Yulia Raihana. Kata Kunci : Produktivitas - kacang tanah - lahan lebak

dokumen-dokumen yang mirip
PENAMPILAN GENOTIPE-GENOTIPE KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK DANGKAL ABSTRAK

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

Pemberian Mulsa Terhadap Tujuh Varietas Kacang Hijau dan Keharaan Tanah di Lahan Lebak Tengahan

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH OLAH TANAH KONSEVASI TERHADAP HASIL VARIETAS TOMAT DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS CABAI PADA MUSIM KEMARAU MELALUI PENGELOLAAN LENGAS TANAH DAN HARA DI LAHAN RAWA LEBAK

Kata kunci : sosial ekonomi, sayuran, lahan rawa

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGOLAHAN TANAH BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAYURAN PADA LAHAN LEBAK DI KALIMANTAN SELATAN (Kasus di Desa Amparaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi:

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

Jeruk Siam Banjar: Andalan Pendapatan bagi Petani Lahan Rawa Pasang Surut

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

Dinamika Waktu Tanam Tanaman Padi di Lahan Rawa Lebak Pulau Kalimantan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

PENDAHULUAN. Kacang Tanah merupakan tanaman polong polongan kedua terpenting

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

STAF LAB. ILMU TANAMAN

Decision Support System (DSS) Pemupukan Padi Lahan Rawa

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

Kegiatan Agronomis untuk Meningkatkan Potensi Lahan Lebak menjadi Sumber Pangan

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

LAMPIRAN. Mulai. Penentuan Lokasi Penelitian. Pengumpulan. Data. Analisis Data. Pengkajian keandalan jaringan irigasi

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

FLUKTUASI GENANGAN AIR LAHAN RAWA LEBAK DAN MANFAATNYA BAGI BIDANG PERTANIAN DI OGAN KOMERING ILIR

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

Transkripsi:

Juni, 1 OPTIMALISASI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN (Optimizing for increasing peanut productivity in fresh water swamp land of South Kalimantan) Yulia Raihana Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa e-mail: raihanayulia@yahoo.co.id HP. : 813488381 ABSTRAK Kacang tanah biasanya ditanam pada lahan lebak yang tidak tergenang (lahan lebak dangkal). Pada musim kemarau panjang, luas lahan lebak yang tidak tergenang atau lahan yang dapat ditanami akan semakin luas sehingga berpeluang untuk perluasan areal tanam kacang tanah. Kendala yang sering dihadapi petani lahan lebak pada musim kemarau adalah kekeringan yang ekstrim, yang dapat menyebabkan tanah pecah-pecah. Tanah yang pecah-pecah akan berakibat perakaran tanaman putus, sehingga pertumbuhan tanaman terganggu yang akhirnya berakibat gagal panen. Penggunaan varietas yang adaptif dan pemanfaatan mulsa organik insitu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekeringan. Disamping itu pengolahan tanah pada barisan tanaman, selain dapat menggemburkan tanah agar perakaran tanaman lebih mudah berkembang, juga dapat menekan penguapan air pada lahan seminim mungkin. Kata Kunci : Produktivitas - kacang tanah - lahan lebak PENDAHULUAN Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk serta kesadaran masyarakat akan gizi, dan makin beragamnya produk olahan berbahan baku kacang tanah, baik skala industri maupun rumah tangga, maka permintaan kacang tanah terus meningkat. Pemintaan yang meningkat ini umumnya diiringan oleh peningkatan harga, terutama pada hari-hari bersar keagamaan. Sementara dalam beberapa tahun terakhir ini produksi kacang tanah di Indonesia secara keseluruhan terus menurun. Penurunan ini seiring dengan berkurangnya luas lahan pertanian, khususnya areal pertanaman kacang tanah. Data BPS di Indonesia menunjukkan, bahwa produksi kacang tanah pada tahun 6 mencapai 838.76 ton dengan luas pertanaman 76.753 ha, namun pada tahun 9 produksi menurun menjadi 763.57 ton dengan luas areal pertanaman 68.66 ha (Anonim, 1). Penurunan ini juga disebabkan oleh penciutan lahan-lahan subur akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Dengan demikian upaya peningkatan ini diantaranya adalah dengan perluasan areal tanam, terutama pada lahanlahan yang masih tersedia cukup luas di luar pulau Jawa yang notabene adalah lahan marginal, seperti lahan rawa lebak. Lahan lebak merupakan daerah cekungan yang dapat tergenang dalam waktu cukup lama. Sebagian besar lahan ini mempunyai prospek yang cukup baik untuk pengembangan areal pertanian, termasuk kacang tanah. Apalagi pada musim kemarau Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 1 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 1

