BAB II AKAD BAI BITSAMAN AJIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB II BAY BITSAMAN AJIL. Sesunguhnya istilah bay bitsaman ajil merupakan istilah yang

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKAD BAI BITSAMAN AJIL. permufakatan (al-ittifaq). Sedangkan secara istilahi, akad didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BA I BITSAMAN AJIL. Jual beli menurut bahasa berarti al-ba i, 1 sedangkan menurut etimologis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. adalah berasal dari kata "ribh" ( ر )yang artinya 'keuntungan'. 14. bersama tambahan keuntungan yang jelas'.

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI FUTURES GRAHA PENA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah, dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INSTRUMEN HEDGING PADA TRANSAKSI SWAP

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

BAB II LANDASAN TEORI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG MURABAHAH. Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas oleh ulama fikih

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN BAGI HASIL MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KSPS BMT LOGAM MULIA

BAB II MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali

BAB II MURA>BAH}AH DALAM FATWA DSN-MUI. berasal dari kata ribhu (keuntungan). Sehingga mura>bah}ah berarti saling

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI ISTISHNA. atas dasar saling merelakan, atau jual beli merupakan pemilikan harta benda

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN HAK ATAS DISKON PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASY-SYIFA KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal untuk berteduh dan berlindung, yakni rumah. Rumah adalah surga

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Transkripsi:

BAB II AKAD BAI BITSAMAN AJIL A. BAI BITSAMAN AJIL 1. Pengertian Bai Bitsaman Ajil Pengertian bai bitsaman ajil adalah jual beli komoditas, di mana pembayaran atas harga jual dilakukan dengan tempo atau waktu tertentu di waktu yang mendatang. Bai bitsaman ajilakan sah jika waktu pembayaran ditentukan secara pasti, seperti dengan menyebut periode waktu secara spesifik, misalnya 2 atau 3 bulan mendatang. Jika jangka waktu pembayaran tidak ditentukan secara spesifik, maka akad jual beli batal adanya. 1 Dalam pelaksanaanya dengan cara bank membeli atau memberi surat kuasa kepada nasabah untuk membelikan barang yang diperlukannya atas nama bank. Selanjutnya, pada saat yang sama bank menjual barang tersebut kepada nasabah denga harga sebesar harga pokok ditambah sejumlah keuntungan, di mana jangka waktu serta besarnya angsuran berdasarkan kesepakatan bersama antara bank dan nasabah. 2 Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59 tentang Akuntansi 2004,hlm. 101. 1 Dimyauddin Djuwaiani, op.cit, hal.126. 2 Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Yogyakarta : EKONISIA, cet. Ketiga,

Perbankan Syariah dijelaskan bahwa, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 3 Sedangkan bai bitsaman ajilmerupakan akad jual beli dan bukan merupakan pemberian pinjaman. Jual beli BBA adalah jual beli tangguh dan bukan jual beli spot (Bai = jual beli, Tsaman= harga, Ajil= penangguhan) sehingga BBA termasuk dalam kategori perdagangan dan perniagaan yang dibolehkan syariah. Oleh karena itu, keuntungan dari jual beli BBA halal, sedangkan keuntungan dari pemberian pinjaman adalah riba yang diharamkan oleh syariah. 4 Prinsip jual beli dengan margin ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen (yang diberi kuasa) melakukan pembelian barang atas nama BMT, kemudian BMT bertindak sebagai penjual, menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi BMT atau sering disebut margin. Keuntungan yang diperoleh BMT akan dibagi juga kepada penyedia atau penyimpan dana. Bentuk produk prinsip ini adalah Murabahah dan Bai Bitsaman Ajil. 5 192. 3 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005, hal. 14. 4 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 5 Jamal Lulail Yunus, op.cit, hal. 35.

Kaidah-kaidah khusus yang berkaitan dengan Bai Bitsaman Ajil: a. Harga barang dengan transaksi bai bitsaman ajil dapat ditentukan lebih tinggi dari pada transaksi tunai. Namun, ketika harga telah disepakati, tidak dapat dirubah lagi. b. Jangka waktu pengembalian dan jumlah cicilan ditentukan berdasarkan musyawarah dan kesepakatan kedua belah pihak. c. Manakala nasabah tidak dapat membayar tepat pada waktu yang telah disepakati maka bank akan mencarikan jalan yang paling bijaksana. Jalan apapun yang ditempuh bank tidak akan mengenakan sanksi atau melakukan repricing dari akad yang sama. 6 2. Landasan hukum Bai Bitsaman Ajil a. Landasan syariah dari pembiayaan bai bitsaman ajil adalah dalam surat An-Nisa ayat: 29 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. 7 6 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2000, hal.30-31. 7 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, juz.v, hal.23-24.

