BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor. 1. Faktor-faktor penyebab perceraian pada Keluarga TKW

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA CITEMBONG, KECAMATAN BANTARSARI, KABUPATEN CILACAP RINGKASAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pernikahan. Pernikahan merupakan sarana dalam mempersatukan dua anak manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penghasil devisa negara karena setiap bulan mereka mendapatkan

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan memberikan sumbangan devisa negara yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kejadian yang sakral bagi manusia yang menjalaninya.

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja di luar Negeri, jauh dari keluarga merupakan. bermigrasi ke Negara lain. Pekerjaan rumah tangga yang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapinya. Menurut Reivich dan Shatte (2002), bahwa kapasitas seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan-hubungan yang terjalin tersebut dapat berupa pertemanan, persahabatan, pacaran dan hubungan perkawinan.

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

SUSI RACHMAWATI F

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya yang berasal dari imajinasi pengarang, imajinasi

BAB VI PENUTUP. kesimpulan dan saran sebagai berikut: Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar Negeri akan. tinggalkan cenderung tidak terurus dengan baik.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga

2016 HUBUNGAN ANTARA FAMILY RESILIENCE DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PNS WANITA DI KOTA BANDUNG

PUTUSAN Nomor : 0686/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

Setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan akan faktor tenaga kerja, negara berkembang membutuhkan tenaga kerja ahli dengan kemampuan khusus, dim

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencari kehidupan di negeri orang sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi seseorang, kecuali di sekitar tempat kediamannya tidak terdapat kesempatan kerja. Oleh karena itu mencari pekerjaan ke negara lain merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan kesempatan kerja terutama yang disebabkan karena kondisi alamnya. Indonesia termasuk salah satu pemasok tenaga kerja ke luar negeri yang jumlahnya cukup besar. Berdasarkan data yang tercatat di Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), penempatan Tenaga Kerja Indonesia dari tahun 2006-2012 sebanyak 3.726.908 orang yang tersebar di 50 negara penempatan. Terdapat 10 negara tujuan terbesar dalam pengiriman TKI yaitu negara Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Inggris, Saudi Arabia,Canada, Spanyol, Prancis, Australia dan India, dari data jumlah TKI yang keluar negeri tersebut didominasi oleh perempuan (TKW) (BNP2TKI, 2012). Motif dari kebanyakan wanita tersebut adalah karena ekonomi terutama wanita yang sudah berkeluarga. Alasan-alasan yang menjadi pendorong wanita untuk merantau karena di daerah asal tidak banyak mengalami perubahan terutama untuk meningkatkan ekonomi keluarga, sementara di tempat lain banyak sumber-sumber daya yang mampu memberikan perubahan sosial untuk dibawa ke negara asal, dengan kata lain 1

2 bahwa wanita bermigrasi disebabkan karena faktor-faktor: (1) ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu ada keinginan untuk situasi yang lain, (2) adanya pengetahuan tentang peradaban antara yang ada dan yang seharusnya bisa ada, (3) adanya tekanan dari luar seperti kompetisi, keharusan menyesuaikan diri, dan lain-lain, (4) kebutuhan dari dalam untuk mencapai efesiensi dan peningkatan, misalnya produktivitas, dan lain-lain. Menurut Margono Slamet (Vadlun. 2010: 78-79) Empat faktor yang telah disebutkan di atas pada wanita yang bermigran, sangat relevan bahwa wanita yang bekerja untuk mendapatkan nilai tambah bukan hanya untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga tetapi dapat pula aktualisasi diri, yang mampu diwujudkannya dengan menyumbang uang sekedarnya pada kegiatan kegiatan sosial yang ada di lingkungannya. (Vadlun.2001:78) Kebanyakan para migran bahwa dengan bermigrasi, mereka dapat meningkatkan pengetahuan dan memperluas pengalaman. Selain itu mereka merasakan bahwa bekerja dirantau jauh lebih memuaskan, terutama jika dilihat pada tingkat penghasilan yang mereka terima. Keberhasilan yang mereka peroleh diperantauan, dalam batas-batas tertentu kelihatannya menimbulkan beberapa perubahan pada sikap dan tingkah laku, yang memunculkan gaya hidup baru pada sebagian mereka. Hal itu antara lain terlihat pada pandangan mereka tentang gambaran dari keluarga ideal adalah keluarganya yang dapat memenuhi ketahanan ekonomi yang dibutuhkan. Abdullah (Vadlun. 2010: 78-79)

