NOVIA RITA Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Abstrak.

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

PEMODELAN ENHANCED OIL RECOVERY LAPANGAN S DENGAN INJEKSI KOMBINASI SURFACTANT DAN POLYMER. Tugas Akhir. Oleh: ELDIAS ANJAR PERDANA PUTRA NIM

STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR

Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA PROSES INJEKSI SURFAKTAN

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

KARAKTERISASI SURFAKTAN POLIMER PADA SALINITAS PPM DAN SUHU 85 C

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

INJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium Study)

PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan Perolehan Minyak Menggunakan Surfactant-Polymer Flooding

PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI GAS CO 2 DAN SURFAKTAN SECARA SEREMPAK

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI KETERBASAHAN BATUAN PADA RESERVOIR YANG MENGANDUNG MINYAK PARAFIN PADA PROSES IMBIBISI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PEMILIHAN METODE ENHANCED OIL RECOVERY

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

BAB II INJEKSI UAP PADA EOR

Pengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y

UPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL FLOODING DI LAPANGAN LIMAU

STUDI PENENTUAN RANCANGAN FLUIDA INJEKSI KIMIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

KAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI POLIMER (Laboratorium Study)

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau

Optimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata kunci : Surfaktan, dipping Reservoir, Injeksi Berpola Lima Titik, oil wet, Tegangan Antar Muka

KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well

Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada

TESIS. satu syarat. Oleh NIM

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

THERMAL FLOODING. DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D

STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN

Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir

Simulasi Model Jaringan dan Fasilitas Permukaan Injeksi CO 2 Sistem Terpusat pada Lapisan F Lapangan J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK

Pengaruh Permeabilitas dan Konsentrasi Polimer terhadap Saturasi Minyak Sisa pada Injeksi Polimer

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

EVALUASI KINERJA RESERVOIR DENGAN INJEKSI AIR PADA PATTERN 8 LAPANGAN TQL

Kesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

STUDI PENEMPATAN SUMUR HORIZONTAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN RECOVERY

Pengaruh Konsentrasi Surfaktan dan Permeabilitas pada Batuan Sandstone terhadap Perolehan Minyak dalam Proses Imbibisi (Laboratorium Study)

Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009

Potensi Peningkatan Perolehan Minyak Lapangan Jatibarang Dengan CO2 Flooding

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

Pengaruh Konsentrasi Surfaktan Anionik Terhadap Salinitas Optimum dalam Mikroemulsi Spontan dengan Sample Minyak Lapangan M. Ratna Widyaningsih

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009

Studi Injeksi Kimia Melalui Simulasi Reservoir: Kasus Pada Reservoir DI, Lapangan Rantau

KELAKUAN FASA CAMPURAN ANTARA RESERVOAR-INJEKSI-SURFAKTAN UNTUK IMPLEMENTASI ENHANCED WATER FLOODING

KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA

PROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengurasan minyak tahap lanjut

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK

PENGARUH PENAMBAHAN SUMUR TERHADAP FAKTOR PEROLEHAN PADA MODEL RESERVOIR 3D DENGAN METODE INJEKSI SURFAKTAN BERPOLA 5-TITIK TUGAS AKHIR

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

ANALYSIS OF CEMENT QUANTITY IN RESERVOIR ROCK TO OIL RECOVERY THROUGH IMBIBITION PROCESS WITH NON-IONIC SURFACTANT (LABORATORY STUDY)

Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi

BAB I PENDAHULUAN I.1.