ي ي ل ي ك ي b. Landasan hukum yang diambil dari Al-Hadis ع ن ص ا ل ح ب ن ص ه ي با ن ا لنبي صلي هللا عليه وسلم قال: ث ل ث ف هن ا لب ر ة: ال ب ع ا ى ل ا جل, وا ل مق ا ر ضة, وأ خ ل ال ب ر ب ااش ع ر لب ت ل ل لب يع ( رواه ابن ماجه( 8 Dari Suhaib Ar Rumi r,a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual-beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (h.r. Ibnu Majah). 9 ع ن عائ شة رضى هللا عنها ان النبي صلى هللا عليه وسلم ا ش ت ر ى ع ا م ا م ن ي هو دي ا لى ا جلو ر هن ه د ر ع ا م ن ح د ي د ( رواه البخاري ) 10 Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi. (H.R. Bukhari no 1926,). 11 c. Kaidah fiqh ال صل في المعا مل ت ال باحة ال ان يدل علئ تحر يمها Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 12 3. Rukun dan Syarat Bai Bitsaman Ajil Rukun dan syarat bai bitsaman ajiltidak jauh beda dengan jual beli secara umum karena transaksi ini merupakan pengembangan dari kontrak jual beli. Adapun rukun jual beli menurut jumhur ulama ada empat, yaitu: 8 Al- hafidz Abi Abdillah, Sunan Ibnu Majah, juz: 2, hal. 768, no. Hadits: 2289. 9 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institute, hal.146. 10 Imam Abi Abdillah, Shahih Bukhori,Bairut: Darah Kutub Al-Ilmiyah, juz: 3, hal.161, no. Hadits:2509. 11 Dr. Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram, Jakarta: Rabbani Press,2009, 311. 12 Dr. Mardani, Op.cit, hal. 144.

a. Ada orang yang berakad atau al-mutu al-muta aqidain (pembeli dan penjual). b. Ada sighat (lafaz ijab dan qabul). c. Adanya barang yang dibeli. d. Ada nilai tukar pengganti barang. Adapun syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli yang di atas adalah sebagai berikut: 1. Syarat orang yang berakad (penjual dan pembeli) 13 Syaratnya adalah: a. Berakal, agar tidak terkecoh. Orang yang gila atau bodoh tidak sah jual belinya. b. Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa) c. Tidak mubazir (pemboros), sebab harta orang yang mubazir di tangan walinya. d. Baligh, anak kecil tidak sah jual belinya. Adapun anak-anak yang sudah mengerti tetapi belum sampai uur dewasa, menurut sebagian ulama mereka diperbolehkan jual beli. 14 2. Syarat yang terkait dengan ijab dan qabul Syaratnya adalah: a. Orang yang mengucapkan telah baligh dan berakal. 13 Nasrun Haroen, fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, hal.115. 14 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, bandung, Sinar Baru algensindo, 2009, hal. 279.

b. Qabul sesuai dengan ija. Apabila tidak sesuai maka jual beli tidak sah. c. Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majlis. Artinya, kedua belah pihak yang melakukan jual beli hadir dan membicarakan topik yang sama. 15 3. Syarat barang yang diperjual belikan Syaratnya: a. Suci, barang najis tidak sah dijual dan tidak boleh dijadikan uang untuk dibelikan, seperti bangkai yang belum disamak. b. Ada manfaatnya, tidak boleh menjual sesuatu yang tidak ada manfaatnya. c. Barang itu dapat diserahkan, tidak sah menjual barang yang tidak dapat diserahkan kepada pembeli, misalnya ikan dalam laut. d. Barang tersebut merupakan kepunyaan si penjual, kepunyaan yang diwakilinya atau yang mengusahakannya. 16 4. Syarat nilai tukar (harga barang) Syaratnya: a. Harga yang disepakati oleh kedua belah pihak. b. Boleh diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukum seperti pembayaran dengan cek atau kartu kredit. Apabila harga 15 Nasrun Haroen, op.cit, hal 116. 16 Sulaiman rasjid, op.cit, hal.281.

barang itu dibayar kemudian (berutang), maka waktu pembayarannya harus jelas. c. Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan barang (al-muqa yadhah), maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang yang diharamkan oleh syara. 17 4. Skema proses Bai Bitsaman Ajil Bai Bitsaman Ajil atau BBA adalah akad jual beli murabahah(cost + margin) ketika pembayaran dilakukan secara tangguh dan dicicil dalam jangka waktu yang panjang, sehingga disebut juga credit murabahahjangka panjang. Di bawah ini adalah skema proses pembiayaan bai bittsaman ajil: 3. Bank menjual aset kepada nasabah dengan harga jual = harga perolehan + margin. BANK NASABAH 2. Bank membeli aset dari pemilik. 4. Nasabah membayar ke bank dengan cicilan. PEMILIK ASET 1. Nasabah menentu kan aset yang akan dibeli. 17 Nasrun haroen, op.cit, hal. 119.

