Pengendalian Temperatur pada Proses Pengeringan Gabah Menggunakan Alat Rotary Dryer Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

dokumen-dokumen yang mirip
UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

Kata kunci: Arduino Mega 2560, Pengendalian Suhu Kelembaban Relatif, Kontroler PID

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROSES DISTILASI VAKUM BIOETANOL DENGAN MENGGUNAKAN ARDUINO

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

Identifikasi Model Fuzzy Pada Proses Distilasi Vakum Bioetanol

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

DESAIN KENDALI FUZZY PID (PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) MESIN PENGERING TEMBAKAU OTOMATIS BERBASIS ARDUINO

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

Sistem Pengendalian Suhu Pada Proses Distilasi Vakum Bioetanol Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

IV. PERANCANGAN SISTEM

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembuatan Mesin Pengering Manisan Nanas Menggunakan Mikrokontroler Atmega16 sebagai Alat Bantu Praktikum Pengeringan pada Prodi TPHP di SMKN 1 Pujon

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

PENGENDALIAN TEKANAN PADA SISTEM HOMOGENISASI SUSU DENGAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

ABSTRAK dan EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

Makalah Seminar Tugas Akhir

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PERANCANGAN KONTROLER PENGGANTI ELECTRONIC CONTROL UNIT UNTUK MENGATUR POSISI SUDUT FLAP PADA MODEL MINIATUR PESAWAT N-219

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

DAFTAR ISI. SKRIPSI... ii

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

APLIKASI KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNTUK PENGATURAN SUHU PADA ALAT PENGERING KERTAS

II. PERANCANGAN SISTEM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

OTOMATISASI CANTING LISTRIK UNTUK PEMBUATAN BATIK TULIS PROBOLINGGO

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

Identifikasi Model Plant Suhu Pada Proses Distilasi Vakum Bioetanol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Alat Penentu Parameter PID dengan Metode Ziegler-Nichols pada Sistem Pemanas Air

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

MINIATUR ALAT PENGENDALI SUHU RUANG PENGOVENAN BODY MOBIL MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC DENGAN SISTEM CASCADE

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TEMPERATUR UNTUK PROSES PENDINGINAN MENGGUNAKAN TERMOELEKTRIK

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No. 2 (2017), hal ISSN : X

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

Eka Mandayatma *a), Fahmawati Hamida a), Hanifa Hasna Fawwaz a),

PENGENDALIAN SUDUT CERMIN DATAR PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kasus hingga mengalami kebangkrutan. termometer. Dalam proses tersebut, seringkali operator melakukan kesalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pengujian program pada Arduino Mega 2560 melalui software

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

PENGENDALIAN TEMPERATURE PADA PLANT SEDERHANA ELECTRIC FURNACE BERBASIS SENSOR THERMOCOUPLE DENGAN METODE KONTROL PID

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

Purwarupa Sistem Kendali PID: Studi Kasus Kendali Suhu Ruang

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PADI DENGAN METODE KONVEKSI BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PADI DENGAN METODE KONVEKSI BERBASIS MIKROKONTROLER

IMPLEMENTASI PENGATURAN POSISI CERMIN DATAR SEBAGAI HELIOSTAT MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Transkripsi:

