BAB I PENDAHULUAN. bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai produk maju berkembang pesat sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu tipe komunikasi yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang. menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat indonesia yang semakin berkembang dan kritis, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan perubahan yang begitu cepat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran yang sangat penting. Di era modern saat

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. yang tak terpisahkan dari komunikasi massa. Pada hakikatnya, media adalah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

KUESIONER PENGARUH PEMBAWA ACARA RADIO SHOW TV ONE TERHADAP MINAT MENONTON MAHASISWA FISIP USU

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kotak kecil yang dapat memunculkan gambar dan suara ini kerap disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi

Pengaruh Film Habibie Ainun Terhadap Sikap Mahasiswa ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam konteks global saat ini dikenal sebagai masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan sesuatu, baik itu informasi, berita, atau produk tertentu di

BAB I PENDAHULUAN. Televisi berasal dari bahasa Inggris yaitu television yang berati melihat

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Hidup ini dikendalikan media massa. Kalimat itu tidak dapat dipungkiri bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media massa seperti, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Belum lagi munculnya media online (internet). Sejak bangun tidur, melakukan aktivitas harian, sampai tidur kembali kita tidak lepas dari terpaan atau menerpakan diri terhadap media massa. Perkembangan teknologi informasi media dewasa ini memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya tarik televisi merupakan pengaruh baru dalam kehidupan masyarakat. Televisi dianggap paling kuat pengaruhnya terhadap orang yang menonton. Televisi merupakan media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jenis media ini sebagai media audiovisual tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya. Berdasarkan fungsinya sendiri televisi memiliki 3 fungsi, yaitu: Fungsi Informasi (The Informational Function), Fungsi Pendidikan (Educational Function), dan Fungsi Hiburan (Entertainment Function). 12

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Itu dapat dilihat dengan banyaknya muncul acara-acara ataupun program-program menarik yang ditampilkan di stasiun televisi. Program televisi yang setiap hari muncul di layar kaca makin bervariasi dan beragam. Masyarakat kerap disuguhi dengan beragam jenis tayangan, mulai sinetron, berita, infotainment, debat, reality show, talkshow, serta musik. Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan munculnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Televisi swasta bukan saja bersaing dalam menyajikan acara hiburan yang mampu menarik minat menonton, tetapi juga bersaing lebih ketat dalam menyajikan informasi aktual kepada penontonnya. Diantara sekian banyak acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta, salah satunya yang dapat merebut perhatian penonton adalah acara Dahsyat yang ditayangkan stasiun televisi RCTI. Saat ini musik merupakan perangkat yang mendominasi dunia hiburan. Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran musik, sebaliknya musik menjadi sebuah bangunan hiburan yang besar dan paling lengkap (Bungin, 2008:102). 13

Dahsyat adalah salah satu acara musik yang ditayangkan oleh RCTI dengan tiga orang pembawa acaranya yaitu Olga Syahputra, Luna Maya dan Raffi Achmad. Acara ini ditayangkan setiap hari di stasiun televisi RCTI. Dahsyat hadir untuk menyegarkan penonton televisi tentang musik beserta tangga lagu terupdatenya. Dahsyat juga menampilkan bintang tamu yaitu group-group band serta penyanyi-penyanyi yang akan menyanyikan lagunya secara langsung. Tayangan Dahsyat ini tumbuh melalui gagasan satuan acara televisi yang melibatkan para pembawa acaranya, bintang tamunya serta penonton yang hadir ke suasana yang santai dengan humor-humor yang segar. Setiap harinya acara ini juga menampilakan tayangan yang berbeda. Mulai dari bintang tamu hingga segmen acaranya yang bervariasi. Seperti segmen Dahsyatnya Kantor, Dahsyatnya Sekolah, Dahsyatnya Pasar, dan Dahsyatnya Kuliner. Dalam acara ini juga terdapat segmen kirim-kirim salam, baik langsung, email, facebook maupun twitter. Hal inilah yang menyebabkan acara musik ini mampu menembus kompetisi yang ketat dalam jagad hiburan tentang acara musik di Indonesia ini. Musik dan televisi identik dengan kaum remaja dan kawula muda yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memerlukan akses informasi khususnya dibidang musik. Kaum remaja ini juga membutuhkan hiburan yang sesuai dengan kebutuhan mereka seperti acara yang berhubungan dengan musik. Para eksekutif media massa melihat remaja sebagai kelompok khusus dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan acara musik. Sehingga mereka berhasrat menjangkau kelompok pemirsa tersebut dengan meluncurkan acara televisi baru mengenai musik yang ditujukan secara tepat untuk anak muda. 14