pada jual beli Bai Bitsaman Ajil, ada empat langkah proses yang dilakukan: 1. Nasabah mengidentifikasi aset, misalkan aset x yang ingin dimiliki atau dibeli. 2. Bank membelikan aset yang diinginkan nasabah dari pemilik aset x, misalnya dengan harga Rp 100 juta. 3. Bank menjual aset x tersebut kepada nasabah denga harga jual sama dengan harga perolehan ditambah margin keuntungan yang diinginkan misalnya Rp 120 juta. 4. Nasabah membayar harga aset x yang Rp 120 juta denga cicilan sesuai dengan kesepakatan. 18 5. Bai Bitsaman Ajil dengan Murabahah Perbedaan antara Murabahah dan Bai Bitsaman Ajil dengan murabahah dapat dilihat pada definisinya, yaitu : a. Bai Bisaman Ajil merupakan pembiayaan jual beli yang pembayarannya dilakukan secara mengangsur terhadap pembelian suatu barang dan jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh nasabah sebesar jumlah harga barang beserta mark-up yang telah disepakati. Dengan sistem ini anggota atau nasabah akan mengembalikan pembiayaan tersebut yakni harga pokok dan keuntungannya dengan cara mengangsur sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. 18 Ascarya, Op.cit, hal.192-194.

b. Murabahah ialah pembiayaan jual beli yang pembayarannya dilakukan pada saat jatuh tempo dan satu kali lunas beserta mark-up sesuai dengan kesepakatan bersama. 19 Pada awal keberadaan bank syariah di Indonesia, karena keterbatasan pemahaman syariah yang dimiliki oleh perangkat bank syariah, salah satu transaksi dibedakan antara murabahah yang dipergunakan atau dipersamakan dengan kredit modal kerja pada bank konvensional, dan bai bitsaman ajil (BBA) yang dipergunakan atau dipersamakan dengan kredit investasi pada bank konvensional. Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam, bahwa bai bitsaman ajil (BBA) dan murabahah tidaklah ada bedanya, bai bitsaman ajil merupakan salah satu cara pembayaran murabahah. Ada bank syariah yang memasarkan BBA, tetapi hal tersebut hanyasebatas nama saja yang merupakan nama produk murabahah yaitu BeliBayar Angsur. Adapun murabahah, secara fiqh pembayarannya dilakukan secara naqdan (tunai) atau bitsaman ajil (tangguh tempo). Dalam penerapannya di perbankan, murabahah yang naqdan tidak ada, yang ada adalah murabahah yang pembayarannya dicicil. Jadi, sebenarnya produk pembiayaan murabahah secara fiqh adalah murabahah yang bai bitsaman ajil. 19 Wiroso,Op cit, hal. 56.

Untuk mengetahui gambaran yang lengkap tentang hal tersebut berikut perbandingan konsep anatara murabahah dan bai bitsaman ajil: 20 No. Perihal Murabahah Bai Bitsaman Ajil 1. Fikih a. Dalam seluruh kitab, Murabahah adalah salah satu bagian prinsip jual beli. b. Sistem pembayaran boleh secara angsur atau tunai. a. Tidak tercantum dalam kitab fikih manapun dan bukan bagian dari prinsip jual beli melainkan istilah baru sebagai bagian dari murabahah. b. Bai Bitsaman Ajil, berarti jual beli dengan cara angsur saja tidak ada pembayaran sekaligus 2. Teknik Perbankan a. Digunakan diseluruh perbankan Islam yang berada di Timur Tengah, Eropa, Asia, australia, dan amerika. b. Pembiayaan untuk barang yang tidak bersifat siklus (modal kerja), kecuali pembiayaan untuk satu jenis barang dan bersifat one shot deal. a. Produk ini hanya digunakan di Malaysia. b. sama 20 57http://mas-roisku-muslimblogspotcom.blogspot.com/2010/09/akad-murabahahdalamhukum-Islam-dan.html, diakses tanggal 25 maret 2014 pkl. 15.42

6. Fatwa Dewan Syariah Nasional yang terkait dengan transaksi bai bitsamanajil (BBA). Fatwa Dewan Syariah Nasiona yang terkait dengan transaksi bai bitsaman ajil (BBA) dipersamakan dengan transaksi murabahah sebagai berikut: 1. Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000 tentang Bai Bitsaman Ajil. 2. Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September2000 tentang Uang Muka dalam Bai Bitsaman Ajil. 3. Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September2000 tentang Diskon Dalam Bai Bitsaman Ajil. 4. Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September 2000 tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu yangmenunda-nunda Pembayaran. 5. Nomor 23/DSN-MUI/III/2002 Tanggal 28 Maret 2002tentang Potongan Pelunasan Dalam Bai Bitsaman Ajil. 21 21 Dr.Mardani, Op cit, hal.141.