BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilaksanakan untuk kelulusannya. Siswa sekolah menengah. Sekolah, Ujian Nasional dan Uji Kompetensi siswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

JURNAL SKRIPSI STUDI KASUS KESIAPAN PELAKSANAAN UJI KOMPETESI MATA PELAJARAN PLC PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI SMK NEGERI 2 PATI

STUDI KASUS KESIAPAN PELAKSANAAN UJI KOMPETESI MATA PELAJARAN PLC PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI SMK NEGERI 2 PATI SKRIPSI

STUDI KASUS KESIAPAN PELAKSANAAN UJI KOMPETESI MATA PELAJARAN PLC PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI SMK NEGERI 2 PATI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Romadhona, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang sistem pendidikan Nasional Bab IV pasal 11 ayat (1) dan (3)

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

2015 PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PLC BERBASIS KONVEYOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMKN 12 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melanjutkan pendidikan tingkat yang lebih tinggi. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu diantara upaya untuk meningkatkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

Competition (WSC), Asean Skill Competition (ASC), dan hampir tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDUAN LOMBA METROLOGI

2015 HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK TARUNA MANDIRI CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang tertentu. Untuk menciptakan keluaran SMK yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

2015 PENERAPAN BUKU SAKU BILINGUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN D I SMK NEGERI 6 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

Oleh : Sutopo, M.T. *)

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Kesimpulan penelitian tentang kontribusi hasil belajar menyiapkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai kesimpulan, implikasi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

Oleh : Sutopo, M.T. *)

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena tanpa adanya minat belajar dari siswa proses

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Ujian Praktik Kejuruan Bidang Pemesinan Waktu Indikator Skor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB V SIMPULAN. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian evaluasi pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

PERENCANAAN PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK GAMBAR

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan keterampilan siswa. Keterampilan yang dimiliki merupakan hasil dari pembelajaran di sekolah maupun di industri. Dunia industri berperan penting dalam proses pembelajaran di SMK, yaitu dengan bekerjasama dalam pelaksanaan praktik industri. Praktik industri bagi siswa SMK merupakan ajang menerapkan ilmu yang pernah diperoleh di bangku sekolah. Siswa juga akan mendapatkan ilmu baru di industri, karena mereka belajar pada kondisi nyata dengan suasana kerja yang sebenarnya. Selesai melaksanakan praktik industri siswa akan disibukkan berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan untuk kelulusannya. Siswa sekolah menengah kejuruan dinyatakan lulus jika mereka berhasil menyelesaikan Ujian Sekolah, Ujian Nasional dan Uji Kompetensi siswa. Uji kompetensi siswa dilaksanakan sesuai dengan kompetensi keahliannya dan dilaksanakan sebelum ujian nasional. Menurut Joko Sutrisno yang dimuat pada panduan uji kompetensi dari DP SMK (2012: 2) tujuan dilaksanakan uji kompetensi adalah sebagai indikator ketercapaian standar kompetensi lulusan, sedangkan bagi stakeholder uji kompetensi dijadikan informasi atas kompetensi yang dimiliki calon 1

2 tenaga kerja. Siswa dikatakan lulus uji kompetensi jika sudah melaksanakan uji kompetensi keahlian meliputi uji kompetensi praktik dan uji kompetensi teori. Uji kompetensi teori digunakan untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman siswa, sedangkan uji kompetensi praktik berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa (DP SMK, 2012: 2). Persentase skor uji kompetensi praktik adalah 70% dan uji kompetensi teori sebesar 30%. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2012: 25), secara keseluruhan skor yang harus diperoleh siswa untuk lulus uji kompetensi yaitu minimal 6,0. Pelaksanaan uji kompetensi harus memenuhi standar perlengkapan dan peralatan dari DP SMK agar tidak ada masalah pada waktu pelaksanaan ujian. Salah satu perlengkapan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan uji kompetensi adalah verifikasi tempat pelaksanaan ujian. Tempat pelaksanaan uji kompetensi dapat dilaksanakan di sekolah, industri maupun di institusi pasangan yang dinyatakan layak oleh pemerintah daerah sesuai dengan panduan dari DP SMK. Sekolah yang tidak dapat memenuhi persyaratan melaksanakan uji kompetensi dapat bekerjasama dengan pihak industri atau ikut bergambung dengan sekolah lain yang sudah memenuhi persyaratan melangsungkan uji kompetensi. Selain verifikasi tempat pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggara uji kompetensi juga harus melakukan verifikasi peralatan, standarisasi penguji, baik penguji internal maupun penguji eksternal dan perhitungan rincian biaya uji kompetensi. Verifikasi peralatan juga sangat berpengaruh

