MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

dokumen-dokumen yang mirip
Materi Pembelajaran : 10. WORKSHOP/PELATIHAN II PERENCANAAN DAN EVALUASI STRUKTUR.

MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member)

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

ANALISA SAMBUNGAN BATANG TARIK STRUKTUR BAJA DENGAN METODE ASD DAN METODE LRFD

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 3 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

STRUKTUR BAJA 1 KONSTRUKSI BAJA 1

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 7 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 4 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

ELEMEN STRUKTUR TARIK

Komponen Struktur Tarik

Pertemuan IX : SAMBUNGAN BAUT (Bolt Connection)

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1

Materi Pembelajaran : WORKSHOP/PELATIHAN Perhitungan Tegangan Elastis Pada Penampang Komposit

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1:

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University

harus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

KAJIAN KEKUATAN ELEMEN STRUKTUR PELENGKUNG RANGKA BAJA MENERUS PADA JEMBATAN UTAMA TAYAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KAJIAN KEKUATAN SAMBUNGAN STRUKTUR PELENGKUNG RANGKA BAJA MENERUS PADA JEMBATAN UTAMA TAYAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tarik Pertemuan - 2

STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

Struktur Baja 2. Kolom

MODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Perencanaan Struktur Baja

Sambungan diperlukan jika

KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR BAJA WEEK 2

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

BAB II DASAR TEORI. baja yang dipakai adalah Baja Karbon (Carbon Steel) dengan sebutan Baja ASTM

PERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS

MODUL 5. Addendum Perencanaan Lantai Kenderaan Dengan Corrugated Steel Plate STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir.

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Baut.

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE

STUDI KEKUATAN SAMBUNGAN BATANG TARIK PELAT BAJA DENGAN ALAT SAMBUNG BAUT

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

DESAIN BATANG TEKAN PROFIL C GANDA BERPELAT KOPEL

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN. 1. Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural

BAB III LANDASAN TEORI. ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1)

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Bab II STUDI PUSTAKA

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

KOMPUTERISASI SAMBUNGAN LAS YANG MEMIKUL MOMEN SEBIDANG DENGAN METODE KEKUATAN BATAS BERDASARKAN SPESIFIKASI AISC LRFD 1999

ANALISA SAMBUNGAN BALOK DENGAN KOLOM MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT BERDASARKAN SNI DIBANDINGKAN DENGAN PPBBI 1983.

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1729:2015

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG SAMBUNGAN SEDERHANA PENDAHULUAN

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DENGAN STRUKTUR BAJA 4 LANTAI PADA DAERAH GEMPA RESIKO TINGGI DENGAN METODE LRFD (LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN)

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

pelat lantai, gelagar memanjang, gelagar melintang, rangka dan ikatan angin.

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Las Pertemuan - 14

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka (framed structure), di mana elemen elemennya kemungkinan

Contoh Soal 1: Sambungan Sebidang/Tipe Tumpu Jawab :

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN STRUKTUR

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL

STUDI NUMERIK POLA GESER BLOK ALTERNATIF PADA SAMBUNGAN UJUNG BATANG TARIK PROFIL T

Filosofi Desain Struktur Baja

BAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur baja bangunan industri yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR REDESAIN

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I. Perencanaan Atap

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis pelat buhul pada struktur baja dengan rangka

Transkripsi:

STRUKTUR BAJA 1 MODUL 3 S e s i 2 Batang Tarik (Tension Member) Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 7. Kelangsingan Batang Tarik. 8. Geser Blok. a) Geser leleh dengan tarik fraktur. b) Geser fraktur dengan tarik leleh. c) Contoh soal. Metode LRFD (SNI). Metode ASD (PPBBI 1984) 9. WORKSHOP/PELATIHAN I EVALUASI STRUKTUR. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat melakukan Evaluasi Batang Tarik dengan metode LRFD dan metode ASD. DAFTAR PUSTAKA a) Agus Setiawan, Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-2002), Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008. b) AISC, Specification forstructural Steel Buildings, 2010 c) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku, Jilid 1, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990. d) Departemen Pekerjaan Umum, PEDOMAN PERENCANAAN PEMBEBANAN UNTUK RUMAH DAN GEDUNG (PPPURG 1987), Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta, 1987. e) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI), Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984. f) SNI 03-1729 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. g) RESEARCH COUNCIL ON STRUCTURAL CONNECTIONS, c/o AISC, Specification for Structural Joints Using High-Strength Bolts (ASTM A325 or A490 Bolts), 2009. h) William T. segui, STEEL DESIGN, THOMSON, 2007.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat. Wassalam Penulis Thamrin Nasution thamrinnst.wordpress.com thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com