Hiburan yang sesuai dengan kebutuhan kaum remaja dan kawula muda khususnya mengenai musik dapat dilihat melalui acara Dahsyat yang ditayangkan di stasiun televisi RCTI. Dengan adanya acara ini dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang musik yang sesuai dengan selera kaum remaja dan kawula muda. Disini peneliti tertarik menjadikan mahasiswa FISIP USU sebagai responden, dimana masih dikategorikan sebagai kaum remaja dan kawula muda yang membutuhkan informasi dan hiburan khususnya tentang musik. Dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraiakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Sejauhmana pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU?. I.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah : 1. Penelitian ini terbatas pada acara Dahsyat yang ditayangkan stasiun televisi RCTI. 15

2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU. 3. Objek penelitian adalah mahasiswa FISIP USU program S-1 yaitu Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Administrasi Negara yang masih aktif kuliah. 4. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2010 s/d selesai. I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk megetahui pola acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. 2. Untuk mengetahui pola menonton mahasiswa FISIP USU terhadap acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. 3. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU. I.4.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian. 16

3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada siapa saja yang memiliki perhatian terhadap perkembangan lagu atau musik dalam negeri. I.5. Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001:39). Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah: I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2004:5). Komunikasi merupakan unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh, dampak dan implikasi 17

pada keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka atau dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Dengan bantuan dari mediamedia tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan pesan-pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu (Rohim, 2009:21). Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audien. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang merupakan produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Komunikasi massa didefenisiskan sebagai penggunaan teknologi yang dapat mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesan-pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, dimana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi (Rohim, 2009:22). 1.5.1.1. Komunikator Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder (Cangara,2007:85) 18

Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi haruslah luwes sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicara mengenai masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan kalau ia membahas masalah kesehatan. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Jadi seorang komunikator menjadi source of credibility disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik (good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan kecakapan atau kemampkuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang 19

ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian (Effendy, 2007:306). I.5.2. Teori S-O-R Dari uraian-uraian di atas maka teori yang menedekati permasalahan penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy,2007:254). Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatau ikatan yang erat antar pesan-pesan media dan reaksi audien. Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini digambarkan sebagai berikut: 20

Gambar 1 Model S-O-R Organism Stimulus Perhatian Pengertian Penerimaan Response (Perubahan sikap) Bagan tersebut menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah pengertian. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Dikaitkan dengan Acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU, Gambar di atas menunjukkan bahwa: a. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. 21

b. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. c. Efek (Response), berupa perubahan sikap yang melalui tahap-tahap: Pengetahuan bermusik komunikan bertambah setelah menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. Timbulnya perasaan suka ataupun minat yang mendorong komunikan untuk menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. Tindakan komunikan yang diwujudkan dengan menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. Yang dimaksud dengan perubahan sikap yang berhubungan pada penelitian ini adalah perubahan sikap/ response komunikan yang diwujudkan dengan tindakan menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. I.5.3. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audiovisual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sering terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada. Dengan ini dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media massa dapat berfungsi sangat efektif, karena selain dapat menjangkau ruang yang sangat luas juga dapat mencapai massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang 22

relatif singkat. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa di tonton oleh khalayak tertentu (Morissan, 2008:35). I.5.4. Efek Komunikasi Massa Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Efek adalah unsur penting dalam keseluruhan proses komunikasi. Efek bukan hanya sekedar reaksi penerima terhadap pesan yang dilontarkan oleh komunikator, melainkan merupakan panduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam masyarakat. Dimana komunikator hanya dapat menguasai satu kekuatan saja yaitu pesan-pesan yang dilontarkan. Bentuk konkrit efek dalam komunikasi adalah terjadinya perubahan pendapat atau sikap atau perilaku khalayak akibat pesan yang menyentuhnya. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Effendy, 2007:318-319) yaitu: 1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. 23

2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. 3. Efek konatif yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan efek afektif. I.5.5. Sikap Menurut Effendy (2004:19) sikap adalah suatu kesiapan kegiatan (preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson (1999), sikap dapat didefenisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan suatu respon evaluatif. Respon evaluatif merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap yang muncul yang didasari proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap rangsangan dalam bentuk nilai baik dan buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, positif atau negatif, yang kemudian mengkristal menjadi potensi dan reaksi terhadap suatu objek (Mar at, 1993:15). Diantara sumber informasi yang paling penting dalam kehidupan modern adalah media massa. Media massa tidak mengubah sikap secara langsung. Media 24

massa mengubah dulu citra dan citra mendasari sikap (Rivers, 2003:44). Kemampuan acara musik dalam menciptakan sikap yang mendukung terhadap apa yang ditampilkan sering tergantung pada sikap audien. I.6. Kerangka Konsep Dalam menyusun kerangka konsep dipelukan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 2001:40). Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006:33). Jadi kerangka konsep adalah landasan berfikir yang menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai atau menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Variabel Bebas (X) Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, fakor, atau unsur yang lain (Nawawi, 2001:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. 25