Juni, 1 panjang, luas lahan lebak yang tidak tergenang atau lahan yang dapat ditanami akan semakin luas, sehingga sekaligus lahan ini mempunyai peran dalam mengkompensasi penurunan produksi pertanian akibat kekeringan atau keterlambatan tanam di Jawa. Disamping itu tanaman kacang tanah dapat beradaptasi dan dapat tumbuh baik pada lahan-lahan marginal, lebih toleran terhadap kemasaman tanah dan respon petani terhadap usahatani kacang tanah cukup baik. Ini terbukti usahatani kacang tanah di lahan lebak sudah lama dilakukan secara turun temurun. Namun demikian hasil yang di peroleh masih rendah, yaitu pada tahun 9 produktivitas kacang tanah di Kalimantan Selatan hanya mencapai 1, t/ha (Anonim, 1) padahal hasil penelitian dapat mencapai lebih dari t/ha (Koerini et al. 4). Kendala yang sering dihadapi petani lahan lebak pada musim kemarau adalah kekeringan yang ekstrim, yang dapat menyebabkan tanah pecah-pecah. Tanah yang pecah-pecah akan berakibat perakaran tanaman putus, sehingga pertumbuhan tanaman terganggu yang akhirnya berakibat gagal panen. Dengan kondisi lingkungan yang cukup air, tanaman kacang tanah dapat tumbuh di lahan lebak, tetapi pada musim kemarau terjadi kekurangan air sehingga mempengaruhi pertumbuhannya. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kontribusi teknologi dalam mengatasi cekaman kekeringan pada tanaman kacang tanah di lahan lebak, khususnya Kalimantan Selatan KONDISI LAHAN LEBAK DI KALIMANTAN SELATAN Lahan rawa lebak adalah daerah cekungan yang kondisi airnya dipengaruhi oleh limpasan air sungai dan air hujan, baik yang turun di daerah setempat maupun daerah hulu dan sekitarnya. Diperkirakan luas total lahan rawa lebak di Kalimantan mencapai 3,58 juta hektar, dan sekitar 8.883 hektar berada di Kalimantan Selatan yang terdiri dari 46.918 hektar lebak dangkal, 16.76 hektar lebak tengahan dan 55.899 hektar lebak dalam (Noor, 7). Yang termasuk katagori lebak dangkal adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya kurang dari 5 cm dengan lama genangan kurang dari 3 bulan. Lahan ini umumnya terletak dipinggir sungai dan mempunyai kesuburan tanah relatif lebih baik karena adanya proses pengkayaan dari luapan air sungai yang membawa lumpur dari wilayah hulu. Lahan rawa lebak tengahan adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya 5-1 cm dan lama genangan 3-6 bulan. Waktu surutnya air pada lahan ini lebih lambat atau lebih belakangan dibanding lebak dangkal. Pada lokasi tertentu dimana sirkulasi air sangat jelek akan terjadi pemasaman air akibat dari hasil pembusukan bahan organik yang dikenal dengan air bacam yang ditandai dengan bau yang menyengat dan airnya berwarna coklat kehitaman, ph nya sekitar,5 sehingga dapat mematikan tanaman (Ar-Riza, ). Lahan lebak dalam adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya lebih dari 1 cm dengan lama genangan 6 bulan. Pada musim kemarau dengan kondisi iklim yang normal lahan ini umumnya masih ada genangan air sehingga lahan ini jarang digunakan untuk budidaya tanaman. Dari ketiga tipologi lahan rawa lebak tersebut, lahan yang potensial untuk tanaman kacang tanah adalah lahan rawa lebak dangkal dan tengahan, karena lahan ini mempunyai periode kering lebih panjang, bahkan jika terjadi kemarau panjang Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 1 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 1