STUDI PENDESAKAN UAP UNTUK MINYAK BERAT DENGAN PROSES STEAM ASSISTED GRAVITY DRAINAGE

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir

TUGAS AKHIR. Oleh: Ekasih Pardomuan NIM

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

Evaluasi Efisiensi Proses Crude Oil Dehydtation di CGS 5 Lapangan X Provinsi Riau

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

Perencanaan Sumur Sisipan Dengan Simulasi Reservoir

PENGARUH ADSORPSI STATIK BATUAN RESERVOIR MINYAK TERHADAP VISKOSITAS POLIMER POLYACRYLAMIDE. Edward ML Tobing

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

STUDI LABORATORIUM PENGARUH INJEKSI POLIMER CMC-AM TERHADAP PEROLEHAN MINYAK

SIMULASI MODEL JARINGAN DAN FASILITAS PERMUKAAN INJEKSI CO2 DENGAN INJECTION PLANT TERSEBAR

Transkripsi:

Jurnal of Eart, Energy, Engineering ISSN: 2301 8097 Jurusan Teknik perminyakan - UIR Studi Mekanisme Injeksi Surfaktan-Polimer pada Reservoir Berlapis Lapangan NR Menggunakan Simulasi Reservoir A Study On Surfactant-Polymer Injection Mechanism In Stratified Reservoirs Of NR Field Using Reservoir Simulation NOVIA RITA Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru 28284 novia_rita02@yahoo.com Abstrak Pertumbuhan industri minyak yang cepat, meningkatnya kebutuhan bahan bakar fosil, penemuan cadangan minyak yang menurun dan sulit ditemukan, serta penurunan produksi yang diperoleh dari aset yang sudah tua menyebabkan industri minyak menerapkan metode produksi alternatif. Metode yang paling umum untuk diterapkan adalah teknik enhanced oil recovery (EOR). Salah satu metode EOR yang paling diterapkan saat ini adalah injeksi surfaktan-polimer. Proses injeksi ini sangat tergantung pada karakteristik aliran, heterogenitas batuan dan interaksi antara fluida-batuan. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi tertentu untuk memahami mekanisme injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan simulator reservoir. Studi ini dilakukan melalui analisis komparatif dari 4 ( empat) jenis injeksi yaitu injeksi air, injeksi polimer, injeksi surfaktan, dan injeksi surfaktan-polimer. Dapat dilihat bahwa injeksi air tidak bekerja optimal karena kandungan air telah mencapai nilai tertinggi 98%. Injeksi polimer bisa menyapu minyak yang terkandung dalam zona permeabilitas rendah sekitar 4% dari saturasi minyak sebelumnya. Injeksi surfaktan dapat mengurangi saturasi minyak yang tersisa di reservoir (ROS) sekitar 5% dari saturasi minyak sebelumnya pada zona permeabilitas tinggi. Injeksi surfaktan-polimer bisa menyapu minyak yang terkandung dalam kedua zona permeabilitas tinggi dan rendah hingga mengurangi residual oil saturation after waterflood (SORW) dan ROS masing-masing hingga 7% dan 11% dari saturasi minyak sebelumnya. Dengan demikian, injeksi surfaktan-polimer dianggap sebagai teknik EOR yang paling cocok untuk diterapkan di Lapangan NR. Kata kunci: Enhanced Oil recovery, saturasi minyak sisa, heterogenitas, surfaktan, polimer, reservoir bertingkat. Abstrak The rapid oil industry growth, the increasing needs of fossil fuel, the decreasing and becoming more difficult oil discovery, and the decreasing production from the getting-old assets cause the industry to apply alternative production methods. The most common method to decide on has been applying enhanced oil recovery (EOR) technique. One of the most applied EOR methods these days is the surfactant-polymer injection. This injection process extremely depends on reservoir flow characteristics i.e. rock heterogeneity and fluid-rock interaction. Therefore, it is necessary to conduct a particular study to understand the mechanism of the injection. This can be done using a reservoir simulator. The study was carried out through a comparative analyses of 4 (four) types of injection namely water injection, polymer injection, surfactant injection, and surfactant-polymer injection. It was found that the water injection was no longer optimal since the water cut has reached a value as high as 98%. The polymer injection could sweep the oil contained in low-permeability zones of about 4% from the previous oil saturation. The surfactant injection could reduce the oil saturation (ROS) of about 5% from the previous oil saturation in high-permeability zones. The surfactant-polymer injection could sweep the oil contained in both high and low permeability zones that the residual oil saturation after waterflood ( SORW) and ROS reach the values of 7% and 11% from the previous oil saturation, respectively. Thus, the surfactant-polymer injection was considered as the most suitable EOR technique to apply at NR Field. Keywords: Enhanced Oil Recovery, residual oil saturation, heterogenity, surfactant, polymer, stratified reservoirs.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan industri yang makin pesat menyebabkan permintaan terhadap minyak bumi semakin bertambah. Sedangkan penemuan cadangan baru sangat sulit ditemukan. Salah satu upaya untuk mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan mengoptimalkan sumur-sumur yang telah ada. Dalam tahap produksi, minyak tidak dapat sepenuhnya terkuras habis karena terdapat berbagai macam fenomena yang terjadi di lapangan. Salah satu penyebabnya adalah variasi sifat fisik batuan dan fluida yang ada di reservoir minyak tersebut. Proses perolehan minyak secara primer dan sekunder telah dilakukan pada Lapangan NR, tetapi hasil yang diperoleh tidak optimal masih terdapat saturasi minyak yang tersisa di dalam reservoir (remaining oil saturation, ROS), sehingga perlu dilakukan aplikasi perolehan minyak tahap lanjut (EOR). Salah satu Metode EOR yang akan diterapkan pada Lapangan NR adalah Injeksi surfaktan-polimer. Sebelum injeksi surfaktan-polimer diterapkan pada Lapangan NR, perlu dilakukan terlebih dahulu studi mekanisme injeksi tersebut dengan menggunakan simulasi reservoir. Sehingga nanti dapat dilihat keuntungan dalam penerapan injeksi surfaktan-polimer tersebut dari injeksi yang diterapkan sebelumnya (injeksi air) ataupun injeksi polimer dan injeksi surfaktan saja. 1.2 Tujuan Tujuan Penelitian ini untuk melakukan studi mekanisme masing-masing injeksi yaitu; injeksi air, injeksi polimer, injeksi surfaktan dan injeksi surfaktan-polimer pada Lapangan NR serta menghitung besarnya faktor perolehan dari masing-masing injeksi yang dilakukan. II. TINJAUAN PUSTAKA Proses recovery minyak bumi dapat dikelompokkan atas tiga fase, yaitu fase primer (primary phase), fase sekunder (secondary phase) dan fase tersier (tertiary phase). Pada fase primer diterapkan proses alami yang tergantung pada kandungan energi alam pada reservoir dan proses stimulasi menggunakan metode asam (acidizing), metode fracturing, dan metode sumur horizontal (horizontal wells). Pada fase sekunder diterapkan proses immiscible gas flood dan waterflood. Metode pada fase tersier sering juga disebut sebagai metode enhanced oil recovery (EOR). Metode EOR didefinisikan sebagai suatu metode yang melibatkan proses penginjeksian material yang dapat menyebabkan perubahan dalam reservoir seperti komposisi minyak, suhu, rasio mobilitas, dan karakteristik interaksi batuan-fluida. 23