Pengendalian Temperatur pada Proses Pengeringan Gabah Menggunakan Alat Rotary Dryer Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Afriandika Brillian, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Salah satu kendala yang di hadapi petani dalam pengolahan padi pasca panen adalah proses pengeringan. Hal ini disebabkan pengeringan gabah dengan cara tradisional, yaitu dengan pengeringan gabah di bawah sinar matahari. Hambatan muncul selama musim hujan, karena gabah akan di keringkan lagi dan ini dapat menyebabkan serangan serangga atau jamur. Dalam skripsi ini Arduino Uno diaplikasikan sebagai alat pengontrol suhu yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan pada proses pengeringan gabah. Gabah diaggap kering jika memenuhi standar kadar air (SNI) 14%RH. Pengendalian ini dilakukan pada setpoint ºC dan ºC. Proses perancangan kontroler PID pada aplikasi ini menggunakan metode Ziegler Nichlos I. Dari perhitungan didapatkan nilai parameter Kp= 7,, Ki= 0,26 dan Kd= 52,15. Dari pengujian setpoint ºC pada pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB didapatkan settling time masing-masing adalah 801 detik dan 975 detik. Pengujian setpoint ºC pada pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB didapatkan settling time masingmasing adalah 8 detik dan 1095 detik. Nilai error steady state pada setpoint ºC pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB masing-masing adalah 0,2096% dan 0,2899%. Nilai error steady state pada setpoint ºC pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB masing-masing adalah 0,4909% dan 0,46%. Kata Kunci Rotary Dryer, Pengeringan Gabah, Kontroler PID, Ziegler-Nichlos. I. PENDAHULUAN Padi (oryza sativa (l)) merupakan salah satu bahan makanan berbasis biji bijian terbesar kedua di dunia. Di Indonesia sendiri, padi telah menjadi komoditas strategis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Hal ini dikarenakan padi merupakan sumber makanan utama sebagian besar penduduk di Indonesia, dan juga merupakan salah satu sumber perekonomian sebagian besar penduduk di pedesaan. Semakin besar jumlah penduduk, maka akan semakin besar kebutuhan akan pangan, terutama beras. Sehingga, dibutuhkan peningkatan produksi beras nasional[1]. Gabah kering panen (GKP) secara umum mempunyai kadar air antara 20% - 27% (basis basah). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Kualitas gabah, baik kualitas 1 hingga 3 mensyaratkan kadar air gabah 14% (basis basah) agar dapat disimpan dalam jangka waktu 6 bulan yang disebut gabah kering giling (GKG)[2]. Untuk mengurangi kadar air tersebut dapat dilakukan dengan penjemuran langsung ataupun dengan menggunakan alat pengering mekanis. Dalam menghadapi perubahan iklim akibat pemanasan global, pengeringan secara tradisional sering tidak dapat dilakukan, dikarenakan cuaca yang tidak menentu. Dengan demikian gabah tidak dapat kering dan akan menimbulkan kerusakan, seperti busuk, berjamur, tumbuh kecambah, butir kuning, sehingga dalam kondisi demikian usaha peningkatan produksi gabah menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, diperlukan alat pengering mekanis. Tujuan skripsi ini adalah membuat alat kontrol otomatis dengan menggunakan Arduino Uno untuk membantu proses pengeringan gabah. Pengendalian suhu dilakukan pada setpoint ºC dan ºC sampai standar kadar air (SNI) 14% pada ruang rotary dryer. Diharapkan, alat ini dapat meningkatkan hasil produksi gabah, baik dari kualitas dan kuantitas. II. DASAR TEORI A. Pengeringan Bahasa ilmiah dari pengeringan adalah penghidratan yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Prinsip pengeringan melibatkan dua fenomena yakni peristiwa perpindahan panas dan perpindahan massa. Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari pada suhu udara yang dialirkan di sekelilingnya. Ini berkaitan dengan diberikannya panas pada bahan yang akan dikeringkan. Sedangkan proses perpindahan massa berkaitan dengan dikeluarkannya sejumlah cairan dari bahan ke lingkungan. Panas dari udara pengering akan menaikkan suhu bahan yang menyebabkan tekanan uap air di dalam bahan lebih tinggi dari pada tekanan uap air di udara, sehingga terjadi perpindahan uap air dari bahan ke udara[3]. Kinetika pengeringan berhubungan dengan kadar uap di padatan dan suhu terhadap waktu. Gambar 1 menunjukkan hubungan kadar air dan waktu pengeringan. Gambar 1. Grafik Hubungan Kadar Air Dan Waktu Pengeringan 1

