II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

II. KAJIAN PUSTAKA. mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Penambahan Mepoxe Terhadap Sifat Mekanik dan Stabilitas Thermal Epoksi sebagai Bahan Adhesif ASTM A-36

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

PENGARUH UKURAN PARTIKEL TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT DENGAN MATRIK RESIN EPOXY. (Penelitian)

INTRODUCTION TO MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

Uji Karakteristik Serat Abaca Anyaman 3D Pada Fraksi Volume (30%, 40%, 50%, 60%)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Polimer terbentuk oleh satuan struktur secara berulang (terdiri dari susunan monomer) H H H H H

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Penentuan Berat Molekul (M n ) Polimer dengan Metode VIiskositas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

ANALISA SIFAT MEKANIS KOMPOSIT METRIK EPOKSI DIPERKUAT SERBUK CANGKANG TELUR ITIK UNTUK RODA GIGI TRANSPORTIR PADA MESIN BUBUT.

BAHAN-BAHAN LISTRIK Dedi Nurcipto, MT.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengaruh Penambahan Cobalt (II) Aniline Terhadap Sifat Mekanik dan Thermal Epoksi Sebagai Bahan Adhesif Baja ASTM A-36

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

Analisis Sifat Mekanis Komposit Resin Epoksi Serbuk Kayu Bayam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II STUDI PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI PEMBUATAN KOMPOSIT ALAMI DENGAN BAHAN EBONIT DAN KENAF

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan secara garis besar pengetahuan teori yang menunjang dalam penelitian yang akan dilakukan. A. Batu Marmer Marmer adalah batuan kristalin yang berasal dari batuan gamping. Marner yang murni berwarna putih dan terutama di susun oleh mineral kalsit. Gambar 1. Batu marmer Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer di Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30-60 juta tahun atau berumur kuarter hingga tersier. Di Indonesia penyebaran marmer tersebut cukup banyak,

7 penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi dan meja, sedangkan tipe staturio dipakai untuk seni pahat dan patung. [http://indonesiamarmer.tokobersama.com ] Sifat mekanik yang dimiliki batu marmer adalah seperti pada tabel berikut: [Rina Pritria,2008] Tabel 1. Sifat mekanik marmer [Rina Pritria,2008] Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyo Subekti di PT Sucofindo Jakarta menyebutkan bahwa komposisi yang terkandung dalam limbah marmer adalah senyawa CaO dengan kadar 52.69%, CaCO3, 41.92%, MgO 0.84%, MgCO3 1.76%, SiO2 1.62%, Al2O3 + Fe2O3 0.37% dari hasil ini terlihat komposisi utama limbah marmer adalah zat kapur (Ca). [Sri Utami,2010] B. Pengertian Material Komposit Secara umum material komposit merupakan penggabungan dua atau lebih material berbeda (pengisi atau elemen penguat dan pengikat) yang kemudian disusun secara kombinasi sistematik untuk memperoleh sifat tertentu. Komposit

8 sendiri dapat didefinisikan sebagai kombinasi antara dua material atau lebih yang berbeda bentuknya, komposisi kimianya, dan tidak saling melarutkan antara materialnya dimana material yang satu berfungsi sebagai penguat dan material yang lainnya berfungsi sebagai pengikat untuk menjaga kesatuan unsur-unsurnya. [Sulistia Rudi, 2006] Keuntungan penggunaan material komposit adalah [Sulistia Rudi, 2006]: 1. Bobotnya ringan tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik. 2. Spesimen dengan permukaan yang baik. 3. Biaya produksi lebih murah. 4. Umur pemakaian lama. 5. Tahan terhadap korosi. Sedangkan kekurangan dari material komposit adalah [Sulistia Rudi, 2006] : 1. Komposit tertentu peka terhadap perubahan temperatur yang drastis. 2. Beberapa bahan penyusun komposit mudah terbakar. 3. Perbaikan bila terjadi kerusakan lebih sulit. C. Klasifikasi Komposit Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakan yaitu [Rina Pritria, 2008]: 1. Fibrous Composites (Komposit Serat) merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat (fiber).