Beberapa metode EOR dapat diterapkan setelah fase primer atau bahkan saat proses pencarian minyak (discovery) (Gomaa, 1997). Salah satu metode EOR adalah injeksi kimia, yaitu penginjeksian bahan kimia seperti surfaktan, polimer, dan alkalin. Injeksi kimia mempunyai prospek kedepan yang sangat bagus, diharapkan pada reservoir yang telah sukses dilakukan injeksi air, namum kandungan minyak di dalamnya masih bernilai ekonomis untuk diproduksikan. Menurut W. Barney Gogarty bahwa metode peningkatan perolehan menggunakan surfaktan membuat Amerika Serikat berkeinginan menambah persediaan energi mereka. Hasil formulasi surfaktan yang telah dilakukan untuk keperluan oil well stimulation agent ataupun untuk flooding oleh Hambali et al. (2008), nilai IFT formula tersebut cukup bagus berkisar antara 3x10-3 4x10-3 dyne/cm. Bahkan pengujian dengan menggunakan core lab memperlihatkan kinerja yang cukup baik dimana recovery minyak bumi yang dilakukan mencapai 90 persen. Pada operasi di lapangan, setelah slug surfaktan diinjeksikan kemudian diikuti oleh larutan polimer. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya fingering dan chanelling. Karena surfaktan dan kosurfactan harganya cukup mahal, di satu pihak polimer dapat melindungi oil bank sehingga tidak terjadi fingering yang dapat menerobos zone minyak dan dapat juga melindungi surfaktan bank dari terobosan air pendesak. Injeksi polimer meliputi penambahan bahan pengental (thickening agent) ke dalam air injeksi untuk meningkatkan viskositasnya. Bahan pengental yang biasa dipakai adalah polimer. Metode ini memiliki keuntungan dapat mengurangi volume total air yang diperlukan untuk mencapai saturasi minyak sisa dan meningkatkan efisiensi penyapuan karena memperbaiki perbandingan mobilitas minyak-air. Proses EOR dengan injeksi surfaktan-polimer mempunyai efisiensi yang sangat tinggi. Proses yang dilakukan dari injeksi surfaktan-polimer adalah dengan dibantu oleh polimer sebagai buffer mobilitas. Tujuan utama dari injeksi surfaktan-polimer adalah untuk menurunkan tegangan permukaan diantara fasa minyak dan fasa air. Injeksi surfaktan - polimer didesain dengan melihat kelakuan tiga fasa adalah fasa air, fasa minyak dan fasa mikroemulsi, dengan peubah keadaan yang dilihat adalah air, minyak, surfaktan, polimer, total anion dan ion kalsium. Kombinasi Injeksi surfaktan-polimer merupakan metoda tertiary yang dapat meningkatkan perolehan minyak dengan cara : 1. Menurunkan tegangan permukaan antara minyak dan air. 2. Meningkatkan water wettability. 24