3 Pandangan tersebut juga yang memotivasi wanita-wanita dari Desa Citembong untuk bekerja sebagai TKW di luar Negeri. Lapangan pekerjaan yang terkesan homogen dan upah kerja yang tergolong rendah serta rendahnya tingkat pendidikan, tidak sebanding dengan tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga. Bagi wanita-wanita yang telah berkeluarga, faktor dari dalam keluarga juga menjadi faktor pendorong wanita-wanita dari Desa Citembong bekerja sebagai TKW hal yang mendorong antara lain, kebutuhan keluarga yang belum dapat tercukupi dikarenakan suami tidak memiliki pekerjaan tetap bahkan suami tidak bekerja hal tersebut mengaibatkan banyaknya kebutuhan rumah tangga yang tidak di imbangi dengan pemasukan atau pendapatan keluarga. Keadaan tersebut membuat wanita-wanita dari desa Citembong banyak yang memutuskan untuk merantau dan melakukan mobilitas ke luar negeri demi mencapai kesejahtaraan keluarga dengan menjadi TKW. Tingginya penghasilan yang diperoleh di luar negeri, mendorong para calon TKW yang berasal dari pedesaan untuk meninggalkan desa. Negara yang menjadi tujuan antara lain: Arab Saudi, Kuwait, Singapur, Hongkong, Taiwan, serta Korea. Mereka meninggalkan desa selama dua tahun bahkan lebih atau sesuai dengan perjanjian dalam masa kontrak yang telah di sepakati. Secara ekonomi para TKW memperoleh penghasilan yang relatif tinggi, namun di sisi lain resiko yang harus di hadapi juga besar. Mereka sering kali tidak memikirkan resiko psikologis yang harus di hadapi oleh keluarga mereka di rumah.

4 Selain dampak positif seperti terpenuhinya kebutuhan ekonomi rumah tangga, adanya TKW juga memberikan dampak negatif terhadap rumah tangga tersebut. Dampak negatif yang dihasilkan dari adanya TKW terhadap keluarga antara lain, kurangnya kasih sayang ibu terhadap anak, dan dampak ekstrim lainnya adalah perceraian. Perceraian (divorce) merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Mereka tidak lagi hidup dan tinggal serumah bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah bercerai tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan dampak traumatis psikologis bagi anak-anak. Namun mereka yang telah memiliki keturunan, tentu saja perceraian menimbulkan masalah psiko-emosional bagi anak-anak. Amto (Dariyo. 2004:94). Walaupun ajaran agama melarang untuk bercerai, akan tetapi kenyataan seringkali tak dapat dipungkiri bahwa perceraian selalu terjadi pada pasangan-pasangan yang telah menikah secara resmi. Tidak peduli apakah sebelumnya mereka menjalin hubungan percintaan cukup lama atau tidak, romantis atau tidak, dan menikah secara megah atau tidak, perceraian dianggap menjadi jalan terbaik bagi pasangan tertentu yang tidak mampu menghadapi masalah konflik rumah tangga atau konflik perkawinan. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, perceraian tidak dapat dihentikan dan terus terjadi, sehingga banyak orang merasa trauma, sakit hati, kecewa,

5 depresi dan mungkin mengalami gangguan jiwa akibat perceraian tersebut.( Dariyo.2004:94). Tidak dapat di pungkiri perceraian dapat menimpa siapa saja dan kapan saja, termasuk para pahlawan devisa kita yaitu TKW, Tujuan bekerja di luar negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan mencapai kebahagiaan bersama anggota keluarganya justru berdampak sebaliknya. Munculnya permasalahan yang kecil dan akhirnya menjadi permasalahan yang besar sering kali memberikan dampak-dampak negatif bagi keharmonisan keluarga para TKW, bahkan dampak yang paling tidak terduga adalah perceraian. Dampak negatif wanita bekerja di luar negeri tersebut dikarenakan komunikasi yang kurang efektif khususnya bagi wanita yang tealah berkeluarga, hal lain dikarenakan wanita yang telah berkeluarga kemudian bekerja menjadi TKW di luar negeri mereka tidak memberikan kabar pada keluarganya khususnya suami dan anak-anaknya, bahkan hal yang palin tidak terduga akan tetapi dapat terjadi adalah wanita atau istri yang menjadi TKW di luar negeri telah menikah lagi di negara tempat ia bekerja sebagai TKW. Seperti yang terjadi di desa Citembong, sebagai salah satu daerah pemasok TKW ke luar negeri. Desa Citembong memiliki permasalahan yang cukup tinggi pada kasus perceraian khususnya pada keluarga TKW. Desa Citembong merupakan salah satu desa di kecamatan Bantarsari kabupaten Cilacap. Desa tersebut memiliki penduduk kurang lebih 3019 jiwa. Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani dan pedagang.

