur 16-18 tahun yaitu sangat pendek 7,2% dan pendek 24,0%. Sedangkan prevalensi kekurusan () yaitu sangat kurus 1,8% dan kurus 7,1%. Dan kegemukan sebesar 1,4%.Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian di lakukan di SMP N 13 Manado, pada bulan September-November 2015. Sampel yang diambil berjumlah 140 pelajar dengan menggunakan teknik sampel simple random sampling. Menggunakan uji statistik korelasi Spearman. status gizi menurut pada pelajar SMP N 13 Manado yang paling banyak kategori normal 51% dan yang paling sedikit sangat kurus 4%. Status gizi yang paling banyak status gizi normal yaitu 74,3%. Asupan energi kurang 67,9%, asupan karbohidrat kurang 71,4%, asupan protein kurang 77,1%, dan asupan lemak kurang 67,1%. Tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi, terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi, tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi, tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi, tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi, terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi, terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi, Tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi. Kata Kunci: asupan energi,zat gizi makro,status gizi 303

PENDAHULUAN Kondisi gizi dunia saat ini menunjukkan dua kondisi yang ekstrim, mulai dari kelaparan sampai pada pola makan yang rendah serat dan tinggi kalori sehingga mengakibatkan kekurangan gizi ataupun kelebihan gizi pada seseorang. Hal ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi) (Waryana, 2010). Dari beberapa penelitian di Amerika Serikat, diketahui bahwa rata-rata asupan energi anak laki-laki cenderung meningkat tajam hingga kira-kira 3470 kkal/hari paa usia 16 tahun. Dari usia 16-19 tahun, asupan energi menurun hingga 2900 kkal/hari, kemudian menurun sampai usia 18 tahun yaitu 2200 kkal/hari (Almatsier, 2011). Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik kognitif, dan psikososial. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, remaja yang mempunyai kebutuhan gizi khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, menderita penyakit kronis, sedang hamil, melakukan diet secara berlebihan, pecandu alkohol atau obat-obatan terlarang (Almatsier, 2010). Data Riskesdas 2007 diketahui prevalensi nasional anak usia sekolah (6-14 tahun) dengan status gizi kurus pada laki-laki sebesar 13,3% sedangkan anak perempuan sebesar 10,9%. Prevalensi nasional anak usia sekolah (6-14 tahun) dengan status gizi gemuk pada laki-laki sebesar 9,5% sedangkan anak perempuan sebesar 6,4%. Laporan Riskesdas 2010, secara nasional prevalensi kependekan () pada remaja umur 16-18 tahun yaitu sangat pendek 7,2% dan pendek 24,0%. Sedangkan prevalensi kekurusan () yaitu sangat kurus 1,8% dan kurus 7,1% dan kegemukan sebesar 1,4%. Prevalensi kependekan () di provinsi Sulawesi Selatan yaitu sangat pendek 7,6% dan pendek 30,5%. Sedangkan prevalensi kekurusan () yaitu sangat kurus 2,1% dan kurus 10,6%. Dan kegemukan sebesar 0,9%. (Kemenkes, 2010). Rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur 13-15 tahun (usia pra remaja) berkisar antara 67,9 %- 84,7 % dan sebanyak 54,5 % penduduk usia pra remaja mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal. Rata-rata konsumsi energi penduduk umur 16-18 tahun (usia remaja) berkisar antara 69,5%-84,3 %, dan sebanyak 54 % penduduk usia remaja mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal (Kemenkes, 2010). Populasi remaja merupakan kelompok penduduk yang cukup besar, penduduk Indonesia cukup didominasi oleh remaja. Jumlah penduduk Indonesia Usia 10-19 tahun sebesar 22,2% dari total penduduk. Masalah kependudukan sekarang tidak lagi sepenuhnya terpusat pada jumlah penduduk, melainkan pada kualitas penduduknya. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki daya saing, dan status gizi sangat berperan dalam hal tersebut, melalui asupan energi yang baik dan benar (Waryana, 2010). Berdasarkan latar belakang diatas, tentang keadaan gizi remaja diatas, peneliti menyimpulkan bahwa remaja itu sangat rentan dan dapat dikatakan rawan dengan 304