B. Sensor SHT 11 Sensor SHT11 adalah sensor suhu dan kelembaban digital yang dibuat oleh perusahaan asal Swiss yang bernama Sensirion Corp. Sensor ini mempunyai keluaran digital untuk membaca suhu dan kelembaban dan telah dikalibrasi oleh perusahaan pembuatnya[4]. Bentuk sensor SHT11 ditunjukkan dalam Gambar 2. Gambar 2. Sensor SHT 11 C. Elemen Pemanas Elemen pemanas merupakan sejenis alat yang mengubah energi listrik menjadi energi panas melalui proses Joule Heating. Prinsip kerja elemen pemanas adalah adanya arus listrik yang mengalir pada resistansi elemen sehingga menghasilkan panas. Contoh elemen pemanas dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Elemen Pemanas D. Modul Dimmer Circuit Untuk mengendalikan besarnya arus yang melewati elemen pemanas yang dicatu sumber tegangan AC digunakan rangkaian dimmer yang mana di dalamnya terdapat rangkaian untuk pemicuan gate TRIAC dan rangkaian Zero Cross Detector. Modul Dimmer Circuit dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 5. Tampak atas Arduino Uno F. Kontroler Proporsional Integral Differensial (PID) Gabungan aksi kontrol proporsional, integral, dan differensial mempunyai keunggulan dapat saling menutupi kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kontroler. Persamaan kontroler PID ini dapat dinyatakan sebagai berikut (Persamaan 1): m(t) = K p. e(t) + Kp. e(t)dt + K Ti p. Td de(t) (1) dt Dalam transformasi laplace dinyatakan sebagai berikut (Persamaan 2): M(s) = K E(s) p ( 1 + 1 + Td. s )...(2) Ti.s G. Perancangan Kontroler PID dengan Metode Ziegler-Nichols Ziegler dan Nichols mengemukakan aturan-aturan untuk menentukan nilai dari gain proporsional Kp, waktu integral Ti, dan waktu derivatif Td berdasarkan karakteristik respon transien dari plant yang diberikan. Penentuan parameter kontroler PID atau penalaan kontroler PID tersebut dapat dilakukan dengan bereksperimen pada plant[5]. Gambar 6. Kurva Respon yang Berbentuk S Gambar 4. Modul Dimmer Cirucuit E. Arduino Uno Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega. Memiliki 16 pin input dan output digital, dimana 14 pin diantara pin tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 16 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset.arduino Mega dapat dilihat pada gambar 5. Kurva berbentuk S dalam gambar 6 tersebut dapat dikarakteristikkan menjadi dua konstanta yaitu waktu tunda (L) dan konstanta waktu (T). Waktu tunda dan konstanta waktu ditentukan dengan menggambar sebuah garis tangen pada titik pembelokan dari kurva S, dan menentukan perpotongan antara garis tangen dengan sumbu waktu t dan sumbu c(t)=k, fungsi alih C(s)/U(s) dapat dicari melalui pendekatan sistem orde satu dengan persamaan sebagai berikut: C(s) U (s) = Ke Ls Ts+1...(3) Ziegler dan Nichols menyarankan untuk menentukan nilai-nilai dari Kp, Ti dan Td berdasarkan pada formula yang ditunjukkan dalam Tabel 1[5]. 2