3 dalam pelaksanaan uji kompetensi praktik, karena tanpa didukung peralatan yang layak pelaksanaan uji kompetensi tidak akan berjalan dengan baik. Berdasarkan harian Suara Merdeka (2008), dikemukakan bahwa tidak semua sekolah dapat menyediakan peralatan sesuai standar industri terutama bagi sekolah yang ada di daerah dan untuk sekadar meminjam peralatan dari industri sekolah keberatan dari segi biaya. Masalah lain dalam persiapan pelaksanaan uji kompetensi yaitu pada standarisasi penguji, baik penguji internal maupun penguji eksternal. Idealnya, pengujian kompetensi dilakukan mereka yang berasal dari dunia industri agar didapatkan pelaksanaan ujian yang mewakili kebutuhan dari dunia industri itu sendiri. Berdasarkan harian Suara Merdeka (2008) dikemukakan bahwa sulit menemukan penguji dari industri karena jumlah yang terbatas, sehingga uji kompetensi melibatkan guru program produktif yang sudah mendapatkan sertifikat kompetensi. Mengingat tidak semua sekolah menengah kejuruan mempunyai guru yang sudah mendapatkan sertifikat kompetensi, akhirnya guru yang belum mendapatkan sertifikat kompetensi tetap dijadikan penguji. Masalah lain yang muncul dalam mempersiapkan pelaksanaan uji kompetensi yaitu masalah biaya uji kompetensi. Berdasarkan Suara Merdeka (2009) dikemukakan bahwa semua subsidi untuk pelaksanaan uji kompetensi dihapuskan meski tahun lalu setiap siswa mendapatkan bantuan sebesar Rp 50.000. Padahal biaya

4 pelaksanaan uji kompetensi cukup besar dan bervariasi setiap bidang keahlian. Hal itu menjadi masalah kepada bidang keahlian yang membutuhkan alat dan bahan yang harus dibeli dengan meminta tambahan biaya dari orang tua siswa. Keseluruhan verifikasi pelaksanaan uji kompetensi bertujuan agar pelaksanaan uji kompetensi berjalan dengan baik dan hasil uji kompetensi dapat diakui sepenuhnya oleh dunia industri. Mengingat pentingnya pelaksanaan uji kompetensi siswa, maka perlu dilakukan penelitian mengenai kesiapan pelaksanaan uji kompetensi meliputi kesiapan siswa, kesiapan panitia dalam memenuhi kebutuhan uji kompetensi dan kerjasama dunia industri dalam penilaian uji kompetensi. B. Identifikasi Masalah Permasalahan yang terkait dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Banyak siswa yang belum siap menghadapi uji kompetensi pada bidang keahliannya. Materi yang akan diujikan belum dikuasai siswa dengan baik dan waktu pelaksanaan yang berdekatan dengan ujian nasional. 2. Tempat pelaksanaan uji kompetensi banyak yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh DP SMK dan dunia industri. Bagi sekolah yang belum lolos verifikasi tempat dapat bergabung dengan sekolah lain yang sudah dinyatakan lolos verifikasi.