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Juni, 1 sebagian lahan lebak dalam juga bisa ditanami kacang tanah. Kelebihan dari agroekologi lahan lebak pada saat kemarau panjang adalah lahan yang dapat ditanami akan semakin luas, sementara pada lahan lain tanaman tidak bisa tumbuh atau ditanami karena tidak ada air. Ketinggian muka air di lahan lebak sangat berfluktuasi, tergantung pada keberadaan dan kapasitas aliran sungai. Pola kedalaman air di beberapa lahan lebak di Kalimantan Selatan umumnya seperti Gambar 1), dimana permulaan musim kemarau jatuh pada bulan Mei dan permulaan musim hujan jatuh pada bulan November. Pada bulan Desember umumnya air mulai menggenangi seluruh permukaan lahan lebak dan mencapai puncak tertinggi pertama pada bulan Pebuari, setelah itu genangan terus turun. Pada bulan Mei-Juni daerah lebak dangkal airnya sudah mengering, pada lebak tengahan airnya mengering pada bulan Juli dan lebak dalam pada bulan Agustus bahkan September (Arifin, 6; Noor, 7). Karena itu usahatani kacang tanah perlu memperhatikan pola ketinggian muka air agar terhindar dari kebanjiran atau kekeringan. Kesuburan tanah di lahan lebak Kalimantan sangat bervariasi. Namun sebagian petani lokal dalam usahatani kacang tanah tidak melakukan pemupukan dan bisa memetik hasilnya walaupun hasilnya rendah. Ini berarti kesuburan tanah di lahan lebak Kalimantan Selatan tergolong cukup subur dan berpotensi pengembangan kacang tanah. TINGGI MUKA AIR TANAH DI LAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN 15 1 5-5 Penggunaan Mulsa Gambar 1. Pola kedalaman muka air tanah di lahan lebak kal-sel (Sumber: data diolah kembali dari Arifin, 6) TEKNOLOGI PENINGKATAN HASIL Teknologi yang dapat digunakan untuk mengatatasi kekeringan antara lain teknologi penggunaan mulsa sebagai penutup tanah. Penggunaan mulsa ini dimaksudkan agar dapat menahan air yang menguap dari permukaan tanah yang kemudian air jatuh kembali ketanah sehingga lahan tidak mengalami kekurangan air. Berbagai macam mulsa dapat digunakan untuk menutupi lahan, baik dari plastik, tanaman hidup maupun dari bahan organik. Karena penggunaan mulsa dapat menghambat laju evapotranspirasi, mengefesienkan pemakaian air, mereduksi penguapan dan kecepatan air permukaan, serta dapat mensuplai bahan organik tanah Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 1 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 1

t/ha % Juni, 1 sehingga dapat memperbaiki kondisi fisik dan kimia tanah, meningkatkan serapan hara P pada tanaman tomat sebesar 3,7% (Anwarudinsyah et al., 1993; Rizal dan Hariastuti, ; Nurita et al., 6). Terkendalinya laju evapotranspirasi ini tentunya akan menjaga kelembaban tanah yang sangat diperlukan dalam penyerapan hara tanaman. Air berperan penting sebagai pelarut unsur hara. Hara yang terlarut dalam air akan diserap oleh akar tanaman. Hasil Peningkatan hasil,5 1,5 4 3 35,1 1,5 T-mulsa M-gulma M-sekam 1-1 - T-mulsa M-gulma M-sekam -9,86 Gambar. Pengaruh penggunaan mulsa pada tanaman kacang tanah. (Raihana, Y dan Koesrini, 4) Untuk tanaman sayuran, serapan hara N, P dan K akan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kelembaban tanah (Alwi et al., 6) sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan memberikan hasil yang optimal bagi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa bahan organik dari sekam padi dapat meningkatkan hasil kacang tanah sebesar 35,1%, namun penggunaan mulsa serasah gulma dapat menurunkan hasil kacang tanah sebesar 9,86%. (Gambar.) Karena mulsa serasah gulma bersifat lebih sarang sehingga panas matahari akan bisa masuk hingga permukaan tanah dan memungkinkan penguapan air tanah lebih besar dibandingkan dengan mulsa sekam padi yang bersifat lebih rapat sehingga panas matahari tidak sempat atau sedikit sampai kepermukaan tanah dan segera dipantulkan keatas,. Untuk tanaman kacang tanah, penggunaan mulsa dapat meningkatkan serapan hara N sebesar 17,1% dan serapan hara K sebesar 3,7% (Raihana dan Koesrini, 4) Pengolahan Tanah Pengolahan tanah merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi fisik tanah, yaitu antara lain kondisi pori-pori tanah untuk kebutuhan perkembangan perakaran tanaman dan kemudahan penetrasi akar untuk mendapatkan hara. Fungsi lain pengolahan tanah adalah pembalikan tanah yang ditujukan untuk memberantas gulma, mempercepat dekomposisi bahan organik, dan menurunkan kepadatan tanah. Namun pengolahan tanah akan berdampak terhadap peningkatan penguapan air tanah dan berkurangnya kelembaban tanah. Gambar 3 menunjukkan bahwa kadar air tanah dapat berkurang sebesar,15 x +,896 persen setelah dilakukan pengolahan tanah sempurna. Karena itu pengolahan jika tidak dilakukan dengan tepat dan tidak memperhatikan kondisi fisik tanah di lapang, terutama pada saat musim kemarau, maka akan terjadi cekaman kekeringan. Cekaman kekeringan menyebabkan gangguan pada 4 Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 1 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 1