7. Kelangsingan Batang Tarik. B A T A N G (TENSION MEMBER) T A R I K Kelangsingan komponen struktur tarik, λ = L k /r, dibatasi sebesar 240 untuk batang tarik utama, dan 300 untuk batang tarik sekunder, dimana L k adalah panjang batang tarik, r adalah jari-jari inertia, SNI fs.10.3.4.(1). 8. Geser Blok. Suatu keruntuhan dimana mekanisme keruntuhannya merupakan kombinasi geser dan tarik dan terjadi melewati lubang-lubang baut pada komponen struktur tarik disebut keruntuhan geser blok. Keruntuhan jenis ini sering terjadi pada sambungan dengan baut terhadap pelat badan yang tipis pada komponen struktur tarik. Keruntuhan tersebut juga umum dijumpai pada sambungan pendek, yaitu sambungan yang menggunakan dua baut atau kurang pada garis searah dengan bekerjanya gaya. Luas permukaan tarik Gambar 14 : Geser blok, kombinasi keruntuhan antara geser dan tarik. Keruntuhan geser blok adalah perjumlahan antara tarik leleh (atau tarik fraktur) dengan geser fraktur (atau geser leleh), dengan tahanan nominal ditentukan oleh salah satu persamaan berikut, a). Geser leleh dengan tarik fraktur, Luas permukaan geser Bila fu. Ant 0,6 fu. Anv, maka Nn = 0,6. Agv + fu. Ant...(15.a) b). Geser fraktur dengan tarik leleh, Bila fu. Ant < 0,6 fu. Anv, maka Nn = 0,6 fu. Anv +. Agt...(15.a) Dimana, Agv Anv Agt Ant = luas kotor/bruto akibat geser. = luas netto akibat geser. = luas kotor/bruto akibat tarik. = luas netto akibat tarik. 1

fu = tegangan leleh (sesuai mutu baja). = tegangan fraktur/putus (sesuai mutu baja). Gambar 14 : Keruntuhan pada panampang tarik netto. Sumber : Geoffrey L. Kulak and Gilbert Y. Grondin, Block Shear Failure in Steel Members A Review of Design Practice, Department of Civil & Environmental Engineering, University of Alberta Edmonton, Alberta, CANADA. Gambar 15 : Keruntuhan geser blok, penampang tarik netto. 2

c). Contoh soal : x Data-data : Mutu baja BJ-34, = 210 Mpa, fu = 340 Mpa. Baut ½, dn = 12,7 mm, lobang d = 12,7 mm + 2 mm = 14,7 mm x = e = 16,9 mm, luas profil bruto Ag = 6,91 cm 2 = 691 mm 2, ix = iy = r = 1,82 cm. Panjang batang tarik, L k = 2,50 meter. Diminta : Lakukan evaluasi terhadap sambungan tersebut dengan metode LRFD dan ASD. Penyelesaian : A. Metode LRFD. Faktor tahanan komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial (tabel 6.4.2 SNI 03-1729-2002), terhadap kuat tarik leleh = 0,90 terhadap kuat tarik fraktur = 0,75 1). Kekuatan tarik nominal terfaktor (Nu). Kekuatan tarik nominal terfaktor dihitung sebagai berikut : a). Kondisi leleh, Nu Nn =. Ag. = 0,90. (691 mm 2 ). (210 Mpa) = 130599 N = 130,6 kn. b). Kondisi fraktur/putus terletak pada sambungan. Luas penampang netto (potongan melalui satu lobang paku), Anet = (691 mm 2 ) (14,7 mm). (6 mm) = 602,8 mm 2. Gambar 16. Luas penampang netto efektif, U = 1 (x/l) 0,9 = 1 (16,9/100) = 0,831 < 0,9 Maka, Ae = U. Anet = 0,831. (602,8 mm 2 ) = 500,93 mm 2. Nn =. Ae. fu = 0,75. (500,93 mm 2 ). (340 Mpa) = 126737 N = 127,7 kn. c). Kondisi geser blok. Luas, Agt = (6 mm). (30 mm) = 180 mm 2. Agv = (6 mm). (130 mm) = 780 mm 2. Ant = (180 mm 2 ) ½. (14,7 mm). (6 mm) = 135,9 mm 2. 30 mm Agt Agv Anv 130 mm t = 6 mm, d = 14,7 mm Ant Gambar 17. 3

Anv = (780 mm 2 ) 2 ½. (14,7 mm). (6 mm) = 559,5 mm 2. fu. Ant = (340 Mpa). (135,9 mm 2 ) = 58701 N = 5,8 ton. 0,6 fu Anv = 0,6. (340 Mpa). (559,5 mm 2 ) = 114138 N = 11,4 ton. fu. Ant < 0,6 fu. Anv Maka kekuatan tarik nominal, Nn = 0,6 fu. Anv +. Agt = 114138 + (210 Mpa). (180 mm 2 ) = 151938 N. Kekuatan tarik nominal terfaktor, Nn = 0,75. (151938 N) = 113953,5 N = 114 kn. Yang menentukan adalah yang terkecil dari ketiga kondisi tersebut, yaitu Nu Nn = 114 kn atau Nu Nn = 11,4 ton. 2). Kelangsingan. Kelangsingan batang tarik dihitung sebagai berikut, = L k /r = 250/1,82 = 137 < 240 (memenuhi). 3). Luas penampang netto minimum. Luas penampang minimum (SNI 03-1729-2002 fs.10.2.2.), Anet > 85 % Ag = 0,85. (691 mm 2 ) = 587,35 mm 2 < 602,8 mm 2 (memenuhi). Luas penampang netto yang terjadi masih diatas syarat luas penampang minimum. B. Metode ASD. Luas penampang netto (potongan melalui satu lobang paku), Anet = (691 mm 2 ) (14,7 mm). (6 mm) = 602,8 mm 2. Faktor tahanan 0,75 untuk penampang batang tarik berlobang. Kekuatan batang tarik dihitung sebagai berikut, a). Pembebanan Tetap. (faktor tahanan)., atau P (0,75)., atau Anet 2 (210 MPa) P (0,75). (602,8 mm ). = 63294 N = 63,3 kn = 6,3 ton. b). Pembebanan sementara, (faktor tahanan).(1,3). P (0,75). (1,3)., atau Anet 2 (210 MPa) P (0,75). (602,8 mm ).(1,3). = 82282,2 N = 82,3 kn = 8,2 ton. Maka, untuk pembebabanan tetap, beban maksimum yang dapat dipikul kurang dari 6,3 ton, dan untuk pembebanan sementara kurang dari 8,2 ton. 4

