Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenaga-kerjaan.
Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri; Peraturan Presiden RI Nomor 81 tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; Instruksi Presiden RI Nomor 06 tahun 2006 tentang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri; Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor: PER 43/KA/SU-OKH/XII tahun 2007 tentang Tugas Fungsi dan Uraian Tugas Unit Eselon I, II, III dan IV di lingkungan BNP2TKI; Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER- 44/KA/XI/2008 tentang Petunjuk Teknis Mekanisme Pelayanan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN); Surat Edaran Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor: SE 03/KA/VIII/2009 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.
1. Mencari Peluang Pasar Kerja di Luar Negeri Secara Mandiri Calon TKI Perseorangan diharuskan mencari peluang pasar kerja di luar negeri secara mandiri dan tidak dibenarkan melalui pihak lain, seperti perusahaan outsourching di dalam dan luar negeri maupun melalui perorangan, sehingga Calon TKI berhubungan langsung dengan pengguna di luar negeri. 2. Pengguna Berbadan Hukum Menjadi Keharusan Pengguna di luar negeri haruslah pengguna yang berbadan hukum dan Calon TKI Perseorangan tidak dibenarkan bekerja pada pengguna perseorangan. 3. Mempelajari dan Memahami Perjanjian Kerja Sebelum Penandatanganan Perjanjian Kerja, pihak pengguna akan mengirimkan Rancangan Perjanjian Kerja. Perjanjian ini harus dipelajari dan dipahami secara baik sebelum memutuskan untuk menerima pekerjaan yang ditawarkan. 4. Manfaat Menjadi TKI Perseorangan a. Calon TKI dapat memilih sendiri jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan (kompetensi) yang dimiliki. b. Biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisir dan tidak akan ada pemotongan gaji oleh pihak lain.
1. Di Indonesia : a. Calon TKI aktif mencari informasi peluang pasar kerja di luar negeri melalui media informasi (internet) atau media lainnya. b. Melapor ke Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi ketenagakerjaan dan mendaftarkan diri sebagai pencari kerja untuk didata dan mendapatkan kartu kuning (AK 1), c. Calon TKI perseorangan mengajukan permohonan dengan melampirkan daftar riwayat hidup dan bukti kompetensi kerja kepada pengguna. d. Setelah melewati proses seleksi dan persetujuan, pengguna akan mengirimkan Rancangan Perjanjian Kerja. e. Setelah kedua belah pihak bersepakat, pengguna mengirimkan Rancangan Perjanjian Kerja dan Visa Kerja kepada Calon TKI. f. Calon TKI mendatangi Perwakilan negara tujuan penempatan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan dan legalitas pengguna dan Visa Kerja. Selanjutnya dimintakan pengesahan. g. Calon TKI memasukkan biodata melalui aplikasi KTKLN 2. Di Negara Tujuan Penempatan TKI harus melapor ke Perwakilan RI. Laporan ini dimaksudkan agar para TKI diketahui keberadaannya di luar negeri, sehingga berhak mendapatkan perlindungan yang akan dilakukan oleh Perwakilan RI sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sumber : BNP2TKI
Menerima gaji atas pekerjaan yang telah Anda lakukan Menerima perawatan kesehatan, jika Anda sakit atau dalam kondisi darurat Bebas dari diskriminasi ras, kebangsaan atau etnik asal, jenis kelamin, agama, atau status lainnya Kesamaan dalam hukum dan dalam perlindungan hukum Bebas dari kerja paksa Jam kerja yang masuk akal, istirahat, dan libur Bebas dari siksaan, eksploitasi, dan ke-kerasan seksual di tempat kerja Bebas bergerak Standar kehidupan yang cukup untuk ke-sehatan dan hidup Lingkungan dan kondisi kerja yang aman Kembali ke Indonesia setelah Anda menyelesaikan kontrak
Tahun Laki-Laki Perempuan Total 2012 194.851 255.750 450.601 2011 210.116 376.317 586.433 2010 275.454 584.632 860.086 2009 103.188 528.964 632.152 2008 200.188 548.637 748.825 2007 152.887 543.859 696.746 Sumber: Ditjen Binapenta dan BNP2TKI Pusdatinaker
Negara Penempatan 2009 2010 2011 2012 Arab Saudi 276.633 228.890 137.643 11.814 Malaysia 123.886 116.056 134.108 46.296 Taiwan 59.335 62.048 73.498 30.669 Singapura 33.077 39.623 47.781 20.430 Uni Emirat Arab 40.391 37.337 39.857 14.274 Hong Kong 32.417 33.262 50.283 18.237 Kuwait 23.041 563 2.723 693 Qatar 10.010 13.559 16.578 8.476 Yordania 10.932 5.695 134 29 Oman 9.700 9.259 7.292 3.375 Sumber : BNP2TKI
