ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN UJUNG PANDANG BARU KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI PEGAWAI DINAS KESEHATAN SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tidak banyak melakukan aktivitas fisik dan menata pola makan agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN POLA MAKAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO PADA REMAJA GEMUK DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN GIZI

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

ABSTRAK PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS PADA PRIA DEWASA. Mutiara Hermana, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, MKes, AIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA PEDAGANG

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN ASUAPAN ASAM LEMAK TRANS DAN LEMAK TOTAL DENGAN KEJADIAN SINDROM METABOLIK DI RS DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

OBESITAS PADA ORANG DEWASA ANGGOTA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN PINRANG

HUBUNGAN POLA ASUPAN MAKANAN PUASA RAMADHAN DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA KARYAWAN DENGAN OBESITAS DI PT. TIGA SERANGKAI SKRIPSI

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN GAYA HIDUP PADA PASIEN RAWAT JALAN DI BLU RSU Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Transkripsi:

ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN UJUNG PANDANG BARU KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR Mustamin 1) 1) Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRACT Background : Obesity central was occurs because accumulation of fat in the body, thus increasing the risk of various health problems. The cause of obesity varied, including genetic and environmental factors. Changes in eating patterns shifted towards high-calorie foods and changing patterns of modern life that were less physical activity was a major cause of increasing obesity. Objective : To determine the relationship of energy intake and physical activity with the occurrence of obesity central among mother households in the sub district Ujung Pandang Baru, Makassar City. Methods : This research was analytical. The total sample were 36 women selected by purposive sampling. Energy intake is obtained through 2x24 hour food recall then processed with the nutrisurvey 2007 software. Physical activity obtained through a questionnaire that had modified according to circumstances of the subject. Tables presented in the form of frequency distribution tables and narratives. Results : Energy intake of sample was 33.3% over, good was 50% and 16.7% less. Level of physical activity was moderate. Statistical analysis showed that there was a significant correlation between energy intake with the incidence of obesity central (p=0.022), physical activity with incidence of obesity central showed was not significant correlation (p = 0.380). Conclusion : There was a relationship between energy intake with the occurrence of obesity central and there was not significant correlation between physical activity with incidence of obesity central. Keywords : Energy intake, physical activity, obesity central PENDAHULUAN pada zaman dahulu merupakan lambang kemakmuran tetapi kini dianggap sebagai penyakit modern yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Risiko terjadinya gangguan kesehatan semakin meningkat bila obesitas terkonsentrasi di seputar perut atau yang dikenal sebagai obesitas sentral. sentral merupakan pertanda adanya bahaya bagi kesehatan (Kuwat, 2009). terjadi karena bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan adipose yang dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Selain sebagai tempat penyimpanan lemak, sel adipose merupakan organ yang memproduksi molekul biologi aktif (adipokin) seperti sitokin proinflamasi, hormone antiinflamasi dan 60

