MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

MIGRAN PADA URBAN FRINGE AREA KOTA SINGARAJA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRUKTUR EKONOMI WILAYAH. Oleh

KAJIAN KARAKTERISTIK MIGRAN MASUK DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

MIGRASI PENDUDUK MENUJU DAERAH PINGGIRAN KOTA BANDUNG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Ketiga masalah itu dapat menimbulkan ketidak sesuaian antara jumlah penduduk dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga upah yang tinggi. Proses migrasi juga turut mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

APA ITU URBANISASI???? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

ADA APA DENGAN TENAGA KERJA PULAU BAWEAN? Oleh: Wanjat Kastolani*)

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA. Oleh: Iwan Setiawan*)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK TENAGA KERJA WANITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN KECENDERUNGAN BERMIGRASI INTERNASIONAL

FENOMENA MIGRASI DAN PERMASALAHAN EKONOMI TENAGA KERJA DI KELURAHAN OGAN BARU KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I ABSTRAK. Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran. Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau.

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

berkembang seperti Indonesia dewasa ini adalah tingginya pertumbuhan penduduk terutama pada pusat-pusat perkotaan, dimana terpusatnya

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

MEDIA INFORMASI PENELITIAN No. 180, Th. Ke 28 OKTOBER - DESEMBER Kehidupan Para Gelandangan di Yogyakarta Ditinjau dari Mobilitas Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah 02/04/2013 7:59

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang penelitian ini dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama

STUDI TENTANG MIGRASI SIRKULER DI KOTA AMBON (Studi Kasus : Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA TRANSPORTASI TRADISIONAL Studi Kasus Pemanfaatan Andong sebagai Wisata Kreatif di Kota Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. Kota dengan segala macam aktivitasnya menawarkan berbagai ragam

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh K. Yunitha Aprillia Ida Bagus Made Astawa, I Gede Astra Wesnawa *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja e-mail : yunita.aprilia001@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Kota Negara Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana dengan tujuan untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik para migran di Kota Negara, (2) mendeskripsikan penyebaran para migran di Kota Negara, (3) mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi para migran untuk menjadikan Kota Negara sebagai daerah tujuan bermigrasi, dan (4) menganalisis kendala-kendala yang dihadapi sebagai migran di Kota Negara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan sampel yang diambil secara Proportional Random Sampling yaitu sebesar 25% (53 orang) dari keseluruhan populasi sebanyak 215 yang tersebar di 4 Kelurahan. Pengumpulan data menggunakan metoda observasi, wawancara terstruktur dan pencatatan dokumen, yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptitif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) karakteristik migran di Kota Negara dapat dilihat dari 3 hal, yaitu karakteristik demografi meliputi umur dan jenis kelamin, karakteristik sosial meliputi pendidikan dan status kawin, dan karakteristik ekonomi yaitu pekerjaan dan pendapatan, (2) penyebaran migran di Kota Negara umumnya menyebar pada daerah-daerah yang dinilai memiliki kefaedahan yang tinggi terutama terkait dengan aksesibilitas dan peluang kerja, di samping keamanan dan kenyamanan, (3) faktor yang mempengaruhi migran dalam bermigrasi yaitu faktor penarik dan faktor pendorong yang meliputi : pekerjaan, pendapatan, perkawinan, (4) kendala yang dihadapi para migran di Kota Negara yaitu kendala sosial yang meliputi pembuatan KTP dan Tempat Tinggal dan kendala ekonomi yaitu dalam bidang mencari pekerjaan. Kata-kata kunci: Karakteristik Migran, Penyebaran Migran, Faktor Pendorong Penarik, Kendala Sosial Ekonomi PENDAHULUAN Geografi penduduk pada hakekatnya mempelajari penduduk dalam kaitannya dengan ruang bumi manusia. Kawi (2005:7) menyatakan bahwa Geografi penduduk adalah suatu studi tentang penduduk dan bumi sebagai tempat kehidupannya, jumlah, karakteristik dan dinamika *) Pembimbing Skripsi 1