3. Dapat melarutkan minyak. 4. Mengemulsi minyak dan air. 5. Meningkatkan mobility. Keuntungan dari injeksi surfaktan-polimer adalah : 1. Meningkatkan area dan displacement sweep efficiency. 2. Tidak toxic dan tidak korosif. 3. Menggunakan teknologi yang mirip injeksi air. 4. Menggunakan water-oil ratio di bawah waterflood level 5. Gravity segregation biasanya menjadi tidak penting. 6. Bisa diaplikasikan untuk reservoir yang besar. Beberapa faktor yang dirasakan penting dalam menentukan keberhasilan suatu metode EOR adalah: 1. Faktor-faktor ditinjau dari kondisi reservoir; kedalaman, kemiringan, tingkat homogenitas, sifat-sifat petrofisik, dan mekanisme pendorong. 2. Faktor-faktor ditinjau dari kondisi fluida reservoir; cadangan minyak sisa, saturasi minyak sisa, dan viskositas minyak. III. METODE PENELITIAN Pelaksanaan studi mekanisme injeksi surfaktan-polimer pada reservoir berlapis Lapangan NR menggunakan simulasi reservoir, adalah sebagai berikut: 1. Persiapan data reservoir, sifat fisik fluida dan data lain yang akan digunakan dalam studi pendahuluan sebagai data masukan untuk simulasi. 2. Pembuatan model reservoir melalui beberapa tahapan sebagai berikut: Memasukkan data geologi berupa porositas dan permeabilitas. Dimana ukuran model masing-masing sumbu X = 63, Y = 61, dan Z= 37. Memasukkan semua data sumuran, baik untuk sumur produksi maupun sumur injeksi. 3. Pemilihan pilot area (region 4,5 acre) yang akan dilakukan studi mekanisme injeksi air, injeksi polimer, injeksi surfaktan, dan injeksi surfaktan-polimer). 4. Menginputkan semua data yang digunakan dalam masing-masing file deck ke-4 injeksi yang akan di run (simulasi). Berikut ini merupakan tahapan-tahapan ke-4 injeksi yang dimasukkan dalam simulator: 1. Injeksi Air Sebenarnya injeksi air sudah lama dilakukan di Area NR ini, namun dalam studi penelitian ini injeksi air dilakukan lagi dari awal mula tahap penelitian selama 337 hari yaitu 5 Oktober 2009 sampai dengan 6 September 2010. Penginjeksian air dilakukan pada sumur NR1-NR6. 25

