BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kunci bangsa indonesia keluar dari krisis. UKM banyak yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah maupun perekonomian negara. UKM di Indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan dan menghasilkan output yang berguna bagi. rakyat kecil atau rakyat kebanyakan.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian besar bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Perekonomiaan yang baik adalah perekonomian yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berskala kecil, menengah, dan besar yang diharapkan untuk bisa maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kehidupan berkoperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi ( accounting thought) dibagi. dalam tiga periode: tahun 4000 SM 1300 M; tahun M,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Usaha mikro, kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah usaha yang ada di negara tersebut, mencerminkan bahwa

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keberadaan UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis

BAB II UKM DAN BIAYA

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perekonomian indonesia, terutama pada era akhir 1990-an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) pernah berperan sebagai penyelamat perekonomian nasional. Dimana pada saat itu begitu banyak perusahaan besar tumbang. Namun UKM justru tetap kokoh dalam menghadapi badai krisis yang begitu dahsyat tersebut. Dengan demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata. Problematika mengenai angka pengangguran di Indonesia tentu bukan hal baru lagi bagi masyarakat kita. Bahkan menurut Badan Pusat Statistik (Maret 2011), saat ini terdapat lebih dari 8,3 juta jiwa atau setara dengan 6,8 persen pengangguran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa tingkat pengganguran di negara kita masih cukup tinggi, meskipun jumlah tersebut sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 1

2 Rendahnya daya serap tenaga kerja di Indonesia membuat kondisi tersebut belum bisa diselesaikan secara tuntas oleh pihak pemerintah maupun instansi terkait lainnya. Karena itulah dibutuhkan solusi tepat untuk mengurangi jumlah pengangguran yang setiap harinya menunjukkan peningkatan. Salah satunya yaitu dengan mendorong laju pertumbuhan UKM di seluruh penjuru Indonesia. Dengan munculnya unit UKM tidak hanya memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat, namun juga sangat membantu penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Meskipun para pelaku UKM masih sering mendapat kendala khususnya di bidang permodalan, namun kontribusi UKM terhadap penyediaan lapangan kerja cukuplah tinggi, bahkan diperkirakan bisa memberikan peluang kerja bagi 96.221.000 masyarakat, dan menjadi donatur Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 56,53%. Sejak tahun 2008 sampai 2011, tercatat ada sekitar 52,77 juta unit UKM di Indonesia yang telah memberikan lapangan pekerjaan cukup besar bagi masyarakat lokal yang ada di sekitar lokasi usaha. Kondisi ini tentu merupakan kabar bagus bagi perekonomian Indonesia, mengingat UKM berperan penting sebagai saka guru dan penyelamat perekonomian nasional sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998 1999.

3 Tumbuhnya UKM di Indonesia menjadi langkah awal bagi perbaikan ekonomi nasional hingga akhirnya target pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan menjadi 8% di tahun 2014 bisa segera terwujud dengan penciptaan lapangan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Menurut Rachman dan Sularto (2011) mengungkapkan UKM dalam perekonomian nasional memiliki peran penting yang dapat dilihat dari: 1. Posisinya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor. 2. Penyedia lapangan kerja terbesar. 3. Pemain ekonomi yang signifikan dalam pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat. 4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi. 5. Kontribusi dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Sering kali UKM yang baru terbentuk mengalami hambatan yang berakibat pada matinya usaha. Adapun pemasalahan yang dihadapi UKM antara lain:

4 a. Permasalahan di bidang Manajemen atau SDM yang berkaitan dengan tingkat pendidikan yang rendah, motivasi rendah, dan penguasaan teknologi. b. Permasalahan di bidang Produksi yang meliputi bahan baku, proses produksi, maupun ketika output (hasil produksi). c. Permasalahan Pasar atau Pemasarannya dimana keterbatasan pasar, distribusi maupun luas pasar yang dituju. d. Permasalahan Keuangan, berkaitan dengan keterbatasan modal, sulit mencari tambahan modal dan juga keterbatasan dalam administrasi pembukuan ataupun keuangan. e. Permasalahan iklim usaha yang kurang kondusif, yang berkaitan dengan peran pemerintah, regulasi dan sebagainya. Selain itu, permasalahan krusial yang dihadapi oleh UKM adalah pengelolaan keuangan karena pada umumnya pengelolaan keuangan usaha kecil dan menengah belum teradministrasi dengan baik dimana pengelolaan keuangan belum dipisahkan antara keperluan usaha dan keperluan pribadi (rumah tangga). Hal tersebut dapat berakibat pada kelangsungan usaha kedepannya karena pemilik usaha tidak bisa mengetahui secara pasti keuntungan yang diperoleh perbulannya dari usaha yang dijalankannya sehingga perencanaan usaha secara pasti tidak dapat dibuat.