Tabel 1. Rumus Metode Pertama Ziegler-Nichols Tipe Kontroler Kp Ti=Kp/Ki Td=Kd/Kp P T/L 0 PI 0,9(T/L) L/0,3 0 PID 1,2(T/L) 2 x L 0.5 x L III. PEMBUATAN PERANGKAT KERAS Pembuatan perangkat keras dilakukan sebagai langkah awal sebelum terbentuknya suatu sistem beserta rangkaian elektronik pendukungnya. Hal ini dimaksudkan agar sistem pengendali suhu Rotary Dryer dapat berjalan sesuai dengan deskripsi awal yang telah direncanakan. A. Pembuatan Kontruksi Alat Konstruksi alat pengering gabah pada Rotary dryer dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Skema Kontruksi Alat Pengering Gabah B. Perancangan Blok Diagram Pada perancangan alat diperlukan perancangan blok diagram sistem yang dapat menjelaskan sistem secara garis besar dan diharapkan alat bisa bekerja sesuai rencana. Gambar 8. Blok Diagram Keterangan : 1. Setpoint sistem berupa suhu yang dengan nilai C dan C. 2. Kontroler yang digunakan adalah kontroler Proporsional Integral Differensial (PID) menggunakan perangkat keras Arduino Uno. 3. Driver heater menggunakan Rangkaian Dimmer. 4. Aktuator yang digunakan adalah Heater 800 watt. 5. Sensor SHT11 sebagai pembaca suhu dan berperan sebagai feedback sistem. 6. Gangguan pada Plant berupa perbedaan kondisi suhu ruangan. kontroler PID tersebut dilakukan dengan bereksperimen dengan plant[5]. Gambar 9 merupakan kurva hasil perancangan kontroler menggunakan metode Ziegler Nichols. Gambar 9. Respon Suhu Open Loop Diperoleh nilai L= 14 s dan T= 87 s. Mengacu pada tabel Ziegler Nichols 1, didapatkan nilai: Kp= 7, Ki = 0,26 Kd= 52,15 D. Perancangan Modul Dimmer Circuit Modul pengendali tegangan yang digunakan adalah rangkaian dimmer. Secara garis besar rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi gelombang sinus AC 220 volt saat melewati titik tegangan nol dan mengatur tegangan AC melalui pemicuan dari gate TRIAC. Rangkaian dimmer dapat dilihat pada gambar 10. Gambar 10. Rangkaian Dimmer IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM A. Pengujian Sensor SHT 11 Pengujian dilakukan untuk mengetahui keluaran yang dihasilkan oleh sensor SHT11 sesuai suhu yang telah ditentukan. Hasil pengujian diperlihatkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil pengujian Sensor SHT 11 No. Pembacaan Pembacaan SHT11( C) Thermometer Digital ( C) 1 28 27,20 2, 3 34,4,3 4,10 42 5 44,10 6 46, 46,7 7 48,20 48,9 8 52, 53,90 9 58, 58 10,20,10 C. Penentuan Parameter PID Untuk menentukan nilai dari gain proporsional Kp, waktu integral Ti, dan waktu derivatif Td berdasarkan karakteristik respon transien dari plant yang diberikan. Penentuan parameter kontroler PID atau penalaan 3