2. Variabel Terikat (Y) Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas (Nawawi, 2001:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap mahasiswa FISIP USU. I.7. Model Teoritis Varibel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Gambar 2 Model Teoritis Variabel Bebas (X) Acara Dahsyat di RCTI Variabel Y Sikap Mahasiswa FISIP USU Karakteristik Responden I.8. Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, mak dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut: 26

Tabel 1 Operasional Variabel No Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas (X) Acara Dahsyat di RCTI 1. Pembawa Acara Credibility (Kredibilitas) Pembicaraan Keahlian Penampilan Tingkah laku Attractiveness (Daya Tarik) 2. Pesan yang disampaikan Faktor Bentuk Penggunaan Bahasa/ Kata-kata Kejelasan Isi Pesan Komunikatif Faktor Isi Credibility Context Content Clearity Continuity Channel Capability 3. Waktu penayangan 2 Variabel Terikat (Y) Sikap Mahasiswa FISIP USU Komponen Sikap 1. Komponen Kognitif Pengetahuan 27

2. Komponen Afektif Perhatian Ketertarikan Keinginan/ kebutuhan Keputusan 3 Karakteristik Responden 1. Departemen 2. Angkatan/ Stambuk 3. Jenis Kelamin I.9. Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI ) Pembawa Acara, berupa: a. Credibility (Kredibilitas) Acara, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pembawa acara. Pembicaraan, yaitu gaya berbicara dari Olga, Luna, dan Raffi. Keahlian, yaitu keahlian yang dimiliki Olga, Luna, dan Raffi dalam membawakan acara Dahsyat. Penampilan, yaitu penampilan fisik Olga, Luna, dan Raffi. Tingkah laku, yaitu tingkah laku Olga, Luna, dan Raffi selama membawakan acara. 28

b. Attractiveness (daya tarik), yaitu daya tarik yang dimiliki Olga, Luna, dan Raffi. Pesan yang disampaikan, berupa: a. Faktor bentuk, yaitu: Penggunaan bahasa/ kata-kata, yaitu kata-kata atau bahasa yang dipergunakan Olga, Luna, dan Raffi saat membawakan acara Dahsyat. Apakah sudah jelas dan mudah dipahami. Kejelasan isi pesan, yaitu isi pesan berupa tangga lagu yang disampaikan agar jelas dan dipahami komunikan. Komunikatif, yaitu kata-kata yang disampaikan dipahami komunikan karena diselingi dengan humor ataupun atraksi dari pembawa acara atau bintang tamu. b. Faktor isi, yaitu: Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membangun kepercayaan. Context, yaitu komunikasi harus sesuai dengan kehidupan/ keadaan sosial. Content, yaitu pesan harus mempunyai arti/ bermanfaat. Clearity, yaitu pesan disusun dalam bahasa yang sederhana. Continuity dan Consistency, yaitu proses komunikasi adalah proses yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan. Channel, yaitu media yang digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan isi pesan. 29

Capability, yaitu kemampuan khalayak dalam mencerna isi pesan. Waktu penayangan, yaitu waktu acara Dahsyat disiarkan di stasiun televisi RCTI. 2. Variabel Terikat (Sikap Mahasiswa FISIP USU) a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berhubungan dengan apa yang diketahui oleh manusia dan berhubungan dengan kepercayaan, pengetahuan dan pemahaman. Pengetahuan, yaitu komunikan mengetahui lagu-lagu, band-band, dan penyanyi-penyanyi terbaru beserta tangga lagu ter-updatenya. b. Komponen Afektif, yaitu komponen pembentukan dan perubahan sikap pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan komponen ini menyangkut kehidupan emosional seseorang yang dapat diamati langsung. Perhatian, yaitu menaruh perhatian terhadap acara Dahsyat dengan menontonnya. Ketertarikan, yaitu komunikan tertarik untuk menyaksikan acara Dahsyat. Keinginan/ kebutuhan, yaitu keinginan/ kebutuhan komunikan untuk menyediakan waktu untuk menonton acara Dahsyat. Keputusan, yaitu keputusan untuk menonton acara Dahsyat. 3. Karakteristik Responden a. Departemen, yaitu departemen yang diambil responden. b. Angkatan/ Stambuk, yaitu tahun masuk responden. c. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita dari responden. 30

I.10. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005:43). Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU. Ha : Terdapat hubungan antara pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU.. 31