t/ha % Kehilangan kadar air tanah Juni, 1 semua fase pertumbuhan dan berpengaruh buruk terhadap perkembangan daun, pemanjangan batang, dan proses fotosintesis (Riciardi et al. 1). Cekaman kekeringan yang terjadi sepanjang pertumbuhan tanaman kacang tanah akan mempengaruhi perkembangan tanaman dan dapat menurunkan produksi saat panen. 3,% 5,%,% 15,% 1,% 5,%,% y =,15x +,896 R =,8198 1 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 Pengamatan (hari) Gambar 3. Pengaruh pengolahan tanah terhadap kehilangan kadar air tanah (Sumber::data diolah kembali dari Kamagi, Y.E.B dan W.J.N.K, 9) Hasil Peningkatan hasil 1,4 1,35 8 6 7,3 1,3 4 1,5 1, TOT OTM TOT OTM Gambar 4. Pengaruh olah tanah minimum pada tanaman kacang tanah. (Raihana, Y dan Koesrini, 4) Gambar 4 menunjukkan pengaruh olah tanah minimum pada tanaman kacang tanah. Olah tanah minimum yaitu pengolahan tanah pada barisan tanaman dapat meningkatkan hasil kacang tanah sebesar 7,3%. Pengolahan tanah minimum ini hanya menggemburkan tanah disekitar perakaran tanaman, sehingga penguapan lebih sedikit dibanding pengolahan tanah sempurna, namun kondisi lingkungan sekitar akar bisa lebih baik dibanding tanpa olah tanah. Penggunaan Varietas Penggunaan varietas unggul kacang tanah yang dapat beradaptasi dengan lingkungan lahan lebak merupakan salah satu cara yang paling aman, murah dan ramah lingkungan dalam mengatasi masalah di lahan lebak. Gambar 4 menunjukkan keragaan hasil tiga varietas kacang tanah yang ditanam di lahan lebak. Varietas Singa menunjukkan keragaan hasil yang lebih baik dibanding varietas Jerapah dan varietas Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 1 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 1

t/ha Juni, 1 Komodo, namun hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata dengan varietas Jerapah (Gambar 5). Tabel 1 menunjukkan beberapa keragaan galur-galur kacang tanah yang merupakan bakal calon varietas yang telah diuji di lahan lebak, enam galur diantaranya menunjukkan potensi hasil yang lebih tinggi dari varietas Jerapah (cek), yaitu galur Mlg 96, Mlg 95, Mlg 913, Mlg 93, Mlg 973 dan Mlg 943 (Koesrini dan Y.Raihana, 4) Sedangkan penelitian Fatimah 6 menunjukkan lima galur terpilih yang hasilnya lebih tinggi dari varietas cek (varietas Gajah) adalah Mlg 91, Mlg 913, Mlg 919, Mlg 981, Mlg 985, Hasil 1,5 ab a b 1,5 Jerapah Komodo Singa Gambar 5. Keragaan hasil terhadap tiga varietas kacang tanah (Raihana, Y dan Koesrini, 4) Tabel 1. Galur-galur terpilih untuk lahan lebak yang telah diuji di lahan lebak KP. Tanggul, HSS. Kal-Sel No. Galur Hasil (t/ha) No. Galur Hasil (t/ha) 1. Mlg 96 3,38 9. Mlg 94 1,93. Mlg 95 3,34 1 Mlg 915 1,9 3. Mlg 913 3,16 11 Mlg 938 1,71 4. Mlg 93,94 1. Mlg 95 1,7 5. Mlg 973,16 13. Mlg 98 1,58 6. Mlg 943,11 14. Mlg 939 1,49 7. Mlg 94,6 15. Mlg 9 1,46 8. Mlg 947 1,96 16. Jerapah,8 (Koesrini dan Y.Raihana, 4) KESIMPULAN 1. Permasalahan utama usahatani kacang tanah dilahan lebak adalah kekeringan yang berakibat terhadap penurunan produktivitas kacang tanah.. Usahatani kacang tanah di lahan lebak Kalimantan Selatan perlu memperhatikan pola ketinggian permukaan air di lahan. 3. Peningkatan produktivitas kacang tanah dapat dilakukan melalui penggunaan mulsa sekam padi, pengolahan tanah pada barisan tanaman serta penggunan varietas unggul yang adaptip di lahan lebak. DAFTAR PUSTAKA Anwarudinsyah, M., E.Sukarna dan Satsijati. 1993. Pengaruh tanaman lorong dan mulsa pangkasan terhadap produksi tomat dan bawang merah dalam lorong. Jurnal Hortikultura Vol 3(1). 1993. Badan litbang Pertanian. Puslitbangtan Hortikultura 6 Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 1 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 1