Temperature (ºC) 70 20 10 0 Grafik Perbandingan Sensor SHT 11 dengan Thermometer Digital 0 2 4 6 8 10 12 Sampling Gambar 11.Grafik perbandingan Sensor SHT 11 dengan Thermometer Digital Sesuai dengan hasil pengujian tabel 2 dan gambar 11, sensor SHT 11 memiliki kemampuan baik dalam melakukan pembacaan suhu. Hal ini dibuktikan dengan error rata-rata sebesar 0,96%. B. Pengujian Penyulutan TRIAC Pengujian penyalaan TRIAC didapatkan hasil pengujian berupa bentuk gelombang keluaran TRIAC sesuai dengan sudut penyalaannya. Contoh hasil keluaran gelombang untuk sudut penyalaan 90 atau dengan PWM 64 ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 12. Bentuk Gelombang Keluaran TRIAC dengan Sudut Penyalaan 90 Hasil pengujian keseluruhan ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengujian keseluruhan Sudut Penyalaan ( ) PWM Perhitungan waktu tunda Pengujian waktu tunda 90 64,00 5,00 5,4 105 74,67 5,83 6,2 120 85,33 6,67 7 1 96,00 7, 7,6 1 106,67 8,33 8,2 165 117,33 9,17 9 Berdasarkan data hasil pengujian sudut penyalaan TRIAC yang didapatkan pada Tabel 3 terjadi penyimpangan waktu tunda dengan data hasil perhitungan. Contoh perhitungan pengujian dengan sampel data ke-2. Waktu tunda = SudutPenyalaan 180 = 105 180 sensor SHT 11 x 10 x 10 = 5,83 ms Thermometer digital Nilai error yang didapat dari selisih absolute perhitungan dan pengujian sebesar: Error = Perhitungan - Pengujian = 5,83 6,2 = 0,37 Error Error (%) = x 100% Data Perhitungan = 0,37 x 100% 5,83 = 6,29% Hasil perhitungan error pengujian secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Waktu Tunda TRIAC Sudut Penyalaan ( ) Perhitungan Pengujian Error Error (%) 90 5,00 5,4 0, 8,00 105 5,83 6,2 0,37 6,29 120 6,67 7 0,33 5,00 1 7, 7,6 0,10 1,33 1 8,33 8,2 0,13 1, 165 9,17 9 0,17 1,82 Rata Rata Kesalahan (%) 4,01 Dari hasil perhitungan error pengujian secara keseluruhan didapatkan nilai rata-rata error keseluruhan sebesar 4,01% dikarenakan adanya proses perhitungan dan pembulatan angka oleh mikrokontroler dan sumber AC yang tidak ideal sehingga menyebabkan adanya selisih antara perhitungan dan pengukuran. Berdasarkan analisis di atas bisa disimpulkan bahwa Mikrokontroler mampu menghasilkan sudut penyalaan yang sesuai dengan yang diberikan. C. Pengujian Dimmer Circuit Dari hasil pengujian dimmer circuit didapatkan hasil berupa nilai tegangan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai PWM yang diberikan.hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Perbandingan Pwm Terhadap Tegangan No. PWM Tegangan (V) 1 1 7 2 115 24 3 105 49 4 95 78 5 85 108 6 75 136 7 65 1 8 180 9 214 10 220 11 223 12 15 227 13 5 228 D. Pengujian Sistem Keseluruhan Pengujian sistem secara keselurahan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai kontroler yang dibutuhkan agar sistem bekerja sesuai dengan setpoint yang diinginkan serta mengetahui hasil respon. Pengujian ini dilakukan pada perbedaan kondisi yaitu pada Siang hari pukul 14.00 WIB dan Malam hari 20.00 WIB. 4