penduduk dalam kaitannya dengan sosial, ekonomi dan lingkungan dengan menggunakan pendekatan ekologi. Dalam studi geografi penduduk akan dilihat keberadaan penduduk, dalam kaitannya dengan sosial, ekonomi dan lingkungan serta dinamika penduduk yang meliputi fertilitas, mortalitas, migrasi dan pertumbuhannya dalam suatu ruang. Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam geografi penduduk. Migrasi pada umumnya terjadi di daerah-daerah yang dipandang menguntungkan dari segi ekonomi, sosial, dan keamanan. Gilbert dan Gugler, (1996 : 53) mengemukakan bahwa alih fungsi lahan di pedesaan dari pertanian ke industri menyebabkan sektor pertanian semakin terdesak. Pembangunan yang lebih terkonsentrasi di perkotaan telah menyebabkan perkembangan di kota menjadi lebih pesat dibandingkan di desa, yang kemudian melahirkan urban bias. Istilah urban bias ini dimaksudkan untuk melukiskan pembangunan yang lebih menitikberatkan pada pembangunan kota dibandingkan desa. Berkembangnya Kota Negara sebagai daerah tujuan migrasi telah membuka peluang kerja pada penduduk Kota Negara dan penduduk daerah lainnya untuk bersaing mendapatkan peluang kerja di Kota Negara. Dengan menjadikan Kota Negara sebagai salah satu tujuan penduduk untuk bermigrasi, maka jumlah penduduk Kota Negara dalam tahun 2011 telah mencapai 261.638 jiwa. Sehingga rata-rata kepadatan penduduk Jembrana berkisar 311 orang/ha (Jembrana Dalam Angka, 2012). Masuknya para migran ke Kota Negara tidak diinginkan sebab akan memunculkan masalah penduduk seperti yang umumnya terjadi di daerah urban. Gejala-gejala masalah kekotaan tersebut sudah terlihat dengan dibukanya beberapa areal yang difungsikan sebagai daerah permukiman baru bagi penduduk. Selain itu ada beberapa areal yang di jadikan tempat membuka usaha seperti, berdagang dan beberapa usaha lainnya. Kenyataan lain yang dapat dilihat adalah dimanfaatkannya bantaran sungai sebagai permukiman. Di samping itu penataan permukiman yang tidak semestinya juga memunculkan daerah kumuh di Kota Negara, terjadinya konflik kepentingan, kriminalitas serta meningkatnya angka pengangguran. Masalah yang terjadi akibat masuknya migran ke Kota Negara tentu membutuhkan solusi, untuk memberikan solusi terlebih dahulu harus diketahui persebaran para migran secara lebih baik terutama yang terkait dengan persebaran di daerah tujuan, pola mobilitas serta apa yang dilakukan para migran mengenai aktivitas ekonominya dan permasalahan dalam beradaptasi dengan kebudayaan di daerah tujuan. 2

Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah karakteristik para migran di Kota Negara, bagaimanakah persebaran para migran di Kota Negara, faktor apakah yang mempengaruhi para migran untuk menjadikan Kota Negara sebagai daerah tujuan bermigrasi, serta kendala-kendala apakah yang dihadapi para migran di Kota Negara. Untuk mengkaji permasalahan tersebut maka digunakan teori sebagai berikut: (1) Tinjauan Geografi Penduduk Tentang Migrasi yang terdiri dari pengertian migrasi. Lee (dalam Djuhari, 1999:31) mendefinisikan pengertian tentang migrasi yaitu: Migrasi adalah perubahan tempat tinggal yang permanen atau semi permanen dan tidak ada batasan mengenai jarak yang ditempuh, apakah perubahan tempat tinggal itu dilakukan secara sukarela atau terpaksa, dan apakah perubahan tempat tinggal antar negara atau masih dalam suatu negara. Selanjutnya karakteristik migran, Todaro (1998: 47) menyatakan bahwa karakteristik migran dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu karakteristik demografi, pendidikan dan ekonomi. Untuk Pola migrasi Secara umum (Mujahid. 2012) mengemukakan bahwa migrasi dapat di kelompokkan dalam dua bagian yaitu migrasi internasional dan migrasi internal. (2) Migrasi sebagai objek studi Geografi Penduduk yaitu Migrasi dalam kaitannya sebagai objek studi geografi penduduk merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. (3) Persebaran Migran di daerah Kota yang terdiri dari : a. persebaran penduduk berdasarkan geografis, b. persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan. (4 ) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migran Untuk Bermigrasi, yang terdiri dari Faktor Pendorong yang berasal dari daerah asal dan faktor penarik yang berasal dari daerah tujuan. (5) Kendala - Kendala Migran Di Daerah Tujuan, Daljoeni (1981: 123) menyatakan bahwa kedatangan para migran ke kota mengalami kendala-kendala baik sosial maupun ekonomi. Dilihat dari segi sosial kendala yang dialami para migran di daerah tujuan (kota), diantaranya: a). untuk beradaptasi dengan penduduk asli daerah tujuan (kota) dan adat istiadat atau norma- norma yang ada membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa diterima oleh penduduk setempat, b). adanya diskriminasi penduduk karena para migran yang datang selalu dipandang sebelah mata sebagai penyebab bertambahnya tindak kriminal oleh penduduk asli. Dilihat dari segi ekonomi kendala yang dihadapi oleh migran di daerah tujuan, diantaranya: a). biaya hidup di daerah tujuan harus membutuhkan biaya yang besar, b). dalam mencari pekerjaan khususnya di kota harus memiliki keterampilan dan skill agar 3

mampu bersaing dengan penduduk kota. (6) Tinjauan Umum Tentang Urbanisasi terdiri dari pengertian urbanisasi yaitu urbanisasi ini merupakan suatu proses pembentukan kota, atau proses suatu wilayah atau negara menjadi kota, misalnya daerah/ wilayah pedesaan berubah menjadi daerah industri. Namun, ada pula urbanisasi sebagai suatu perpindahan kebudayaan dan pandangan hidup, dan tingkah laku dari ciri-ciri kedesaan yang menjadi urban, antara lain hubungan kemasyarakatan tidak lagi menjadi akrab melainkan lugas, segala-galanya dinilai secara ekonomi, pandangan terhadap anak semula berpola keluarga besar menjadi keluarga kecil (Ruslan,1983: 101). (7) Faktor-faktor Pendorong dan Penarik Urbanisasi. Daldjoeni (1981: 119) menyatakan adapun faktor penarik dan pendorong seseorang yang berasal dari desa datang ke kota dengan selamanya menetap, sebagai berikut: Faktor penarik, yang mengakibatkan urbanisasi adalah adanya fasilitas-fasilitas dan pelayanan di kota sehingga menarik orang desa, Faktor pendorong yang mengakibatkan adanya urbanisasi, yakni: Di desa sulit melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi. (8) Dampak Urbanisasi yaitu terdiri dari dampak negatif dan positif terhadap perkembangan wilayah yang ditempati dan wilayah/ daerah yang ditinggalkan. Dampak negatif adalah dampak yang mengarah kehal-hal yang negatif dalam melakukan urbanisasi, diantaranya jumlah penduduk yang ada di kota semakin padat, sehingga menimbulkan pengagguran dan tindak kejahatan pun beraneka ragam terjadi, sepinya daerah pedesaan karena masyarakatnya kebanyakan pindah ke kota, sehingga lahan pertanian menjadi tidak terurus dengan baik. Sedangkan dampak positif adalah dampak yang mengarah kehal-hal positif yang dapat memajukan daerah kota, antara lain: dapat membantu dalam pemenuhan tenaga kerja yang ada di kota, meninggkatnya taraf hidup penduduk desa, Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas, dan Perekonomian di kota semakin berkembang.(9) Migran Di Daerah Urban: Para migran yang datang ke daerah urban pada umumnya terdiri dari pemuda yang berumur 15 hingga 24 tahun, dan proporsi laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan wanita yang datang ke daerah urban. Dilihat dari segi sosial mayoritas penduduk migran di daerah urban masih memiliki rasa kekeluargaan seperti daerah asalnya. Dilihat dari segi ekonomi kaum migran didaerah urban kebanyakan berwirausaha/ berdagang, dimana dengan berdagang di daerah urban kehidupan para migran menjadi lebih baik dan perekonomian di daerah urban itu sendiri semakin meningkat. 4