9 2. Laminated Composites (Komposit Laminat) merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih. 3. Particulate Composites (Komposit Partikel) merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya. Pembagian komposit berdasarkan jenis penguatnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini: Gambar 2. Pengelompokan komposit berdasarkan jenis penguatnya. Partikel Fiber Struktur Gambar 3. Ilustrasi komposit berdasarkan penguatnya

10 Berdasarkan matrik, komposit dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok besar yaitu [Agus Pranomo, 2012] : 1. Komposit matrik logam (KML), logam sebagi matrik 2. Komposit matrik polimer (KMP), polimer sebagai matrik 3. Komposit matrik keramik (KMK), keramik sebagai matrik Berdasarkan struktur, komposit dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur laminate dan struktur sandwich, [Agus Pranomo, 2012]. Struktur laminate Sandwich panel Gambar 4, Ilustrasi komposit berdasarkan Strukturnya D. Komposit Partikel Komposit partikel merupakan komposit yang mengandung bahan penguat berbentuk partikel atau serbuk. Partikel sebagai bahan penguat sangat menentukan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh matrik. Ukuran, bentuk, dan material partikel adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik dari komposit partikel. [Andri Sulian, 2008] Sifat-sifat komposit partikel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

11 1. Ukuran dan bentuk partikel 2. Sifat-sifat atau bahan partikel 3. Rancangan partikel 4. Rasio perbandingan antara partikel 5. Jenis matrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan komposit partikel adalah menghilangkan unsur udara dan air karena partikel yang berongga atau memiliki lubang udara kurang baik digunakan dalam campuran komposit. Adanya udara dan air di sela-sela partikel dapat mengurangi kekuatan dan mengurangi ketahanan retak bahan. [Andri Sulian, 2008] Gambar 5. Komposit partikel. Partikel sebagai elemen penguat sangat menentukkan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang didisrtibusikan oleh matrik. Ukuran, bentuk dan material partikel adalah faktor-faktor yang memepengaruhi property mekanik dari komposit partikel. Pengaruh peningkatan kehalusan partikel pada komposit antara lain. [Andri Sulian, 2008]: 1. Memperkecil diameter pori.

12 3. Meningkatkan kerapatan 4. Meningkatkan nilai porositas 5. Meningkatkan kekuatan tekan dan kekuatan lentur. Keunggulan komposit polimer yang menggunakan partikel antara lain dapat menigkatkan sifat fisis material seperti kekuatan mekanis, dan modulus elastisitas, serta kekuatan komposit lebih homogen (merata). Dalam pembuatan komposit partikel sangat penting menghilangkan unsur udara dan air karena partikel yang berongga atau yang memiliki lubang udara kurang baik jika digunakan dalam campuran komposit. Adanya udara dan air pada sela-sela partikel dalam komposit dapat mengurangi kekuatan dan ketahanan retak bahan. [Andri Sulian, 2008] Partikel yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah potong dari batu marmer. Dalam pembuatan komposit limbah potong dari batu marmer ini sangat mudah dibuat, karena limbah ini sudah berbentuk partikel halus, selanjutnya di pisahkan menggunakan ayakan untuk memperoleh variasi ukuran partikelnya. Limbah batu marmer dalam penelitian ini dijadikan partikel penguat komposit guna mengetahui keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh limbah batu marmer. E. Matrik Matriks adalah bahan dasar pembentuk komposit yang mengikat pengisi dengan tidak terjadi ikatan secara kimia. Matriks dalam suatu komposit polimer berperan untuk mempertahankan posisi dan orientasi serat untuk melindunginya dari

13 pengaruh lingkungan. Secara umum matrik terdiri dari 3 macam yaitu polimer, logam dan keramik. [Rina Pritria, 2006] Matrik dalam komposit mempunyai peran sebagai berikut [Sulistia Rudi, 2006] : 1. Sebagai pengikat partikel penguat. 2. Pendistribusi beban yang dikenakan pada material komposit kepada partikel penguat. 3. Melindungi partikel penguat dari kerusakan eksternal. F. Polimer Polimer merupakan suatu makro molekul, tersusun dari molekul rantai panjang yang berulang-ulang. Saat ini polimer digunakan secara luas karena sifat polimer lebih ringan dan tidak korosif dibandingkan dengan matrik logam dan harganya yang relatif lebih murah dibandingkan matrik keramik. Polimer terdiri dari banyak monomer yang saling mengikat dalam ikatan kimia membentuk suatu solid. Polimer matrik komposit secara umum terdiri dari tiga macam yaitu termoset, termoplastik dan rubber (karet) [Sulistia Rudi, 2006]. Gambar 6. Klasifikasi polimer untuk matrik komposit