5 3. Tidak semua sekolah dapat memenuhi peralatan sesuai standar yang ditetapkan oleh DP SMK dan industri. Ketidaksiapan pemenuhan peralatan banyak terjadi terutama pada sekolah yang ada di daerah dan untuk sekadar meminjam peralatan dari industri sekolah keberatan dari segi biaya. 4. Tidak ada subsidi dari pemerintah dalam pelaksanaan uji kompetensi siswa. Biaya pelaksanaan uji kompetensi cukup besar dan bervariasi setiap bidang keahlian dan daerah. 5. Terbatasnya penguji dari industri yang sesuai dengan bidang keahlian. Pada sekolah daerah banyak penguji yang belum mempunyai sertifikat kompetensi. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini dibatasi mengenai permasalahan kesiapan pelaksanaan uji kompetensi yang fokus pada masalah kesiapan siswa, kesiapan guru dan kesiapan panitia uji kompetensi. Kesiapan siswa dan guru dibatasi hanya pada aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan uji kompetensi di SMK Negeri 2 Pati pada kompetensi keahlian teknik otomasi industri. Dipilihnya mata pelajaran Programable Logic Controller (PLC) karena mempunyai kesesuaian dengan soal yang diterbitkan oleh DP SMK.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kesiapan siswa kompetensi keahlian teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati pada pelaksanaan uji kompetensi tahun ajaran 2011/2012? 2. Bagaimanakah kesiapan Guru mata pelajaran PLC kompetensi keahlian teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati pada pelaksanaan uji kompetensi tahun ajaran 2011/2012? 3. Bagaimanakah kesiapan panitia pelaksana uji kompetensi teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati tahun ajaran 2011/2012? 4. Bagaimanakah penilaian DU/DI mengenai kesiapan pelaksanaan uji kompetensi teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati tahun ajaran 2011/2012? 5. Bagaimanakah hasil uji kompetensi praktik teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati tahun ajaran 2011/2012? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang berjudul Kesiapan Pelaksanaan Uji Kompetensi Mata Pelajaran PLC Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Pati, yaitu :

7 1. Untuk mengetahui kesiapan siswa kompetensi keahlian teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati pada pelaksanaan uji kompetensi tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui kesiapan Guru mata pelajaran PLC kompetensi keahlian teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati pada pelaksanaan uji kompetensi tahun ajaran 2011/2012. 3. Untuk mengetahui kesiapan panitia pelaksana uji kompetensi teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati tahun ajaran 2011/2012. 4. Untuk mengetahui penilaian DU/DI mengenai kesiapan pelaksanaan uji kompetensi teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati tahun ajaran 2011/2012. 5. Untuk mengetahui hasil uji kompetensi praktik teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati tahun ajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa Manfaat hasil penelitian ini bagi siswa teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati yaitu untuk mengukur kesiapan siswa dalam mempersiapkan uji kompetensi praktik agar diperoleh hasil yang maksimal, sedangkan manfaat bagi siswa diluar teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati adalah sebagai informasi mengenai pelaksanaan uji kompetensi siswa.

8 2. Guru Manfaat hasil penelitian ini bagi Guru teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati adalah sebagai masukkan untuk mempersiapkan siswa dalam pelaksanaan uji kompetensi sehingga mendapatkan hasil yang maksimal, sedangkan manfaat bagi guru diluar teknik otomasi industri SMK Negeri 2 Pati adalah sebagai informasi mengenai pelaksanaan uji kompetensi siswa. 3. Sekolah Menengah Kejuruan Manfaat hasil penelitian ini bagi SMK Negeri 2 Pati yaitu semoga dapat membantu dalam pembuatan keputusan mengenai persiapan pelaksanaan uji kompetensi pada tahun berikutnya, sedangkan manfaat bagi SMK yang lain dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai pelaksanaan uji kompetensi siswa. 4. DU/DI Manfaat hasil penelitian bagi PT. Dua kelinci Pati yaitu sebagai informasi tentang kesiapan kompetensi siswa sebelum masuk ke dunia kerja, sedangkan manfaat bagi DU/DI dapat digunakan sebagai informasi mengenai pelaksanaan uji kompetensi siswa. 5. Peneliti Manfaat hasil penelitian ini bagi peneliti sendiri yaitu sebagai pedoman bagaimana menerapkan metode yang tepat dalam mengajar nantinya, sedangkan bagi peneliti yang lain dapat digunakan sebagai informasi mengenai pelaksanaan uji kompetensi siswa.