METODE Dalam penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan pendeskripsian dilakukan terkait dengan migran di Kota Negara dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Jumlah populasi para migran yaitu 215 yang tersebar di 4 kelurahan. Dalam hal ini akan diambil 25% (53 Orang) dari jumlah populasi dan dalam menentukan besarnya sampel yang menjadi responden didasarkan pada tekhnik, proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan metoda observasi, wawancara terstruktur dan pencatatan dokumen yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mendapatkan data yang lebih rinci tentang migran di kota negara dan faktor-faktor yang mempengaruhi digunakan metode wawancara observasi. Hasil penelitian yang dilakukan pada empat (4) kelurahan di Kota Negara yaitu : 1. Karakteristik Para Migran Di Kota Negara Hasil penelitan yang didapat di 4 kelurahan Kota Negara, yakni Kelurahan Banjar Tengah, Kelurahan Lelateng, Kelurahan Loloan Barat, dan Kelurahan Baler Bale Agung, memperlihatkan bahwa dari segi demografi para migran di Kota Negara adalah penduduk pada usia produktif. Usia migran terendah adalah 44 + tahun dan tertinggi adalah 20-31 tahun. Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa laki-laki yang lebih dominan dibandingkan perempuan. Dalam hal ini memperlihatkan bahwa laki-laki memiliki sebuah tanggung jawab terhadap kehidupan keluarganya. Status kawin para migran di Kota Negara terdapat migran yang sudah kawin, belum kawin, janda dan duda. Dimana status kawin para migran di Kota Negara lebih banyak didominasi oleh migran yang sudah kawin dari pada yang belum kawin. Dari Segi sosial dapat diketahui pendidikan yang pernah ditempuh oleh para migran lebih banyak didominasi tamatan SD dari pada SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi (PT). Dominannya para migran yang berpendidikan rendah sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Narayan (1975) bahwa baik migran laki-laki dan perempuan yang tidak mampu dalam pendapatan, sehingga pendidikan tergolong rendah. Dilihat dari segi ekonomi, para migran di Kota Negara sebagian besar bekerja sebagai Buruh, dan hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai pedagang, dan 5