14 Polimer terbuat dari ribuan unit molekul kecil yang disebut monomer. Proses penggabungan molekul-molekul tersebut dinamakan polimerisasi dan jumlah unit dalam molekul besar yang tersusun dinamakan derajat polimerisasi. Nama-nama dari polimer yang tersusun dari awalan poli dan diikuti nama monomernya, misalnya poliester tersusun dari poli dan ester. Secara umum terdapat dua macam plastik, yaitu [Sulistia Rudi, 2006] : 1. Termoset Termoset adalah salah satu jenis plastik yang sering digunakan dalam pembuatan komposit dengan penguat serat maupun serbuk. Matrik jenis ini memiliki rantai-rantai molekul yang saling berhubungan sehingga walaupun mengalami pemanasan dan penekanan, masing-masing rantai molekul tidak akan saling bergerak relatif. Matrik akan mencair dan kemudian mengeras bersamaan dengan terbentuknya suatu jaringan ikatan rantai monomer sehingga akan bersifat stabil. Beberapa kelebihan penggunaan termoset sebagai matrik adalah : Mengikat filler dengan mudah dan baik Memiliki viskositas yang rendah Memiliki kelengketan yang baik dengan bahan penguat Kekakuan yang baik Stabilitas dimensi yang baik Ringan Tahan korosi

15 Macam-macam dari plastik jenis termoset antara lain sebagai berikut [Sulistia Rudi, 2006]: a. Poliester Poliester merupakan resin cair dengan viskositas relatif rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpa menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti resin termoset lainnya, sehingga tidak memerlukan penekanan saat. b. Epoksi Resin ini banyak digunakan untuk aplikasi rekayasa karena memiliki sifatsifat yang lebih unggul dibandingkan dengan resin lainnya, antara lain kekuatan tarik serta kekuatan tekan yang tinggi, tahan terhadap bahan kimia, sedikit volatiles (Gas-gas pengotor), stabilitas ukuran yang baik, ketahanan termal yang tinggi, dan mudah dibentuk tanpa dipanaskan terlebih dahulu. c. Fenol Resin fenol adalah jenis termoset pertama yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Memiliki sifat kestabilan dimensi yang baik, rambatan patahan yang lambat, ketahanan kimia yang baik, dan emisi racun yang rendah pada saat terbakar. Material ini banyak digunakan sebagai peralatan elektronik, dan beberapa peralatan otomotif.

16 Tabel 2. Perbandingan sifat-sifat matrik termoset 2. Termoplastik Resin ini merupakan jenis resin yang memerlukan pemanasan pada proses pembentukannya. Termoplastik digunakan secara luas sebagai bahan dasar penguat pada plastik. Resin ini mempunyai ikatan linear antara monomermonomer penyusunnya, sehingga kestabilan struktur kimianya relatif rendah. Reaksi kimia pada thermoplastik resin yang bersifat reversibel memungkinkan suatu komponen untuk dibentuk kembali. Sifat-sifat termoplastik adalah densitas antara 1,06 sampai 1,42 kg/m3. Selain itu termoplastik mempunyai sifat isolator yang baik, mempunyai ketahanan sampai temperatur 260 0 C, mudah dibentuk, dan tahan terhadap korosi yang sangat baik. Macam-macam dari plastik jenis termoplastik adalah sebagai berikut [Sulistia Rudi, 2006]: a. Polietilen Polietilen dibuat melalui polimerisasi gas etilen. Secara kimia polietilen mempunyai berat molekul yang tinggi dan terbakar bila dinyalakan. Polietilen merupakan polimer yang memiliki sifat listrik yang baik. Sehingga banyak dipakai sebagai bahan isolasi untuk radar, TV dan berbagai alat komunikasi.