Suhu( C) Suhu( C) Suhu( C) Suhu( C) Pengujian pada plant Rotary Dryer dengan setpoint C pada pukul 14.00 WIB Siang hari. 0 1000 2000 00 00 00 00 7000 8000 Time(s) Gambar 13. Grafik dengan setpoint C. pada pukul 14.00 WIB Dari grafik output plant yang ditunjukkan dalam Gambar 13 dapat disimpulkan bahwa sistem pada suhu lingkungan 29 C mengalami error steady state rata-rata 0,2096 %, ts sebesar 801 detik. Dari grafik output plant dalam Gambar 15 dapat disimpulkan bahwa sistem pada suhu lingkungan 22 C mengalami settling time sebesar 975 detik, dan error steady statenya rata-rata 0,2899% Pengujian pada plant Rotary Dryer dengan setpoint C pada pukul 20.00 WIB Malam hari. 70 65 20 0 0 1000 10 2000 20 00 30 00 00 Time(s) Gambar 16. Grafik dengan setpoint C pada pukul 20.00 WIB Pengujian pada Plant Rotary Dryer dengan setpoint C pada pukul 14.00 WIB Siang hari. 70 65 0 0 1000 10 2000 20 00 30 00 Time(S) Gambar 14. Grafik dengan setpoint C pada pukul 14.00 WIB Dari grafik respon sistem yang ditunjukkan dalam Gambar 14 dapat disimpulkan bahwa sistem pada suhu lingkungan 29 C mengalami error steady state rata-rata 0,4909%, ts sebesar 8 detik. Pengujian pada Plant Rotary Dryer dengan setpoint C pada pukul 20.00 WIB Malam hari. 20 0 1000 2000 00 00 00 00 7000 8000 Time(s) Gambar 15. Grafik dengan setpoint C pada pukul 20.00 WIB 5 Dari grafik output plant dalam Gambar 16 dapat disimpulkan bahwa sistem pada suhu lingkungan 22 C mengalami settling time sebesar 1095 detik, dan error steady statenya 0,46%. E. Pengujian Hasil Kadar air pada Gabah Hasil pengujian kadar air pada gabah ditunjukkan dalam tabel 6. Tabel 6. Data lama proses pengeringan dan kadar air yang di hasilkan Kadar air awal (%) Waktu (menit) Kadar air akhir (%) C C 26 26% 26% 26 % 24% 26 90 20% 18% 26 120 18% 13% 26 1 14% - Dalam pengujian ini sampel gabah diambil setiap menit sekali selama proses pengeringan. Proses pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air gabah pada kisaran 13% - 14% RH. Dari data dalam tabel 6 diketahui bahwa kadar air awal 26%, untuk menurukan kadar air pada setpoint C dibutuhkan waktu selama 1 menit dan pada setpoint C dibutuhkan waktu selama 120 menit. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan respon sistem yang diperoleh dari pengujian dengan menggunakan metode Ziegler- Nichlos didapat nilai parameter kontroler PID dengan penguatan sebesar K p = 7,, K i = 0,26, dan K d = 52,15. 2. Berdasarkan hasil implementasi, respon dengan nilai setpoint ºC pada pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB

didapatkan settling time masing-masing adalah 801 detik dan 975 detik. Pengujian setpoint ºC pada pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB didapatkan settling time masing-masing adalah 8 detik dan 1095 detik. Nilai error steady state pada setpoint ºC pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB masing-masing adalah 0,2096% dan 0,2899%. Nilai error steady state pada setpoint ºC pukul 14.00 WIB dan 20.00 WIB masing-masing adalah 0,4909% dan 0,46%. Keseluruhan Hardware dan Sofware dapat berfungsi dengan baik yaitu data dari plant dapat diterima oleh komputer. Berdasarkan dari hasil respon yang didapat pada perbedaan kondisi, dapat disimpulkan bahwa hasil respon yang dihasilkan selebihnya sama, yakni plant Rotary Dryer ini tidak terpengaruh kondisi, atau mampu bekerja sesuai respon meskipun ada perbedaan suhu sekalipun. Hasil dari pengeringan untuk mendapatkan kadar air yang di inginkan, didapatkan pada setpoint C dibutuhkan waktu selama 1 dan pada setpoint C dibutuhkan waktu selama 120 menit. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah perlu diperhatikannya bentuk dari Rotary Dryer agar gabah tidak berjatuhan saat Rotary dryer berputar.pengembangan lebih lanjut dengan metode pengontrolan yang lain. DAFTAR PUSTAKA [1] Aryunis, H., Muhammad, I., Tafzi, F.,Esrita, Yunita, W. Dan Ratna, Y., 2008, Peningkatan Produksi Padi Melalui Pemanfaatan Varietas unggul Baru Hasil Litbang Iptek Nuklir di Desa Rambah Kecamatan Tanah Tumbuh Kabupaten Bungo, Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, no. 46, hh. 39-. [2] Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. [3] Winarno, F.G. 2007. Teknobiologi Pangan. Bogor: Embrio Press. [4] Sensirion. 2002. SHT1x Relative Humidity & Temperature Sensor System. Zurich: Sensirion. [5] Ogata, K. 1997. Teknik Kontrol Automatik Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. 6