No Provinsi 2011 2012 1 Jawa Barat 145.603 119.620 2 Jawa Tengah 122.814 115.456 3 Jawa Timur 110.497 100.368 4 NTB 72.846 46.245 5 Banten 27.963 10.853 6 DKI Jakarta 18.204 15.021 7 Lampung 17.790 16.259 8 Bali 15.056 14.082 9 Sulawesi Selatan 13.911 13.875 10 Sumatra Utara 12.938 13.728 Sumber : Pusat Penelitian Pengembangan Dan Informasi (PUSLITFO BNP2TKI)
Tahun Kepulangan TKI Bermasalah ( Presentase ) 2006 376.782 57.971 15,4 2007 354.921 58.085 16,4 2008 447.016 50.765 11,4 2009 492.073 53.168 10,8 2010 466.497 67.318 14,4 2011 494.212 72.880 14,7 2012* 150.748 19.413 12,9 Total 2.782.249 379.600 13,6 * : Data sampai 31 Mei 2012 Sumber : BNP2TKI
Negara Penempatan Bulan Total Januari Februari Maret April Mei Arab Saudi 226 171 1 160 218 776 Mesir - - 10 3-13 Malaysia 133 56 9 54-252 Taiwan - - - - - - Singapura - - - 1-1 Hongkong - - - 2 2 Uni Emirat Arab 15 13 18 24-70 Qatar - 1 1 - - 2 Syria 5 77 83 31-196 Kuwait 1 9 1 - - 11 Yordania 24 5 42 13-84 Yemenia - - - - - - Sudan - - - 1-1 Turki 1 - - 1-2 Libanon - - - 1-1 Jumlah 405 332 165 290 218 1410 Sumber : BNP2TKI
Negara Jumlah TKI yang bebas Malaysia 65 Arab 41 China 22 Iran 12 Singapura 12 Jumlah TKI Yang Bebas Hukuman Mati (2011 15 Juli 2013) 65 41 22 12 12 Malaysia Arab Saudi China Iran Singapura Sumber: Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri
Eksekusi Mati TKI 9 Desember 2005 11 Januari 2008 19 Juni 2011 : Agus Agil, kasus narkoba : Yanti Sukardi, kasus pembunuhan dan pencurian : Ruyati binti Sapubi, kasus pembunuhan majikan 5 TKI yang Menunggu Pelaksana Hukuman Mati di Arab Saudi 1. Satinah binti Jumadi, kasus pembunuhan dan pencurian 2. Siti Zaenab, kasus pembunuhan 3. Tuti Tursilawati, kasus pembunuhan 4. Aminah, kasus pembunuhan sesama TKI 5. Darmawati, kasus pembunuhan sesama TKI Sumber : Kementerian Luar Negeri
Penempatan TKI di Arab Saudi 2006 2007 2008 2009 2010 281.087 257.217 234.644 276.633 228.890 2011 2012 11.814 (Data di Publikasi Juni 2012) 137.643 Jumlah WNI yang mengurus SPLP Mendapatkan kontrak kerja 17,306 orang Pulang ke Tanah Air 6.700 orang Overstayer 2011 : 2.200 orang 2012 : 3.000 orang Keterangan : SPLP = Surat Perjanjian Laksana Paspor Overstayer = Orang yang ijin tinggalnya melebihi batas yang ditentukan Sumber : BNP2TKI
No Tahun TKI Bermasalah 1 2010 31.676 2 2011 18.977 3 2012 8.940 Sumber : Pusat Penelitian Pengembangan Dan Informasi (PUSLITFO BNP2TKI)
1. Malaysia Penandatanganan protokol amandemen MoU PLRT RI-Malaysia 2006 dilakukan di Gedung Sate, Bandung pada 30 Mei 2011. Dilaksanakan Joint Working Group (JWG) VII RI-Malaysia 2. Yordania Pertemuan Joint Working Group (JWG) pertama antara Indonesia dan Yordania telah dilaksanakan tanggal 15 dan 16 Mei 2011 di Amman, Yordania. Pertemuan kedua JWG dilaksanakan pada 29 dan 30 September 2011 di Yogyakarta. 3. Arab Saudi Preliminary Senior Official Meeting Indonesia-Arab Saudi Pada 28 Mei 2011 di Jeddah, Delegasi Indonesia telah bertemu Delegasi Pemerintah Arab Saudi pada Preliminary SoM untuk membahas mengenai isu ketenagakerjaan secara khusus Joint Working Committee (JWC) RI-Arab Saudi di Bidang Ketenagakerjaan dilaksanakan di Riyadh, 10-13 Juli 2011 sebagai tindak lanjut dari Preliminary SOM pada 28 Mei 2011.
Upaya Diplomasi Perlindungan TKI PLRT di Luar Negeri 4. Kuwait Pemerintah RI telah melakukan moratorium pengiriman TKI PLRT ke Kuwait sejak 1 September 2009 Pemerintah RI memiliki MoU Ketenagakerjaan secara umum pada tahun 1996. Atas permintaan Pemerintah RI telah dilakukan negosiasi MoU khusus mengenai domestic workers dari tahun 2007-2009. Namun dalam perundingan terakhir bulan November 2010, delegasi Kuwait secara pihak menyampaikan draft baru dan mengesampingkan isi MoU yang telah disepakati sebelumnya. Perundingan tidak dapat dilanjutkan (dead lock) Pemerintah Kuwait melalui Dubesnya di Jakarta melakukan pendekatan ke berbagai pihak untuk mengamankan kepentingannya dan meminta perundingan mengenai MoU dibuka kembali. Saat ini sedang dikoordinasikan untuk langkah-langkah lebih lanjut. Penanganan perlindungan dilakukan oleh Perwakilan secara optimal, Pemri terus meningkatkan kapasitas SDM dan anggaran. 5. Suriah Pemerintah RI melakukan moratorium pengiriman TKI PLRT ke Suriah sejak 9 Agustus 2011 Situasi politik di Suriah sedang tidak kondusif pada tahun 2012 dilakukan proses evakuasi WNI yang mayoritas TKI: Tahap Pertama sebanyak 7 orang (3 Feb 2012), Tahap Kedua sebanyak 37 orang (16 Feb 2012), dan Tahap Ketiga (98 TKI di shelter KBRI) Penanganan perlindungan dilakukan oleh Perwakilan secara optimal, Pemri terus meningkatkan kapasitas SDM dan anggaran. Sumber : Kementerian Luar Negeri