17 b. Polipropilen Polipropilen mempunyai massa jenis yang rendah dan termasuk kelompok yang paling ringan di antara bahan polimer. Resin ini memiliki kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekakuannya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan polietilen. Akan tetapi memiliki ketahanan impak yang lebih rendah. Polipropilen memilki penyusutan yang kecil saat proses pencetakan sehingga memiliki kestabilan dimensi yang lebih baik. Plastik polipropilen banyak digunakan dalam produksi peralatan meja, keranjang, peralatan kamar mandi, mainan, dan sebagainya. c. Nilon Nilon mempunyai ketahanan terhadap reaksi kimia dan melting pointnya 260 o C. Merupakan plastik berstruktur kristalin, tangguh dan memiliki sifat listrik yang baik tetapi memiliki kestabilan dimensi yang rendah apabila dibandingkan dengan jenis resin yang lain. Aplikasi nilon banyak sekali digunakan dalam industri peralatan otomotif. d. Polistiren Resin ini memiliki monomer stiren yang dibuat dari benzena dan etilen yang dipolimerisasikan oleh panas, cahaya, dan katalis. Resin ini tidak memilki warna yang khas dan merupakan resin trasparan. Resin ini memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada polietilen dan polipropilen, dan sedikit menyerap air tetapi strukturnya rapuh serta memiliki tahanan panas dan kimia yang rendah.

18 e. Acetals Acetals mempunyai kekakuan yang baik, ketahanan lelah yang memuaskan, mempunyai stabilitas dimensional yang baik, koefisien gesek yang kecil, dan ketahanan temperatur hingga 90 0 C. Material ini digunakan sebagai bahan komponen yang memerlukan ketelitian. f. Polysulfones Polysulfones mempunyai penampakan yang transparan. Material ini mempunyai ketangguhan dan ketahanan panas yang baik. Mempunyai ketahanan kekakuan yang baik sampai temperatur 174 0 C. Penggunaan dari material ini adalah sebagai komponen elektronik seperti connector, komponen TV, peralatan kedokteran, dan bahan pipa tahan karat. G. Epoksi Epoksi atau polyepoxide adalah sebuah polimer epoxide thermosetting yang bertambah bagus bila dicampur dengan pengeras. Kebanyakan resin epoksi diproduksi dari reaksi antara epichlorohydrin dan bisphenol-a. Molekul epoksi menyimpan dua grup cincin pada titik tengahnya yang dapat menyerap baik tekanan maupun temperatur lebih baik dibandingkan grup linier sehingga epoksi resin memiliki ketangguhan, kekakuan, dan ketahanan terhadap panas yang sangat baik. Gambar berikut manunjukkan suatu struktur kimia ideal dari epoksi resin. Perhatikan ketiadaannya grup ester dalam ikatan molekular. Gambar 7. Struktur kimia ideal untuk epoksi

19 Epoksi berbeda dengan polyester resin dimana epoksi di curing dengan pengeras (hardener) sedangkan polyester mengunakan katalis. Bahan pengeras, biasanya amine, biasanya digunakan untuk meng-curing epoksi dengan reaksi tambahan dimana kedua material diletakan dalam suatu reaksi kimia. Reaksi kimiawi dari kedua bahan ini biasanya terjadi dimana dua atom epoksi diikat oleh sebuah atom amine. Hal ini akan membentuk struktur komplek molekular tiga dimensi. Karena molekul amine ikut bereaksi dengan molekul epoksi dalam perbandingan yang tetap (1:1 atau 2:1) sangatlah penting untuk memastikan rasio pencampuran antara resin dan pengeras. Untuk membantu pencampuran yang akurat antara resin dengan pengeras, produsen biasanya memformulasi komponen komponen untuk memberikan rasio sederhana dimana dapat mudah dicapai dengan mengukur volume atau berat dari masing masing komponen [Bodja Suwanto, 2012] H. Bahan Penguat Ikatan antara matrik dengan bahan penguat sangat penting, karena beban yang diberikan pada komposit diteruskan pada bahan penguat. [Ichsanudin, 2006]. Pada umumnya bentuk bahan penguat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1. Serat Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis.

20 2. Partikel Terdiri dari satu atau lebih partikel yang tersuspensi di dalam matriks dari matriks lainnya. Partikel logam dan non-logam dapat digunakan sebagai matriks. 3. Serpihan Serpihan merupakan jenis bahan yang berasal dari batuan yang ukuranya lebih besar dari penguat partikel.