karyawan swasta. Rendahnya tingkat pendidikan diduga sebagai faktor dominan yang menyebabkan migran di Kota Negara memilih jenis pekerjaan sebagai Buruh. 2. Persebaran Para Migran di Kota Negara Umumnya migran menyebar pada daerah-daerah yang dinilai memiliki kefaedahan yang tinggi terutama terkait dengan aksesibilitas dan peluang kerja, di samping keamanan dan kenyamanan. Persebaran migran dimasing masing kelurahan Kota Negara tergolong merata,tidak adanya pengelompokkan yang signifikan terhadap hunian atau tempat tinggal para migran. 3. Faktor Penyebab Para Migran Menetap Di Kota Negara Munir (1981:43) mengemukakan bahwa faktor penyebab migran untuk melakukan migrasi adalah adanya faktor pendorong dan faktor penarik. Dimana faktor pendorong adalah faktor-faktor yang terdapat di daerah asal yang mendorong seseorang melakukan migrasi. Sedangkan faktor penarik adalah faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan yang menarik seseorang melakukan migrasi ke daerah tujuan. Faktor tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung bermigrasi ke suatu wilayah. Adapun hasil penelitiannya seperti ini. 1). Faktor Pendorong Para Migran Di Daerah Asal Tabel 0.1 Para Migran di Masing-masing Kelurahan Kota Negara Berdasarkan Faktor Pendorong No Kelurahan N/% Faktor Pendorong Total Sosial Ekonomi Pernikahan Pekerjaan Pendapatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (9) 1 Banjar Tengah N 1 14 5 20 % 5 70 25 100 2 Lelateng N 1 6 1 8 % 12,5 75 12,5 100 3 Loloan Barat N 2 4 1 7 % 28,57 57,14 14,28 100 4 Baler Bale Agung N 2 11 5 18 % 11,11 61,11 27,7 100 Jumlah N 6 35 12 53 % 11,32 66,03 22,64 100 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2013 Tabel 0.1 memperhatikan bahwa faktor pendorong para migran untuk meninggalkan daerah asalnya didominasi oleh faktor ekonomi yang meliputi Pekerjaan dan pendapatan. 6

Minimnya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan para migran menjadi salah satu faktor utama migran melakukan migrasi ke Kota Negara. Banyaknya degradasi lahan pertanian di daerah asal dan rendahnya upah menyebabkan mereka harus mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan yang sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki sehingga alternatif yang dipilih adalah dengan meninggalkan daerah asalnya dan bermigrasi ke Kota Negara. 2) Faktor Penarik Di Daerah Tujuan Berdasarkan apa yang dialami oleh para migran di daerah asal, menimbulkan ketertarikan para migran untuk bermigrasi ke Kota Negara. Kota Negara merupakan Ibukota Kabupaten Jembrana yang memiliki akasesbilitas yang sangat baik. Adapun yang menjadi faktor penarik para migran bermigrasi ke Kota Negara, yakni pekerjaan, pendapatan, dan keluarga untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 0.2 Para Migran di Masing-masing Kelurahan Kota Negara Berdasarkan Faktor Penarik No Kelurahan N/% Faktor Penarik Total Ekonomi Sosial Pekerjaan Pendapatan Keluarga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (9) 1 Banjar Tengah N 14 5 1 20 % 70 25 5 100 2 Lelateng N 6 1 1 8 % 75 12,5 12,5 100 3 Loloan Barat N 4 1 2 7 % 57,14 14,28 28,57 100 4 Baler Bale Agung N 11 5 2 18 % 61,11 27,7 11,11 100 Jumlah N 22 35 12 53 % 41,50 66,03 22,64 100 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2013 Tabel 0.2 memperlihatkan bahwa pekerjaan merupakan faktor penarik dominan yang menyebabkan para migran memilih Kota Negara sebagai tujuan bermigrasi. Hal tersebut juga terlihat di dua kelurahan yaitu Kelurahan Banjar Tengah dan Kelurahan Baler Bale Agung yang merupakan wilayah di Kota Negara yang memiliki jalur aksesibilitas yang baik serta memiliki sarana dan prasarana yang bisa dikatakan lengkap dan memadai. Faktor penarik yang ke dua menyebabkan para migran menetap di Kota Negara adalah pendapatan. Kota Negara dipandang mampu memberikan pendapatan yang menguntungkan kepada para migran. Hal ini dikarenakan 7