permasalahan gizi, kemudianpenulis tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara asupan energi dan zat gizi makro dengan status gizi pada pelajar SMP N 13 Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectiona, yang dilakukab pada bulan September- November 2015. Total populasi dari pelajar kelas VIII dan IX di SMP Negeri 13 Manado sebanyak 215 pelajar dan sampel 140 pelajar. Teknik pengambilan sampel, yaitu systematic random sampling. Penentuan status gizi dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. Pengukuran asupan energi dan zat gizi makro menggunakan formulir food recall 3 x 24 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pelajar Di SMP Negeri 13 Manado Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur, siswa dengan umur 13 tahun memiliki distribusi terbanyak yaitu sebesar 50%. Siswa dengan ayah yang bekerja sebagai buruh memiliki distribusi terbesar yaitu 26,4%, sedangkan ayah yang bekerja sebagai karyawan swasta memiliki distribusi terendah yaitu 11,4% dari total 140 siswa yang dijadikan responden. Pekerjaan ibu dengan distribusi terbanyak yaitu sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebesar 66.4%. Siswa dengan pendidikan terakhir ayah tamat SMA adalah distribusi terbanyak yaitu sebesar 30%, sedangkan distribusi terbanyak untuk pendidikan terakhir ibu adalah SMP yaitu sebesar 26,2% dari total 140 siswa yang dijadikan responden dalam penelitian ini. B. Status Gizi Pelajar SMP Negeri 13 Manado Berdasarkan hasil, didapatkan anak yang mengalami status gizi gemuk, obesitas, dan sangat kurus, ini dikarenakan ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi (Arisman,2010). Pengukuran berat badan dan tinggi badan pada remaja digunakan untuk melihat pertumbuhan jaringan dan pola kecepatan pertumbuhan (Adriani,2014). Hasil penelitian status gizi menunjukkan bahwa setengah dari pelajar yang diteliti memiliki status gizi normal (70%), namun masih ada pelajar dengan status gizi kurang bahkan sangat kurang. Untuk status gizi obesitas sebanyak (5%). Pelajar dengan status gizi gemuk (23,6%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah pelajar yang diteliti memiliki status gizi normal (72,9%), namun masih ada pelajar dengan status gizi pendek bahkan sangat pendek. Untuk status gizi pendek (22,1%). Pelajar dengan status gizi sangat pendek (5%). C. Asupan Energi Pelajar di SMP Negeri 13 Manado Kerja tumbuh pada remaja sangat sensitif pada energi dan perubahan yang terjadi pada energi, asupan energi ang rendah menebabkan retradasi pertumbuhan, berat badan rendah dan semistarvasi, sedangkan, ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan (Waryana, 2010). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah pelajar yang diteliti memiliki asupan energi yang kurang (71,4%), dari AKG, 305

ini menunjukkan bahwa pelajar tidak memenuhi kebutuhan harian energi berdasarkan AKG. D. Asupan Zat Gizi Makro pada Pelajar di Asupan energi berasal dari makanan dan minuman, dan diukur dalam kilojoules atau kilokalori. Energi didapatkan dari protein, lemak, karbohidrat, dan alkohol di dalam makanan. Banyaknya energi yang berbeda disediakan oleh setiap gram zat-zat berikut, protein 4 kcal/g (17 kj/g), lemak 9 kcal/g (37kj/g), karbohidrat 3,75 kcal/g (10kj/g) dan alkohol 7 kcal/g (29 kj/g). Gizi dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu makronutrien yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, dan mikronutrien yaitu, vitamin dan mineral (More, 2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah pelajar yang diteliti memiliki asupan karbohidrat yang kurang (71,4%), asupan protein yang kurang (77,1%), dan asupan lemak yang kurang (63,6%), dari AKG. E. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Energi Tabel 1. Hubungan antara Asupan Energi dengan Status Gizi pada Pelajar di Asupan energi -0,003 0,917 Dengan nilai p sebesar 0,917 (p > 0,05) sehingga dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi pada pelajar di SMP Negeri 13 Manado. Status gizi seseorang sering kali dihubungkan dengan asupan makan seharihari. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, sebaliknya bila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi esensial tertentu. Fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu memberi energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta untuk mengatur prosese tubuh (Almatsier, 2010). F. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Energi Tabel 2. Hubungan antara Asupan Energi dengan Status Gizi pada Pelajar di Variabel R p* Asupan energi 0,140 0,099 Dengan nilai p sebesar 0,099 (p > 0,05) sehingga dikatakan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi pada pelajar di SMP Negeri 13 Manado. Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur.status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang, status gizi baik dan status gizi lebih. Berdasarkan pola konsumsi makan yang tidak sama dan dipengaruhi oleh banyak hal akan menimbulkan perbedaan asupan energi yang diterima. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuh (Susanti,2012). G. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Karbohidrat Tabel 3. Hubungan antara Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi pada Pelajar di Variabel R p* Asupan karbohidrat 0,000 1,00 306