9. WORKSHOP/PELATIHAN I - EVALUASI STRUKTUR Lakukan evaluasi terhadap batang tarik seperti contoh diatas dengan data-data sebagai berikut : Mutu Baja BJ-34 = 210 Mpa fu= 340 Mpa DATA - DATA No. L k dn jumlah Jarak baut Stb. Profil siku t Ag e ix=iy baut baut tepi antara atas bawah m mm cm 2 cm cm inchi buah mm mm mm mm 0 1.50 45.45.5 5 4.30 1.28 1.35 1/2 2 30 45 20 25 1 1.80 50.50.5 5 4.80 1.40 1.51 1/2 2 30 45 20 30 2 2.10 55.55.6 6 6.31 1.56 1.66 1/2 2 35 50 25 30 3 2.40 60.60.6 6 6.91 1.69 1.82 1/2 3 30 50 30 30 3 2.40 60.60.8 8 9.03 1.77 1.80 1/2 3 35 50 30 30 4 2.70 65.65.7 7 8.70 1.85 1.96 5/8 3 40 55 30 35 5 3.00 70.70.7 7 9.40 1.97 2.12 5/8 3 40 55 30 40 6 3.30 75.75.7 7 10.10 2.09 2.28 5/8 3 45 55 35 40 7 3.60 80.80.8 8 12.30 2.26 2.42 3/4 4 45 60 40 40 8 3.90 90.90.9 9 15.50 2.54 2.74 3/4 4 50 60 40 50 9 4.20 100.100.10 10 19.20 2.82 3.04 3/4 4 50 60 45 55 Syarat diameter lobang : dn < 25 mm d = dn + 2 mm dn 25 mm d = dn + 3 mm METODE LRFD I I I I I I Gambar 18. Yield Fracture Luas blok geser Geser Blok n Anet U Ae n Agv Anv Agt Ant fu.ant 0,6.fu.Anv n kn mm 2 < 0,90 mm 2 kn mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 N N kn 81.270 356.5 0.716 255.1 65.049 375 264.8 100 63.25 21505.0 54009.0 56.257 90.720 406.5 0.689 280.0 71.409 375 264.8 100 63.25 21505.0 54009.0 56.257 119.259 542.8 0.688 373.4 95.229 510 377.7 150 105.90 36006.0 77050.8 81.413 130.599 602.8 0.831 500.9 127.736 780 559.5 180 135.90 46206.0 114138.0 113.954 170.667 785.4 0.823 646.4 164.828 1080 786.0 240 181.20 61608.0 160344.0 158.058 164.430 744.9 0.832 619.6 157.998 1050 737.2 210 147.44 50128.8 150386.3 145.865 177.660 814.9 0.821 668.9 170.579 1050 737.2 210 147.44 50128.8 150386.3 145.865 190.890 884.9 0.810 716.7 182.771 1085 772.2 245 182.44 62028.8 157526.3 156.732 232.470 1061.6 0.874 928.3 236.719 1800 1210.6 320 235.80 80172.0 246962.4 235.622 292.950 1360.6 0.859 1168.6 297.983 2070 1406.9 360 265.28 90193.5 287012.7 271.960 362.880 1709.5 0.843 1441.7 367.628 2300 1563.3 450 344.75 117215.0 318903.0 310.052 5

METODE ASD No. P. Tetap P. Semen. Amin Kelangsingan Stb. Anet SNI Kontrol 240 mm 2 kn kn mm 2 Amin 0 356.5 37.433 48.662 365.5 ERR 111 1 406.5 42.683 55.487 408.0 ERR 119 2 542.8 56.994 74.092 536.4 OK 127 3 602.8 63.294 82.282 587.4 OK 132 3 785.4 82.467 107.207 767.6 OK 133 4 744.9 78.212 101.675 739.5 OK 138 5 814.9 85.562 111.230 799.0 OK 142 6 884.9 92.912 120.785 858.5 OK 145 7 1062 111.468 144.908 1045.5 OK 149 8 1361 142.858 185.715 1317.5 OK 142 9 1710 179.498 233.347 1632.0 OK 138 6