6 Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai Faktor-Faktor Penyebab Perceraian Pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Citembong, Kecanatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap. Hal yang memotivasi penelti untuk mengadakan penelitian di desa Citembong mengenai judul di atas adalah salah satunya karena desa tersebut memiliki warganya cukup banyak yang bekerja sebagai TKW, akan tetapi hal yang paling menarik adalah karena banyaknya wanita yang bekerja di luar negeri sebagai TKW tersebut sebagian mengalami perceraian dalam rumah tangganya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang maslah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor seorang wanita memutuskan untuk bekerja ke luar negeri menjadi TKW 2. Sempitnya lapangan kerja yang ada di daerah sekitar tempat tinggal 3. Suami sebagai kepala keluarga tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, bahkan tidak bekerja 4. Pendapatan suami yang cukup rendah dan tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga 5. Tingginya tingkat kebutuhan ekonomi yang tidak di imbangi dengan pendapatan 6. Komunikasi yang kurang efektif antara suami dan istri yang bekerja sebagai TKW

7 7. Terjadinya miskomunikasi antara pihak suami dan pihak istri yang berkerja menjadi TKW di luar negeri 8. Istri yang bekerja sebagai TKW di luar negeri tidak ada kabar berita 9. Istri telah memiliki keluarga lagi di negara dimana dia bekerja sebagai TKW 10. Perubahan tingkah laku istri yang bekerja menjadi TKW di luar negeri (istri sebagai TKW mengadopsi adat kebiasaan dari negara dimana ia menjadi TKW ) C. Pembatasan Masalah Perceraian (divorce) merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Mereka tidak lagi hidup dan tinggal serumah bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah bercerai tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan dampak traumatis psikologis bagi anak-anak. Namun mereka yang telah memiliki keturunan, tentu saja perceraian menimbulkan masalah psiko-emosional bagi anak-anak, Menurut Amto (Dariyo. 2004:94) Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam hal ini permasalahan yang dikaji perlu dibatasi. Pembatasan masalah dilakukan untuk mempersempit area bahasan dalam penelitian ini maka peneliti membatasi kajian pada faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga

8 tenaga kerja wanita (TKW) di desa Citembong, kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang di paparkan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian yaitu: 1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa Citembong? 2. Bagaimana dampak perceraian yang terjadi pada keluarga TKW di desa Citembong? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa Citembong 2. Untuk mengetahui dampak perceraian yang terjadi pada keluarga TKW di desa Citembong. F. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan kontribusi serta wawasan baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya sosiologi, sebagai hasil karya ilmiah,

9 utamanya kajian mengenai faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa Citembong, kecamatan Bantarsari, kabupaten Cilacap b. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya atau berguna untuk menambah informasi yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa Citembong, kecamatan Bantarsari, kabupaten Cilacap 2. Manfaat Praktis a. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan sehingga dapat digunakan sebagai saran dalam menambah wawasan yang lebih luas. b. Bagi Pembaca Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi untuk mengetahui permasalahan dan fenomena yang terjadi yaitu faktorfaktor penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa Citembong, kecamatan Bantarsari, kabupaten Cilacap c. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi, informasi dan menambah wawasan mahasiswa mengenai faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa Citembong, kecamatan Bantarsari, kabupaten Cilacap

10 d. Bagi Peneliti 1) Penelitian ini dilaksanakan untuk menyelesaikan studi guna mendapatkan gelar sarjana (S1) pada program studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. 2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengukur kemampuan peneliti dalam menemukan suatu fenomena atau permasalahan sosial yang terjadi dalam ruang lingkup masyarakat serta menganalisisnya.