substansi biologi lainnya. sentral menyebabkan ekspresi sitokin proinflamasi meningkat didalam sirkulasi sehingga mengakibatkan inflamasi dinding vaskuler (Cynthia, 2006 Dalam Nursalim,2008). yang menjadi epidemi di beberapa negara maju dan negara-negara berkembang sebenarnya dapat dianggap sebagai akibat kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi dalam beberapa dekade terakhir. Bahan makanan tersedia berlimpah dengan harga yang relatif murah. Makanan dengan kandungan kalori yang tinggi tersedia di banyak gerai-gerai makanan cepat saji di kotakota besar. Teknologi yang memberikan kemudahan dan penggunaan alat-alat elektronik telah menjadi gaya hidup sehari-hari yang mengakibatkan kurangnya aktifitas fisik. Namun selain faktor perilaku dan lingkungan tersebut, faktor genetik juga ikut berperan pada timbulnya obesitas (Wulandari, 2007)., khususnya obesitas sentral (abdominal), berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi antara lain: resistensi insulin, diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit hati dan kandung empedu, bahkan beberapa jenis kanker. (Wulandari, 2007). pada umumnya terjadi jika asupan energi melebihi keluaran dalam jangka waktu yang lama. Hal ini bisa disebabkan oleh asupan energi makanan yang berlebihan, aktivitas yang kurang, atau karena keduanya, seperti yang sering ditemukan pada keluarga yang mapan dengan kondisi sosial ekonomi yang baik serta gaya hidup yang santai (Harun, 2008). Prevalensi Sentral pada penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik subjek provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa, prevalensi obesitas sentral pada laki-laki 8,3 %, pada perempuan 26,8% dan prevalensi obesitas sentral tertinggi berdasarkan karakteristik pekerjaan pada ibu rumah tangga sebesar 33,4% (Riskesdas 2007). Prevalensi obesitas sentral untuk Sulawesi Selatan tahun 2007 adalah 18,3% sedikit lebih rendah dari angka nasional (18,8%). Dari 23 kabupaten/kota, Kota Makassar dan Kota Pare-Pare dengan prevalensi masingmasing 23,8% dan 23,9%. Dari 23 kabupaten/kota, 10 di antaranya memiliki prevalensi obesitas sentral di atas angka prevalensi provinsi (Riskesdas,2007). Berdasarkan uraian di atas peneliti telah melakukan penelitian apakah ada hubungan asupan energi dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo kota Makassar. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan pendekatan rancangan secara potong lintang (cross sectional). Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang mengalami obesitas sentral sesuai dengan kriteria pengambilan subjek. Pengambilan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : Ibu rumah tangga, berumur 45-54 tahun, tidak menderita penyakit diabetes atau penyakit lainnya, tidak sedang melaksanakan diet penurunan berat badan, bersedia untuk dijadikan subjek dan tidak sedang hamil. Pengumpulan data konsumsi makanan sehari diperoleh dengan cara pengisian formulir (food recall), yaitu mencatat semua jenis makanan yang dikonsumsi sehari sebelumnya, selama 2 kali 24 jam dengan berselang-seling satu hari dan dihitung rata-rata asupan selama dua hari. Data aktivitas fisik dikumpulkan dengan menggunakan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) (Pradono, 2009). Data aktivitas fisik diperoleh dengan menggunakan kuesioner dari CDC and ACSM yang telah dimodifikasi sesuai dengan kondisi dan keadaan subjek. Pengolahan data dilakukan dengan berbagai tahapan meliputi editing, pengkodean dan penetapan skor untuk masingmasing kelompok data, kemudian dilakukan entri data lalu dilakukan analisa secara kuantitatif menggunakan komputrisasi program excel, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan 61

analisis statistik yaitu menggunakan program komputer untuk melihat hubungan asupan energi dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas sentral. Interpretasi hasil uji : Hipotesis penelitian (Ha) diterima jika nilai X 2 < 0,05 pada taraf kepercayaan 95%. HASIL PENELITIAN Tingkat Asupan Energi, Aktivitas Fisik dan Tingkat Hasil pengumpulan data tentang asupan energi subjek di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Distribusi Subjek Berdasarkan Tingkat Asupan Energi, Aktivitas Fisik dan Tingkat Variabel n % Asupan energi Lebih Cukup Kurang Akivitas fisik Tingkat obesitas Berat 12 18 6 35 1 14 16 6 33,3 50,0 16,7 97,2 2,8 38.9 44.4 16.7 Total 36 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel mempunyai tingkat asupan energi tergolong cukup (50,0%) dan tingkat aktivitas fisik sedang (97.2%). Tabel 1 juga menunjukkan bahwa kebanyakan sampel penelitian mengalami obesitas tingkat sedang dan obesitas berat. Hubungan Asupan Energi Dengan Sentral Tabel 2 Hubungan Asupan Energi Dengan Asupan Energi Tingkat Berat Total n % n % n % n % Lebih 6 16,7 6 16,7 0 0 12 33,3 Cukup 8 22,2 6 33,3 4 11,1 18 50 Kurang 0 0 4 11,1 2 5,6 6 16,7 Total 14 38,9 16 44,4 6 16.7 36 100 Nilai p 0,022 62