Dengan nilai p sebesar 1,00 (p > 0,05) sehingga dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi pada pelajar di SMP Negeri 13 Manado. Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi. Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas pada masa remaja tergantung pada berat dan komposisi tubuh seseorang.ini menunjukkan bahwa status gizi memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan fisiologis seseorang.status gizi dibawah normal atau adanya penyakit kronis dapat menghambat pubertas (Aryani, 2010). H. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Karbohidrat Tabel 4. Hubungan antara Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi pada Pelajar di Asupan karbohidrat 0,082 0,335 Berdasarkan hasil uji korelasi spearmanterlihat nilai p sebesar 0,335 (>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi pada pelajar I. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Protein Tabel 5. Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi pada Pelajar di Asupan protein 0,082 0,450 Berdasarkan hasil uji korelasi spearman terlihat nilai p sebesar 0,450 (>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi pada pelajarsmp Negeri 13 Manado J. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Protein Tabel 6. Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi pada Pelajar di Asupan protein 0,294 0,000 Berdasarkan hasil uji korelasi spearman terlihat nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi pada pelajar SMP Negeri 13 Manado K. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Lemak Tabel 7. Hubungan antara Asupan Lemak dengan Status Gizi pada Pelajar di Asupan lemak 0,529 0,000 Berdasarkan hasil uji korelasi spearman terlihat nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi pada pelajar. L. Hubungan Antara Status Gizi dengan Asupan Lemak Tabel 8. Hubungan antara Asupan Lemak dengan Status Gizi pada Pelajar di 307

Asupan lemak 0,083 0,327 Berdasarkan hasil uji korelasispearman terlihat nilai p sebesar 0,327 (>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi pada pelajar SMP Negeri 13 Manado. KESIMPULAN Tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi, terdapat SARAN 1. Bagi pelajar, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi makanan yang lebih beragam dan seimbang, lebih memperhatikan kebersihan diri dan makanan sebelum dikonsumsi. 2. Meningkatkan asupan zat gizi, baik zat gizi makro maupun mikro (vitamin dan mineral) bagi anak yang konsumsi zat gizinya kurang sehingga dapat memenuhi angka kecukupan gizi sesuai dengan yang dianjurkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel berbeda serta dengan jumlah sampel yang lebih besar agar mendapatkan hasil yang lebih akurat tentang faktor lain yang berhubungan dengan status gizi pada remaja. DAFTAR PUSTAKA Adriani, M. 2014. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group hubungan antara asupan energi dengan status gizi, tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi, tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi, tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi, terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi, terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi, Tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi. Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:ECG Aryani, Ratna (Editor). (2010). Kesehatan Remaja : Problem Dan Solusinya, Jakarta : Salemba Medika. Susanti, Diah.2012. Perbedaan Asupan Energi, Protein Dan Status Gizi Pada Remaja Panti Asuhan Dan Pondok Pesantren. Universitas Diponegoro: Universitas Negeri Malanghttp://journal.um.ac.id/index. php/ teknologi-kejuruan /article/ viewfile /3030/ 414 (diakses: 5 Mei 2015) Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. More, J. 2014. Gizi Bayi, Anak dan Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihma. 308