5 Pada umumnya UKM di Indonesia khususnya pada usaha mikro dan kecil belum menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi secara maksimal dalam pengelolaan usahanya. Rendahnya penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dalam pengelolaan UKM disebabkan oleh beberapa faktor antara lain persepsi terhadap urgensi keberadaan informasi akuntansi bagi UKM, pengetahuan akuntansi pemilik, staff, pertimbangan biaya-biaya manfaat dan ukuran bagi UKM. Banyak UKM di Indonesia yang belum menerapkan sistem pembukuan dan akuntansi dengan baik dan benar, karena para pengusaha UKM beranggapan apabila menjalankan pembukuan terlebih akuntansi merepotkan dalam mengkonsumsi biaya dan waktu. 1. Biaya : Proses pembukuan dan akuntansi adalah pekerjaan teknikal. Tidak semua orang bisa menjalankannya. Untuk bisa, perlu melalui proses pembelajaran khusus (workshop, kursus, atau belajar akuntansi di bangku kuliah). Mereka tidak bisa, terpaksa merekrut dan menggaji pegawai pembukuan atau accounting. Dan menggunakan jasa pembukuan akuntansi dari pihak ketiga (kosultan). Maka itu bisa menjadi beban (biaya) yang serius bagi para pelaku usaha kecil. 2. Waktu : katakanlah pengusahanya memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, sehingga tidak perlu merekrut dan menggaji pegawai accounting

6 dan memakai konsultan, semua dapat dikerjakan sendiri. Tetap saja proses akuntansi mengkonsumsi waktu. Apalagi bagi pengusaha kecil yang tidak menguasai akuntansi, sudah pasti sangat merepotkan. Dalam pandangan umum, pembukuan dan akuntansi sifatnya administrative belaka, tidak menghasilkan uang. Bagi banyak pengusaha kecil, waktu mereka jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk membuat barang-dagangan atau melayani pelanggan (ketimbang melakukan pekerjaan administrative macam pembukuaan dan akuntansi). Itu sebabnya mengapa jarang ada perusahaan kecil yang mau menerapkan pembukuan (terlebih-lebih akuntansi) secara serius. Namun persepsi para pemilik UKM berbeda dalam melihat sudut pandang pemikiran dan keadaan lingkungan sekitarnya. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, dan pendidikan. Kemudian seseorang tersebut akan bertindak atau menafsirkan kejadian sesuai dengan persepsinya. Peranan akuntansi dalam bisnis adalah akuntansi memberikan informasi untuk digunakan oleh manajer dalam menjalankan operasi suatu perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi akuntansi yang dihasilkan melalui proses akuntansi, yang diharapkan untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja dan kondisi ekonomi perusahaan serta

7 menjadi masukan dalam pengambilan keputusan dalam memilih berbagai alternative tindakan sesuai dengan informasi akuntansi yang diterima. Dengan adanya akuntansi yang memadai maka pengusaha UKM dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak, dan manfaat lainnya (Warsono 2009). Pentingnya penerapan ilmu akuntansi dalam pengelolaan keuangan UKM di nilai masih kurang di pahami oleh para pengusaha. Masih banyak pengusaha kecil yang belum melakukan pencatatan atas laporan keuangan usahanya dengan baik. Bahkan, ada juga yang tidak melakukan pencatatan. Para pengusaha kecil dan menengah biasanya hanya menjalankan pembukuan sebatas pencatatan pendapatan dan pengeluaran saja. Akibatnya laba bersih perusahaan sulit diketahui sehingga pengajuan kredit ke bank untuk modal usaha sulit di peroleh, dikarenakan sebagian besar dari pelaku UKM memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (Kementrian Koperasi dan UKM, 2013). Berbagai macam keterbatasan lain dihadapi oleh UKM mulai dari latar belakang pendidikan yang tidak mengenal akuntansi dan tata buku, kurang disiplin dan rajinnya dalam pelaksanaan pembukuan akuntansi, sehingga tidak adanya kecukupan dana untuk memperkerjakan akuntan dan

8 membeli software akuntansi dalam mempermudah untuk pelaksanaan pembukuan akuntansi. Selain itu dalam upaya berkembang, UKM menghadapi berbagai kendala atau masalah antara lain disebabkan kurangnya pengetahuaan akan akuntansi, rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman teknologi informasi, merupakan faktor yang sulit dipisahkan dalam pengusaha UKM 1. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka menarik untuk dilakukan penelitan mengenai adanya unsur-unsur keengganan-keenganan yang merupakan faktor-faktor dimana mengenai bagaimana persepsi para pemilik UKM dalam penggunaan informasi akuntansi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENERAPAN AKUNTANSI PADA PARA PEMILIK UKM (USAHA KECIL DAN MENENGAH) BENGKEL MOTOR DI DAERAH KEMBANGAN, JAKARTA BARAT. 1 Arizali Aufar 2013, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM Hal. 4