Tahapan injeksi air yang dilakukan pada Lapangan NR ini mendapatkan hasil produksi kumulatif minyak sebesar 9.967 MSTB. Dengan faktor perolehan sebesar 4,25 %. Adapun data yang digunakan dalam proses injeksi air ini dapat dilihat pada Lampiran A. 2. Injeksi Surfaktan Dalam proses penginjeksian surfaktan diperlukan data yang meliputi; konsentrasi surfaktan, adsorbsi surfaktan, dan properties lainnya. Untuk lebih jelasnya tahapan penginjeksian surfaktan pada sumur NR1-NR6 dapat di tabelkan sebagai berikut: Tabel 1. Tahapan Proses Injeksi surfaktan No. Keterangan Waktu pelaksanaan Selang waktu Hari ke 1. Awal mula tahap Hari 1 5 Okt 2009 pengerjaan Hari ke 1 2. Injeksi air 5 31 Okt 2009 21 hari Hari ke 22 3. Sumur P1 diproduksikan 1 Nov 2009 - Hari ke 26 4. Injeksi Surfaktan pada Hari ke 37 NR1_NR6 dengan 10-24 Nov 2009 15 hari sampai hari konsentrasi 2% dari ke 52 15%PV 5. Hari ke 52 5 Des 2009 Injeksi Air 285 hari sampai hari 6 Sep 2010 ke 337 3. Injeksi Polimer Yang menjadi data input dalam penginjeksian polimer sama dengan injeksi surfaktan sebelumnya. Hanya parameter surfaktan diganti dengan parameter properties polimer (konsentrasi, densitas, dll). Untuk lebih jelasnya data yang digunakan dalam tahapan proses penginjeksian polimer untuk sumur NR1-NR6 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Tahapan Proses Injeksi Polimer No Keterangan Waktu pelaksanaan Selang waktu Hari ke 1. Awal mula tahap Hari 1 5 Okt 2009 pengerjaan Hari ke 1 2. Injeksi air 5 31 Okt 2009 21 hari Hari ke 22 3. Sumur P1 diproduksi 1 Nov 2009 - Hari ke 26 26

4. Injeksi Polimer 22 % dari 15%PV to 10.000 ppm + Air 5. Injeksi Polimer 22 % dari 15%PV to 2200 ppm + Air 6. Injeksi Polimer 18% dari 15%PV to 1800 ppm. 10 Nov 2009 15 hari 5 Des 2009 10 hari 6 Des 2009 75 hari Hari ke 37 sampai hari ke 52 Hari ke 52 sampai hari ke 62 Hari ke 62 sampai hari ke 137 7. Injeksi air 22 Maret 2010 200 Hari ke 137 sampai hari ke 337 4 Injeksi Surfaktan-Polimer Yang menjadi data masukan dalam penginjeksian surfaktan-polimer sama dengan injeksi surfaktan dan injeksi polimer sebelumnya. Dimana data yang dimasukkan ke dalam simulasi adalah data kombinasi dari ke-2 injeksi tersebut, yang meliputi data parameter surfaktan dan polimer surfaktan (konsentrasi, adsorbsi, salinitas, dan perubahan permeabilitas akibat penginjeksian polimer). Dimana sudah dijelaskan bahwa injeksi surfaktan-polimer dapat membantu meningkatkan efisiensi pendesakan dan penyapuan. Untuk itu perlu dilihat seberapa besar pengurangan saturasi minyak sisa di reservoir setelah injeksi surfaktan polimer dilakukan. Adapun tahapan proses penginjeksian surfaktan pada sumur NR1-NR6 pada Lapangan NR ditunjukkan tabel berikut ini: Tabel 3. Tahapan Proses Injeksi Surfaktan-Polimer No. Keterengan Waktu Selang Hari ke pelaksanaan waktu 1. Awal mula tahap Hari 1 5 Okt 2009 pengerjaan Hari ke 1 2. Injeksi air 5 31 Okt 2009 21 hari Hari ke 22 3. Sumur P1 1 Nov 2009 - Hari ke 26 27