Kota Negara merupakan kota yang sedang berkembang baik dari segi pariwisata dan pembangunannya. Disamping itu, faktor penarik lainnya adalah alasan keluarga. Dalam hal ini terutama terkait dengan kepindahan para migran ke Kota Negara. 3. Kendala Kendala Para Migran Di Kota Negara Pada umumnya para migran yang tinggal di kota akan mengalami kendala-kendala baik sosial maupun ekonomi. Migran yang berada di wilayah yang baru/ kota tertentu menghadapi berbagai kendala sosial, seperti untuk mencari tempat tinggal sungguh sulit dalam pembuatan KTP, terkadang untuk beradaptasi dengan penduduk asli memerlukan waktu yang cukup lama supaya mampu menyesuaikan diri. Sedangkan kendala ekonomi yang dihadapi migran di wilayah yang baru atau kota tertentu, seperti untuk biaya hidup di daerah urban (kota) harus dengan perjuangan yang keras agar tidak tertinggal dari penduduk kota yang lain. Untuk jelasnya perhatikan tabel berikut. Tabel 0.3 Kendala-Kendala Yang Dihadapi Para Migran Pada Masing-Masing Kelurahan di Kota Negara Kendala Sosial Mencari Tempat Tinggal No Kelurahan N/% Total Lokasi Tempat KTP Tinggal (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Banjar Tengah N 9 11 20 % 45 55 100 2. Lelateng N 3 5 8 % 37,5 62,5 100 3. Loloan Barat N 4 3 7 % 57,14 42,85 100 4. Baler Bale Agung N 8 10 18 % 44,44 55,55 100 Jumlah N 24 29 53 % 45,28 54,71 100 Kendala Ekonomi No Kelurahan N/% Biaya Hidup Mencari Pekerjaan Total Tamatan Biaya Penghasilan Biaya Belanja Skill Sekolah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Banjar Tengah 2. Lelateng N 3 7 6 4 20 % 15 35 30 20 100 N 1 3 3 1 8 % 12,5 37,5 37,5 12,5 100 8

3. Loloan Barat 4. Baler Bale Agung Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Tabel tersebut memperlihatkan terdapat dua kendala yang bersifat sosial yang dihadapi para migran di Kota Negara, yaitu dalam memperoleh KTP dan tempat tinggal. Yang lebih di dominasi oleh kendala dalam mencari tempat tinggal. Terdapat variasi yang konsiten pada masing- masing kelurahan di Kota Negara. Perbedaan tersebut dilihat dari banyaknya penduduk pendatang yang mendapat kendala mencari tempat tinggal pada Kelurahan Banjar Tengah yang mencapai 55%. Kendala tersebut dikarenakan biaya tempat tinggal yang relatif masih mahal. Sedangkan untuk kendala ekonomi yang dihadapi para migran di Kota Negara ada dua yaitu yang berkenaan dengan biaya hidup dan pekerjaan. Kendala yang dialami oleh para migran di Kota Negara yang paling dominan adalah mencari pekerjaan. Hal tersebut konsisten terjadi pada masing-masing kelurahan Kota Negara yang para migrannya mengalami kendala dibidang mencari pekerjaan. Proporsi terbesar dalam mencari pekerjaan terdapat di Kelurahan Loloan Barat (71,42%) dan yang terendah terjadi di Kelurahan Baler Bale Agung (33,32%). Hal tersebut tentu saja menunjukkan bahwa keterampilan dasar sangat diperlukan dalam mencari pekerjaan di Kota Negara. Pendidikan yang rendah menyebabkan mereka sulit masuk ke sektor formal. Solusi yang umum ditujukan bagi mereka yang masuk ke sektor informal yaitu sebagai buruh, pedagang atau sektor jasa, seperti tukang tambal ban, dan sol sepatu. SIMPULAN N - 2 3 2 7 % - 28,57 42,85 28,57 100 N 2-11 5 18 % 11,11-5,55 27,77 100 N 6 12 23 12 53 % 11,32 22,64 43,39 22,64 100 Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut (1) Karakteristik para migran di Kota Negara adalah penduduk usia produktif yang didominasi oleh Laki-laki dan berstatus kawin serta berpendidikan rendah. Rendahnya penduduk menyebabkan aktivitas ekonomi yang dapat dimasuki adalah dominan sebagai Buruh dan Pedagang. (2) Faktor penyebab para migran untuk meninggalkan daerah asal ada dua yaitu faktor pendorong dan penarik. Faktor pendorong didominasi karena penyempitan lapangan pekerjaan dan minimnya pendapatan yang diperoleh di daerah asal. Semakin maraknya pengalihan fungsi 9