Berdasarkan hasil uji statistik dengan mengunakan Chi-Square diperoleh kesimpulan bahwa, asupan energi berhubungan secara bermakna dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga (p=0,022). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Sentral Tabel 3 Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Sentral Di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar Aktivitas Fisik Tingkat Berat Total n % n % n % n % 1 2,8 0 0 0 0 1 2,8 13 36,1 16 44,4 6 16,7 35 97,2 Total 14 38,9 16 44,4 6 16,7 36 100 Nilai p 0,380 Berdasarkan hasil uji statistik dengan mengunakan Chi-Square diperoleh kesimpulan bahwa, ada hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik dengan tingkat obesitas sentral pada ibu rumah tangga ( =0,380). PEMBAHASAN Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 36 orang. Subjek didistribusikan berdasarkan karakteristiknya masing-masing yaitu dari aspek umur, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan tingkat obesitas. Karakteristik subjek berdasarkan umur rata-rata berkisar antara 45,84 tahun sampai 51,16 tahun. Karakteristik subjek berdasarkan berat badan rata-rata berkisar antara 54,06 kg sampai 67,66 kg. Karakteristik subjek berdasarkan tinggi badan rata-rata berkisar antara 149,3 cm sampai 155,3 cm. Karakteristik subjek berdasarkan lingkar pinggang rata-rata berkisar antara 87,6 cm sampai 101,0 cm. Karakteristik subjek berdasarkan tingkat obesitas sentral jumlah subjek dengan tingkat obesitas sentral berjumlah terbanyak yaitu 16 orang (44,4%) dengan kategori sedang. Hasil pengumpulan data menunjukkan, dari 36 subjek yang memiliki asupan energi lebih mengalami status gizi obesitas ringan 16,7%, obesitas sedang 16,7% dan tidak ada subjek yang mengalami obesitas berat. Pada tingkat asupan energi cukup jumlah subjek yang mengalami status gizi obesitas ringan 22,2%, obesitas sedang 16,7% dan yang mengalami obesitas berat 11,1%. Dan pada tingkat asupan energi kurang tidak ada subjek yang mengalami status gizi obesitas ringan, obesitas sedang 11,1% dan yang mengalami obesitas berat 5,6%. Menurut Khomsan (1992), pada umumnya orang-orang yang mengalami obesitas, kurang sensitif terhadap rasa lapar (internal) tetapi mereka lebih peka terhadap aroma dan rasa masakan (eksternal). Jadi mereka cenderung untuk makan terus selama dihadapannya tersaji makanan. Hal ini diperkuat lagi dengan pekerjaan utama subjek yang semuanya ibu rumah tangga yang hampir melakukan semua aktivitas rumah tangga mulai dari urusan dapur, membersihkan, mencuci dan kegiatan rumah tangga lainnya. Subjek yang diteliti pada umumnya mereka yang melakukan kegiatan di dapur, hal inilah yang memicu tingginya asupan makanan sehingga energi pun meningkat. merupakan suatu keadaan yang menunjukkan terjadinya penumpukkan lemak yang berlebihan di jaringan lemak tubuh. Pada hakekatnya, obesitas terjadi akibat interaksi faktor lingkungan (makan berlebihan atau kurangnya aktivitas fisik) dan faktor genetik. Proses terjadinya obesitas sentral dimulai dengan penimbunan lemak sehingga terjadi hipertropi sel. Bila hipertropi sel lemak 63