diproduksikan 4. Injeksi Surfaktan dengan konsentrasi 2% dari 15%PV+Polimer 22% dari 15%PV untuk 10.000 ppm 10 Nov 2009 15 hari 5. Injeksi Air + Polimer dengan konsentrasi 22% dari 15%PV to 2200 5 Des 2009 10 hari ppm 6. Air + Polimer 18% 15%PV to 6 Des 2009 75 hari 1800ppm 7. Injeksi air NR1 NR6 22 Maret 2010 200 Hari ke 37 sampai hari ke 52 Hari ke 52 sampai hari ke 62 Hari ke 62 sampai hari ke 137 Hari ke 137 sampai hari ke 337 Semua data penginjeksian di atas di-run dengan menggunakan simulator CHEARS. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan runing untuk masing-masing data di atas selama 12 jam. Untuk melihat data hasil keluarannya menggunakan TECPLOT dan GOCAD. IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Keluaran Model Simulasi Lapangan NR Hasil run dari simulator dapat dilihat model 3D dari Lapangan NR dengan menggunakan TECPLOT. Gambar 1. merupakan gambaran 3D dari Lapangan NR. Dimana yang menjadi studi adalah area 4,5 acre yang berada di tengah lapangan tersebut. Dari hasil run ke empat skenario injeksi baik injeksi air, surfaktan, polimer dan injeksi surfaktan-polimer diperoleh data remaining oil sturation (ROS) setelah injeksi, saturasi minyak residual setelah kondisi waterflood (SORW), data permeabilitas, porositas untuk masing-masing lapisan di 7 titik area 4,5 acre yang di keluarkan dari GOCAD. Dan sebagai pembanding hasil yang diperoleh adalah data saturasi oil sebelum injeksi tersebut dilakukan (5 Oktober 2009). Alasan peneliti mengambil ke-7 titik sebagai acuan untuk melihat mekanisme injeksi yang bekerja pada reservoir berlapis Lapangan NR tersebut. Adapun data- 28

data untuk ke 7 titik yang akan dianalisis baik di sumur NR-P1, dan NR1-NR6 dapat dilihat pada Lampiran A. Gambar 1. Model 3D dari Lapangan NR 1. Mekanisme Injeksi pada NRP1 Sumur NRP1 merupakan sumur produksi yang berada di tengah-tengah sumur injeksi, memiliki porositas antara 8-35% dan permeabilitas 1-10.319 md. dari perhitungan tingkat heterogenitas pada NRP1 sebesar 0,9582. Sebagai sumur produksi, reservoir di NRP1 ini sudah mengalami banyak fenomena pengurangan karakteristik batuannya. Dari mekanisme masing-masing injeksi di sumur NRP1 dapat dilihat bahwa injeksi surfaktan-polimer dapat mengurangi ROS hingga nilai terkecil dibandingkan ke tiga injeksi lainnya. Injeksi surfaktan-polimer dapat mengubah SORW rata-rata 6% dari keseluruhan lapisan. Injeksi surfaktan-polimer juga dapat mengurangi mobilitas air dan mengurangi IFT antara minyak dan air, sehingga minyak yang menempel pada permukaan batuan dapat terlepas dan mengalir menuju sumur produksi. 29

Gambar 2. Pengurangan Saturasi Minyak Ke-4 Injeksi Pada Sumur NRP1 2. Mekanisme Injeksi pada NR1 Pada Titik NR1 memiiki porositas 7-35% dan permeabilitas 2-9926 md. Penyebaran distribusi porositas dan permeabilitasnya menunjukkan tingkat heterogenitas yang tinggi. Penyebaran porositas dan permeabilitasnya mempunyai korelasi yang baik dan hampir saling berhubungan satu sama lain. Faktor heterogenitas sangat mempengaruhi mekanisme dari EOR yang akan dilakukan pada suatu reservoir, hal ini dapat menyebabkan terjadinya fingering. Pada Lapangan NR1 tingkat heterogenitas sebesar 0,9225. Gambar 3. Pengurangan Saturasi Minyak ke-4 Injeksi pada Sumur NR1 30