lahan yang mengambil lahan pertanian serta menurunnya penggunaan Sumber Daya Manusia dalam melakukan pengolahan lahan dan cenderung lebih menggunakan alat teknologi. Sedangkan faktor penarik dari daerah tujuan adalah semakin meningkatnya pembangunan di daerah tujuan yang menyebabkan migran melakukan mobilitas untuk mencari pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik. (3) Kendala utama yang dihadapi para migran di Kota Negara adalah mendapatkan rumah tinggal dan mencari pekerjaan. Masih sulitnya para migran dalam mendapatkan rumah tinggal, karena Kota Negara merupakan kota kecil yang bukan kota bisnis seperti yang ada di Denpasar. Hal tersebut menjadikan pengembang perumahan masih terbatas. Kesulitan mencari pekerjaan yang di alami oleh para migran disini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya skill yang dimiliki para migran sehingga menyulitkan mereka mendapatkan pekerjaan di sektor formal. SARAN Saran yang dapat peneliti berikan yaitu : (1) Dengan melihat karakteristik migran dari segi pendidikan, umumnya migran yang datang ke Kota Negara berpendidikan rendah, sehingga diharapkan adanya suatu program dari pemerintah maupun dinas ketenaga kerjaan dalam upaya pemberian pelatihan keterampilan kerja bagi migran yang tingkat keterampilannya rendah agar memiliki modal dasar dalam mencari pekerjaan. (2 ) Sulitnya pekerjaan yang didapat oleh para migran baik itu di daerah asal maupun daerah tujuan tentunya membuat pemerintah setempat maupun pihak yang terkait mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi para migran yang datang ke Kota Negara, pekerjaan yang disediakan disesuaikan dengan skill yang dimiliki para migran. (3) Pemerintah seharusnya menyediakan lahan perumahan bagi para Migran yang datang ke Kota Negara, di samping mempermudah migran dalam mencari lokasi untuk menetap penyediaan lahan perumahan ini juga berguna untuk menjaga tata ruang kota supaya tetap bersih dan teratur sehingga para migran tidak menyebabkan kekumuhan di Kota Negara. Daftar Pustaka Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Alumni. Daldjoeni, N. 1981. Masalah Penduduk Dalam Fakta Dan Angka. Bandung: Alumni. 10

Faturochman. 2002. Nasib Migran Dan Dominasi Konsep-Konsep Migrasi Internasional. Dalam Mobilitas Penduduk Indonesia. Edisi 1 (hlm 23-33). Yogyakarta. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada. Gilbert, dan Josef Gugler. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Mujahid. 2012. Pengertian Migrasi, Macam - Macam Migrasi dan Proses Migrasi. http://pengantarilmu-mujahid.blogspot.com/2011/12/macam-macam-migrasi.html (diakses pada tanggal 25 april 2012). Munir,Rozy. 1981. Migrasi Dalam Dasar-Dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi, UI. Kawi. 2005. Geografi Penduduk. Singaraja Lee, Evertt H.S. 1979. Suatu Teori Migrasi. Cetakan Kedua Seri Terjemahan No.3 Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan UGM Yogyakarta.. Mantra. Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Saefullah,H.A.Djadja. 2002. Migrasi, Perubahan Sosial, dan Potensi Konflik. Dalam Mobilitas Penduduk Indonesia. Edisi 1 (hlm 153-165). Yogyakarta. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada. Todaro. 1998.Ilmu Kependudukan. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi. Tukiran dkk. 2002. Mobilitas Penduduk Indonesia. Yogyajarta: UGM -------- 2012. Kecamatan Negara Dalam Angka. Jembrana: Badan Pusat Statistik. 11