Juni, 1 Alwi, M., N.Fauziati, dan Nurita. 6. Serapan hara dan pertumbuhan mentimun, lobak, serta sawi pada kadar air tanah gambut yang berbeda. dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Hara Terpadu. Banjarbaru 8-9 Juli 6. Balittra Banjarbaru. Anonim. 1. Luas panen, produktivitas dan produksi kacang tanah. https://amorphophallus.wordpress.com/asal-usul-tanaman-luas-areal-produksith-9-tanaman-kacang-tanah/ Arifin, M.Z., K.Anwar dan R.S.Simatupang. 6. Karakteristik dan potensi lahan rawa lebak untuk pengembangan pertanian di Kalimantan Selatan. dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Hara Terpadu. Banjarbaru 8-9 Juli 6. Balittra Banjarbaru. Ar-Riza.. Prospek pengembangan lahan rawa lebak Kalimantan Selatan dalam mendukung peningkatan produksi padi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Vol.19 No.3. Azzahra F dan Koesrini, 6. Penampilan genotipe-genotipe kacang tanah di lahan lebak dangkal. dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Hara Terpadu. Banjarbaru 8-9 Juli 6. Balittra Banjarbaru. 6. Hal. 31-36 Kamagi, Y.E.B dan Wiesje.W.J.N.K, 9. Kajian kadar air pada tanah yang dolah dan tanpa olaha tanah. Soil Environment Vol.7. No.1 April 9. Kasno, A. 5. Profil dan perkembangan teknik produksi kacang tanah di Indonesia. Seminar rutin Puslibangtan Tanaman pangan Bogor. Koesrini dan Y.Raihana. 4. Produktivitas beberapa varietas kacang tanah di lahan lebak dangkal. Laporan Hasil Penelitian Balittra, Banjarbaru. Koesrini, M.Sabran, R.D.Ningsih, A.Noor, Sumanto, Mukarji dan Sarah. 4. Uji multilokasi kacang tanah di lahan masam.laporan Hasil Penelitian BPTP Kal- Sel. Nurita, N.Fauziati, E.Maftu ah dan R.S.Simatupang.6. Pengaruh olah tanah konservasi terhadap hasil varietas tomat di lahan lebak. dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Hara Terpadu. Banjarbaru 8-9 Juli 6. Balittra Banjarbaru. 6. Noor, M. 7. Rawa Lebak..PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Raihana, Y dan Koesrini. 4 Pengaruh pengelolaan lahan terhadap tanaman kacang di lahan lebak dangkal. Laporan Hasil Penelitian Balittra, Banjarbaru. Raihana, Y., Nurita dan S.Nurzakiah. 1. Pengaruh pengelolaan lahan terhadap tanaman cabai (Capsicum annum L) di lahan lebak. Disampaikan pada Seminar Nasional BBSDLP di Bogor pada tanggal 3 Nopember 1 Desember 1. Rizal, Az dan Hardiastuti.. Pengaruh waktu pemberian pupuk pelengkap cair organik dan mulsa jerami terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Dalam Prosiding Seminar Pertanian Organik. Yokyakarta, 4 November. Kerjasama Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta dan CV. Ciptayani Makmur, Cirebon, Jawa barat. Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 1 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 1