9 B. Identifikas Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut: 1. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi para pemilik UKM bengkel motor dalam melakukan penerapan Akuntansi. 2. Penerapan Akuntasi pada UKM ternyata membantu para pemilik UKM bengkel motor dalam memberikan informasi laporan keuangan dan sebagai pengambilan keputusan. 3. Adanya akibat yang timbul apabila menjalankan suatu pembukuan hanya sebatas pencatatan pendapatan dan pengeluarannya saja tanpa menerapkan akuntansi dalam UKM. 4. Kurangnya pengetahuan para pemilik Usaha Kecil dan Mengengah (UKM) tentang Akuntansi. 5. Adanya keterbatasan pendidikan para pemilik UKM dalam menjalankan usahanya. 6. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak terbiasa untuk menggunakan Akuntansi dalam usahanya. 7. Memerlukan biaya besar yang akan dikeluarkan untuk melakukan penerapan Akuntansi tersebut.

10 C. Pembatasan Masalah Melihat banyaknya masalah yang diidentifikasikan di atas, maka peneliti melakukan pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan mencapai sasaran, sesuai dengan topik penelitian yaitu pada: 1. Adanya faktor keadaan kerja, pengetahuan, dan ukuran usaha yang mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Bengkel Motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat. 2. Adanya faktor keadaan kerja yang mempengaruhi terhadap pesepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Bengkel Motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat. 3. Adanya faktor pengetahuan yang mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Bengkel Motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat. 4. Adanya faktor ukuran usaha yang mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Bengkel Motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat.

11 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang serta identifikasi dan pembatasan masalah yang telah disampaikan oleh penulis di atas, permasalahan penelitian ini maka dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Apakah faktor yaitu keadaan kerja, pengetahuan, dan ukuran usaha dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat? 2. Apakah faktor keadaan kerja dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat? 3. Apakah faktor pengetahuan dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat? 4. Apakah faktor ukuran usaha dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat?

12 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah faktor keadaan kerja, pengetahuan, dan ukuran usaha dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat. 2. Untuk mengetahui apakah faktor keadaan kerja dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat. 3. Untuk mengetahui apakah faktor pengetahuan dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat 4. Untuk mengetahui apakah faktor ukuran usaha dapat mempengaruhi terhadap persepsi penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bengkel motor di daerah Kembangan, Jakarta Barat.

13 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi yang dibuat adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Untuk meningkatkan pengalaman dan memperluas wawasan berpikir penulis serta pemahaman dalam bidang akuntansi dalam jenis usaha UKM (Usaha Kecil dan Menengah), serta sebagai wadah dalam rangka menerapkan teori yang telah dipelajari. 2. Bagi Mahasiswa dan akademisi Untuk memberikan refrensi dan masukan yang berguna bagi pembaca yang ingin mendalami melakukan penelitian lebih lanjut dalam subyek yang sama atau untuk tinjauan lain sesuai dengan kebutuhan masingmasing. 3. Bagi UKM (Usaha Kecil Menengah) Hasil ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran atau hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih mengetahui manfaat penerapan akuntansi pada UKM.

14 G. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan dapat mempermudah serta memahami pembahasan dan penelaahan dari isi proposal skripsi ini, maka secara garis besar isi dari proposal skripsi ini dibagi dalam 6 (enam) bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan. BAB II : LANDASAN TEORITIS Bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dianalisis dan dibahas dalam penelitian, kerangka pemikiran penelitian, serta hipotesis yang dikembangkan.

15 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai rencana penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan atau analisis data serta definisi operasional variabel dari permasalahan yang akan dibahas. BAB IV : GAMBARAN UMUM RESPONDEN Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang diteliti dengan cara melakukan observasi melalui pengambilan kuesioner yang berkaitan dengan judul yang akan diteliti. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang menjadi pengaruh terhadap penerapan akuntansi pada para pemilik UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Bengkel Motor.

16 BAB VI : KESIMPULAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang didapat peneliti berdasarkan uraian dan hasil analisis dalam bab sebelumnya serta saran-saran yang dianggap perlu untuk dijadikan sebagian bahan masukan bagi pemilik UKM perusahaan jasa Bengkel Motor dalam pengambilan keputusan.