3. Mekanisme Injeksi pada NR2 Kondisi reservoir di NR2 memiliki harga porositas diantara 12-34%, dan permeabilitas sebesar 1-7334 md. Tiap lapisan memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang berbeda-beda (heterogen). Gambar 4. Pengurangan Saturasi Minyak ke-4 Injeksi pada Sumur NR2 4. Mekanisme Injeksi pada NR3 Kondisi reservoir di NR3 memiliki harga porositas diantara 9-36%, dan permeabilitas sebesar 3-3242 md. Tiap lapisan memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang berbedabeda. Gambar 5. Pengurangan Saturasi Minyak Ke-4 Injeksi Pada Sumur NR3 31

Dari studi mekanisme ke-4 injeksi di NR3 ini dapat dilihat pengurangan saturasi minyak yang paling banyak adalah pada saat dilakukan injeksi surfaktan-polimer. Dimana pengurangan saturasi minyak rata-rata dari 37 lapisan tersebut sebesar 7%. 5. Mekanisme Injeksi pada NR4 Kondisi reservoir di NR4 memiliki harga porositas diantara 10-36%, dan permeabilitas sebesar 1-8937 md. Tiap lapisan memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang berbedabeda (heterogen). Gambar 6. Pengurangan Saturasi Minyak ke-4 Injeksi pada Sumur NR4 Dari studi mekanisme ke-4 injeksi di NR4 ini dapat dilihat pengurangan saturasi minyak yang paling banyak adalah pada saat dilakukan injeksi surfaktan-polimer. Dimana pengurangan saturasi minyak rata-rata dari 37 lapisan tersebut sebesar 8%. 6. Mekanisme Injeksi pada NR5 Kondisi reservoir di NR5 memiliki harga porositas diantara 9-35%, dan permeabilitas sebesar 2-13387 md. Tiap lapisan memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang berbedabeda (heterogen). 32

Gambar 7. Pengurangan Saturasi Minyak ke-4 Injeksi pada Sumur NR5 7. Mekanisme Injeksi pada titik NR6 Kondisi reservoir di NR6 memiliki harga porositas diantara 1-33%, dan permeabilitas sebesar 4-12646 md. Gambar 8. Pengurangan Saturasi Minyak ke-4 Injeksi pada Sumur NR6 Hasil studi dari mekanisme ke-empat injeksi yang dilakukan pada tiap titik sumur dapat disimpulkan mekanisme yang bekerja dengan baik adalah injeksi surfaktan polimer. Sehingga peneliti melanjutkan untuk melakukan sensitivitas terhadap salinitas dan adsorbtion surfaktan-polimer sehingga didapat produksi kumulatif yang optimum dalam peningkatan faktor perolehan minyak. 33

4.2 Perhitungan Faktor Perolehan Minyak ke-4 Injeksi. Sebelum menentukan faktor perolehan dari ke empat injeksi yang dilakukan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan cadangan minyak pada Area NR. Perhitungan cadangan minyak pada Area NR dapat dihitung sebagai berikut: Parameter yang dihitung: Luas Area ( A ) : 4,5 acre Ketebalan ( h ) : 40 feet Porositas ( ϕ ) : 0,28 cp Saturasi air awal (Swi) : 35 % 0,35 Saturasi minyak (So) : 0,65 PV batuan : 400.000 bbl Faktor Volume Formasi ( Bo ) : 1,083 RB/STB = ( ) =,, (, ), = 234.674 Dari hasil simulasi diperoleh produksi minyak kumulatif (OPC) untuk masing-masing injeksi sebagai berikut: Tabel 4.1 OPC ke-4 Injeksi yang dilakukan TIPE INJEKSI OPC (STB) WATER 9.967 POLIMER 29.208 SURFAKTAN 19.029 SURFAKTAN-POLIMER 54.244 Faktor perolehan minyak dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini: RF = (OPC/OOIP)*100%, didapat hasil faktor perolehan sebagai berikut: RF Injeksi air = 9.967 STB/234.674 STB x 100% = 4,25% RF Injeksi Polimer = 29.208 STB/234.674 STB x 100% = 12,45% RF Injeksi Surfaktan = 19.029 STB/234.674 STB x 100% = 8,11% RF Injeksi Surfaktan-Polimer = 54.244 STB/23.4674 STB x 100% = 23,11% Dari hasil produksi kumulatif minyak ke empat injeksi dalam waktu 1 tahun, injeksi surfaktan-polimer memiliki jumlah yang paling besar yaitu 54.244 STB dengan faktor 34