adiposity ini mencapai tingkat tertentu akan terjadi rangsangan pembentukan sel lemak baru dari bakal sel lemak (preadiposit) sehingga terjadi perbanyakan atau hiperplasi sel-sel lemak (Subardja, 2004) Pada penelitian ini asupan energi mempengaruhi status obesitas ibu rumah tangga. Artinya asupan energi yang baik atau sesuai dengan kebutuhan jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik maka tetap akan menjadi penumpukan lemak pada jaringan tubuh. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga (p=0,022). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Yulianti (2004) yang menyatakan bahwa faktor utama penyebab obesitas pada ibu rumah tangga yaitu asupan energi yang berlebih. Hasil pengumpulan data menunjukkan, dari 36 subjek terdapat 97,2% yang memiliki aktivitas sedang dan hanya 2,8% aktivitas ringan. Berdasarkan hasil uji statisik subjek yang memiliki aktivitas fisik rendah mengalami status gizi obesitas ringan sebanyak 2,8%, sedangkan pada aktivitas fisik sedang yang memiliki status gizi obesitas ringan 36,1%, obesitas sedang 44,4% dan obesitas berat 17,1%. Dan setelah dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak memberikan pengaruh terhadap kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga (p =0,380). Data penelitian menyatakan bahwa sebagian besar subjek melakukan aktivitas fisik yang tidak terlalu berat, mereka hanya melakukan aktivitas rutin ibu rumah tangga KESIMPULAN 1. Sebanyak 33,3% subyek penelitian mempunyai asuapan energy lebih. 2. Tingkat aktivitas fisik subjek pada umumnya sedang. 3. Sebagian besar subjek penelitian mengalami obesitas tingkat sedang dan berat. tersebut misalnya memasak, mencuci, membersihkan rumah, cuci piring dan hanya sedikit yang melakukan kegiatan olahraga atau berjalan kaki. Kegiatan rumah tangga yang dilakukan sesuai dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dan setiap subjek berbeda-beda waktu yang mereka gunakan untuk menyelesaikan setiap kegiatan masing-masing. Keseimbangan energi adalah hasil selisih antara masukan energi yang dapat di metabolism dengan pengeluaran energi total. Pengeluaran energi total sendiri terdiri dari metabolisme basal dan aktivitas fisik. Berlebihnya pengambilan energi dibandingkan dengan pengeluarannya menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. Asupan energi subjek pada umumnya cukup dan aktivitas fisik subjek juga pada umumnya sedang sehingga terdapat hubungan yang tidak bermakna pada hasil uji statistik antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor genetik pada subjek. Pada penelitian sebelumnya oleh Yulianti juga mengatakan aktivitas fisik bukan faktor utama peyebab kegemukan pada ibu rumah tangga melainkan faktor genetik. Berdasarkan hasil penelitian kedua variabel yaitu antara asupan energi dan aktivitas fisik terhadap tingkat kejadian obesitas sentral maka ditemukan ada hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga dan ada hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar. 4. Asupan energi berhubungan secara bermakna dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga. 5. Ada hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian DAFTAR PUSTAKA Riskesdas. (2007). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan DEPKES RI Riset Kesehatan Dasar. Jakarta Cyntia, Retna Sartika, dalam Skripsi Nursalim. (2008). Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dengan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler Pada Subjek Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. 64

Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Hasanuddin. Makassar. Khomsan, A. (2003). Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Mulyono,Kuwat. (2009). Bahaya dikutip dari http://medicastore.com/seminar/94/baha ya_.html diakses pada tanggal 24 November 2009. Pradono, Julianty dkk. (2009). Uji Coba Global Physical Activity Quetionnaire Kelompok Umur 35-54 Tahun. http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/d ata/abstrak/julianti.pdf. diakses tanggal 21 Agustus 2010. Subardja, D. (2004). Primer Pada Anak. PT. Kiblat Buku Utama. Bandung. Wulandari,Laksmi,dkk. 2007. Dalam jurnal Kolom Dampak obesitas terhadap Faal Paru. Vol.6 no.9 April 2007, dikutip dari http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/one_news.asp?idn ews=457 Akses tanggal 20 Februari 2008 Yulianti, HM. 2003. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pada Ibu RumahTangga di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan. Tallo Kota Makassar. Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Gizi. 65