perolehan 23,11%, hal ini menggambarkan bahwa injeksi surfaktan-polimer dapat memperoleh OPC yang lebih besar sehingga injeksi ini baik dilakukan untuk Lapangan NR. V. KESIMPULAN 1. Dari ke-4 injeksi yang dilakukan, dapat dilihat mekanisme masing-masing injeksi berikut: injeksi air dapat mendesak minyak rata-rata hanya sekitar 2% dari saturasi sebelumnya. Injeksi polimer dapat mengurangi saturasi minyak lebih besar di lapisan yang permeabilitasnya rendah sampai batas SORW, rata-rata pengurangan ROS 4% dari saturasi minyak sebelumnya. Injeksi surfaktan dapat mengurangi saturasi minyak pada lapisan yang permeable dan dapat mengurangi SORW, rata-rata pengurangan ROS 5% dari saturasi minyak sebelumnya. Injeksi surfaktan-polimer dapat bekerja baik di permeabilitas yang rendah dan tinggi, sehingga ROS berkurang rata-rata 11% dari saturasi sebelum injeksi dilakukan. Pengurangan SORW rata-rata 7% dari SORW sebelum injeksi dilakukan. 2. Hasil faktor perolehan (RF) minyak untuk masing-masing ke-4 injeksi tersebut adalah Injeksi air 4,25%, Injeksi Polimer 12,45%, Injeksi Surfaktan 8,11%, dan Injeksi Surfaktan-Polimer 23,11% Daftar Pustaka Lake, L.W., Enhanced Oil Recovery, Englewood Cliffs, Prentice Hall, New Jersey, 1989. Donaldson, E.C., Chilingarian, G.V. and Yen, T.F., Enhanced Oil Recovery II - Processes and Operations, Elsevier, New York-Tokyo, 1989. Taber, J.J., Martin, F.D., and Seright, R.S., EOR Screening Criteria Revisited Part 1: Introduction to screening criteria and Enhanced Oil Recovery Field Projects. Paper SPE 35385, New Mexico Petroleum Recovery Research Center, 1997. Siregar, D.I.S., Peningkatan Perolehan Migas, Jurusan Teknik Perminyakan, ITB, Bandung, 2000. Taber, J.J., Martin, F.D., and Seright, R.S., EOR Screening Criteria Revisited - Part 2: Aplications and Impact of Oil Prices, Paper SPE 39234. Tulsa, Oklahoma, USA, 1997. 35

Carcoana, Aurel, Applied Enhanced Oil Recovery, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1992. Minas Field History and Data Field, PT. Chevron Pacific Indonesia, 2010. Ahmed, T., Reservoir Engineering Handbook (2rd Edition), Gulf Profesional Publishing, Houston, Texas, 2001. Crichlow, H.B., Modern Reservoir Engineering a Simulation Approach, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1977. Gogarty, W.B., Status of Surfactant of Micellar Method, Journal of Petroleum Publishing Co, Tulsa, 1976. Paul, W., George, Simplified Predictive Model for Micellar-Polymer Flooding, Paper SPE 10733, University of Texas at Austin, 1982. Shen Pingping, Yuan Shiyi, Effects of Sweep Efficiency and Displacement Efficiency During Chemical Flooding on a Heterogeneous Reservoir, Haidian District, dipresentasikan pada International Symposium of the Society of Core Analysts held in Toronto, Canada, 21-25 August 2005. 36